Perjodohan

Devan duduk di kursi tunggu dia belum beranjak dari rumah sakit, dia ingin bertemu dengan Dinda. Tapi Nia, ibu dari Dinda melarangnya masuk. Arya yang menunggu dimobil memilih menyusul Devan, dia merasa penasaran ada hal apa hingga sahabatnya itu begitu khawatir dengan Dinda.

Arya juga belum tau kenapa Dinda bisa masuk rumah sakit. Arya berjalan mendekat kearah Devan yang tengah menunduk .Arya menepuk bahu Devan pelan, membuat pria itu mendongak menatap Arya.

"Devan, kenapa masih disini? Lebih baik pulang. Kenapa sebegitu khawatir kamu dengan Dinda. Bukannya kamu tidak suka dengannya ? " tanya Arya, menatap Devan dengan penampilan yang tak karuan.

Devan menghela napas nya menatap sahabatnya itu.

"Aku sudah memperkosa Dinda" ucapan itu begitu saja lolos dari mulut Devan. Arya kaget mendengar itu.

"Devan jangan bercanda, aku tau kamu, tidak mungkin kamu melakukannya" ujar Arya tak percaya.Devan tersenyum miris.

"Aku tidak bohong, ada seseorang yang sengaja memasukkan sesuatu dalam minuman ku" ujar Devan. Arya merasa sahabatnya ini dijebak, tapi apa keuntungannya melakukan itu, tidak mungkin yang melakukan itu lawan bisnis Devan.

"Terus apa yang mau kamu lakukan? " tanya Arya.

"Aku juga bingung, sedangkan Dinda ketakutan melihat ku" ujar Devan tersenyum kecut. Arya menepuk bahu Devan pelan.

"Tenang, aku akan cari pelakunya, lebih baik kamu pulang dulu" ujar Arya, dia tak tega melihat Devan terlihat tak terurus.

"Tidak, aku tidak ingin pulang, aku ingin tetap disini " ujar Devan.

"Coba kau lihat dirimu, dengan penampilan seperti ini kamu ingin bertemu dengan Dinda" ujar Arya.

Devan menatap penampilan dirinya.

"Baiklah, aku akan pulang " ujar Devan , pria itu bangkit dari tempat duduknya menatap pintu kamar rawat Dinda dan pergi dari sana.

******

Devan duduk di sebuah restoran, mommynya baru pulang dari London dan ingin bertemu dirinya. Devan memilih tidak tinggal dengan orang tuanya dia tinggal di apartemen atau terkadang tinggal dirumah sepupunya. Pria ini memang kurang dekat dengan orang tuanya, karna waktu kecil dia selalu diasuh oleh pengasuh dan kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan nya.

Mommy Devan terlihat melambaikan tangan padanya, tapi wanita paruh baya itu bukan hanya sendiri tapi dengan seorang gadis.

"Sayang, udah lama nunggunya nak? " tanya Merlin, mommy Devan.

"Baru saja mommy" sahut Devan, gadis yang berada dibelakang mommy Merlin, menatap kagum kearah Devan.

"Oh iya, sampai lupa ini kenalin Elsa, kamu pasti ingatkan? " tanya Merlin.

"Aku lupa " balas Devan.

"Dia temen masa kecil kamu dulu Dev,sekarang dia cantik bangetkan " puji Merlin pada Elsa, yang tersenyum malu-malu.

"Hmmm" hanya dibalas deheman., pria itu melihat ke jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12:00 siang, dia harus menemui Dinda.

"Devan, mommy mau jodohin kamu sama Elsa gimana ?Kamu mau kan , secara Elsa cantik , anggun dan juga baik " ujar Merlin.

"Tante bisa aja " ujar Elsa.

"Aku gak mau mommy, aku sudah punya pilihan sendiri " ujar Devan, berdiri dari tempat duduknya.

"Mommy gak mau ada penolakan Devan, Elsa cantik, baik dan juga berasal dari keluarga kaya raya seperti kita " ujar Merlin.

"Mommy!! Aku gak mau. Aku katakan sekali lagi aku sudah punya pilihan sendiri " ujar Devan.

"Devan, mommy gak akan restuin dengan pilihan kamu, kecuali sama Elsa" ujar Merlin terlihat kesal.

"Mau direstui atau tidak aku tidak peduli " ujar Devan, pergi dari sana.

"Tante gimana dong, Devan gak suka sama aku " ujar Elsa sedih.

"Sudah yah sayang, nanti tante bujuk Devan agar mau nikah sama kamu " ujar Merlin.

"Beneran ya, tante" ujar Elsa terlihat senang. Merlin mengangguk.

Setidaknya aku sudah dapet restu mommy Devan, lihat saja kamu akan jadi miliku.

******

Devan sudah sampai Dirumah sakit, tempat Dinda dirawat. Pria itu berjalan menuju kamar 252,tempat wanita itu dirawat. Perlahan Devan masuk kedalam ruangan yang terlihat kosong. Hanya ada Dinda yang berbaring dan masih menutup matanya.

Devan mendekat kearah Dinda, wanita itu terlihat tenang ketika sedang tidur, walau dengan wajah yang masih terlihat pucat. Devan meraih tangan wanita itu, rasa bersalah muncul dalam benaknya. Tangan terulur mengusap pipi Dinda lembut, dia akui Dinda sangat cantik dan tidak bisa di pungkiri.

Dinda membuka matanya, ketika merasa usapan lembut di pipinya. Wanita itu tersentak kaget melihat Devan yang ada di depannya.

"Bapak ngapain disini pergi hiks.. jangan ganggu aku hikss.. ibu tolong aku hiks.. " teriak Dinda ketika melihat Devan.

"Dinda jangan takut, aku gak akan ngapain kamu "ujar Devan, meraih pergelangan tangan Dinda.

"Lepasin aku pak hiks.. jangan pak hiks.. " isak Dinda ketakutan. Dia takut Devan akan melakukannya lagi pada dirinya.

Devan langsung membekap mulut Dinda, dengan tangan ya, wanita itu memberontak minta di lepaskan karna Devan memegangi tangannya juga.

"Dinda diam, aku gak akan apain kamu " ujar Devan lembut, wanita itu hanya menangis. Melihat wajah Devan mengingatkan nya dengan kejadian itu.

Melihat Dinda yang sudah tenang, pria itu melepaskan dekapannya. Dinda hanya menangis dalam diam dengan tubuh gemetar. Dinda tersentak ketika mendapat usapan lembut di pipinya , Devan mengusap air mata yang membasahi pipi wanita tersebut.

"Jangan nangis" ujar Devan.

Entah dorongan dari mana, Devan memeluk tubuh Dinda , dan mengusap lembut kepala wanita tersebut. Dinda hanya diam, jujur dia merasa nyaman dalam pelukan Devan, tapi bayangan buruk itu selalu hadir membuat dirinya kembali membenci Devan.

Dinda mendorong tubuh Devan, namun pria itu makin mengeratkan pelukannya.

"Lepasin aku " Dinda mendorong tubuh Devan.

"Aku tidak akan melepaskan kamu, kecuali kamu mau menikah dengan ku" ujar Devan. Pria ini sudah mengambil keputusan untuk bertanggung jawab dan segera menikah Dinda, walau dia tidak mencintai wanita itu.

"Aku gak mau, lepasin aku! ! " ujar Dinda.

"Mau atau tidak kamu harus menikah dengan ku, bisa saja kamu sudah mengandung darah daging ku " ujar Devan.Dinda hanya diam, tidak bisa berkata apapun.

Pria itu mendekatkan wajahnya dan mencium bibir wanita itu. .Dinda mendorong tubuh Devan dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Entah mengapa bibir wanita itu menjadi candu baginya. Walau saat itu dia melakukannya tidak sadar tapi dia bisa merasakan manis dari bibir Dinda.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Gini Antika

Gini Antika

satukan dinda sma devan entah gimana caranya othor yg tahu ok....

2022-01-10

0

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

bang devan bnr" idaman,brani berbuat dan bertanggung jawab 🤗🤗

2021-12-15

1

Toyi Toyibatun

Toyi Toyibatun

hmmmm

2021-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!