Devan mendekat kearah Dinda yang hendak turun dari brankar sedangkan kakinya masih lemas. Padahal dia sudah mengatakan kalau perlu apapun katakan padanya ,tapi wanita ini seakan tidak menganggap dirinya ada .
"Kamu mau kemana? " tanya Devan.
"Bukan urusan kamu! " ketus Dinda, pada Devan. Wanita itu berpegangan pada gantungan impus agar bisa berdiri tapi dia hampir terjatuh untung dengan sigap Devan menangkap tubuh Dinda.
Devan terdiam, menatap wajah Dinda yang sangat dekat dengan dirinya, dia bisa merasakan hembusan napas wanita yang baru jadi istrinya ini.Dinda langsung mendorong tubuh Devan, membuat pria ini tersadar dari lamunan.
"Lepaskan aku! " Dinda mendorong tubuh Devan yang memeluknya.
"Diam!! " bentak Devan, membuat Dinda terdiam karna takut.
"Sekarang katakan kamu mau kekamar mandi ? " tanya Devan.
"Iya, aku mau mandi" jawab Dinda menunduk.
"Tatap mata aku, aku paling tidak suka bila orang berbicara dia malah menunduk " ujar Devan.
Dinda mengangkat kepalanya ,menatap mata coklat Devan yang juga menatapnya .
"Kamu gak boleh mandi, badanya dibersihkan pakai kain yang dibasahi " ujar Devan.
"Aku gak mau, siapa kamu ngatur-ngatur aku ?" ketus Dinda, dia tidak suka Devan yang mengaturnya.
"Aku suami kamu! Jadi kamu harus nurut sama aku! " ujar Devan galak.
"Aku gak mau!! Aku gak pernah mengharapkan kamu jadi suami aku dan kamu pria brengsek " umpat Dinda emosi.
"Kau.. " geram Devan, ucapan Dinda sudah keterlaluan.
Devan mendorong tubuh Dinda ke brankar dan menindih tubuh mungil wanita itu.
"Lepaskan aku, menyingkir dari tubuhku! " teriak Dinda.
"Aku akan memberikan pelajar pada istri yang tak menurut" ancam Devan.
Devan hendak mencium Dinda, namun wanita itu memalingkan wajahnya.Devan menangkup wajah Dinda dan mencium wanita itu tepat dibibir. Dinda di perlakuan seperti itu membuat dia teringat kejadian buruk itu.
"Lepaskan aku hiks.. lepaskan aku hikss... ibu tolong... " teriak Dinda dengan tangisan. Membuat Devan sadar dengan perbuatannya, dan bangkit dari tubuh Dinda. Dia hanya ingin mengancam tapi dirinya tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Maaf " lirih Devan. Dinda beringsut menjauh dari pria itu dengan tubuh gemetar.
"Aku mohon jangan, jangan perkosa aku hiks... " lirih Dinda. Dia seakan lupa dengan status Devan yang telah sah menjadi suaminya.
"Aku minta maaf " Devan mendekat kearah Dinda.
"Jangan mendekat! Aku mohon jangan mendekat " Dinda ketakutan melihat Devan makin dekat dengannya .
Pria itu menarik Dinda dalam pelukannya, dia bisa merasakan tangisan dan tubuh gemetar wanita ini. Dia tidak tau kalau perbuatannya ini membuat Dinda trauma.
"Maafin aku " ujar Devan menangkup wajah Dinda. Dia bisa melihat dari mata Dinda yang ketakutan.Dinda hanya diam tak menjawab, namun air matanya terus turun.
*******
Devan membuka satu persatu kancing baju Dinda, dia hendak membersihkan tubuh istrinya. Dinda hanya diam melamun, namun air matanya terus turun.
Devan membuka baju Dinda dan melepas baju tersebut yang melekat pada tubuh Dinda.Wanita itu hanya memakai bra sekarang, sedangkan Devan panas dingin merasakan dibawahnya mulai bangkit melihat menampilan Dinda saat ini.
Pria itu mulai membersihkan tubuh Dinda dengan kain basah, dari tangan, perut dan kakinya. Setelah selesai Devan memakai kan baju yang baru untuk istrinya.
"Maafkan, aku " ujar Devan meraih tangan Dinda.
"Sudah puas, kau selalu memaksa ku " ujar Dinda mulai angkat bicara.Dinda diam saat Devan membuka bajunya, karna pria ini mengancam akan menyetubuhi nya.
"Maaf " ucap Devan berulang kali.
"Assalamu'alaikum " ucap Nia yang baru datang. Membuat Devan dan Dinda menatap kearah wanita paruh baya itu.
"Sayang kamu kenapa nak? " tanya Nia pada putrinya, yang terlihat habis menangis.
"Dia selalu memaksa ku dan dia ingin memperkosa ku" ujar Dinda dengan air mata yang tumpah.
"Devan, aku mohon jangan memaksa putri ku, untuk melayani mu, kau tau kan trauma dan fisiekisnya belum sembuh " ujar Nia tegas.
"Saya minta maaf ibu " ujar Devan.
"Kalau begitu kau makan dulu, biar Dinda aku yang mengurus nya" ujar Nia.
"Tidak usah ibu, biar aku yang mengurus Dinda " tolak Devan halus.
"Aku gak mau punya suami galak seperti dia ibu " kini Dinda yang angkat bicara.
"Sudah sayang, ini ibu bawakan sate kesukaan kamu " ujar Nia.
"Sate, mana aku mau sate " ujar Dinda dengan mata berbinar. Nia mengeluarkan sate di kresek hitam. Dengan tidak sabarnya Dinda mengambil satu tusuk sate dan memakannya dengan rakus, membuat dia blepotan makannya. Tanpa sadar sudut bibir Devan terangkat menatap Dinda.
"Devan makan dulu, ibu belikan sate juga untuk mu" ujar Nia.
"Iya ibu " jawab Devan singkat.
Pria itu mengambil sate di kantong hitam dan memakannya, namun matanya fokus ke Dinda yang tengah mengobrol dengan ibunya.
Nia mendekat kearah Devan, yang sudah selesai makannya .
"Devan ibu ingin bicara " ujar Nia.
"Ibu ingin bicara apa? " tanya Devan.
"Tolong kamu jaga Dinda, sayangi dia dan jangan memaksa Dinda melayani mu kecuali dia sudah siap, dan maklumi sifat Dinda yang kekanak-kanakan, karna aku selalu memanjakan nya " ujar Nia.
"Iya ibu" balas Devan. Dan menatap kearah Dinda yang tertidur pulas karna obat yang dia minum.
Bersambung....
Maaf cerita yang ini agak gak jelas 😅
**Silakan tulis komentar, atau kritik bila ada kekurangan dalam cerita yang aku buat.
Terimakasih☺**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Toyi Toyibatun
🙈🙈🙈🙈🤭
2021-12-14
0
mama' roy
kresek hitam# makanan g boleh dibungkus pakai kresek hitam # koreksi dong thor
2021-12-12
1
𝕽𝖍'𝖘༄Ida✨Dearhusband✨
dindaa, ga ush ketus² yaa ke devan
2021-12-11
0