Devan memasukkan bubur kedalam mangkok dan membawanya, kekamar di mana Dinda berada. Wanita itu bersandar di bahu ranjang sambil mengusap perutnya dia tak menyangka akan menjadi seorang ibu , senyuman menghiasi wajah cantiknya, namun seketika senyumannya memudar ketika mengingat kejadian buruk itu .
Devan masuk kedalam kamar dengan membawa nampan yang berisi bubur dan susu ibu hamil. Ketika mengetahui Dinda hamil dia menjadi sangat perhatian.
"Makan dulu, baru tidur " ujar Devan, mengambil mangkok bubur dan menyodorkan senduk berisi bubur ke mulut Dinda. Dengan ragu -ragu Dinda memakan suapan dari Devan. Pria itu tersenyum lembut. Devan kembali menyuapi Dinda sampai bubur itu habis.
"Sekarang minum susu, supaya bayinya sehat " ujar Devan, memberi segelas susu ibu hamil.
Dinda mengambil dan meminum susu rasa vanila itu sampai habis. Devan tersenyum senang, Dinda mulai menurut dan tidak seperti kemaren yang selalu ketus dan tidak mau di atur . Pria itu mengusap sudut bibir Dinda yang blepotan bekas minum susu. Dinda sedikit kaget dengan perlakukan Devan padanya.
"Sekarang tidur, sudah malam tidak baik ibu hamil bergadang" ujar Devan. Dinda membaringkan tubuhnya di ranjang, pria itu menyelimuti tubuh Dinda sebatas dada dan keluar dari kamar menuju dapur.
Devan kembali lagi kekamar dan duduk di pinggir ranjang menatap Dinda yang sudah tertidur pulas. Tangannya meraba perut rata Dinda sambil tersenyum.
"Baik-baik di dalam ya nak, jangan buat mama susah ya " ujar Devan, pria itu beralih menatap Dinda.
Devan membaringkan tubuhnya dan menarik Dinda kepelukannya, sambil mengusap kepala Dinda lembut.
"Aku akan selalu menjaga kamu dan bayi kita yang ada dalam kandungan kamu" ujar Devan mencium kening Dinda singkat.
*******
Dinda terbangun dari tidurnya, namun dia merasa beban berat di perutnya. Wanita itu menoleh jantungnya berdegup kencang melihat Devan memeluknya dengan wajah yang sangat dekat dengan dirinya. Dinda memindahkan tangan kekar Devan, namun pria itu terbangun merasakan pergerakan.
"Kamu mau kemana? " tanya Devan dengan suara serak khas bangun tidur. Melihat Dinda hendak bangun dari tempat tidur.
Tanpa menjawab, Dinda bangkit dari tempat tidurnya setelah Devan menjauhkan tangannya yang melingkar di perut Dinda. Wanita itu masuk kekamar mandi, sedangkan Devan menatap Dinda yang tak menghiraukannya. Sangat susah menebak sifat Dinda terkadang penurut, ketus, dan dingin pada di dirinya, Devan hanya harus bisa sabar mungkin butuh waktu untuk Dinda menerima ini semua.
Devan memakan sarapan paginya , seperti biasa dia memesan driver online. Dinda terus memakan buburnya tanpa melihat kearah Devan. Pria itu bangkit dari tempat duduknya dan menuju dapur. Devan keluar dari dapur membawa segelas susu untuk Dinda.
"Setelah selesai sarapan kamu minum susu , nanti siang ada wanita paruh baya datang kesini , dia pembantu yang aku gaji untuk kerja disini" ujar Devan. Pria itu mencium kening Dinda singkat dan beranjak pergi karna dia ada rapat pagi.Devan memang belum mencintai Dinda, perhatian yang dia berikan hanya bentuk tanggungjawab dan menjalankan tugasnya sebagai suami .
*****
Tokk tokk tokk
Suara ketikan pintu yang terdengar sangat keras, membuat Dinda dengan cepat membuka pintu, dia berpikir itu adalah pembantu yang akan bekerja di sini.Saat Dinda membuka pintu, dua orang wanita berdiri di depan pintu dengan wajah yang terlihat marah.
Plakk
Merlin langsung menampar Dinda, membuat wanita itu meringis memegangi pipinya yang terasa kebas dan juga perih.
"Jadi kamu yang sudah membuat anak saya, berani bentak saya hah!! " bentak Merlin.
Sedangkan Dinda bingung dengan wanita menamparnya, dia tidak merasa mengenal wanita paruh baya di depannya ini.Merlin menarik rambut Dinda kasar membuat dia menjerit kesakitan.
"Aww, sakit!! lepas, sakit tolong lepaskan.. " jerit Dinda. Sedangkan Elsa tersenyum puas melihat Merlin melakukan itu.
"Kamu itu hanya wanita murahan yang rendahan, kamu tidak pantas dengan anak saya!! " ketus Merlin, mendorong Dinda, untuk wanita itu menyeimbangkan tubuhnya.
"Aku salah apa pada kalian? " tanya Dinda, karna jujur dia tidak tau apa kesalahannya.
Plakk
Kini Elsa yang menampar Dinda dengan keras, membuat Dinda hampir jatuh dan sudut bibir yang berdarah.
"Kamu gak tau atau pura-pura gak tau hah!! "teriak Elsa.
" Devan itu calon tunangan aku!! Tapi kamu merebutnya dari aku "ujar Elsa. Dinda menggeleng dengar air mata yang menetes.
" Gak mungkin pasti kamu bohong"ujar Dinda.
Plakk
Elsa kembali menampar Dinda dengan keras
"Buat apa aku bohong hah!!aku tau pasti kamu sengaja jebak Devan kan, supaya nikahin kamu. Demi mendapatkan Devan kamu tukar dengan tubuh kamu " ujar Elsa dengan wajah marah.
"Aku gak ada jebak Devan, Aku yang korban disini!! Dia yang telah memperkosa aku, dan aku bukan wanita rendahan yang menukar sesuatu dengan tubuhku! " ujar Dinda, tanpa memperdulikan darah yang menetes dari sudut bibirnya.
"Kamu butuh uang berapa supaya pergi dari kehidupan anak saya hah!! " bentak Merlin.
Dinda hanya bisa menangis, dirinya direndahkan.
"Ini uang untuk kamu, dan pergi dari kehidupan Devan " ujar Merlin, melempar lembaran uang diwajah Dinda.
"Aku gak akan ninggalin Devan, dia memang harus bertanggungjawab atas perbuatannya pada ku " ujar Dinda dengan tangisan.Dia hanya memikirkan nasib anak nya bila dia pergi dari Devan.
Elsa langsung mendorong tubuh Dinda , membuat Dinda jatuh ke lantai. Tiba-tiba saja dia merasakan nyeri di perutnya. Dinda meringis dia berusaha berdiri tapi, saat dia sudah berdiri darah segar mengalir dari bawah kakinya.
Elsa dan Merlin kaget melihat itu. Dia tidak tau kalau Dinda mengandung.
"Tante dia hamil, gimana dia keguguran" ujar Elsa panik.
"Ayo kita pergi sebelum Devan datang " ujar Merlin, meninggal kan Dinda.
"Tolong jangan tinggalkan aku, tolong hiks... "
"Tolong aku tidak ingin kehilangan bayiku hiks...
Dinda berjalan menuju ke ruang tamu , hendak menelpon Devan, darah segar terus menetes, Dinda menangis merasakan sakit di perutnya.
" Tolong bertahan nak hiks...... maafin mama hikss....
Dinda menelpon Devan, karna hanya orang itu yang dia harapkan.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Gini Antika
cekik aja si elsa itu.... biar melet.
2022-01-10
0
Hera Wati
ada aja orang yg jahatin dinda
2021-12-27
0
vee
hdjdkfif
2021-12-17
0