Author POV
Setelah mengantar Lea sampai ke kosnya, Adit melanjutkan perjalanan ke rumah Anis untuk mengantar Rafa. Di sepanjang perjalanan Adit mulai merasakan kehampaan dan kekosongan pada dirinya, padahal baru beberapa menit saja dia berpisah dari Lea. Perasaan seperti ini selalu saja terjadi setiap kali mereka bertiga selesai menghabiskan akhir pekan bersama.
Sesampainya di rumah Anis, Adit menggendong Rafa yang sudah tertidur masuk ke dalam rumah. Dan ternyata di sana ada Anis dan Tomy yang menyambutnya. Kecanggungan pun tak bisa dihindari.
" Sudah pulang ? " tanya Anis menyapanya.
" Di mana kamar Rafa biar aku tidurkan sekalian ? " Tanya Adit yang tak ingin berbasa basi dengan Anis apalagi Tomy.
" Kamarnya di atas, mari aku antar. " kata Anis lalu berjalan mendahului Adit.
Adit berjalan melewati Tomy yang duduk di sofa ruang tamu. Tomy menyunggingkan senyum ramah ke arah Adit yang hanya di balas dengan anggukan kepala. Sesampainya di kamar Rafa, Adit menidurkan putranya di ranjang kemudian Anis menjulurkan selimut ke tubuh Rafa dan menurunkan suhu ruangan agar Rafa bisa tidur lebih nyaman.
" Aku pulang sekarang. " Pamit Adit yang langsung berjalan keluar dari kamar Rafa. Dia ingin segera meninggalkan tempat itu karena ada Tomy di sana. Rasa cemburu masih terselip di hatinya. Namun kali ini bukan itu yang sedang mendominasi kegelisahan hatinya, melainkan Lea.
Ketika sampai di ruang tamu, kembali Adit berpapasan dengan Tomy.
" Langsung pulang Dit ? Tidak minum dulu ? " Tanya Tomy mencoba lebih dulu menyapa.
" Terimakasih. Aku sangat lelah dan ingin segera istirahat. Lain kali kita bisa minum kopi bersama. " Jawab Adit.
" Baiklah. Aku tunggu. Segera hubungi aku jika ada waktu senggang untuk minum kopi bersama. " Tomy mengulurkan tangannya kepada Adit untuk berjabat tangan. Dan Aditpun meyambut uluran tangan Tomy lalu segera pamit dari sana.
Sesampainya di apartemen, Adit langsung membersihkan badan. Bayangan wajah Lea yang cemberut sampai dengan mereka berpisah tadi membuatnya gelisah. Dia tahu kalau lelucon yang disengajanya saat Lea sedang menerima panggilan dari seorang pria kemarin cukup keterlaluan. Tapi dari lubuk hati yang terdalam, Adit tidak menyesal melakukan itu. Apa dia benar sedang cemburu ??! Entahlah......Egonya masih belum bisa mengakuinya.
Selesai membersihkan badan Adit merebahkan diri ke ranjang. Tubuhnya terasa sangat lelah karena harus menyetir sendiri selama liburan. Adit merasa puas sudah bisa mengajak Rafa ke Taman Safari sesuai janjinya. Rafa tampak senang dan antusias menikmati liburan mereka. Hanya di sayangkan sikap Lea yang sedikit aneh sejak mereka akan berangkat sampai akhirnya diperparah oleh kekonyolan Adit sendiri dan berakhir dengan Lea yang mendiamkannya. Adit menerka nerka, apa mungkin Lea benar sudah memiliki kekasih sehingga sikapnya sedikit berubah ? Adit merasa takut dengan bayangannya sendiri. Takut ada orang lain di antara dia dan Lea. Takut ada laki laki lain yang mengambil Lea dari sisinya.
" Mungkin benar, aku sudah jatuh cinta pada gadis itu. Aku harus segera menemuinya untuk memastikan perasaanku sebelum semuanya terlambat. " Gumam Adit dalam hati.
Adit mengambil ponselnya di atas nakas. Mengetik nama Alea di kontak ponselnya lalu mengetuk tombol telepon. Panggilan pertama tidak terangkat. Adit mencoba sekali lagi dan setelah menunggu akhirnya terangkat juga, namun bukan suara Lea yang menyapanya melainkan Vita. Adit yakin, Lea sedang tidak ingin bicara dengannya. Adit menerima begitu saja alasan Vita yang mengatakan Lea sedang mandi kemudian segera mengakhiri panggilannya.
Selang 30 menit Adit kembali menghubungi Lea dan dia merasa sangat lega Lea mau mengangkat panggilannya meskipun dengan suara tak bersemangat. Adit menanyakan keadaan Lea dan apakah gadis itu sudah makan. Lea menjawabnya secara singkat. Kemudian Adit kembali bertanya apa dia masih marah. Lea hanya diam tak menjawab. Adit tau Lea pasti masih marah. Kali ini Adit penasaran kenapa ngambeknya bisa berkepanjangan seperti ini, apa benar pria yang menelponnya kemarin adalah pacarnya ? Adit mengulangi pertanyaannya lagi apakah Lea masih marah padanya, dan bertanya tentang laki laki yang menelponnya apakah kekasihnya hingga dia semarah ini pada Adit. Di luar dugaannya, Lea menjawab kalau laki laki itu gebetannya...Bahkan dia menggunakan istilah anak muda untuk menceritakan pria itu. Hati Adit memanas mendengar pernyataan Lea tentang 'gebetan' ditambah lagi Lea memintanya untuk tidak iseng memanggilnya sayang dan menyentuhnya karena takut pria yang di sebut gebetannya itu kabur. Astaga !!! Iseng... ??! Dia fikir sikapku selama ini hanya sebatas keisengan seorang pria dewasa ? Adit sudah tidak sabar hanya mendengarkan suara Lea dari telepon. Dia segera mengakhiri panggilannya lalu bersiap menemui Lea di rumah kosnya.
Adit berganti pakaian. Megambil ponsel dan dompetnya di atas nakas, lalu memasukannya ke saku celananya. Mengambil kunci mobil di atas lemari bufet lalu berjalan keluar dari apartemennya. Setelah duduk di belakang kemudi Adit mencoba menarik nafas panjang untuk meredakan emosinya. Dia harus bertindak dengan kepala dingin. Jangan sampai dia lepas kendali di depan Lea dan membuat gadis itu semakin menjauh darinya. Sungguh kali ini Adit harus mengalah, baginya Lea tak seistimewa Anis dulu tapi entah kenapa Adit sangat tertantang untuk bisa menakhlukkan gadis mungil yang selalu membuatnya harus jungkir balik menghadapi kemarahannya.
Di tengah perjalanannya menuju rumah kos Lea, Adit berhenti sejenak di sebuah kios bunga. Dia fikir, sekeras kerasnya wanita, mereka pasti bisa luluh dengan bunga dan coklat. Aditpun membeli serangkaian bunga lili putih yang diselipi dengan kartu ucapan berisi permintaan maaf untuk Lea. Kemudian dia pergi ke sebuah toko roti terdekat untuk membeli sepaket coklat mahal sebagai teman bunga yang sudah dibelinya. Dengan penuh kepercayaan diri, Adit kembali melajukan mobilnya menuju kos Lea.
Sesampainya di depan rumah kos Lea. Adit turun membawa bunga dan coklat yang dibelinya tadi. Dia mencoba menggerak gerakkan wajahnya agar tampak segar dan bisa memberikan senyum terbaik untuk Lea yang sedang marah. Sesaat dia merasa sejak mengenal Lea, dia banyak melakukan tingkah konyol di luar kebiasannya. Senyumnya tersungging mengingat sikap sikap absurdnya.
Adit melangkah masuk ke teras kos Lea langsung berjalan menuju kamar gadis itu. Adit mengetuk pintu kamar Lea tanpa bersuara, dia ingin memberi kejutan kepada Lea. Tapi setelah lama mengetuk tidak kunjung ada sahutan dari dalam. Adit mulai memanggil nama Lea. Masih belum ada jawaban, lalu dia mengamati kamar Lea seperti tidak ada tanda tanda orang di dalamnya, dan ternyata lampu kamarnya pun padam.
" Apa mungkin dia sedang pergi keluar makan dengan Vita ? Ya mungkin dia sedang makan. " Gumam Adit berbicara pada diri sendiri.
Adit kembali masuk ke dalam mobilnya dan memutuskan untuk menunggu Lea pulang di dalam mobil. Dia menyetel sandaran kursi kemudinya agar nyaman digunakan untuk posisi rebahan. Adit yang memang sedang sangat lelah pun akhirnya ketiduran. Saat bangun dia cukup kaget melihat jam dipergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Berarti dia sudah tertidur hampir 3 jam. Akhirnya Adit kembali masuk ke rumah kos Lea yang memang bebas tanpa penjaga. Kembali diketuknya pintu kamar Lea. Namun nihil belum ada tanda tanda orang di dalam. Akhirnya Adit mencoba menghubungi ponsel Lea. Tapi ponsel Lea sedang tidak aktif.
" Kemana gadis itu pergi ? Sudah semalam ini belum juga kembali." Adit bergumam dengan perasaan was was dan gelisah. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Namun saat keluar dari teras rumah kos itu, ada sebuah mobil taxi yang berhenti, dia fikir itu adalah Lea. Namun setelah di tunggu hanya Vita yang keluar dari sana. Vita tampak gugup melihat Adit sudah berdiri menunggunya di depan pintu pagar.
" Pak Adit...." Sapa Vita dengan suara lirih.
" Kemana Lea pergi ? Aku sudah menunggu di sini selama 3 jam tapi dia belum juga pulang. Aku pikir dia sedang keluar bersamamu. " Tanya Adit tanpa basa basi.
" Ish...matilah aku kalau sampai ketahuan...." Desah Vita dalam hati. Vita tidak langsung menjawab pertanyaan Adit saking gugupnya. Dia melihat kekhawatiran yang besar dari sorot mata Adit. " Ya Tuhan...kali ini aku ga boleh salah bicara...."
*
*
*
*
Jangan lupa like dan komennya readers. 🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
novi²
ckck bener ya kita jarus kehilangan dulu biar kita tau betapa berharganya dia untuk kita sendiri
2021-12-29
0
Berdo'a saja
Lea harus pergi dulu baru Adit sadar
2021-11-19
0
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ
kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga💃💃💃💃
2021-11-18
3