Author POV
Suasana di rumah kos siang ini cukup sepi. Sebagian penghuninya mudik setiap weekend dan sebagian yang lain sedang berbelanja atau sekedar pergi jalan jalan menghabiskan hari libur. Jam dinding di kamar Lea menunjukkan pukul 5 sore namun Lea masih bermalas malasan di atas tempat tidurnya. Badannya terasa letih tak bersemangat, berulang kali memejamkan mata tapi tak kunjung bisa tertidur. Hatinya gelisah bercampur kesal mengingat lelucon Adit kemarin. Dia takut, Doni berfikir macam macam tentang dirinya. Masih jelas diingatannya ucapan Doni saat mengakhiri telepon mereka kemarin.
" Waduuuh.... ada yang udah manggil sayang ternyata... pake minta dimandiin lagi...hehehhe... ya udah aku tutup telponnya dulu ya. Maaf mengganggu honeymoonnya. "
Doni menutup panggilannya sebelum Lea sempat membela diri. Beberapa kali Lea ingin menghubungi Doni untuk menjelaskan tentang lelucon Adit, tapi diurungkan, Lea bingung harus mengatakan apa tentang Adit jika Doni bertanya, sedangkan Lea sendiri juga tidak paham dengan kerumitan hubungan mereka.
Kembali Lea tenggelam kedalam pikirannya sendiri. Berulang kali dia mencoba meneguhkan hati untuk menjauhi Adit, namun raganya sendiri yang selalu berkhianat. Sulit untuk tak terhanyut dengan perhatian dan perlakuan manis Adit kepadanya. Apa sebenarnya yang diinginkan Adit darinya ? Adit bersikap seolah mereka adalah sepasang kekasih, menjemputnya setiap pulang kerja, menelponnya setiap waktu, memeluk bahkan mencium tanpa seijinnya, bahkan beberapa kali mengatur mana yang boleh dan tak boleh Lea lakukan. Awalnya Lea menanggapi hal itu dengan positif, mungkin Adit butuh waktu untuk beradaptasi dengannya sebelum menyatakan perasaanya kepada Lea. Namun, lambat laun Lea merasa Adit masih memikirkan mantan istrinya. Jelas terlihat setiap kali mereka bertemu. Mata Adit tak bisa berbohong jika dia masih mengagumi bu Rengganis.
" Sepertinya aku butuh waktu untuk menghindarinya. Tak baik untuk diriku sendiri terus menerus berada pada keadaan ini. Suatu saat aku pasti terluka. " Gumam Lea pada dirinya sendiri.
Lea bangkit dari tempat tidurnya. Berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Setelah 20 menit membersihkan diri, Lea yang baru keluar dari kamar mandi dikejutkan dengan teriakan Vita dari luar kamar.
" Lea.... kamu sudah pulang ?!! " Teriak vita sambil mengetuk ketuk pintu kamarnya.
Lea membuka pintu dengan wajah cemberut.
" Yah.... habis liburan juga masih asem aja mukanya. " Seloroh Vita.
" Ga usah pake triak! NGA GE TIN !! tau ga ??! " ucap Lea ketus lalu kembali masuk ke kamarnya dan duduk di lantai berkarpet.
Vita hanya mendengus pelan lalu berjalan mengikuti Lea.
" Namanya juga manggil dari luar, pastilah harus triak, kalau pakai bahasa isyarat mana bisa ? Emang aku punya ilmu kebatinan ?! " ujar Vita membela diri.
" Ish... terserahlah...!! " jawab Lea tak mau ambil pusing.
" Kamu kenapa sih ? Pulang holiday bukannya riang gembira wajah berseri seperti bidadari, ini kok malah cemberut aja dari tadi pasang bibir monyong lima senti begitu. " tanya Vita penasaran.
" Gak papa. Aku capek aja. Kamu habis dari mana Vit ? " tanya Lea mengalihkan pembicaraan.
" Habis nonton sama anak anak butik. Sekalian tadi ambil jahitan seragam bridsmaid punya mbak Nina. Bagus banget bajunya. Baju kamu udah jadi ? Kamu juga kebagian jatah jadi pengiring pengantin kan ? " Tanya Vita sembari menyambar sebotol yougurt di atas meja.
" Belum aku masukin ke penjahit kainnya. " jawab Lea santai.
Vita yang sedang meneguk yougurt, tersedak seketika.
" Uhuuk....uhuk....uhuukk... "
" Ish.... pelan pelan minumnya... aku gak minta ! " Seloroh Lea sambil mengusap usap punggung temannya itu.
" Kamu udah gila ya, bu Anis nikahannya udah minggu depan, dan kamu masih santai santai aja belum jahit seragam ??? Udah siap di pecat ??! " Tanya Vita masih dengan keterkejutannya.
" Ga usah melotot gitu juga kali. Tuh mata kamu udah mau lepas. Kalau sampai lepas beneran masa iya mau di ganti pake mata kaki ? " kata Lea menggoda.
Vita seketika melengos, dan mendengus kasar mendengar ucapan Lea.
" Aku gak takut di pecat Vit, karena rencananya aku mau resign. " kata Lea dengan suara sedikit terbata.
" Resign ??!! Kamu mau reesign ??! Kamu gak lagi ngeprank aku kan Lea ??! "
Lea hanya menggelengkan kepala lemah tanpa bersuara.
" Ihh... kenapa tiba tiba kepikiran mau resign ? Kamu kan mesti kerja buat biaya kuliah kamu. Terus kalau resign dari butik, kamu mau kerja di mana ? Udah dapat tawaran kerja baru ya ? " cerocos Vita yang merasa syok dengan pernyataan Lea.
" Belum ada sih... tapi nanti aku bisa cari cari info lagi dari teman teman kampusku. " jawab Lea.
" Ada apa sih sebenernya ? Akhir akhir ini kamu makin aneh dech. Aku lihat kamu ga pernah ada masalah yang berarti di butik. Sejak awal kita ke sini sampai sekarang aman aman aja ga pernah ada masalah. Kok tiba tiba mau resign. Sayang kan gaji kamu udah lumayan, ga gampang juga cari kerja sekarang, apalagi ijazah kita cuma SMK. " ujar Vita mencoba memberi pengertian kepada sahabatnya.
Lea hanya diam termenung mencerna perkataan Vita.
" Kamu ga mau cerita sama aku ? Udah ga percaya sama aku sekarang ? "
" Aku malu. " jawab Lea singkat sambil menunduk.
" Ihh....lama lama kamu bikin aku mati penasaran deh Al ! " kata Vita yang kemudian beralih duduk menghadap Lea yang masih menunduk.
" Coba cerita yang jelas kamu kenapa. Kenapa musti malu dan malu sama siapa. "
" Malu sama kamu Vit. Malu sama diriku sendiri. Aku bingung gimana mau ceritanya sama kamu. " kata Lea dengan suara tak bersemangat.
" Apa ada hubungannya sama pak Adit durennya bu Anis ? " tebak Vita.
Lea hanya bisa mengangguk lalu menghela nafas dalam.
" Pak Adit udah maksa kamu yang aneh aneh ? Atau bu Anis ga suka kamu deket sama mantan suaminya ya ? " cercos Vita penasaran.
" Bukan...bukan itu. Aku sepertinya jatuh cinta Vit sama Adit ? " terang Lea lirih kemudian mengusap wajahnya kasar.
" Lhah... terus di mana masalahnya ? Bagus kan kalau kalian saling jatuh cinta. Semua orang yang lihat hubungan kalian pasti bilang kalian lagi pacaran. Tiap hari pak Adit jemput kamu kerja, dia juga ga segan segan gandeng kamu atau meluk kamu di tempat umum, perhatiannya ke kamu udah kayak apotik 24 jam ga ada habisnya, terus apa salahnya kalo kamu jatuh cinta ? Dia juga pasti udah jatuh cinta sama kamu. Kalo ga cinta mana mungkin dia bersikap seperti itu. " kata Vita mencoba membuat analisanya sendiri.
" Aku juga bingung, sikapnya sejak awal seperti itu bikin aku jadi ga waras. Tapi dia belum pernah sekalipun ngungkapin perasaannya ke aku Vit. Justru semakin lama aku kenal dia, semakin aku bisa ngrasain kalau dia begitu sayang sama bu Anis. Mungkin dia nganggep aku cewek gampangan. Dia cuma butuh aku buat mengalihkan kekecewaannya ke bu Anis. Dia cuma butuh pegangan. Aku bisa lihat dia cukup terluka dengan pernikahan bu Anis ini Vit. " Lea mulai terisak.
Vita pun bergerak merengkuh tubuh sahabatnya. Memeluk dan mengusap punggung Lea.
" Aku takut, aku takut akan hancur sendiri Vit karena perasaan ku. Aku pengen menjauhi Adit dan keluar dari kehidupannya. Kehidupan kami jauh berbeda. Aku gak akan pernah bisa menggantikan Bu Anis di hati Adit. Dan aku juga bukan wanita yang cocok untuk berada di sekitarnya. " Lea masih terisak dalam dekapan Vita.
" Kalau kamu ga yakin sama perasaan dia, ya mending udahan aja. Aku juga ga mau lihat kamu terluka cuma gara gara seorang duda. Di luar banyak perjaka ting ting yang pada ngantri pengen deket sama kamu. Jadi jangan buat masa muda kamu terbuang sia sia, menjalin hubungan dengan laki laki yang setengah hati seperti Adit. " Vita melepas pelukannya, bergeser mengambil kotak tisu di meja dan mengulurkannya kepada Lea.
Lea yang masih terisak sesekali mencoba menarik nafas panjang untuk bisa menghetikan tangisnya. Kemudian menyeka air mata dan ingus dengan tisu yang diberikan Vita.
" Terus rencana kamu gimana ? Kamu ga musti resign kan untuk menghindari Adit. Jangan korbanin kuliah kamu. Ingat, kamu nabung setengah mati cuma buat kuliah. Jangan sampai karena satu cowok cita cita kamu jadi sarjana bubar. "
" Aku butuh waktu untuk menghindari Adit Vit. Kalau setiap hari ketemu terus bakalan susah buat move on. Soal resign aku juga lagi pikirin masak masak. " ucap Lea.
" Kamu ambil cuti aja dulu. Liburan kemana gitu biar bisa merefresh otak sama hati kamu. Kamu kan belum pernah ambil cuti selama hampir 2 tahun kerja. " Kata Vita mencoba memberi saran. Lea pun mengangguk angguk mempertimbangkan saran Vita.
" Okelah... nanti coba aku hubungi bu Anis untuk ijin ambil cuti. Mungkin aku harus pake alesan yang bersifat urgent supaya di ACC dan besok bisa mulai cuti. " kata Lea.
" Rencana kamu mau kemana ? " Tanya Vita dengan muka tak rela.
" Aku mau tengok mbak Aina aja ke kota Y. Udah lama juga ga ketemu. Aku juga udah kangen. " jawab Lea.
" Baguslah kalau kamu ke sana. Aku jadi tenang. "
" Kalau Adit tiba tiba tanya ke kamu atau nyariin aku, bilang aja ada urusan keluarga penting. Tapi jangan sampai keceplosan kasih alamat mbak Aina sama dia. Dia orangnya suka nekat. " ujar Lea mengingatkan.
" Oke....oke.... aku ngerti. " balas Vita santai.
Tring......Tring.....Tring...Tring....
Ponsel Lea berbunyi. Lea menoleh mencari cari dimana ponselnya berada dengan mengamati arah sumber suara. Ternyata suaranya berasal dari dalam tas. Segera Lea berdiri meraih tas kecilnya, mengeluarkan ponsel itu dan membaca tulisan yang tertera di layar. " ADIT CALLING "
" Panjang umur orang ini, baru juga selesai di sebut namanya sekarang malah sudah menelpon. Harus bagaimana aku sekarang ? Angkat atau tidak ??! " batin Lea bingung.
*
*
*
*
*
Happy reading teman teman. Mohon dukungannya untuk novel ini. Jangan lupa like dan komennya ya.
Terimakasih.😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
novi²
si adit maunya apa😌😌😌
2021-12-29
0
Berdo'a saja
ikut nyesekkkkkk
2021-11-19
0
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ
dasar duda plin plan
2021-11-18
0