Indira sudah berdandan sangat cantik dan anggun untuk dinner bersama Rakha malam ini. Indira duduk di sofa ruang tengah sambil memainkan ponselnya untuk menunggu Rakha yang belum juga turun. 15 menit menunggu akhirnya yang di tunggu turun dengan pakaian casual dan jaket jeans nya.
Yaa ampun, makhluk hidup satu ini kenapa menyebalkan begini sih! aku sudah dandan cantik begini dia malah nongol dengan baju seperti itu. Untung saja tetap tampan! ucap Indira dalam hati melihat Rakha yang berjalan ke arahnya.
"Sudah siap?" tanya Rakha.
"Iya!" jawab Indira, sambil memakai jaket jeans crop nya.
Rakha berjalan menuju pintu utama apartemen di ikuti oleh Indira di belakangnya. Mereka berjalan beriringan sampai di parkiran mobil Rakha.
Rakha melajukan mobilnya membelah keramaian jalanan yang mayoritas di isi anak - anak muda yang mengisi waktu senggang mereka di luar rumah.
"Rakha, padahal kau Asisten, tapi mobilmu tak kalah mewah dengan Bos mu" ucap Indira.
"Kau lupa! Papa Haidar dan Mama Adelia kan mengadopsi ku. Dan sejak hari itu, apa yang di miliki Alexander aku juga di berikan. Meskipun tidak banyak!" jelas Rakha.
"Oh! mobil sport mu hanya ini?"
"Ada 2, tapi aku lebih suka pakai yang ini!"
"Kalau Tuan Alexander?"
"Kalau aku anak adopsi saja bisa punya dua, apa lagi Alexander. Kau bisa bayangkan sendiri!"
"Haha! sudah pasti banyak!" sahut Indira yang hanya di lihat sekilas oleh Rakha.
"Kenapa kau tidak mengejar Bos ku saja! dia kan lebih kaya!"
"Aku tidak tertarik! lagi pula saat pertama kali melihat Jova dan Tuan Alexander, mereka sudah terlihat sangat cocok walaupun sering berselisih, haha!" ucap Indira.
Rakha hanya mengangkat alis dan sudut bibirnya, karena dia jauh lebih tau tentang keduanya.
Satu jam lamanya Rakha mengemudikan mobilnya, dia masuk ke salah satu jalanan sempit dan jauh dari lingkungan bersih dan elite.
"Kenapa kita kesini?" tanya Indira, "ini dimana?" Indira mulai khawatir.
Rakha tidak menjawab, dia hanya melirik dengan senyum jahilnya. Rakha memarkirkan mobilnya di parkiran yang kebanyakan di isi oleh kendaraan roda dua. Tentu saja mobil sport Rakha menjadi pusat perhatian.
"Rakha? apa yang akan kita lakukan di tempat ini?" tanya Indira setelah Rakha mematikan mesin mobilnya.
"Makan malam!" jawab Rakha santai.
"Makan malam?" tanya Indira heran.
"Iyalah!"
"Makan apa kita di sini?" celoteh Indira yang mulai kesal dengan Rakha yang justru hanya tersenyum jahil. "Ini kan semacam angkringan! aku pakai baju seperti ini, tega sekali kamu mengajak aku makan di tempat seperti ini!" ucap Indira yang belum mau melepas seat belt nya.
"Kenapa? kamu tidak pernahkan makan di tempat seperti ini?" tanya Rakha sambil membuka kaca mobilnya.
"Pernah lah! tapi tidak dengan pakaian seperti ini Rakha!" ucap Indira menahan kesal. "Mereka semua memakai baju casual yang memang cocok untuk nongkrong di tempat seperti ini. Aku akan terlihat salah kostum kalau baju seperti ini!"
Rakha tergelak melihat raut wajah kesal Indira. Indira membuang mukanya ke arah jendela yang memperlihatkan banyaknya anak muda putra putri yang sedang mengobrol atau pun memainkan ponselnya dengan duduk di atas tikar.
"Kau lihat! aku akan duduk di mana dengan dress seperti ini!" ucap Indira cemberut.
Indira memakai dress sedikit di atas lutut dan akan sangat tidak nyaman jika di pakai duduk di bawah. Karena sedikit banyak pasti akan terlihat pahanya. Indira memanyunkan bibirnya berulang kali. Membuat Rakha semakin menahan tertawa.
"Kau lihat! di sana ada kursi plastik, kita bisa duduk di sana!" ucap Rakha menunjuk kursi plastik yang di tengahnya terdapat meja plastik kecil.
"Tetap saja Rakha, banyak yang duduk di bawah. Aku tidak akan nyaman duduk dengan rok seperti ini jika banyak yang duduk di bawah!" ucap Indira bersungut - sungut kesal, tapi Rakha justru menyunggingkan senyumnya.
"Bukankan kamu biasa hanya memakai tank top dan hotpants saat di apartemen?"
"Bedalah! di apartemen hanya ada kau!" ucap Indira kesal, "lihat itu! banyak sekali anak muda. Mata mereka akan keenakan kalau melihat aku duduk di atas!"
"Hahahaha!" Rakha terbahak - bahak mendengar kalimat kesal Indira dan melihat ekspresi Indira. "Ada aku! tidak akan ada yang berani melirik nakal padamu!" ucap Rakha serius, "ayo turun!"
"Tidak!" ucap Indira, "kau tidak sadar? dari tadi mereka sudah menatap aneh pada mobilmu ini!"
"Itu karena kita parkir tapi tidak kunjung turun!" jelas Rakha.
Rakha turun dari mobilnya, dan berjalan memutari mobilnya untuk membuka pintu penumpang.
"Ayo turun!" ucap Rakha setelah membuka pintu untuk Indira.
"Tidak!" jawab Indira cepat.
Tak butuh persetujuan dari Indira, Rakha menundukkan kepala dan membuka paksa seat belt Indira.
"Rakha!" pekik Indira mencoba menyingkirkan tangan Rakha.
Rakha berhasil membuka seat belt Indira dengan senyum puas setengah jahil. Rakha menarik tangan Indira yang terlihat sangat malas dan kesal. Indira melirik Rakha yang justru menyungging senyum dan menaikkan sebelah alisnya.
"Kau bilang ingin memperjuangkan aku!" ucap Rakha.
"Tapi tidak begini juga kali!" ucap Indira.
Dengan sangat terpaksa Indira turun dari mobil Rakha. Sontak saja semua mata melihat ke arah mereka yang keluar dari mobil sport tapi nongkrong di tempat seperti itu. Ada juga beberapa orang yang mengenali kalau laki - laki itu adalah Rakha Leonard. Tapi mereka memilih diam, karena ternyata ada dua Pengawal yang menatap tajam pada siapapun yang berancang - ancang mencoba mendekat.
Indira berjalan menggandeng lengan Rakha, dengan harapan tidak ada laki - laki jahil yang menggodanya. Tentu saja Indira tidak menyadari kehadiran Pengawal Group G di sekitar mereka. Rakha mengajak Indira untuk memilih apa yang ingin dia makan.
"Kamu mau yang mana saja?" tanya Rakha dengan senyum manisnya.
"Sama seperti mu!" ucap indira yang masih menahan kesal.
"Haha!" Rakha tergelak pelan melihat Indira yang manyun.
Setelah memesan Rakha dan Indira duduk di kursi plastik. Indira duduk dengan sangat tidak nyaman. Kalau dia melepas jaketnya untuk menutupi lututnya, maka pundaknya akan terekspose. Akan sama memalukannya, berdandan tidak sesuai tempatnya.
Melihat Indira seperti itu, Rakha melepas jaketnya dan menutupkan ke pangkuan Indira. Seketika Indira menoleh ke arah Rakha yang menyungging senyum manisnya.
"Makasih!" ucap Indira ketus.
Ya Tuhan, dia semakin tampan saja di tengah cahaya temaram seperti ini! ucap Indira dalam hati.
Indira menutupi kekagumannya pada ketampanan Rakha dengan mengekspresikan wajah kesalnya.
"Kenapa kau cemberut saja, aku sudah membantumu menutupi lutut mu itu!" ucap Rakha.
"Kalau kamu perempuan, kamu pasti tau! akan tetap terasa tidak nyaman dengan pakaian seperti ini di tempat seperti ini. Belum lagi dari tadi kita jadi pusat perhatian!" ucap Indira berapi - api. "Kamu lihat! tidak ada satu gadis pun di sini yang memakai baju seperti ku kan!"
Rakha hanya terkekeh mendengar kata perkata yang keluar dari bibir Indira. Dia merasa lucu dnegan kelakuannya sendiri yang berhasil mengerjai Indira.
Mungkin dengan begini kamu akan berfikir ulang untuk maju atau terus memperjuangkan aku! sebelum perjuanganmu semakin jauh! batin Rakha.
Pesanan yang dipesan Rakha sudah datang, penjual menatanya di depan meja Rakha dan Indira.
"Silahkan Tuan Rakha!" ucap penjual.
"Hemm" jawab Rakha cuek.
"Lah! kok kenal?" tanya Indira yang kaget penjual mengenal Rakha.
"Hehe! siapa yang tidak mengena seorang Rakha Leonard, Nona!" jawab sang penjual.
"Oh!" Indira mengangguk, dan penjual itupun berlalu dari depan Rakha dan Indira.
Brarti banyak yang melihat ke sini bukan hanya karena penampilan ku yang aneh. Tapi juga karena banyak yang mengenal Rakha. Tapi kenapa tidak ada yang berani mendekatinya ya! ucap Indira dalam hati, sembari melihat kanan kiri nya.
"Kau kenapa?" tanya Rakha, "ayo makan!" ucap Rakha selanjutnya.
"Iya!" Indira mengambil satu tusuk sate cilok yang di pesan Rakha. "Kamu kan dari kecil banyak uang, tidak merasa aneh makan di tempat seperti ini?" tanya Indira di sela - sela makannya.
"Aneh kenapa?" tanya balik Rakha, "aku memang tumbuh dan besar bersama Alexander yang bergelimang harta dari segala sudutnya. Tapi aku dan Alexander tidak pernah pilih - pilih tempat atau apapun!" jelas Rakha, "jangan hanya karena banyak uang, lalu menganggap makanan ini kotor dan kumuh! selama tidak berlebihan, semua makanan pasti aman masuk ke perutmu!" lanjut Rakha.
Indira mengangguk mengerti dan bangga pada sosok Rakha Leonard. Sampai dia lupa dengan ketidaknyamanan dari dress nya.
"Kau tau, kau satu - satunya perempuan yang aku ajak kesini dan tidak protes karena makanan di sini!" ucap Rakha.
"Kau sering membawa perempuan kesini?"
"Semua yang pernah dekat dengan ku pasti aku ajak ke tempat seperti ini. Tapi kebanyakan mereka selalu tidak mau duduk dan tidak mau makan karena jijik!"
"What?" pekik Indira.
"Hemm!" Rakha mengangguk, "dan kau satu - satunya yang protes bukan karena tempat tapi karena bajumu! haha!" Rakha tergelak.
Indira kembali ingat dengan bajunya yang tidak nyaman. Dia kembali manyun dan beberapa kali dia memperbaiki posisi duduknya agak tidak ada yang bisa mengintip.
"Kau sih, tidak bilang kalau akan pergi ke tempat seperti ini!" ucap Indira, "benar - benar di luar ekspektasi ku!" keluh Indira. "Dalam bayangan ku kita akan makan malam romantis di restoran yang romantis. Karena kau seorang buaya darat yang pasti sudah sering membawa gadis cantik makan malam. Jadi aku dandan secantik mungkin biar tak kalah cantik dari mereka! taunya ke tempat seperti ini. Tau begitu aku tadi tidak ganti baju!" celoteh Indira, membuat Rakha semakin menahan tawanya.
Jangan lupa tinggalkan Like nya yaa..
Biar Author semangat buat Up & Up & Up! hehe.
Terima kasih
Salam Lovallena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Neti Jalia
aku mampir kk, dukung jg karyaku ya🤗🙏
2021-10-13
2
bby_acca
hai kk aku mampir dgn membawa like dan juga fav. tetap semangat 🥳🥳 salam dari something
2021-09-17
2
hiatus
mampir lg Thor 🥰
2021-09-07
2