Adit POV
Malam ini kami bertiga makan malam dalam diam. Lea masih melayangkan aksi mogok bicaranya karena ulahku tadi yang cukup kelewatan saat dia sedang menerima panggilan. Rafa pun sudah tidak banyak bicara, anak itu kelihatan sangat lelah dan mengantuk.
Selesai makan malam, Lea membersihkan Rafa, mengganti bajunya lalu menemaninya tidur. Aku menunggu Rafa tertidur dulu setelah itu aku berniat mengajak Lea bicara. Aku sangat tersiksa jika Lea mendiamkanku seperti ini. Sambil menunggu, aku berbaring di sofa ruang tamu menonton TV.
Triiing...
Ponselku berbunyi tanda ada pesan masuk. Kuraih ponsel itu di atas meja.Ternyata Andra asistenku yang mengirim pesan. Dia mengirim foto kartu undangan pernikahan dari Anis untukku. Aku mendesah pelan menatap layar ponsel.
Aku benar benar sudah kehilangan Anis sekarang. Dadaku terasa sesak, seperti ada beban berat yang menghimpit. Seharusnya aku sudah menyadari kalau aku benar benar gagal ketika kami berdua bercerai. Tapi kenapa kekecewaan ini tak kunjung sembuh. Bahkan setelah ada Lea di sampingku.
Otakku kini beralih memikirkan gadis mungil itu. Alea..... Lea adalah gadis yang baru kukenal. Bahkan sekarang belum genap dua bulan kami saling mengenal. Tapi berada di sisinya, aku merasa menjadi pribadi yang berbeda. Hal remeh temeh bisa jadi bahan perdebatan panjang kami. Sering tiba tiba aku merindukannya dan gelisah jika terlalu lama tak melihatnya. Dan yang lebih gila, aku sulit menahan diriku untuk tidak menyentuh, memeluk dan menciumnya jika kami berdekatan. Namun hatiku masih menolak mengatakan jika aku jatuh cinta. Mungkin ini hanya perasaan nyaman karena Rafa juga menyayanginya.
Kulihat sikap Lea sedikit aneh. Sejak kami berangkat dari kota J, dia seperti menjaga jarak denganku. Tapi tak selalu. Dia masih menerima genggaman tanganku bahkan membiarkan aku sesekali memeluknya di tempat umum. Hanya saja penerimaannya berbeda, dia cenderung lebih dingin, tidak sehangat biasanya. Apa mungkin dia memiliki kekasih ?
Ya...mungkin dia sudah memiliki kekasih atau mungkin seseorang yang di sukainya. Atau bisa jadi tadi yang berbicara dengannya di telepon adalah kekasihnya, sehingga dia jadi semarah ini ? Doni... ya aku mendengar dia menyebut nama orang itu.
" Huuuuftttt.....!!! "
Kenapa tiba tiba aku jadi semakin kesal. Tadi hanya mendengar dia tertawa dengan pria lain di telepon saja aku sudah sangat kesal. Sekarang aku jadi semakin kesal karna pikiranku sendiri yang menerka nerka tentang Lea. Ada apa denganku sebenarnya. Apa benar aku jatuh cinta ?? Oh tidak....tidak mungkin aku jatuh cinta semudah ini. Bahkan sejak dulu banyak wanita yang lebih dari Lea berusaha mendekatiku, tapi tak satupun yang bisa membuatku berpaling dari Anis.
Aku beranjak dari sofa dan berjalan masuk ke dalam kamar utama. Kulihat Rafa dan Lea sudah tertidur pulas. Niatku untuk bicara dengan Lea harus kuurungkan. Besok pagi masih ada waktu untuk bicara dengannya. Mungkin dia kelelahan hingga ikut tertidur. Akhirnya kuputuskan untuk ikut berbaring di samping Lea. Hari ini cukup menyenangkan, tapi juga sangat melelahkan. Aku sangat puas melihat Rafa begitu gembira.
Kembali aku menoleh ke arah Lea yang tidur memunggungiku menghadap Rafa. Hatiku merasa tenang dan nyaman ketika kami bertiga berkumpul seperti ini. Kami sudah terbiasa tidur bertiga setiap malam minggu di apartemenku. Sungguh perasaan yang membingungkan. Aku selalu menginginkannya berada di sekitarku, tapi hatiku belum bisa menerima Lea sebagai pengganti Anis. Apakah aku terlalu egois ??!
Sayup sayup kudengar denting sendok dan piring beradu yang mulai membawaku bangun dari alam mimpi. Aku menggeliat pelan dan mencoba membuka mataku perlahan menyesuaikan dengan cahaya matahari yang mulai masuk dari jendela kamar. Kulihat di sampingku sudah tidak ada siapapun. Pasti mereka sedang sarapan pikirku. Kulihat jam di ponselku sudah menunjukan pukul 9 pagi. Oh Tuhan... aku tidur begitu lelap hingga kesiangan. Aku beranjak bangun dari tempat tidur, dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
" Selamat pagi !!! " Sapa ku kepada Lea dan Rafa yang belum selesai dengan sarapannya. Aku berjalan mendekat lalu mengecup pipi Rafa, Rafa hanya tersenyum dengan mulut penuh makanan. Lalu aku bergeser ke arah Lea, namun dia segera berdiri menghindariku. Gadis itu cukup pendendam pikirku. Dia membawa piring dan gelas kotornya ke tempat cucian, aku mengikutinya. Saat dia sedang mencuci aku memeluknya dari belakang. Dia hanya diam tanpa melayangkan protes.
" Aku minta maaf. Maaf karena aku kemarin sangat keterlaluan. Aku menyesal. Tolong maafkan aku. " Kataku sambil menjatuhkan ciuman di pucuk kepalanya. Namun dia masih tak bergeming. Aku mengeratkan pelukanku, mencium pipinya beberapa kali berharap dia segera luluh. Tapi tetap saja dia acuh.
" Makanlah sarapan mu. Sudah hampir dingin ! " Akhirnya dia buka suara meskipun dengan nada bicara yang kurang menyenangkan.
" Aku akan makan, tapi setelah kamu mau memberiku maaf. " tawarku mencoba menggoda.
" Apa pentingnya kata maafku, kamu sudah terbiasa berlaku sesukamu. Lakukan saja apapun yang kamu inginkan. Tidak perlu menghiraukan ku. " Lea mencoba keluar dari pelukanku. Aku pun membiarkannya.
Ucapannya seakan menamparku keras. Apa aku sudah begitu menyakitinya ?
" Jam berapa kita jalan pulang ? " Lea kembali bertanya tanpa menatapku. Dia menghampiri Rafa yang telah selesai makan dan membersihkan sisa makan Rafa di meja.
" Kita jalan jalan sebentar sambil membeli oleh oleh. Setelah itu kita bisa pulang. " jawabku dengan lembut.
" Aku akan berkemas, cepatlah sarapan ! " kata Lea kemudian berlalu masuk ke dalam kamar.
Perasaanku tidak enak. Sepertinya Lea benar benar marah padaku. Aku segera menghabiskan sarapanku kemudian menghampiri Lea yang masih di dalam kamar.
Lea telah selesai berkemas. Bahkan dia sudah rapi dengan sepatunya. Begitupun dengan Rafa. Aku berjalan ke arah Lea dan membantunya membawa tas pakaian kami keluar.
" Sudah semuanya ? Yakin tidak ada yang tertinggal ? " Tanyaku pada Lea. Dia hanya mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam mobil bersama Rafa. Aku menghela nafas dalam, kali ini adalah salahku, jadi aku harus mengalah. Rencanaku untuk berbicara empat mata dengannya pagi ini gagal karena ulahku sendiri yang bangun kesiangan.
Aku membawa Rafa dan Lea berbelanja di pusat oleh oleh kota ini. Aku pikir Lea yang sedang marah tidak akan mau membeli apapun. Ternyata tidak, dia memborong banyak makanan khas kota ini dengan jumlah yang cukup banyak. Akan dibagikan kepada siapa oleh oleh sebanyak ini pikirku. Dia di sini merantau dan sudah tidak memiliki keluarga. Kakaknya pun tinggal jauh di luar kota. Ah...mungkin untuk teman teman di butiknya, atau malah untuk keluarga kekasihnya ? Mendadak hatiku panas mengingat hal itu. Tapi aku menahan diri untuk tidak bertanya, takut akan kembali menyinggungnya.
Kulihat Lea telah selesai berbelanja. Aku juga membeli sedikit makanan untuk persediaan di apartemen. Lea berjalan ke arah kasir, lalu menyerahkan troli belanjanya kepada petugas. Aku pun segera menghampirinya. Aku mengambil kartu debit dari dompetku dan kuberikan padanya, tapi dia hanya menoleh dan menatapku sekilas tanpa menerima kartuku.
" Tidak perlu. Aku sudah memakai kartuku sendiri. " tolaknya cepat dan kembali fokus melihat belanjaannya yang sedang di hitung. Astagaa !!!! ternyata dia masih sangat marah. Biasanya dia akan kegirangan kalau aku mentraktirnya. Sikapnya akan sangat manis seperti anak kecil yang mendapatkan permen. Entah kenapa aku tidak berani mendebatnya kali ini. Aku hanya berdiri mengantri di belakangnya, menunggunya sampai selesai dan membayar belanjaanku sendiri.
Selesai kami berbelanja dia meminta kepadaku untuk langsung pulang ke kota J. Dia bilang dia merasa kurang enak badan. Aku mengajaknya mampir ke dokter sebentar. Tapi dia menolak. Kulihat wajahnya memang kelihatan sedikit pucat. Dan terlihat sudah tidak bersemangat. Akhirnya aku menuruti kemauannya untuk langsung pulang.
Sepanjang perjalanan Lea hanya diam. Sesekali dia hanya meladeni Rafa bicara. Jika aku bertanya pun dia hanya menjawab seperlunya. Setelah memasuki kota J, dia menoleh kepadaku dan bertanya.
" Bisakah antar aku pulang ke kos dulu ? Kamu antar Rafa ke rumah bu Anis sendiri saja setelah dari kos ku. Aku pengen cepetan tidur kepalaku pusing, mabuk kendaraan sepertinya. " katanya beralasan.
" Baiklah. " Jawabku pasrah. Aku tidak punya alasan lagi untuk menahannya. Mungkin dia memang butuh waktu untuk mengurai kemarahannya padaku.
Kami telah sampai di depan rumah kos Lea. Aku segera turun dan berjalan memutar untuk membukakan pintu. Dia turun bersama Rafa di gendongannya. Aku membuka bagasi belakang untuk mengeluarkan barang barang Lea, lalu membawanya masuk ke teras rumah. Kulihat Lea sedang berpamitan dengan Rafa. Mereka terlihat tertawa lalu melakukan tos dan saling berbagi ciuman. Melihat hal itu tiba tiba melintas rasa takut pada diriku. Rasa takut yang tidak kupahami. Takut kehilangan Lea dan kehilangan kebahagiaan yang baru saja bisa kurasakan.
Aku berjalan menghampiri mereka. Lea mengulurkan Rafa ke gendonganku. Sebelum dia bisa menghindar aku menariknya kedalam pelukanku.
" Lea, aku minta maaf sayang...aku minta maaf. Tolong maafkan aku. " kataku tulus sambil mengeratkan pelukanku pada Lea dan Rafa bersamaan. Lea hanya diam tak menjawab.
" Sudah, aku mau masuk dulu. Kasihan Rafa, kepanasan di sini, buruan antar dia pulang. Terimakasih untuk jalan jalannya. " kata Lea yang bergerak keluar dari pelukanku.
Aku membawa Rafa masuk ke dalam mobil. Lea masih menunggu kami pulang, berdiri di teras rumah kosnya. Saat mobil mulai berjalan, Rafa melambaikan tangan dengan riang ke arah Lea. Dan Lea membalasnya dengan senyum lebar. Sekilas aku melihat gurat kesedihan di matanya, tak sebahagia senyum yang ditunjukannya. Ada apa dengan Lea ? Apa aku sudah keterlaluan kali ini ???
\*
\*
\*
\*
Jangan lupa like dan komennya readers tersayang setelah selesai membaca. Terimakasih sudah mengikuti novel ini. Semoga selalu suka 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
novi²
udh menjauh ajh lea si adit msh ada bayang² tuh anis
2021-12-29
0
Berdo'a saja
kamu egois dit
2021-11-19
0
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ
udh pergi ajh lea mls am tuh adit yg gagal move on di tinggal anis😒😒 php in anak gadis orang doang😣😣
2021-11-18
0