Warna Kehidupan Aya
Zahratu Aya Azetia
Aya, Ya begitulah semua orang memanggilnya.
Tinggal di salah satu desa kecil yang cukup ramai penduduk, desa yang terbilang sudah mulai maju dan tidak terisolir lagi.
Walaupun desa kecil ini berada jauh dari ibu kota, tetapi banyak dari warga desa yang merantau ke ibu kota. Karena akses serta jalan dari desa menuju kota beberapa tahun ini yang sudah sangat bagus, dan itu membuat banyak dari warga yang merantau ke ibu kota, ada yang bersekolah di sana, kuliah, bekerja, bahkan ada yang sudah menetap.
Saat ini aya sudah berusia 19 Tahun. Aya sudah menuntaskan pendidikan di SMA (sekolah menengah atas) satu tahun yang lalu. Memiliki dua pasang bola mata yang berwarna biru, berkulit putih, tinggi 165 cm, dan berat badan 45 kg.
Aya gadis yang menggunakan hijab, apalagi saat di luar rumah dan saat berhadapan dengan yang bukan muhrimnya.
Untuk prestasi akademik aya tergolong anak yang jauh dari kata pintar, aya selalu mendapatkan nilai pas-pasan, dari SD (sekolah dasar) hingga SMA (sekolah menengah atas) aya tidak pernah masuk 10 besar, bahkan saat duduk di bangku SD (sekolah dasar) aya pernah mendapatkan nilai yang paling rendah, yaitu peringkat 19 dari 20 orang siswa siswi yang ada di kelas.
Walaupun selalu mendapatkan nilai yang pas-pasan, tetapi aya tidak pernah patah semangat untuk belajar, aya selalu berusaha untuk mendapatkan yang terbaik, selalu rajin untuk datang ke sekolah, tidak pernah bolos, mengerjakan tugas yang di berikan guru, dan disiplin. Karena aya memiliki cita-cita ingin menjadi seorang guru, yaitu guru TK (taman kanak-kanak).
Aya sangat suka dengan anak-anak kecil.
Ini terbukti dari aya yang satu tahun belakangan ini, dari lulus sekolah, aya suka membantu di sana walaupun hanya di gaji seadanya, dan tidak bisa masuk seperti guru tetap di sana setiap hari sekolah. Itu semua tidak menjadi masalah untuk aya.
Aya juga sangat suka bernyanyi suaranya yang khas bisa membuat orang-orang terbius saat mendengarkannya. Apalagi saat aya menyanyikan lagu shalawatan, suaranya sangat merdu, sangat indah di dengar.
Bukan hanya bernyanyi, aya juga pandai mengaji, suara aya saat mengaji tidak kalah merdunya dengan suara saat aya bernyanyi.
Dari kecil aya memang sudah menunjukkan bakatnya. Bakat ini aya dapat dari ayahnya, yang juga memiliki suara yang merdu saat mengaji maupun menyanyi.
Karena bakat yang di miliki oleh anaknya itu ayah aya selalu meluangkan waktunya untuk melatih bernyanyi dan mengajarkan mengaji pada malam harinya.
Aya merupakan anak tunggal, lahir dari keluarga yang sederhana.
Keluarga kecil aya seperti hidup sebatang kara, di desa itu mereka tidak memiliki saudara satu pun. Aya sendiri gak tau cerita dari silsilah keluarga ayah maupun ibunya. Dari kecil hingga saat ini aya tidak pernah mempertanyakannya kepada kedua orang tuanya, sedangkan kedua orang tuanya juga gak pernah bercerita ataupun membahas tentang itu kepadanya. Sepertinya mereka hanya menyimpannya sendiri, tanpa ada niat untuk menceritakan kepada siapa pun.
Ayah aya bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik kecil yang cukup terkenal yang ada di desa, bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore yang di lakukan 5 hari dalam 1 Minggu, hari Jum'at dan Minggu libur, itu adalah kebijakan dari pemilik pabrik itu sendiri. Untuk upah atau gaji yang di terima oleh ayah tidak menentu, upah atau gaji yang di dapat oleh semua karyawan pabrik berpatok pada hasil penjualan, semakin banyak hasil penjualan maka semakin banyak pula upah atau gaji yang di dapat.
Dihari liburnya ayah aya memanfaatkan waktunya untuk berkebun. Kebun yang ada di belakang rumah mereka, memanfaatkan sisa tanah yang ada. Hasil dari berkebun itu biasa selalu di tabung oleh ayah, dan kadang di pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah aya saat masih sekolah dan juga kadang hasil kebun itu di manfaatkan sendiri.
Berbagi jenis tumbuhan di tanam oleh ayah aya di kebun kecilnya itu, mulai dari berbagai jenis sayur-sayuran dan tanaman obat-obatan.
Ibu aya adalah ibu rumah tangga biasa seperti kebanyakan orang. Fisik yang tidak normal tidak membuat ibu aya hanya berdiam diri di rumah saja tanpa melakukan apapun.
Walaupun kehilangan satu tangan kirinya itu tidak membuat ibu aya duduk diam tidak membantu keluarga kecilnya.
Ibu aya memang kehilangan tangannya tetapi dia tidak kehilangan bakat memasaknya. Dengan memanfaatkan hasil kebun dari sang suami (ayah Aya) ibu ayah bisa membuat berbagai jajanan untuk dititipkannya di warung yang ada di dekat rumah, dan tentunya di bantu oleh aya. Dari hasil penjualan yang memang tidak seberapa setiap harinya tetapi itu bisa membantu keuangan keluarga.
Dulu ibu aya memiliki fisik yang normal, bahkan saat aya masih duduk di bangku SMP (sekolah menengah pertama) ibu aya bahkan bekerja di pabrik yang sama dengan suaminya (ayah aya).
Tetapi karena kecelakaan kerja dan membuat sang ibu kehilangan satu tangannya membuat dia berhenti bekerja dan hanya menghabiskan waktu di rumah saja, mengurus rumah serta membantu keuangan sebisanya.
Awalnya ibu aya sempat terpuruk karena cobaan itu sangat sulit untuknya, tetapi demi putri satu-satunya ibu aya kembali bangkit dan belajar dengan sangat keras untuk bisaa menjalani hidup walaupun hanya dengan satu tangan.
Dukungan dari suami dan putrinya membuat ibu lebih semangat.
Hampir 1 tahun lamanya ibu aya mencoba untuk terbiasa dan menerima keadaan, hingga akhirnya ibu pun bisa dan semangat kembali melanjutkan hidup sampai saat ini.
Keluarga kecil aya walaupun hidup sederhana, tetapi mereka tinggal di rumah sendiri. Rumah panggung dua kamar yang berdindingkan papa, memiliki dua kamar, penerangan seadanya yang di sambung dari rumah tetangga dengan membayar perbulannya kepada tetangga.
Rumah itu memang sangat kecil dan sangat sederhana, sangat berbeda dengan rumah para tetangga apalagi saat ini desa sudah semakin maju, jadi rumah para penduduk sekitar sudah berdindingkan tembok, berlantaikan keramik serta granit yang permanen dan sangat kokoh tentunya.
Walaupun memiliki rumah dan nasib yang berbeda dari para tetangga, ayah dan ibu aya tidak pernah iri atau mengutuk nasib nya. Mereka cukup bahagia saat ini, apalagi mereka memiliki putri seperti aya. Itu merupakan harga serta kekayaan yang tidak ternilai harganya bagi mereka.
Sepertinya tujuan kedua orang tua aya hanya satu. Yaitu membuat putri mereka satu-satunya itu hidup bahagia.
...*Bersambung*...
...Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya teman-teman semuanya, karena jejak yang di tinggalkan itu yang membuat Author semakin semangat 💪 untuk menulis ✍️ dan bisa Update setiap hari tanpa jeda....
...🤗🤗🤗...
...Vote, Like dan Komen....
...Hidupkan juga tanda Favorit ❤ biar ada notif yang masuk setiap kali Author update....
...Semoga menjadi pembaca setia dari Novel Author yang berjudul "Warna Kehidupan Aya" ini ya....
...🥰🥰🥰...
...Nb: Tolong tinggalkan komen yang membangun ya, jangan komen yang membuat Author nya down....
...Terima kasih 🙏...
...😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Khusnul Khotimah
baru mampir
2023-02-10
0
UmyKhodhiroh Kholil
nyimak
2021-10-01
1