Rakha berdiri di dekat jendela kaca di kamarnya, menatap luar jendela apartemen, yang mana gelap malam mulai sedikit memudar. Sesekali meneguk susu steril kaleng di tangannya.
Rakha melempar kaleng susu itu ke tempat sampah setelah menghabiskan isinya. Rakha masuk ke walk in closed di kamarnya, dan memakai baju olah raganya. Memasang headset di telinga kanan kirinya, memainkan musik melalui ponsel di genggamannya. Setelah musik siap, Rakha memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya.
Rakha berjalan keluar dari walk in closed, dan membuka pintu utama kamarnya. Rakha menuruni tangga sambil mengangguk anggukan kepalanya menikmati musik yang di mainkan. Sampai hidungnya mencium bau harum dan sedap masakan dari arah dapur.
Rakha berhenti di anak tangga paling bawah menatap Indira yang yang memasak dengan memunggunginya. Ada perasaan lain di hatinya, ketika melihat ada seorang gadis yang memasak di apartemennya. Rakha menyandarkan lengannya di dinding dapur. Menatap Indira yang belum menyadari kehadiran Rakha.
"Ah!" pekik Indira kaget melihat Rakha yang berdiri menatapnya tajam.
Indira melanjutkan langkahnya untuk meletakkan mangkok berisi sayur di atas meja makan.
"Kau ini mengagetkan saja!" ucap Indira melihat Rakha yang tak bicara sepatah katapun.
Beberapa saat terjadi keheningan di anatar keduanya.
"Kenapa kau harus membuat dirimu sendiri lelah dengan melakukan hal konyol seperti ini?" tanya Rakha setelah melepas headset di kedua telinganya.
"Hal konyol?" Indira mengerutkan keningnya, "hal konyol apa?" tanya Indira yang tidak paham maksud Rakha.
"Tch!" Rakha berpindah duduk di kursi makan, "sebulan tinggal di sini untuk mendekatiku, membersihkan apartemen ku, dan kau juga memasak seperti ini!" ucap Rakha, "bukankah lebih baik kau bersantai di rumahmu!"
"Namanya juga berjuang merebut hatimu, aku harus melakukan banyak cara untuk mengambil hatimu!" jawab Indira dengan senyum yakin.
"Bagaiman jika dalam satu bulan ternyata aku tidak juga jatuh cinta padamu? semua yang kau lakukan ini akan sia - sia. Lelah mu menjadi tidak ada harganya." jelas Rakha.
"Setidaknya aku pernah berjuang!" jawab indira dengan menyungging senyum manisnya.
Rakha membuang muka ke arah lain, menggosok dahinya karena heran dengan perjuangan seorang gadis yang usianya jauh di bawahnya itu.
"Kalau aku tidak berjuang, aku tidak akan tau sejauh mana kemampuanku. Jika perjuangan ku sia - sia, setidaknya aku benar - benar tau kalau tidak satu hal pun dari hidupku yang bisa membuatmu jatuh cinta padaku," lanjut Indira. "Jadi aku bisa mengakhiri perjuangan dengan senyum manis karena memang kita tidak berjodoh." lanjut Indira dengan senyumnya.
Rakha menatap intens wajah Indira. Mencari tau setulus apa gadis itu mencintainya.
"Kau lihat diriku!" ucap Rakha, "aku playboy! semua orang tau itu! sudah banyak gadis yang berjalan denganku! dan mungkin aku sudah banyak menyakiti hati wanita. Bahkan kemarin kau melihatnya sendiri!" ucap Rakha.
"I don't care!" ucap Indira yakin.
Rakha menarik nafas kuat dan membuangnya panjang. Rakha tampak berfikir, dia juga pasti kasian kalau seandainya Indira tidak bisa membuatnya jatuh cinta.
Apa harus aku membuat gadis ini tidak betah tinggal di sini? ucap Rakha dalam hati.
"Terserah kau sajalah!" ucap Rakha pasrah, "ingat! jika dalam satu bulan ternyata aku tidak jatuh cinta padamu, jangan pernah mengatai ku tega, kejam dan sebagainya!" lanjut Rakha.
"Siap!" jawab Indira dengan mengangkat tangannya hormat.
Rakha bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh dari meja makan.
"Kamu mau kemana?" tanya Indira menatap punggung Rakha.
"Jogging!" jawab Rakha singkat sambil memasang kembali headset pada kedua lubang telinganya.
"Aku akan menunggumu pulang!" ucap Indira meninggikan suaranya agar dapat di dengar Rakha yang memakai headset.
Rakha tidak menjawab meskipun mendengarnya, dia langsung berjalan ke arah pintu utama apartemennya. Indira masih menatap punggung Rakha yang menjauh dengan menyunggingkan senyum manisnya.
"Apapun yang kau katakan dan kau lakukan tidak akan membuatku merubah tujuanku Rakha!" gumam Indira setelah Rakha menghilang di balik pintu apartemen.
Indira kembali melanjutkan memasaknya dengan penuh semangat.
# # # # # #
Sudah 15 menit Rakha berlari di sepanjang trotoar setelah keluar dari gerbang gedung apartemennya. Rakha berlari - lari kecil dengan headset yang masih menempel di telinganya.
Pukk!
Seseorang menepuk pundak Rakha, seketika Rakha menoleh. Rakha menghentikan larinya yang membuat orang itu ikut berhenti dari larinya. Rakha menyunggingkan senyum sambil melepas headset nya menatap perempuan yang menepuk pundaknya.
"Angel!" sapa Rakha.
"Masih ingat aku rupanya!" ucap Angel.
"Tentu saja! mana mungkin aku melupakan nama wanita cantik sepertimu!" gombal Rakha.
"Kau ini! masih tidak berubah!" ucap Angel sambil memberi kode untuk berjalan.
"Hehehe! sepertinya sudah bawaan!" jawab Rakha.
"Oh, jadi begitu" ucap Angel dengan lirikan mengejek.
"Hahaha! jangan melirik ku seperti itu!" ucap Rakha membuat Angel menyunggingkan senyum. Mereka masih berjalan santai di sepanjang trotoar. "Kamu masih tinggal di apartemen itu?" tanya Rakha menunjuk apartemen di sebrang jalan.
"Iyalah!" jawab Angel, "kalau kamu?"
"Tentu saja masih sama!" jawab Rakha cepat, "kamu sudah punya pacar lagi?" tanya Rakha ragu.
Angel menggelengkan kepalanya pelan.
"Kenapa?"
"Sejak kita mengakhiri.. bukan kita sih, tapi kamu," menunjuk Rakha yang membuat Rakha tersenyum kikuk. "Sejak kamu mengakhiri hubungan kita, aku belum ada niatan untuk mencari pasangan. Meskipun usia ku sudah cukup banyak, hehe." jawab Angel.
"Kenapa begitu?" tanya Rakha.
"Aku takut kecewa lagi!" jawab Angel.
"Ehm! Angel?" panggil Rakha ragu.
"Apa?" Angel menoleh pada Rakha di sampingnya yang seolah ragu untuk bicara.
"Aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk membuatmu trauma dengan jatuh cinta. Tapi aku.."
"Kenapa?" tanya Angel karena Rakha tidak melanjutkan bicaranya.
"Tapi aku merasa tidak menemukan tempat terbaik untukmu di hatiku. Aku yakin kamu akan mendapatkan laki - laki yang lebih baik dariku!" jelas Rakha dengan rasa bersalah di hatinya mendengar penjelasan Angel.
"Tidak apa - apa!" jawab Angel dengan senyum manisnya, "cinta tidak bisa dipaksakan. Itu bukan salahmu, aku saja yang terlalu berharap besar!" lanjut Angel.
Rakha berjalan sambil menatap wajah Angel di sampingnya, kemudian menyunggingkan senyum saat Angel melihatnya balik.
"Kita masih bisa berteman kan?" tanya Rakha.
"Tentu saja! kenapa tidak!" jawab Angel yakin.
Rakha mengangguk dan tersenyum.
"Lari lagi yuk!" ucap Angel kemudian.
"Ayo! keringat ku juga belum banyak!" jawab Rakha.
Mereka berlari beriringan, menyusuri trotoar saat Matahari mulai menyapa Bumi bagian Jakarta. Mereka menyebrangi jalanan yang sedikit lengang karena hari Minggu. Sampai akhirnya mereka sampai di depan gedung apartemen Angel.
"Aku masuk dulu ya!" ucap Angel.
"Iya!" jawab Rakha, "Oh ya! kalau kau ada waktu mainlah ke apartemenku!" ucap Rakha.
"Ok!" jawab Angel menyatukan ibu jari dan jari telunjuknya, lambang OK.
Setelah memastikan Angel masuk ke lobby apartemen, Rakha melanjutkan larinya sampai di apartemennya.
Rakha masuk ke apartemennya, mengedarkan pandangannya mencari Indira yang tidak terlihat.
"Kemana gadis itu?" gumam Rakha pelan.
Rakha mendekati tangga, dan langkahnya terhenti karena bau harum masakan di meja makan. Rakha berjalan mendekati meja makan, yang sudah tertata beberapa menu.
"Brokoli!" gumam Rakha dengan senyum mengembang menatap brokoli pilihannya yang sudah di olah oleh Indira.
Setelah itu Rakha kembali ke arah tangga dan naik ke kamarnya. Rakha mengeringkan keringatnya di kursi samping jendela kaca kamarnya.
Setelah kering Rakha mengguyur tubuhnya di bawah air shower. Setelah selesai dengan ritual mandinya Rakha memakai kaos dan celana pendek rumahannya. Rakha keluar kamar menuruni tangga.
"Hai!" sapa Indira yang melihat Rakha menuruni tangga.
"Hemm," jawab Rakha cuek.
"Ayo sarapan!" ucap Indira sambil berjalan ke arah meja makan.
Rakha hanya mengangkat kedua alisnya tanda setuju. Indira membalikkan piring yang dia siapkan untuk Rakha, dan mengisinya dengan nasi.
"Kau coba ini!" ucap Indira mengangkat mangkok berisi olahan brokoli. "Semoga kamu suka dengan olahan brokoli ku! aku menggunakan resep rahasiaku." ucap indira menyendok masakan brokoli nya ke piring Rakha.
"Hemm," jawab Rakha menatap piringnya yang sudah berisi nasi dan olahan brokoli kesukaannya.
Rakha mulai memakan makanannya, Indira juga mulai mengunyah menu sarapan yang di pilihnya.
"Bagaimana?" tanya Indira setelah melihat Rakha menelan suapan pertamanya, "enak?"
Rakha menatap intens mata Indira yang duduk di depannya.
Semoga suka ya dengan kisah Rakha dan Indira ini.
Author mencoba untuk selalu membuat cerita natural yang tidak di lebih - lebihkan.
Jangan lupa tinggalkan Like dan Komentarnya ya.
Terima kasih pada teman - teman yang sudah memberi dukungan pada Novel - novel receh Author.
Salam Lovallena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
auliasiamatir
suka banget kok Thor.
2021-12-08
1
EroSenpai
semangat author! ceritamu sangat menarik.
2021-08-29
1
hiatus
lanjut mampir baca thor 🥰
2021-08-27
1