Rengganis POV
Dua bulan lagi aku dan Tomy akan menikah. Tomy adalah Pria yang menjadi cinta pertamaku sekaligus adik sepupu dari mantan suamiku, Adit. Setelah perceraianku dengan Adit, aku fikir Tomy akan semakin menjauh. Tapi ternyata tidak, dia justru terang terangan mendekatiku. Menyatakan cintanya yang sudah lama terpendam semenjak kami remaja. Dia dan keluarganya tidak mempermasalahkan status jandaku. Dan satu hal yang membuatku lebih bahagia, Tomy bisa menerima dan diterima baik oleh Rafa, putraku.
Sabtu siang ini adalah jadwal 'me time' ku. Aku sudah membuat janji dengan adik sepupuku, Rena, untuk pergi ke Salon langganan kami. Hari ini Tomy ada acara ke luar kota sehingga tidak bisa menemani.
Saat aku sudah bersiap berangkat untuk menjemput Rena, tiba tiba ponselku berdering, saat ku lihat tertera nama Mamah Rita di sana dan aku segera mengangkatnya. Mama Rita membuka percakapan dengan meminta maaf dan berbicara dengan suara bergetar, perasaanku tiba tiba menjadi tidak enak.
" Ada apa mah ? maaf untuk apa ? apa terjadi sesuatu dengan Rafa ? " tanyaku tak sabar.
Setiap weekend Rafa selalu dijemput oleh neneknya (mama Adit) untuk menginap di kediaman mereka. Tapi semenjak perceraian kami, mama Rita bilang Adit belum pernah sekalipun menemui putranya. Jadi hingga Rafa berusia hampir tiga tahun, dia hanya mengenal papinya dari fotonya saja. Maka dari itu, Rafa sangat bahagia ketika ada Tomy yang hadir di kesehariannya memberikan kasih sayang dan perhatian layaknya seorang ayah padanya.
Mama Rita masih terdiam, hanya sesekali terdengar suara hembusan nafas panjangnya. Seolah menguatkan diri untuk menyampaikan kabar buruk kepadaku.
" Mah, coba cerita pelan pelan, Anis tunggu sampai mama tenang. " kataku mencoba bersabar.
" Sayang, maafkan mama. Tadi pagi tiba tiba Adit datang ke rumah, saat itu dia minta mama membuatkan makanan di dapur, namun ketika mama masih sibuk di dapur, Adit membawa pergi Rafa tanpa sepengetahuan mama." Mama Rita bercerita sambil sesekali terisak.
Seketika saja hati Anis mencelos, pikirannya mendarat ke hal hal buruk tentang Adit. Dia berfikir Adit akan mengambil Rafa darinya dan memisahkan mereka. Meskipun gugup dan kalut, Anis berusaha untuk bersikap tenang.
" Mama sudah menghubungi ponsel mas Adit ? Mungkin dia hanya ingin mengajak Rafa membeli sesuatu sebentar. " Anis berusaha berfikir positif dan menenangkan Mama Rita yang masih terisak di seberang telepon.
" Mama sudah menghubunginya berkali kali tapi ponselnya tidak aktif, mama juga sudah mendatangi apartemennya tapi mereka tidak ada di sana. " Mama Rita berkata penuh keputusasaan.
" Mama jangan khawatir, Anis akan coba menghubungi mas Adit dan mencari tahu ke teman teman dekat mas Adit dulu. Mama tenang saja di rumah, Anis akan segera menghubungi mama jika sudah ada kabar tentang mereka. " ucap Anis.
" Baiklah.... mama minta maaf sebelumnya. Semoga Adit tidak berbuat yang aneh aneh. Trimakasih sayang. "
" Sama sama mah. Anis tutup dulu telponnya."
Setelah mengakhiri telponnya dengan mama Rita, Anis berusaha menghubungi Adit. Dia mengirimkan beberapa pesan kepada Adit, berharap jika ponselnya sudah aktif, Adit bisa segera menghubunginya. Anis juga menghubungi Rena, dan membatalkan acara ke salon hari ini. Dia menceritakan tentang apa yang terjadi dengan Rafa. Rena pun kaget dan mengatakan akan membantu mencari informasi tentang keberadaan Adit dan Rafa.
Perasaan Anis tidak tenang, seharian dia hanya bertelpon kesana kemari mencari informasi keberadaan Adit dan Rafa, sesekali air matanya jatuh, dia takut jika Adit memaksa Rafa untuk menurutinya. Meskipun Rafa adalah putra Adit, tapi Adit sudah dua tahun tidak menemui Rafa. Sudah bisa dipastikan Rafa akan rewel karena tidak terbiasa dengan keberadaan orang asing.
Hingga malam tiba, dia melihat pesan pesan yang dikirimkannya ke Adit sudah terkirim. Tanpa menunggu lama dia langsung menekan tombol panggilan. Beberapa kali tidak terangkat, dan panggilan yang ketiga akhirnya Adit mau menerimanya.
Begitulah Adit, sikap dominan dan keras kepalanya tidak pernah berubah. Seharusnya aku yang marah karena dia membawa Rafa tanpa kabar, tapi kenyataannya justru dia yang emosi karena merasa terintimidasi dengan pertanyaanku. Aku hanya mengkhawatirkan putraku. Dia belum terbiasa dengan papinya. Apa itu salah ???
Author POV
" Pakai ini dulu sementara, kan cuma buat tidur. Baju kamu cuci sekalian, besok pagi pasti sudah kering. " Adit meletakkan sebuah kaos polos berwarna biru dongker dan celana pendek boxer di sofa kamar lalu berjalan keluar meninggalkan Lea yang sedang berdiri tertegun di depan kamar mandi kamar.
" Huufftt.... masak gak pake daleman sih...ishhhh nyebelin ??! Lea mendesah pelan sambil menghentakkan satu kakinya kesal.
Diapun berjalan mengambil pakaian yang disiapkan Adit tadi lalu masuk ke kamar mandi untuk segera membersihkan badan. Seharian di luar tubuhnya terasa gerah dan lengket.
Setelah 20 menit membersihkan badan, Lea keluar dari kamar membawa pakaian kotornya untuk di cuci di ruangan loundry. Lea tampak segar, kaos Adit yang di pakainya kebesaran, lebih cocok disebut dress, karena panjangnya lebih dari setengah pahanya hingga menutupi celana boxer yang di pakainya. Lengan kaos dia lipat agar tidak terlihat seperti orang orangan sawah. Lea menggulung rambut panjangnya seperti kebiasaannya jika di rumah.
Saat berjalan ke arah mesin cuci, Lea melewati Adit yang sedang sibuk menghangatkan makanan untuk makan malam di dapur. Adit tertegun menatap Lea yang berdiri membelakanginya. Gadis mungil itu tampak cantik dan sexy hanya dengan menggunakan kaos kebesaran miliknya. Gadis pendek dengan tubuh langsing yang padat berisi di bagian bagian yang seharusnya dengan kulit putih bersih dan wajah manis tanpa make up. Matanya tak bisa berhenti memandangi gadis di hadapannya, hingga tiba tiba suara Lea menyadarkannya.
" Jangan liatin aku terus ! aku ga pake daleman. " ucap Lea polos dengan muka kesalnya.
Adit tergelak keras mendengar ucapan Lea. Lea yang merasa di tertawakan segera berbalik badan dan melotot ke arah Adit.
" Kamu pikir ini lucu ? kamu ga sadar ya kalau aku jadi begini gara gara kamu. udah nyusahin orang, masih berani ngetawain lagi... huuuhhh !!! " Lea berjalan meninggalkan dapur dan duduk di sofa ruang tamu kemudian menyalakan TV.
" Iya...aku minta maaf. Aku gak lagi ngetawain kamu soal yang itu. Aku cuma lihat kamu lucu aja pakai baju aku yang kebesaran." Kilah Adit yang berbicara sambil berjalan mendekat ke arah Lea. Sesekali dia mengulum senyumnya yang tertahan karena melihat Lea yang masih saja cemberut. Adit benar benar merasa mendapat mainan baru sekarang.
Lea hanya melirik sekilas ke arah Adit lalu kembali mengarahkan pandangannya ke layar TV. Hari ini rasanya dia cukup lelah. Lelah menghadapi balita yang berkali kali menangis dan harus di tenangkan juga menghadapi bayi besar yang keras kepala dan pemaksa.
" Ayo makan dulu... ! Udah aku siapkan di atas meja makanannya, keburu dingin." ucap Adit lembut. Lea pun bangkit dari duduknya dan berjalan mengekori Adit.
Di meja makan sudah tersedia beberapa lauk dan sayur. Lea sedikit terheran heran, apa smua ini Adit yang memasak ? Atau hanya masakan instan ?
Melihat Lea yang hanya bengong memandangi makanan di meja, Aditpun berdiri mengambil piring Lea dan mengisi piring itu dengan nasi dan lauk lalu meletakkan kembali di depan Lea.
" Makanlah.... aku tidak menaruh obat tidur maupun racun di makanan ini. Aku tau kamu pasti curiga kan ? Dari awal pikiranmu selalu buruk kepadaku. " ujar Adit datar.
Lea pun bergerak meraih sendok dan garpunya. Lalu memandang Adit yang sedang menyuapkan makanan ke mulut.
" Kenapa ? masih curiga ? liat sendiri kan aku sudah makan. Kalau ada racunnya aku yang akan mati duluan. " ucap Adit ketus melihat Lea tak segera memulai memakan makanan di hadapannya, malah bengong memandanginya.
" Nggak... aku cuma penasaran dari tadi, ini makanan kamu masak sendiri apa kamu beli. Banyak sekali macamnya begini. " kata Lea kemudian mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.
" Sebagian lauk instan, sebagian aku masak sendiri. Capcay, udang asam manis, sama cah brokoli aku sendiri yang masak. Gimana rasanya ? cocok ?" tanya Adit antusias.
" Lumayan... " jawab Lea singkat.
" Hmmmmm.... cuma lumayan...? cks.." Adit cemberut dan melahap cepat makanannya.
Lea tergelak melihat wajah cemberut Adit yang sangat mirip dengan Rafa. Adit menghentikan makannya lalu menatap lekat Lea yang masih tertawa cekikian sendiri. Entah kenapa hatinya berdesir aneh melihat gadis di hadapannya. Lea yang di perhatikan pun masih saja terus tertawa tanpa menyadari tatapan Adit kepadanya.
" Tertawa saja terus sepuasnya.. " Sindir Adit pura pura merajuk.
Lea memperbaiki duduknya dan berhenti tertawa.
" Maaf.... maaf.... kamu mirip Rafa kalau cemberut...hahahaha.... Rafa versi tua udah ilang imutnya.... hahahaha " Lea kembali tergelak tak mampu menahan tawanya.
Adit kembali tersenyum memandang Lea yang tertawa riang. Beberapa tahun ke belakang dunianya terasa gelap dan sunyi, namun hari ini dia menemukan warna baru yang menghangatkan hatinya. Kehangatan saat melihat Rafa bersamanya dan gadis asing yang entah kenapa selalu membuatnya menjadi orang yang berbeda.
" Sudah... habiskan dulu makananmu. Nanti di lanjut lagi ketawanya. " kata Adit kemudian menyuapkan sendok terakhir makanan ke mulutnya.
Lea pun berhenti tertawa dan kembali fokus dengan makanan di depannya.
" Besok aku ingin ajak Rafa jalan jalan ke Puncak, Bogor. " ucap Adit singkat selesai meneguk air putih.
" Kalau mau bawa Rafa pergi ke luar kota lebih baik ajak orang yang Rafa kenal. Biar ga rewel lagi seperti tadi. Kamu bisa ajak neneknya kan atau malah ajak mommy nya Rafa, biar Rafa seneng bisa pergi sama mommy papinya bertiga. Itu pasti akan jadi momen yang indah buat Rafa. " ucap Lea.
" Cks... Ada kamu.....Beresss.. !! Rafa gak akan rewel. Nggak perlu orang lain lagi." ucap Adit datar tak ingin menanggapi saran Lea.
" Tapi besok aku ada kuliah siang." kata Lea lalu bangkit berdiri mengikuti Adit yang sedang mencuci peralatan makan bekasnya.
Lea berdiri di belakang Adit dengan tangan kanan membawa piring kotor dan tangan kiri membawa gelas seakan mengantri untuk cuci piring.
" Bolos sehari gak masalah. Nggak akan membuat kamu di DO. " ucap Adit sambil mengeringkan tangannya lalu berbalik menghadap Lea yang berdiri di belakangnya.
Lea akan membuka mulutnya untuk mendebat Adit ketika dengan gerakan cepat Adit memangkas jarak di antara mereka, lalu menundukkan kepala, memandang lekat mata Lea dan tiba tiba me\*\*mat lembut bibirnya sesaat.
Lea yang kaget hanya bisa diam terpaku menatap Adit, kedua tangannya memegang gelas dan piring kotor membuatnya tak bisa melawan. Belum juga Lea berhasil mengumpulkan kewarasannya dari serangan mendadak Adit, tiba tiba Adit sudah kembali meraih pinggangnya dan langsung membenaman kembali bibirnya ke bibir Lea, me\*\*matnya lembut beberapa saat. Adit terlena dengan rasa manis bibir Lea, meskipun Lea hanya diam mematung tak membalas sentuhannya tapi dia tidak ingin buru buru mengakhirinya. Dada Lea yang tanpa pembungkus menempel rapat di dada Adit, dan itu seketika membangkitkan hasratnya.
Namun Adit segera mendapatkan kesadarannya. Dia mengakhiri sentuhannya, melepaskan tangannya dari pinggang Lea, lalu mengusap bibir Lea yang basah dan sedikit membengkak dengan ibu jarinya.
" Lain kali bersihkan mulutmu dengan tisu setelah makan. Masih ada saus yang menempel di sudut bibirmu tadi. " ucap Adit lembut mencoba beralasan.
Lea yang sejak tadi hanya bisa diam terpaku, tak mampu berkata kata mencoba mencerna situasi aneh yang baru saja dialaminya. Saat kesadarannya pulih dia bergerak meletakkan gelas dan piring kotor di wastafel lalu pergi meninggalkan Adit tanpa sepatah kata, masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
" Astagaa..... my first kiss.... Aarrgghhh...!!!!"\*
\*
\*
\*
\*
\*
Alhamdulillah udah lebih panjang per Bab nya kali ini. Trimakasih untuk teman teman yang sudah berkunjung ke novel ini. Mohon dukungannya ya... Jangan lupa like, komen dan vote nya...
luv u all 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
🟡𓆉︎ᵐᵈˡ 𝐀⃝🥀sthe⏤͟͟͞R🔰¢ᖱ'D⃤
lah om adit sempet2nya
2022-12-30
0
novi²
yaaahhh maen nyosor ajh si adit
2021-12-29
0
Berdo'a saja
main serobot ajah
2021-11-19
0