aku sedang berjalan di Area Kota Lama Semarang. Langkahku terhenti pada kafe di pinggir jalan..
'Spiegel'
aku masuk dan duduk persis samping jendela. spot Favoritku dimanapun aku pergi untuk minum di kafe..
"mau pesan apa Bu?" tanya seorang pelayan perempuan ramah kepadaku.
"ice tea, caesar Salad dan potato wedged."
"hanya itu saja bu?" pelayan mencatat pesananku..
"iya..terima kasih....eemm...Nora..." aku membaca nametag di seragam nya..
siang ini amat panas cuaca Semarang. tapi tetap saja tempat ini penuh sesak dengan manusia yang berfoto..
sepeda dan bunga plastik. pedagang kaki lima. semuanya membaur dengan pengunjung kota lama.
aku memandang layar Hp ku, tak ada satupun pesan masuk. Rasanya hidupku bebas tanpa gangguan apapun...
aku tak menyangka, hampir habis aku menjelajah kota ini. bertemu dengan temanku, banyak sekali perbedaan di kota ini. hmm... sepertinya aku terlalu lama pergi.
*******
pesawat landing dengan aman di Bandara Halim Perdana kusuma. aku menunggu sebagian penumpang turun, baru aku turunkan tas ku yang ada di penyimpanan atas tempat dudukku...
aku berjalan menuju pintu keluar pesawat, turun dengan tangga dan berjalan masuk ke area dalam Bandara. ramai kulihat area penjemputan...
tapi tak satupun kulihat papan dengan namaku. aku berjalan sedikit keluar area bandara dengan tas ransel Kipling di pundakku.
Jakarta...aku kembali......
kembali ke jalan yang seharusnya ku lalui.
bekerja.
kerja.
cari uang.
bukan malah sibuk dengan urusan hati dan rencana konyol Candra.
*****
"jadi bagaimana dengan penawaran kami..bukan kah menarik Bu Elsa?" seorang pria berumur 38 tahun dengan nama Zaenal di dadanya.
"jujur saya sangat tertarik. tapi apakah mungkin sabar menunggu saya hingga 1.5 bulan lagi?"
Pak Zaenal diam dan mulai berfikir... "no problem Bu.. selama orang direksi dan GM setuju.... saya juga akan mengikuti..."
"Deal!" kami berjabat tangan...
aku keluar area Hotel Dua Musim. aku jalan terus, senyum lebarku telah kembali. Fokus.. Fokus pada Pekerjaan dan masa depanmu saja Elsa...
aku harus mulai meninggalkan Candra. aku bukan wanita lemah dan bodoh. aku harus bangkit!
********
satu minggu berselang....
"Elsa..bisa ke dalam sebentar?"
"baik.." aku mengikuti pak setyawan masuk ke dalam ruangannya. Elsa duduk di hadapan Pak Setyawan.
"jadi begini, saya sudah menerima surat pengunduran diri kamu. tapi.... apa kamu sudah yakin? Bu Amel pun masih bertanya apa tidak salah?"
"Tidak bapak...saya serius. apalagi soal masa depan saya. Saya tidak mungkin main - main." aku melemparkan senyum.
"apa karena kamu menikahi Candra Adiwinata, jadi kamu harus pergi dari sini?"
aku diam beberapa saat.. "Bapak...saya masih ingat betul dengan penilaian Tahunan saya... bapak bilang sendiri bahwa saya harus bisa membaca dan mengambil setiap kesempatan yang ada. dan inilah menurut saya kesempatan saya.
bukan karena Candra saya ingin mengundurkan diri. saya ya saya...saya harus tetap bekerja.. karena saya tidak mau di Cap sebagai perempuan yang aji mumpung.
saya punya tanggung jawab ke Ibu saya. saja tidak sudi menggunakan uang Candra untuk segala kebutuhan mama saya.."
"jadi...?"
"saya pindah ke Hotel Dua Musim/twoseason, saya di minta membantu oleh Direksi NGK Group. dan tawaran menarik menurut saya.. jujur saya karier saya naik dan salary saya jauh lebih besar.."
Pak Setyawan diam......
"baiklah kalau jadi keinginanmu..surat ini saya approve, dengan waktu 1 bulan kamu boleh pergi.."
"terima kasih Pak..." aku keluar dari Ruangan dan duduk kembali di kursiku..
lanjut dengan pekerjaanku yang tak pernah habis..
*****
"kalian semua memang ga bisa kerja yah!! ini kenapa mengurus perluasan lahan saja sampai 2 bulan tidak beres!! keluar dan saya tidak mau tau! besok...saya mau sudah jadi Semua!!"
Candra melempar berkas dan menyuruh 2 orang legalnya keluar. memutar kursi nya menghadap jendela.
'Elsa....kamu dimana...'
"Elsa... aku hampir gila! sudah berapa lama kamu pergi?"
Candra masih di selimuti rasa bersalah. kebodohan, naif dan ke egoisannya.. membawa nya pada jurang terdalam...
Perpisahan...
tanpa Candra sadar, ia mulai peduli ke Elsa. mulai merasa kehadiran Elsa memberi warna dalam hidup nya.
pikirannya jauh mengingat kejadian dua bulan lalu......
dalam pub Leôn....
"Cand... tolong banget Cristin..dia udah banyak minum.." Hendrik memaksa Candra menggendong Cristin keluar.
"kamu kenapa minum sebanyak ini?" Candra mulai memapah Cristin.
"Candraa......halloo pengantin Pria Tampann.... mana istrimu, dia Cantik sekali.... kamu...pasti lagi ihik...ihik....ngapain sampe sini..aku baik nih mau balik...satuu....dua..." Candra menahan Cristin yang sempoyongan dengan memegang bahunya..
"Hei..bangun.. kenapa kamu sampai begini kacau...?"
"lo tau kann.....suami guweeh...Hendra Suhendraa...dia bilang kalo gw tu mandul...mandul..mandulll...padahal dia aja impo***...berdiri aja engga bisa, segala bilang gituuu.....terusss dia, mau minta gw pergi aja ke sana sana sana...."
"lo mulai ngelantur..udah ayo ikut gw balik."
Candra menggiring Cristin masuk ke mobilnya. kemudian memanggil Hendrik.."sinih.."
"gimana?" Hendrik mengampiri Candra.
"lo bawa mobil gw, gw bawa dia ke apartemen gw. lo bantu gw nanti ya."
Hendrik agak keberatan dengan Ide Candra, "Cand, lo yakin bawa dia ke apartemen lo? lo udah punya istri Cand...gila kalo dia tau..berabe... gw engga mau terlibat lho.."
"kalo gw bawa Cristin ke hotel. semua lebih runyam. Suami Cristin pasti bakalan marah besar. please lah, kita sahabat dari kecil. bantu cristin, kasian dia..."
akhirnya Hendrik menyetujui dan membawa mobil Candra. mobil mereka beriringan masuk ke area parkir apartemen Candra..
Candra terpaksa menggendong Cristin. Hendrik membantu membawa semua barang Cristin. Candra membawa Cristin masuk ke apartemen nya.
Candra berusaha membuka kamar Hangga. tapi terkunci, rupanya Hangga kini mengunci kamar nya saat ia pergi.
"Turunin guweeeee....!!" Cristin memaksa turun. setelah itu ia berjalan masuk ke kamar Candra..
"Tunggu!! lo ga bisa kesana Cris...itu kamar gw.. gw engga bisa biarin lo tidur disana.." Candra menarik Cristin agar keluar....
Hoeekk....hooekkk....
Cristin muntah...hoek...
"Crist!!!..."
baju Candra basah...Baju Cristin juga basah semua..."ish...ganti sana baju lo...Hennn... CEPET tolongin gw!!!"
Hendrik berlari ke dalam kamar Candra.. "gusti allah, ini awe awe (perempuan dalam bahasa sunda) teh kenapaa...?"
"gausa banyak tanyaa....cepet ambil baju seadanya di Lemari gw!!"
Candra melepas semua bajunya..
kemudian Cristin tersadar sesaat..."hahahhaa....kamu telanjang..baju ku basah...hahhaa..."
"nih..." hendrik melempar ke Candra.
Candra kemudian melempar kemeja ke Cristin.. "pake tu Baju...sana tidur.."
Candra memungut baju penuh muntahan dan membuangnya ke tempat sampah..
"ini gw harus telpon om Hendra. istrinya gila! ini masih malam pengantin gw."
"iya Candra telpon deh cepet. Capek banget gw..gw mau tidur abis ngepel ni muntahan.." Hendrik mulai membersihkan bekas muntahan di lantai..
"eh Candra, bukannya lo bukannya balik ke hotel aja? atau mau disini?"
"gw nunggu om Hendra aja deh, atau lo mau disini?"
"gila lo! ogah! balik gw jadi daging giling kali. lo aja sana ketemu suami dia." Hendrik merasa lebih balik dia pergi. "gw balik dulu ya..bye..."
Hendrik pergi meninggalkan Candra yang sedang duduk bersandar di sofa panjang depan tv.
Cristin bangun dari tempat tidur Candra.. berjalan keluar dari kamar Candra berhenti dan tertidur di sofa depan TV...
Candra yang amat mencoba berdiri dan bertukar tempat....
Candra masuk ke dalam kamar nya yang bau alkohol itu. kemudian ia merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur.
*setelah Elsa pergi dari apartement Candra..
Cristin dan Candra duduk di sofa apartement. mereka saling berdiam diri, "Cand...kita sepertinya melukai Elsa terlalu dalam..."
"itu semua urusanku."
"Candra....jujurlah...lo benernya ada hati kan sama Elsa?
cobalah.... cobalah untuk mencintai dia, seperti aku mencoba mencintai Om Hendra..
kami memang jauh rentan umur.. tapi aku menemukan apa itu nyaman.. aman..dan kasih sayang aku butuhkan.." Cristin meminum Teh nya..
"lo kan tau... gw cuman mau nikah sama lo. karena gw janji bakalan bawa lo bahagia.
dan gw udah janji ngebebasin lo dari om Hendra dan lo itu... cuman ada lo ada saat terjatuh gw... Gw mau lo selamanya yang menemani gw. Support gw. lo itu penyemangat gw... bukan orang lain." Candra memandang mata Cristin dalam.
"lo salah Cand! Gw bahagia sama Rumah Tangga gw, semalam memang gw berantem. Tapi laki gw tu sayang sama gw.
dia bahkan ga pernah bikin gw ga bisa makan, nangis, bahkan dia itu selalu memberi gw jaminan dalam segala hal."
"lo naif Crist... lo sama Om Hendra cuman butuh duitnya.."
(menghela nafas) "lo tau? gw emang lebih suka pria berumur..dan selama ini, gw cuman nganggep lo itu sahabat... naif? emang lo bisa kasih lebih dari Hendra?? engga kan?"
"tapi lo kan cinta sama gw dan lo itu cinta sejati gw Crist.." pandangan mata Candra tajam.
"maaf kayanya gw harus jujur sama lo.....kalo gw ga bisa Cand nafsu sama lo..
gw ga bisa ngelakuin hubungan sama lo. karena memang gw ga nafsu...... maafin gw ga berani jujur dari awal kita pacaran...tapi gw selalu berusaha, makanya gw jarang ngelakuin kontak fisik sama lo.
ga lebih cand...gw cinta sejati? coba lo tanya hati lo deh, bagaimana porsi elsa di hati lo..."
Candra termenung..
Shock....
kaget...
"lo pasti kaget kan? termasuk waktu liburan kita keluar negeri. lo itu lelaki yang baik. lo bisa menahan diri lo buat engga nyentuh gw.
tapi.... lo kenapa engga bisa menghargai Elsa?"
"..." Candra diam merenung..
"Gw tau lo itu pria, berhati keras. apa yang lo mau lo harus dapet. dan hati lo terkunci.... stuck di gw...cuman lo tutup buat gw. bahkan lo menerapkan BATAS yang amat banyak buat Elsa masuk...
tapi lo sadar? lo sendiri ga bakal melepaskan Elsa ke orang lain..
sekarang bukalah Hati lo..... beri sedikit ruang buat istri lo.. buat Elsa bisa mengisi ruang di hati lo, setelah Paula, mama dan gw pergi dengan pilihannya.
lo udah memilih dia jadi pasangan lo..
coba lo lakuin jujur sm hati lo..."
"....", Candra hanya menaikan kedua alisnya.
"kayanya gw harus balik duluan Cand..
dan gw bisa melihat kok, lo mulai tertarik dengan Elsa.
harapan gw, kalian bisa menemukan bahagia yang sejati menurut diri lo."
Cristin mengambil tas dan kunci mobilnya. kemudian keluar pergi dari apartemen Candra.
pikiran Candra kembali pada saat pertama kali mereka Taruhan..
"Cand, bisa ga deketin Elsa. tu anak IPA genk anak baik tu, dia kan sendirian tuh..ajak kenalan sana.." ucap Surya kepadana..
"enteng...lumayan buat selingan gw selama disini..tapi komisinya apa nih?"
"10 juta kalo lo sampe tidur sama dia.."
"deal!!"
-------+++
Saat kami bertabrakan dulu di Hotel Aryah. aku merasa inilah Takdirku....
aku tak boleh melepaskan nya lagi...
hingga aku tak menyadari gengsi dan rasa takut, menggenggam nya terlalu dalam dan menciptakan Batasan yang justru menjatuhkan kami..
menjatuhkan kami pada perasaan Cinta....
-----
"Elsa...maafkan aku...aku menyesali perkataanku..." Candra menengadah kan kepalanya ke atas, bersandar pada kursinya..
"aku terlalu jahat padamu... ah iya! aku ada ide.," Candra mengangkat gagang Telpon menekan angka 5501..
"Hallo..pak Louise, kita lama tidak meeting ke Aryah. Buatkan Schedulle nya dalam minggu ini. Terima kasih."
'kamu tidak akan lepas, pasti aku menemukan mu.'
*********
"Elsa...sukses selalu ya..Tuhan memberkati, pekerjaan dan apapun dalam hidupmu. saya me'wakili Teman disini, ingin sekali mengucapkan...selamat untuk kariermu...keep Contact dan jangan lupa sharing info lowongan pekerjaan..."
aku tersenyum lebar.."Terima kasih Pak Setyawan..teman semua...(Elsa mulai meneteskan air mata)
saya ingat pertama kali saya datang. semua sibuk dengan pekerjaan masing - masing, saat itu Hanya pak Setyawan yang mengajakku bicara..
Bu Amel....sosok mamud gemesh..masih suka jalan jalan dan makan temen aku kalo cari makan malam..
mas Darmin, seneng mas sekarang kamu rajin ngaji sama Sholawatan di sini. jadi adem suaranya...
Citra...Cit cit...temenku anak milenial...jangan galau terus ya...banyak laki - laki di luar sana.
Fitri....maaf kalau saya sering tidak menanggapi obrolanmu.
kalian semua itu keluarga buat aku..berat pergi dari sini...tapi....saya juga engga bisa disini terus...sukses untuk kita semua..."
dan kami semua berpelukan. mereka memberiku hadiah dengan kotak se ukuran kotam sepatu.. sepertinya perasaan aku tidak enak...
"nahh...sekarang ayo buka kado dari kami..." Citra cekikikan ke arahku.
"hayooo...!apa ini isinya?" jawabku penasaran.
"buka aja udah cepetan..kita semua udah laper..kamu ga buka kadonya ga makan nasi nya nih.."
"iya ....iya mas Dar...."
aku membuka bungkusan itu...dari kotak depan ada tulisan Guccii. "gw dapet apa nih, sepatu apa tas yaa..."
setelah aku membukanya... "astagaa....Lingerie......aku mau pake sama siapa??"
"sama suami kamu dong Elsa..sebelum mulai bertempur..pake seragam dulu.."
"hahahhaa...iya benar..." aku menjawab nya saja...
padahal sudah hampir masuk bulan ketiga. aku dan Candra tak saling bertemu. tapi, aku jadi lega..
Tak banyak yang berubah dari hidupku. Bangun pagi...sikat gigi...mandi dan kawan - kawan nya...berangkat...kerja...pulang...Tidur...
sama sekali tak ada waktu untuk bersosialita. aku tapi menikmati saat ini, setidaknya perutku sering kumat.. kepalaku juga sudah jarang pusing..
ilmunya...Ikhlas...
gampang di ucapkan.
tapi berat untuk di laksanakan.
memiliki tapi seperti tak memiliki.
aku berjalan pulang ke apartement. sudut jakarta malam ini cukup sunyi. tak banyak kendaraan lewat..
hanya aku...
dengan Sepiku...
aku melihat jari tangan kananku. Cincin ini masi aku pakai. cincin yang membawaku pada suatu kenyataan pahit.
bahwa aku hanya sebagai penghiburnya dalam urusan Ranjang. Hatinya sama sekali tertutup untukku..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Mutia Arifin
kls aku sich... biar nangis darah juga
gak akan maafin..
cari baru cuyyy..😛😛
2019-09-30
6
Cece Dyah
kok gk update thor ku kan menungguv
2019-08-29
2
Cece Dyah
alah thor bikin baper aja ini novel mu
2019-08-28
1