"Mall ini juga di bawah pengawasan mu?" tanya Indira saat mereka berjalan menuju pintu masuk Mall yang terdapat logo Group G.
"Of course!" jawab Rakha tanpa menoleh Indira.
Beberapa Security yang berjaga, menunduk hormat saat melihat Rakha memasuki Mall. Tapi Rakha tidak bergeming.
"Wow! mereka bahkan mengenalmu!"
"Hemm!" jawab Rakha cuek.
Beberapa orang yang mengenakRakha membawa Indira untuk masuk ke sebuah toko baju branded.
"Pilih yang ingin kau beli!" ucap Rakha.
"Aku tidak bisa memilih baju mahal seperti ini!" ucap Indira.
"Tidak bisa?" Rakha mengerutkan keningnya, "mana ada perempuan tidak bisa memilih baju!" ucap Rakha.
"Maksud ku, sangat sayang menghabiskan uang untuk membeli baju mahal!"
"Aku yang akan bayar!" ucap Rakha.
"Aku tau! tapi yang terpenting dari baju adalah cocok dan pas di badan kita!" ucap Indira.
"Oh ya! bukankan semakin mahal akan semakin terlihat cantik?"
"Tentu saja tidak!" jawab Indira cepat, "kita ke sana saja!" Indira menarik tangan Rakha masuk ke toko baju kelas menengah ke bawah.
"Kau yakin beli di sini?" tanya Rakha setelah beberapa kali mengecek harga baju yang rata - rata harganya di kisaran ratusan ribu.
"Tentu saja!" jawab Indira, "aku bisa dapat banyak baju hanya dengan uang beberapa juta darimu!"
Rakha hanya manggut - manggut mengikuti Indira yang sedang sibuk memilih baju. Beberapa kali Indira mencoba baju, dan memasukkan ke keranjang jika dia merasa baju itu cocok dan pas di badannya. Juga sesuai selera.
"Kau ambil berapapun yang kau mau! aku akan menunggumu di kursi itu!" ucap Rakha.
"Oke!" jawab Indira melempar senyum pada Rakha.
setelah cukup lama Indira memilih baju, akhirnya Indira merasa puas.
"Ini!" Indira menunjukkan keranjang berisi beberapa baju pada Rakha yang asyik memainkan ponselnya.
"Itu saja?" tanya Rakha melihat keranjang Indira.
"Itu saja?" tanya Indira keheranan, "ini sudah penuh, Rakha!" ucap Indira.
"Kalaupun penuh, tapi yang kau beli ini baju murah meriah!" ucap Rakha mengangkat satu baju Indira yang dia lihat labelnya berharga 370rb
Indira memutar bola matanya malas, melihat ekspresi santai Rakha yang.
"Dasar orang kaya!" gumam Indira pelan, tapi tentu masih bisa di dengar Rakha.
Rakha berjalan ke arah kasir yang di ikuti Indira. Rakha mengeluarkan kartu dari dompetnya untuk membayar setelah semua baju selesai di scan.
"Totalnya Rp. 12.345.000,- Tuan!" ucap Kasir di depan Rakha.
Indira mengangkat kedua alisnya karena takjub, dengan nominal belanjanya yang menurutnya berlebihan untuk sekedar baju saja. Rakha menyerahkan kartu di tangannya tanpa ekspresi apapun.
Apa dia tidak keberatan membayar sebanyak itu? tanya Indira dalam hati, melirik Rakha yang santai saja.
"Kau ingin beli apa lagi?" tanya Rakha setelah membayar.
"Sepatu!" ucap Indira.
"Ayo!" ucap Rakha.
"Ok!" Indira hendak mengambil belanjaannya, tapi kalah cepat dengan seseorang berpakaian hitam.
"Hey! ini punya ku!" bentak Indira.
"Saya bantu bawakan, Nona!" ucap orang itu.
"Siapa kau!" tanya Indira sinis.
"Biarkan dia yang bawa! ayo!" ucap Rakha menarik tangan Indira.
"Tapi Rakha, siapa mereka? bagaimana kalau bajuku hilang!" tanya Indira panik.
"Nanti juga kau akan tau!" ucap Rakha santai.
Indira yang masih penasaran, menoleh ke belakang, yang mana Indira melihat dua orang berpakaian yang sama membawa beberapa paper bag miliknya. Mereka mengikuti kemanapun langkah Indira dan Rakha. Beberapa kali Indira menoleh ke belakang, matanya berhasil menangkap logo kecil yang ada di baju bagian dada orang - orang itu.
Group G! itukan logo Group G! apa mereka Pengawal untuk Rakha! tanya Indira dalam hati, aku baru tau, kalau kemanapun Rakha pergi pasti di ikuti Pengawal! lanjutnya dalam hati.
Indira masuk ke sebuah toko sepatu branded. Karena sebelumnya Indira sudah punya incaran di toko itu, Indira langsung mengambilnya.
"Ini!" tunjuk Indira pada Rakha yang keheranan.
"Kenapa cepat sekali?" tanya Rakha.
"Aku sudah mengincar ini sejak beberapa hari yang lalu!" ucap Indira dengan senyum mengembang.
"Lalu kenapa tidak kau beli?"
"Terlalu mahal! aku bahkan belum pernah beli sepatu lebih dari 8 juta" jawab Indira cepat, "karena sekarang kamu yang bayar, jadi aku ambil!"
"Terlalu mahal?" tanya Rakha mengambil sepatu itu dari tangan Indira dan mengecek harganya. "13 juta!" ucap Rakha menyebikkan bibirnya.
"Iya! bolehkan?" tanya Indira.
"Kenapa tidak!" ucap Rakha menyerahkan sepatu itu pada pegawai yang mengikuti langkah kaki mereka. "Ada lagi incaran mu di sini?" tanya Rakha.
Indira membulatkan matanya lebar. Satu sepatu sudah 13 juta masih di tawari lagi.
"Tidak ada!" jawab Indira kemudian.
"Baiklah!" Rakha segera membayar sepatu itu.
Dan lagi - lagi Pengawal yang mengikuti mereka lebih cepat dari tangan Indira.
"Ada lagi yang lain?" tanya Rakha.
"Tidak!" jawab Indira cepat.
"Tas? atau asesoris lainnya" tanya Rakha.
"Tidak tidak!" ucap Indira.
"Kenapa? bukankah ini kesempatan bagimu untuk merampok ku secara terang - terangan!"
"Jadi kau menganggap aku sekarang sedang merampok mu?" tanya Indira dengan nada sedikit tinggi.
"Tentu saja tidak!" jawab Rakha cepat begitu ekspresi Indira terlihat berapi - api.
"Lalu yang kau bilang barusan!"
"Aku hanya bercanda! itu hanya istilah kasarnya!" ucap Rakha mencoba mencari posisi aman. "Aku hanya terlalu bersemangat mengajakmu shopping, jadi aku ingin menghabiskan uang lebih banyak!"
Kenapa aku jadi takut kalau gadis ini marah! batin Rakha.
"Yakin!" tanya Indira ketus.
"Iya, Nona cantik" jawab Rakha lembut dengan mengusap kepala Indira, berharap Indira tidak akan marah.
"Baiklah!" jawab Indira yang berhasil di luluh kan Rakha.
"Huff!" Rakha membuang nafas panjang karena merasa lega.
"Makan dulu ya?" tanya Indira.
"Iya!" jawab Rakha cepat, "kamu mau makan di mana?"
"Di sana!" Indira menunjuk resto.
"Ayo!"
Mereka duduk berhadapan di meja makan, seorang waiters datang membawa menu makanan resto itu. Setelah menentukan pesanan, mereka menunggu dengan memainkan ponsel masing - masing.
Sampai makanan datang tidak ada obrolan di antara mereka. Mereka makan dengan sangat tenang, hingga makanan dia atas meja pindah ke perut mereka berdua.
"Kita nonton mau tidak?" tanya Indira setelah beberapa saat mereka keluar dari resto.
"Boleh!" ucap Rakha.
"Beli tiket dulu ya!" ucap Indira menarik tangan Rakha menaiki eskalator ke lantai 3 tempat Bioskop berada.
Setelah menentukan film yang akan di tonton, Rakha membayar tiket. Indira membeli popcorn dan minum untuknya dan Rakha.
Mereka menghabiskan hampir dua jam di dalam bioskop itu. Dan saat ini mereka tengah berjalan keluar dari Mall.
"Kau mau kemana lagi?" tanya Rakha.
"Bagaimana kalau pulang saja! kaki ku capek! nanti malam saja kita keluar lagi. Setuju tidak?" saran Indira.
"Baiklah!" jawab Rakha mengangguk.
Rakha masuk ke dalam mobil di ikuti Indira yang masuk ke pintu penumpang. Rakha melajukan mobilnya menuju apartemen.
Tak butuh waktu lama Indira yang kelelahan berjalan mengitari Mall tertidur lelap di mobil Rakha.
Rakha yang fokus mengemudikan, baru menyadari Indira tertidur setelah cukup lama tidak mendengar celoteh Indira.
Apa dia selelah itu! batin Rakha.
Rakha memarkirkan mobilnya di parkiran apartemen. Rakha menggoyang lengan Indira agar bangun. Tapi Indira seolah tak terusik sama sekali.
"Indira?" panggil Rakha, Indira tak bergeming.
Akhirnya Rakha turun, dan memutari mobilnya membuka pintu penumpang.
"Indira?" panggilnya lagi.
"Hemm!" jawab Indira tanpa membuka mata dan justru terlihat sangat mengantuk.
Akhirnya keputusan terakhir Rakha adalah melepas sabuk pengaman Indira. Dengan sangat hati - hati Rakha mengangkat tubuh indira, mengeluarkannya dari dalam mobil.
Rakha membawa masuk Indira ke dalam apartemennya. Dengan sedikit kesulitan Rakha memasukkan sandi apartemennya. Setelah berhasil Rakha membuka pintu kamar Indira. Dan meletakkan Indira di tempat tidur dengan sangat pelan agar Indira tidak terusik.
Rakha mengambil tas kecil yang di pakai Indira, dan meletakkannya di atas nakas. Setelah itu Rakha duduk di samping Indira yang terlihat tidur dengan sangat nyenyak. Rakha menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Indira.
Aku harap satu minggu waktu yang tersisa aku sudah bisa memantapkan hatiku. Jujur saja, aku tidak akan tega jika mempermainkan mu! jika sudah saatnya aku akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu! ucap Rakha dalam hati menatap intens wajah Indira.
Rakha meninggalkan kecupan di dahi Indira sebelum keluar dari kamar Indira.
Yang nungguin Rakha bucin sabar ya! kalau alurnya cepet nanti kurang dramatis. Hehe.
Author sangat berharap, para Readers dengan senang hati meninggalkan Like dan Komentarnya. Biar Author receh ini semangat buat Up.
Terima kasih,
Salam Lovallena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Yukity
Mampir lagi untuk beri dukungan...
Semangaat ,🆙😍
2021-10-02
1
Adila Nisa Ardani
knp disini Indi blm pergi Thor dr apartemen Rakha.. di cerita Alex jova kan udh pergi 🤣🤣🤣
2021-09-01
1
Fitriana
sukaa
2021-09-01
2