Hidung Rakha dan Indira semakin jelas terlihat sangat dekat. Pikiran Indira mulai berkelana, jantungnya bahkan berdetak tidak normal.
Apa mungkin Rakha benar - benar akan mencium ku? batin Indira.
Mata Indira kembali fokus pada mata Rakha yang hanya melihat bibirnya tanpa berkedip. Jarak bibir mereka tak lebih dari 5 cm.
Suasana semakin menghangat, manakala Rakha benar - benar mendaratkan kecupan bibirnya pada bibir Indira dengan sangat lembut. Hanya sekilas, dan kembali memberi jarak, jarak yang hanya 5 cm.
Rakha benar mencium ku? tanya Indira dalam hati, melihat bibir Rakha. Indira benar - benar tertegun oleh kecupan yang baru saja mendarat di bibir mungilnya.
Rakha memindah tangannya ke leher Indira hingga di bawah telinga Indira dengan sangat lembut. Lalu menarik kembali kepala Indira dan memberi kecupan lembut di bibir Indira untuk kedua kalinya. Sebelum akhirnya mencium bibir Indira lagi hingga beberapa saat. Kecupan lembut dan sedikit hisapan yang di lakukan pada bibir Indira, membuatnya berhenti dengan aktivitasnya. Rakha kembali memberi jarak pada bibir mereka saat menyadari sesuatu.
Rakha menatap lembut mata Indira, mencoba mencari jawaban sendiri. Namun dia tidak akan mendapat jawaban jika tidak bertanya secara langsung.
"Your first kiss?" tanya Rakha.
Indira membuang pandangannya, menggigit bibir bawahnya lalu kembali menatap mata Rakha.
"Hemm" jawab Indira pelan sambil mengangguk, sebelum akhirnya tersenyum kikuk.
Rakha mengulum bibirnya, sudut bibirnya sedikit terangkat. Jarak bibir mereka masih sangat dekat, bahkan mereka sama - sama bisa merasakan nafas lawannya. Tangan Rakha pun masih belum berpindah. Sesekali Rakha ibu jari Rakha mengusap pipi Indira.
"Rileks!" ucap Rakha dengan suara yang sangat lembut, hingga membuat Indira terbawa pada suasana yang di ciptakan Rakha.
Rileks? apa dia akan mencium ku lagi? ah kalaupun iya tak masalah, setidaknya aku pernah berciuman dengannya sebelum aku pergi dari sini! batin Indira.
Sesaat kemudian, Rakha kembali meraih bibir Indira dengan bibirnya. Menciuminya, menghisapnya dan sesekali menggigitnya gemas.
Nafas Indira mulai tersengal, karena dia belum pernah berciuman sebelumnya. Itu membuatnya kesulitan mengatur nafas. Tangan Indira yang semula diam di paha Rakha mulai menarik kaos yang di pakai Rakha.
Kalau saja mereka sepasang kekasih, mungkin Rakha akan semakin memperdalam ciumannya. Tapi karena Rakha belum bisa memberi status yang jelas, di tambah itu adalah pertama kali bagi Indira berciuman, Rakha segera melepas bibirnya yang menyatu dengan bibir Indira.
Indira sedikit menunduk bersandar pada sandaran sofa, mencoba mengatur nafasnya. Rakha menyunggingkan senyum manis melihat seorang gadis yang baru pertama kali berciuman.
Rakha mengangkat wajah Indira dengan menggunakan kedua telapak tangannya. Membuat Indira menghadap wajah Rakha sepenuhnya.
"Maafkan aku!" ucap Rakha lembut, "aku benar - benar tidak tahan melihat bibirmu!" lanjutnya yang di angguk i Indira, "apa kamu menyesal?" tanya Rakha serius, dengan cepat Indira menggelengkan kepalanya. "Terima kasih!" ucap Rakha mengecup singkat dahi Indira.
Aku harus benar - benar mempertimbangkan perasaan aneh ini! apa yang terjadi dengan mataku! kenapa begitu tertarik melihat bibirnya. Dan kenapa pula dengan bibirku ini! kenapa ingin menciumnya lagi! ucap Rakha dalam hati sambil memperbaiki posisi duduknya.
Indira pun ikut memperbaiki posisi duduknya. Dia tampak menarik nafas dalam, dan membuangnya perlahan.
My first kiss! kapan kamu benar - benar akan mencintaiku Rakha! batin Indira dengan menyimpan senyumnya.
Rakha melirik Indira di sampingnya yang terlihat gugup, membuatnya timbul perasaan bersalah.
"Kalau kamu marah atau tidak terima, kamu bisa melakukan apa saja padaku!" ucap Rakha.
Seketika Indira menoleh dan menatap mata Rakha mencari kebenaran ucapan Rakha.
"Kamu yakin?" tanya Indira.
"Iya!" jawab Rakha, "aku tau aku salah, sudah mengambil ciuman pertamamu!" lanjut Rakha.
"Kalau aku menamparmu, apa kamu akan marah?" tanya Indira
"Tidak!"
"Janji?" Indira menyerahkan jari kelingkingnya
"Hemm, janji!" ucap Rakha menyambut kelingking Indira dengan kelingkingnya.
Indira menyungging senyum misteriusnya. Membuat Rakha mengerutkan keningnya. Indira mengubah posisi duduknya menghadap Rakha.
*Tamparan i*ni untuk, jika aku gagal menaklukkan buaya darat sepertimu! ucap Indira dalam hati dengan menyungging senyum sinisnya.
Plaakkk!
"****!!" pekik Rakha seketika setelah mendapat persatuan lima jari Indira dengan sekuat tenaganya.
"Hahaha!" tawa Indira melihat Rakha yang mengusap pipinya.
"Kuat sekali tamparan mu!" ucap Rakha.
"Hahaha! kapan lagi aku bisa menampar seorang Rakha Leonard! Tidak semua orang punya kesempatan sepertiku! hahaha!" tawa Indira semakin keras melihat ekspresi Rakha yang menyebikkan bibirnya.
"Apa kau tidak bisa berakting manis!" ucap Rakha melepas tangannya yang mengusap pipinya.
"Tidak!" ucap Indira spontan, "haha!" Indira tertawa sampai memegangi perutnya.
"Kalau saja aku tidak merasa bersalah, pasti kau sudah ku seret keluar dari apartemen ini!"
"Jangan terlalu kasar padaku!" ucap Indira, "nanti kalau kau cinta padaku, bisa - bisa kamu jadi bucin gila!"
"Cih! apaan bucin! aku bukan Alexander si bucin itu!"
"Hahaha!" Indira semakin gemas melihat ekspresi Rakha yang menahan kesal. "Yakin nih?" tanya Indira dengan senyum menggodanya.
"Yakinlah!" ucap Rakha secepat kilat.
"Ya sudah, semoga ucapan mu benar agar tidak menyesal!" ucap Indira mengejek, "aku tidur dulu ya! bye bye Rakha!" pamit Indira sambil berdiri.
"Hemm!" jawab Rakha cuek.
Indira hendak berjalan ke arah kamarnya, tapi kemudian dia berbalik kembali menatap Rakha. Rakha menatap balik padanya seolah bertanya ada apa lagi.
Ini jika aku berhasil menaklukkan buaya kampret! ucap Indira.
Cup!
Tanpa aba - aba Indira mendaratkan kecupan di pipi Rakha yang tadi di tampar nya. Seketika Rakha mengangkat wajahnya menatap Indira dengan heran.
"Hehe! sorry Rakha!" ucap Indira.
Indira berjalan masuk ke kamarnya, dia menutupi senyumnya dengan menggigit bibir bawahnya.
"Gadis aneh!" gumam Rakha menatap punggung Indira.
Indira mengunci pintu dan berjalan cepat ke tempat tidurnya. Indira menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Indira! kau sudah gila rupanya!" gumamnya pelan, "kenapa kau mau di cium olehnya! padahal belum tentu dia menyukaimu!" lanjutnya dengan memukul bantal di sampingnya.
Beberapa kali Indira tersenyum menghadap langit - langit kamarnya. Jari jemari tangannya meraba bibirnya.
"Ah! bibir ku sudah tidak suci! haha" gumam Indira sambil tertawa geli dengan ucapannya sendiri.
# # # # # #
Hari - hari berlalu dengan cepat, hingga tak terasa sudah satu minggu sejak ciuman pertama Indira. Sejak saat mendapat tamparan panas dari tangan cantik Indira, Rakha tidak mau lagi mencium Indira sembarangan.
Rakha mulai sedikit terbiasa dengan kehadiran Indira di apartemennya. Dia akan menunggu Indira di ruang tengah jika dia pulang lebih dulu. Dan dia pun beberapa kali mengantarkan Indira ke kampus jika pekerjaan di kantor tidak terlalu banyak.
Hari ini, tepat hari minggu pagi, untuk pertama kalinya mereka berencana untuk jogging bersama. Indira sedang melakukan pemanasan di ruang tengah, sambil menunggu Rakha keluar dari kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Adila Nisa Ardani
yg banyak donk thor up nya 😀😀
2021-08-31
1
꧁༺Clemira_Ayumna༻꧂
q tunggu Rakha bucin ke Indira
hahahaha
2021-08-30
2
AditA
yaahh..... kurang.... lg donk....
2021-08-30
1