Devan langsung keluar dari mobil setelah sampai didepan rumahnya. Pria itu masuk kedalam kerumah dan mencari keberadaan Dinda.
"Dinda!! Dinda!! " teriak Devan, namun tidak ada jawaban. Pria itu menaiki tangga menuju kamar nya. Saat memasuki kamar, terlihat ruangan kosong tidak ada sosok yang dia cari. Devan berjalan kekamar mandi, karna tempat itu yang belum dia periksa.Devan membuka kamar mandi . Dia kaget melihat Dinda terkapar di lantai dengan wajah yang pucat.
"Dinda, bangun! Dinda " Devan menepuk pelan pipi Dinda yang berada dipelukannya.
Devan membawa Dinda keluar dari kamar mandi. Pria itu keluar dari kamar, dan membawa Dinda kerumah sakit terdekat.
"Dinda sadar! Aku mohon bertahanlah " ujar Devan, memasukkan Dinda kedalam mobil. Devan mulai menjalankan mobil dengan kecepatan penuh, dia tidak peduli teriakan orang -orang yang hampir dia tabrak, yang terpenting keselamatan Dinda.
Mobil Devan sudah sampai di depan rumah sakit. Devan keluar dari mobilnya dan membuka pintu sebelahnya ,mengangkat tubuh Dinda keluar dari mobil.
"Suster!! Dokter tolong istri saya!! " teriak Devan.Dua orang suster membawa brankar dan menuju kearah Devan.
"Letakkan pasien di brankar " ujar suster tersebut.Devan meletakkan tubuh di Dinda disana.Brankar di dorong suster tersebut menuju ruangan rawat. Devan tak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Dinda.
"Aku mohon bertahan di Dinda" lirih Devan.
"Maaf bapak silahkan menunggu diluar " ujar suster tersebut.
"Saya ingin menemani istri saya " ujar Devan.
"Maaf Pak, tidak bisa ini sudah peraturan rumah sakit, silahkan keluar dari ruangan ini" ujar suster tersebut. Devan keluar dari ruangan rawat dan pintu ditutup.
"Maaf, karna aku kamu harus seperti ini " ujar Devan menundukkan kepalanya merasa bersalah.
Devan duduk di bangku, menunggu dokter yang memeriksa Dinda keluar.
"Keluarga pasien" panggil dokter.
Devan bangkit dari tempat duduknya dan mendekat kearah dokter pria itu.
"Saya suaminya, bagaimana keadaan istri saya? " tanya Devan dengan wajah khawatir. Dokter tersebut menepuk bahu Devan pelan sambil tersenyum.
"Tidak usah khawatir, istri kamu hamil, selamat ya " ujar dokter tersebut. Devan yang mendengar nya mematung.
"Istrinya saya h-hamil " tanya Devan sekali lagi.
"Iya, dan jaga dia baik-baik dan jangan lupa makan yang sehat -sehat, istirahat yang cukup. Karna ini kehamilan yang pertama bukan? " tanya dokter tersebut.
"Iya " jawab singkat.
"Boleh saya masuk, saya ingin melihat keadaan istri saya " ujar Devan.
"Silahkan Pak " ujar dokter tersebut. Devan masuk kedalam ruangan tersebut.
Dinda masih berbaring tak sadarkan diri. Wajahnya yang pucat tak mengurangi kecantikannya. Pria itu berjalan kearah Dinda dan mengenggam tangan wanita yang telah mengikuti jadi istrinya.
"Kamu hamil dan aku tak tau harus mengatakan apa padamu, tapi kalau boleh jujur aku bahagia mendengar kehamilan mu, kau sedang mengandung anakku" ujar Devan. Pria itu mengusap perut rata Dinda yang terhalang oleh kain.
Dinda mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya lampu di ruangan ini. Bau obat-obatan membuat dia tau dimana dia berada.
"Akhirnya kamu sudah sadar" ujar Devan, dengan tersenyum lembut.
"Aku kenapa? " tanya Dinda, tanpa melihat kearah Devan.
"Kamu pingsan, dan... " Devan menjeda ucapannya.
"Dan apa? " tanya Dinda penasaran.
"Dan kamu hamil anakku" ujar Devan.Tubuh Dinda terpaku mendengar ucapan Devan. Air matanya meleleh membasahi pipinya.Devan yang melihat itu, berpikir Dinda tidak ingin mengandung anak nya.
"Apa kau tidak suka mengandung anakku? " tanya Devan.
"Aku bukannya tidak suka, bayi yang aku kandung tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan kita berdua. Tapi dia hadir dengan cara yang salah " ujar Dinda.
"Aku mohon Dinda lupakan semua itu, mari kita mulai dari awal " ujar Devan, meraih tangan Dinda. Dinda terdiam sejenak menatap kearah Devan.
"Beri aku waktu " ujar Dinda. Devan menatap kearah Dinda.
"Apa kamu mau menerima aku dan bayi yang kamu kandung? " tanya Devan.
"Iya, tapi aku butuh waktu " ujar Dinda. Devan tersenyum bahagia akhirnya Dinda mulai menerimanya walau wanita ini butuh waktu untuk itu.
"Terima kasih" ujar Devan sambil tersenyum. Devan hendak memeluk Dinda namun wanita itu mendorong tubuh suaminya.
"Aku memang mengatakan butuh waktu untuk semua ini,tapi bukan berarti kamu bisa menyentuh ku"ketus Dinda. Devan hanya bisa menghela napas.
*****
" Lepaskan aku "Dinda memberontak dalam gendong Devan. Pria ini memaksa menggendongnya.
" Diam! kau masih terlalu lemas untuk berjalan "ujar Devan, membawa Dinda menuju mobil.
" Tapi aku malu "cicit Dinda.
" Tidak usah pikirkan orang lain "ujar Devan. Dinda mengalungkan tangannya dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Devan.
Semua orang menatap kearah Devan yang mengendong Dinda, banyak tatapan iri dari para wanita disana yang melihat Dinda di gendong Devan.
*Beruntung banget ya, dia dapat suami kaya gitu!.
Sudah ganteng, perhatian lagi aku ingin dapet suami kaya gitu!
Iya aku juga, beruntung banget ya*.
Itulah bisik-bisik orang -orang disana .
Devan memasukkan Dinda kedalam mobil, pria itu mulai masuk kedalam mobil dan menjalankannya.
******
Elsa duduk dikamarnya dan menghubungi Merlin , mommy dari Devan.
" Hallo, tante aku udah dapet alamat rumah Devan sekarang dan wanita miskin itu "ujar Elsa.
".......... "
"Baik tante, besok kita ketemuan di restoran " ujar Elsa dan menutup panggilan nya.
"Sangat mudah memperalat tante Merlin" ujar Elsa, dengan senyuman miring nya.
"Tante Merlin , tante Merlin ternyata kamu bodoh ya, mudah sekali aku hasut hahaha.... " Elsa dengan tertawa yang menggelegar di ruangan kamarnya.
Bersambung....
Kalian suka gak dengan sifat Devan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Herlina Riansyah
devan tokcer jg kecebongnya 👍👍
2022-12-23
0
Uslietti Eet
ko
2022-08-26
1
Hera Wati
kadang2 jengkel nih ada aja pengganngu had
2021-12-27
0