Zahratu Aya Azetia
Aya, Ya begitulah semua orang memanggilnya.
Tinggal di salah satu desa kecil yang cukup ramai penduduk, desa yang terbilang sudah mulai maju dan tidak terisolir lagi.
Walaupun desa kecil ini berada jauh dari ibu kota, tetapi banyak dari warga desa yang merantau ke ibu kota. Karena akses serta jalan dari desa menuju kota beberapa tahun ini yang sudah sangat bagus, dan itu membuat banyak dari warga yang merantau ke ibu kota, ada yang bersekolah di sana, kuliah, bekerja, bahkan ada yang sudah menetap.
Saat ini aya sudah berusia 19 Tahun. Aya sudah menuntaskan pendidikan di SMA (sekolah menengah atas) satu tahun yang lalu. Memiliki dua pasang bola mata yang berwarna biru, berkulit putih, tinggi 165 cm, dan berat badan 45 kg.
Aya gadis yang menggunakan hijab, apalagi saat di luar rumah dan saat berhadapan dengan yang bukan muhrimnya.
Untuk prestasi akademik aya tergolong anak yang jauh dari kata pintar, aya selalu mendapatkan nilai pas-pasan, dari SD (sekolah dasar) hingga SMA (sekolah menengah atas) aya tidak pernah masuk 10 besar, bahkan saat duduk di bangku SD (sekolah dasar) aya pernah mendapatkan nilai yang paling rendah, yaitu peringkat 19 dari 20 orang siswa siswi yang ada di kelas.
Walaupun selalu mendapatkan nilai yang pas-pasan, tetapi aya tidak pernah patah semangat untuk belajar, aya selalu berusaha untuk mendapatkan yang terbaik, selalu rajin untuk datang ke sekolah, tidak pernah bolos, mengerjakan tugas yang di berikan guru, dan disiplin. Karena aya memiliki cita-cita ingin menjadi seorang guru, yaitu guru TK (taman kanak-kanak).
Aya sangat suka dengan anak-anak kecil.
Ini terbukti dari aya yang satu tahun belakangan ini, dari lulus sekolah, aya suka membantu di sana walaupun hanya di gaji seadanya, dan tidak bisa masuk seperti guru tetap di sana setiap hari sekolah. Itu semua tidak menjadi masalah untuk aya.
Aya juga sangat suka bernyanyi suaranya yang khas bisa membuat orang-orang terbius saat mendengarkannya. Apalagi saat aya menyanyikan lagu shalawatan, suaranya sangat merdu, sangat indah di dengar.
Bukan hanya bernyanyi, aya juga pandai mengaji, suara aya saat mengaji tidak kalah merdunya dengan suara saat aya bernyanyi.
Dari kecil aya memang sudah menunjukkan bakatnya. Bakat ini aya dapat dari ayahnya, yang juga memiliki suara yang merdu saat mengaji maupun menyanyi.
Karena bakat yang di miliki oleh anaknya itu ayah aya selalu meluangkan waktunya untuk melatih bernyanyi dan mengajarkan mengaji pada malam harinya.
Aya merupakan anak tunggal, lahir dari keluarga yang sederhana.
Keluarga kecil aya seperti hidup sebatang kara, di desa itu mereka tidak memiliki saudara satu pun. Aya sendiri gak tau cerita dari silsilah keluarga ayah maupun ibunya. Dari kecil hingga saat ini aya tidak pernah mempertanyakannya kepada kedua orang tuanya, sedangkan kedua orang tuanya juga gak pernah bercerita ataupun membahas tentang itu kepadanya. Sepertinya mereka hanya menyimpannya sendiri, tanpa ada niat untuk menceritakan kepada siapa pun.
Ayah aya bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik kecil yang cukup terkenal yang ada di desa, bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore yang di lakukan 5 hari dalam 1 Minggu, hari Jum'at dan Minggu libur, itu adalah kebijakan dari pemilik pabrik itu sendiri. Untuk upah atau gaji yang di terima oleh ayah tidak menentu, upah atau gaji yang di dapat oleh semua karyawan pabrik berpatok pada hasil penjualan, semakin banyak hasil penjualan maka semakin banyak pula upah atau gaji yang di dapat.
Dihari liburnya ayah aya memanfaatkan waktunya untuk berkebun. Kebun yang ada di belakang rumah mereka, memanfaatkan sisa tanah yang ada. Hasil dari berkebun itu biasa selalu di tabung oleh ayah, dan kadang di pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah aya saat masih sekolah dan juga kadang hasil kebun itu di manfaatkan sendiri.
Berbagi jenis tumbuhan di tanam oleh ayah aya di kebun kecilnya itu, mulai dari berbagai jenis sayur-sayuran dan tanaman obat-obatan.
Ibu aya adalah ibu rumah tangga biasa seperti kebanyakan orang. Fisik yang tidak normal tidak membuat ibu aya hanya berdiam diri di rumah saja tanpa melakukan apapun.
Walaupun kehilangan satu tangan kirinya itu tidak membuat ibu aya duduk diam tidak membantu keluarga kecilnya.
Ibu aya memang kehilangan tangannya tetapi dia tidak kehilangan bakat memasaknya. Dengan memanfaatkan hasil kebun dari sang suami (ayah Aya) ibu ayah bisa membuat berbagai jajanan untuk dititipkannya di warung yang ada di dekat rumah, dan tentunya di bantu oleh aya. Dari hasil penjualan yang memang tidak seberapa setiap harinya tetapi itu bisa membantu keuangan keluarga.
Dulu ibu aya memiliki fisik yang normal, bahkan saat aya masih duduk di bangku SMP (sekolah menengah pertama) ibu aya bahkan bekerja di pabrik yang sama dengan suaminya (ayah aya).
Tetapi karena kecelakaan kerja dan membuat sang ibu kehilangan satu tangannya membuat dia berhenti bekerja dan hanya menghabiskan waktu di rumah saja, mengurus rumah serta membantu keuangan sebisanya.
Awalnya ibu aya sempat terpuruk karena cobaan itu sangat sulit untuknya, tetapi demi putri satu-satunya ibu aya kembali bangkit dan belajar dengan sangat keras untuk bisaa menjalani hidup walaupun hanya dengan satu tangan.
Dukungan dari suami dan putrinya membuat ibu lebih semangat.
Hampir 1 tahun lamanya ibu aya mencoba untuk terbiasa dan menerima keadaan, hingga akhirnya ibu pun bisa dan semangat kembali melanjutkan hidup sampai saat ini.
Keluarga kecil aya walaupun hidup sederhana, tetapi mereka tinggal di rumah sendiri. Rumah panggung dua kamar yang berdindingkan papa, memiliki dua kamar, penerangan seadanya yang di sambung dari rumah tetangga dengan membayar perbulannya kepada tetangga.
Rumah itu memang sangat kecil dan sangat sederhana, sangat berbeda dengan rumah para tetangga apalagi saat ini desa sudah semakin maju, jadi rumah para penduduk sekitar sudah berdindingkan tembok, berlantaikan keramik serta granit yang permanen dan sangat kokoh tentunya.
Walaupun memiliki rumah dan nasib yang berbeda dari para tetangga, ayah dan ibu aya tidak pernah iri atau mengutuk nasib nya. Mereka cukup bahagia saat ini, apalagi mereka memiliki putri seperti aya. Itu merupakan harga serta kekayaan yang tidak ternilai harganya bagi mereka.
Sepertinya tujuan kedua orang tua aya hanya satu. Yaitu membuat putri mereka satu-satunya itu hidup bahagia.
...*Bersambung*...
...Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya teman-teman semuanya, karena jejak yang di tinggalkan itu yang membuat Author semakin semangat 💪 untuk menulis ✍️ dan bisa Update setiap hari tanpa jeda....
...🤗🤗🤗...
...Vote, Like dan Komen....
...Hidupkan juga tanda Favorit ❤ biar ada notif yang masuk setiap kali Author update....
...Semoga menjadi pembaca setia dari Novel Author yang berjudul "Warna Kehidupan Aya" ini ya....
...🥰🥰🥰...
...Nb: Tolong tinggalkan komen yang membangun ya, jangan komen yang membuat Author nya down....
...Terima kasih 🙏...
...😘😘😘...
Tamu Bulanan
Udara pagi ini sangat dingin, kabut atau embun menyelimuti seluruh desa yang masih asri itu, desa dengan begitu banyak pohon rindang yang menjulang tinggi. Dedaunan dan rumput sudah mulai basah oleh butiran embun.
Walaupun matahari belum menampakkan diri tetapi para kepala keluarga dan ibu rumah tangga sudah memulai rutinitas seperti biasanya.
Pintu utama setiap rumah serta jendela sudah terbuka lebar. Ya itu adalah salah satu kebiasaan setiap orang yang ada di desa itu, menandakan kalau rutinitas orang yang ada di rumah itu sudah di mulai, dan juga mereka meyakini pergantian udara yang masuk ke dalam rumah di pagi hari itu sangat lah bagus apalagi untuk kesehatan. Setiap orang yang ada di desa meyakini itu.
Begitu juga dengan keluarga aya, setelah sholat subuh dan sebelum ke dapur untuk menyiapkan sarapan ibu aya pasti akan membuka lebar pintu utama rumah dan jendela. Itu di lakukan oleh ibu setiap hari.
Saat ini ibu sudah ada di dapur, dengan di bantu oleh sang suami, ibu menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya dan juga bekal makan siang untuk sang suami saat bekerja.
Sedangkan aya, masih ada di dalam kamarnya, masih berbaring cantik di sana, dengan wajah yang pucat dan terlihat lemas.
Setiap kali tamu bulannya datang aya memang seperti itu, terlihat lemas karena perutnya yang terasa sakit dan kram.
Ibu sudah memberikan dan meletakkan kompres menggunakan air hangat di perut putrinya itu, dengan begitu rasa sakit dan kram di perut aya akan sedikit berkurang. Ini selalu membantu biasanya.
Hari ini adalah hari pertama tamu bulanan aya datang, makanya perut aya terasa sangat sakit dan kram, biasanya pada hari kedua dan seterusnya rasa sakit dan kram di perut itu sudah berkurang bahkan tidak terasa lagi, sudah seperti orang normal biasanya.
Tidak semua wanita mengalami apa yang di rasakan oleh aya, gejala yang di rasakan saat tamu bulanan itu datang berbeda-beda setiap orangnya. Ada yang merasakan sama seperti yang di rasakan aya, ada yang lebih parah dari itu, bahkan ada yang tidak merasakan apa-apa (Baik-baik saja) dan sebagainya.
Itu semua normal. Karena begitulah kodrat wanita. Semua wanita merasakan itu. Sangat berbeda dengan pria.
Ibu menemui aya di kamarnya setelah selesai membuat sarapan pagi.
Tok...tok...
"Ay...aya...(panggil ibu)
"Ya bu, masuk...pintunya gak aya kunci kok (saut aya dari dalam, lalu mendudukkan dirinya)
Srett...
Ibu masuk ke dalam kamar setengah membuka pintunya.
"Bagaimana perutnya sayang apa masih sakit...? (tanya ibu, lalu duduk di pinggir tempat tidur, meletakan tangannya di perut sang putri)
"Udah sedikit berkurang sih bu sakitnya. (dengan senyum lebar di bibir nya)
"Alhamdulillah... ya udah kita keluar yuk nak, ayah sudah menunggu di luar untuk sarapan, ibu juga sudah buatkan bubur untuk aya supaya perutnya semakin membaik. (ajak ibu)
Aya menganggukkan kepalanya. Ibu berdiri dari duduknya aya pun turun dari tempat tidur. Keduanya keluar dari kamar menghampiri ayah yang sudah duduk bersiap untuk sarapan.
"Bagaimana perut nya sayang...? (tanya ayah saat melihat putrinya yang sudah keluar dari kamar dan masih memegang perutnya)
"Sudah lebih baik ayah, sakitnya sudah berkurang. (jawab aya sambil duduk bersila di samping ayah)
"Syukurlah, ya udah hari ini anak ayah istirahat aja di rumah ya, gak usah kemana-mana dulu.
"Tapi yah, aya hari ini ada jadwal mengajar di TK.(taman kanak-kanak)
"Sayang untuk hari ini gak usah dulu ya, lihat tuh wajah kamu masih pucat, dan kamu masih memegang perut menahan rasa sakit. (ujar ayah)
"Iya ay, ayah kamu benar, untuk hari ini gak usah dulu ke sekolah ya nak, biar nanti sebelum ayah kamu ke pabrik ayah mampir dulu ke sekolahan untuk kasih izin kamu ke buk anis, ya nak...! (kata ibu meyakinkan aya)
"Iya sayang, nanti ayah kasih tau buk anis kalau kamu tidak bisa masuk, karena kamu lagi sakit.(saut ayah lagi)
"Baiklah ayah, ibu, aya gak ke sekolah hari ini. aya istirahat di rumah aja.
"Nah itu baru anak ayah, cepat sembuh ya sayang...! ya udah ayo kita makan ayah sudah lapar banget ini. (ayah mengelus perut nya)
Aya dan ibu menganggukkan kepalanya.
Keluarga kecil itu mulai makan, mereka menikmati makanan atau sarapan pagi yang sederhana itu.
Walaupun perutnya masih terasa sakit dan kram tetapi aya tetap menikmati bubur kesukaannya yang sudah di buatkan oleh ibu yang sangat menyayanginya.
.
.
.
Aya saat ini sedang membereskan piring serta makanan yang tersisa, walaupun ibu sudah berkali-kali melarangnya tetapi aya tetap ngeyel melakukannya.
Ibu sudah kembali ke dalam, setelah mengantarkan ayah untuk pergi bekerja. Ibu menghampiri sang putri yang saat ini ada di dapur sedang mencuci piring yang kotor.
"Ay, udah tinggalkan itu semua, pergi sana ke kamar istirahat. (usir ibu, sambil mengibaskan tangannya)
"Ya ibu, aya akan istirahat setelah menyelesaikan ini semua, tanggung tinggal sedikit lagi.
"Udah tinggalkan aja, biar ibu yang menyelesaikannya. Ay udah cuci bersih tangannya, istirahat ke kamar. (tegas ibu)
"Tapi bu...! (bantah aya)
"Ay, Udah gak usah banyak tapi-tapi. Kamu masih bisa dengar ibu kan...! (pertegas ibu lagi)
Aya tidak membantah lagi, dia segera mencuci bersih tangannya.
"Kalau ibu butuh bantuan aya, panggil aja aya di kamar ya bu...!
"Iya pasti ibu panggil, udah sana masuk kamar istirahat, biar perut nya tidak terlalu sakit dan kram. Oh ya bawa air hangat ini, kali aja nanti kamu harus, udah ibu siapkan (ibu menyodorkan botol minum kepada aya)
"Terima kasih bu. (aya mengambil botol minum yang di berikan oleh ibu) Kalau begitu aya ke kamar dulu. (
"Ya sayang...
Aya keluar dari dapur, berjalan dan masuk ke dalam kamarnya. Aya meletakan botol minum di atas meja, duduk di pinggir tempat tidur menekuk perutnya yang sakit. Karena semakin sakit aya pun membaringkan tubuhnya, meringkuk, dan meringis, untuk berusaha mengurangi rasa sakit di perutnya, lalu aya pun memejamkan matanya.
...*Bersambung*...
...Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya teman-teman semuanya, karena jejak yang di tinggalkan itu yang membuat Author semakin semangat 💪 untuk menulis ✍️ dan bisa Update setiap hari tanpa jeda....
...🤗🤗🤗...
...Vote, Like dan Komen....
...Hidupkan juga tanda Favorit ❤ biar ada notif yang masuk setiap kali Author update....
...Semoga menjadi pembaca setia dari Novel Author yang berjudul "Warna Kehidupan Aya" ini ya....
...🥰🥰🥰...
...Nb: Tolong tinggalkan komen yang membangun ya, jangan komen yang membuat Author nya down....
...Terima kasih 🙏...
...😘😘😘...
Kedatangan Teman
Ayesha Qasrina yang bisa di panggil Asha.
Asha adalah anak dari kepala desa di mana aya tinggal sekarang, Asha adalah teman baik aya, sejak kecil aya dan asha selalu bermain bersama, karena rumah mereka berdekatan.
Di sekolah selain berteman dengan anak-anak yang lain, asha juga berteman dengan aya dan mereka juga selalu sekolah di sekolah yang sama mulai dari TK hingga SMA.
Asha anak yang baik dan juga ramah, walaupun dari keluarga yang kaya tetapi asha tidak pernah memilih-milih teman.
Saat ini asha sedang melanjutkan pendidikannya, dia kuliah di salah satu kampus yang ada di ibu kota yaitu di jakarta. Asha tinggal sendiri di rumah milik keluarganya.
.
.
.
Di rumah
Aya masih berbaring di tempat tidurnya, dengan kompresan di perutnya.
ibu baru saja keluar dari kamar aya, setelah meletakkan air putih hangat serta mengecek kondisi putrinya itu.
Tok tok...(bunyi pintu yang di ketuk dari luar)
"Assalamualaikum...(Suara seorang perempuan yang mengucapkan salam)
"Wa'alaikumsalam...(jawab ibu aya, lalu berjalan ke arah pintu)
"Asha...! (ujar ibu aya setelah membukakan pintu)
"Ibu (sapaan asha pada ibu aya) Bagaimana kabar ibu...? (tanya asha lalu memeluk ibu aya)
Ibu membalas pelukan dari asha.
"Alhamdulillah ibu baik nak, asha apa kabar...? (tanya ibu aya kembali)
"Asha baik ibu, Di mana aya bu...? (tanya asha sambil melihat ke arah dalam rumah)
"Aya ada di dalam nak, ada di kamarnya istirahat, biasa aya lagi datang tamu bulanannya jadi perutnya sakit dan kram. Ya udah ayo masuk ibu antar ke kamar aya. (ajak ibu aya)
"Ya bu
Asha mengikuti langkah kaki ibu, menuju kamar aya.
"Sayang, lihat siapa yang datang (ujar ibu saat sudah berada di kamar aya)
"Siapa bu...? (tanya aya, lalu duduk dari berbaring nya sambil melihat siapa yang ada di belakang ibunya)
"Hai aya (sapa asha, memperlihatkan dirinya)
"Asha...(Teriak aya kaget)
Asha menghampiri aya, duduk di pinggir tempat tidur lalu keduanya saling peluk melepas kangen karena sudah lama tidak bertemu.
Ibu tersenyum melihat kedekatan putri dan sahabatnya itu, sahabat aya yang sudah di anggap anak olehnya.
Aya dan asha melepas pelukannya
"Ibu tinggal ke dapur ya, kalian berdua ngobrol aja. (pamit ibu, lalu ibu aya keluar dari kamar setelah aya dan asha menganggukkan kepalanya)
"Sudah hampir 1 tahun lo sha kamu gak pulang...! Segitu sibuknya ya kamu di sana...! (ujar aya)
"Ya maklum lah ay, jadwal kuliah ku lagi padat-padatnya, dan di tambah lagi aku kan sekarang kuliah sambil kerja, jadi aku susah dapat cuti dari tempat kerja. Dan baru sekarang deh aku bisa pulang, itu pun cuma 3 hari, lusa aku udah berangkat lagi.
"Jadi kamu di sana gak hanya kuliah sah...! kamu kerja juga...? kerja apa...? (tanya aya)
"Iya ay, aku kuliah sambil bekerja sekarang. Sebenarnya belum lama sih aku mencobanya, baru 3 bulan ini. Aku bekerja di salah satu kafe milik teman ku.
"Oh...kalau kamu kerja seperti itu, apa gak mengganggu kuliah kamu sha...?
"Sejauh ini gak mengganggu sih ay, tapi kedepannya aku gak tau, yang penting di jalani aja dulu. Lagian banyak kok temen-teman aku yang kuliah sambil kerja dan mereka gak pernah ada keluhan apa-apa tuh. (jelas asha)
"Apa ayah dan ibu mu tau sha kamu kuliah sambil kerja sekarang...?
"Ya mereka tau ay, dan mereka juga gak melarang kok, asal aku bisa mengatur waktu, dan tidak melalaikan kuliah ku. (jelas asha)
"Baguslah kalau begitu (kata aya)
"Aya, apa kamu gak mau kuliah sama seperti aku sekarang...?
"Siapa sih sha yang gak mau kuliah, pasti semua orang punya keinginan untuk kuliah, apalagi aku, tapikan kamu tau sendiri sha bagaimana keadaan keluarga ku, sudah bisa makan 3 kali sehari saja itu udah alhamdulillah bangat, boro-boro mikirin kuliah.
"Ya aku tau ay, tapikan kamu bisa kuliah sambil bekerja. Banyak kok teman-teman aku yang keluarga nya seperti kamu tapi mereka tetap bisa kuliah. Mereka membayar uang kuliah dengan gaji mereka sendiri dan juga untuk kebutuhan mereka sendiri tanpa membebani orang tua mereka, bahkan ada di antara mereka yang bisa mengirim uang untuk kedua orang tua nya. Aku yakin kamu juga bisa seperti mereka.
" Tapi sha, aku sama keluarga ku gak akan sanggup mencarikan uang untuk masuk kuliah, uang masuk kuliah itu sangat banyak.
"Memang benar uang untuk masuk kuliah itu sangat banyak ay, tetapi kan kamu bisa kerja dulu gak harus langsung kuliah, setelah uang kamu cukup kamu bisa daftar kuliah tahun depannya. (jelas asha)
"Ya sih sha, tapi pasti mencari kerja di sana sangatlah susah apalagi untuk orang seperti saya yang hanya tamatan SMA. (ujar aya)
"Aya aya, dari mana sih kamu tau cari pekerjaan di kota itu susah...! menurut aku ya, malah lebih mudah mencari pekerjaan di kota dari pada di desa ini untuk anak seumuran kita. Buktinya aku, aku bisa tuh bekerja walaupun dengan ijazah SMA. Lagian banyak kok ay yang buka lowongan pekerjaan untuk tamatan SMA. Kalau belum di coba dari mana kita tau ay....! Makanya di coba dulu, jangan hanya diam di sini aja. Bagaimana mau gak...?
"Tapi sha...?
"Udah gak usah tapi tapi (potong asha)
Untuk tempat tinggal kamu kan bisa tinggal sama aku, aku sendiri juga kok di rumah. Kalau kamu mau besok lusa kita berangkat sama-sama.
"Bukan begitu sha, aku sih dari dulu juga mau untuk mencari pekerjaan di kota, tapi kan kamu tau sendiri ayah dan ibu tidak pernah mengizinkan. (kata aya)
"Itu kan dulu aya, 2 tahun yang lalu. Dan untuk sekarang kan kamu belum coba, kali aja sekarang mereka udah kasih izin. Coba aja dulu ay, ngomong baik-baik sama mereka, kalau kamu mau aku bantu ngomong deh.
"Gak perlu sha, biar aku aja nanti yang coba ngomong sama ayah dan ibu.
"Semoga aja mereka kasih izin ya ay, biar aku ada teman di sana (semangat asha)
"Amiin...semoga sha
"Ya udah kalau begitu aku pulang dulu ya, aku bilang ke ibu aku cuma sebentar tadi main kesini nya. Aku tunggu ya kabar baiknya.
"Loh kok pulang...?
"Ya tadi ibu minta temenin aku ke pasar, makanya gak bisa lama-lama. Kamu tau sendiri kan ibu ku kayak mana, pasti sekarang dia sudah nungguin aku di depan rumah.
"Oh begitu, ya udah cepat sana pulang nanti dapat omelan lagi.
"Ya udah aku pulang ya.
"Ya hati-hati, kalau terjatuh bangun sendiri (ledek aya)
"Sialan kamu ay, ya udah aku pamit ya, bilang ke ibu aku pulang.
Asha berdiri dari duduknya, aya juga mau turun dari tempat tidur.
"Mau kemana...! (cegah asha, memegang bahu aya, aya menatap ke asha) Udah gak usah sok mau nganterin ke depan, aku bisa sendiri kok. Kamu istirahat aja, biar cepat sembuh tuh perut.
"Ya cerewet (kata aya, dengan memanyunkan bibirnya)
Asha tertawa, setelah melambaikan tangan dan di balas oleh aya, Asha pun keluar dari kamar berjalan ke pintu utama rumah dan pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah aya.
...*Bersambung*...
...Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya teman-teman semuanya, karena jejak yang di tinggalkan itu yang membuat Author semakin semangat 💪 untuk menulis ✍️ dan bisa Update setiap hari tanpa jeda....
...🤗🤗🤗...
...Vote, Like dan Komen....
...Hidupkan juga tanda Favorit ❤ biar ada notif yang masuk setiap kali Author update....
...Semoga menjadi pembaca setia dari Novel Author yang berjudul "Warna Kehidupan Aya" ini ya....
...🥰🥰🥰...
...Nb: Tolong tinggalkan komen yang membangun ya, jangan komen yang membuat Author nya down....
...Terima kasih 🙏...
...😘😘😘...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!