Seperti biasa aku memulai pekerjaanku di Hotel Aryah. Pertemuan kembali dengan Candra cukup menyita pikiranku, perut yang sudah tidak pernah sakit saja menjadi sakit.
dalam ruang kantor
"Elsa, kamu besok sama bu Amel ikut meeting Budget sm treasury dengan direksi ya." Pak Setyawan memberi berkas yang harus aku kerjakan.
"Uhm..Pak, saya kan cuman staff bukan area asmen (assistant manager), kok saya jadi ikut?"
"Pak Setyawan apa tidak salah?" Bu Amel mengeritkan dahinya.
"Lha gimana lagi, maunya owner baru begitu."
"Owner baru itu yang kemarin?" Tanya Bu Amel serius.
"Tunggu Pak, bukannya owner alias direksi kita itu Pak Adiwinata. Kok jadi Candra." Ups...aku keceplosan..
"Kamu kenal dia? Dia itu Candra Adiwinata. Anak Pak Adiwinata, sekarang dia yang urus beberapa propertynya 'bapak'. Setelah bapak pulang dari Macao, beliau kan sakit. Nah anak nya yg gantiin."
Aku langsung terdiam.
Diam tak tau harus bicara apa.
Tak tau apa yang terjadi.
Aku menundukan kepala, "jam berapa meetingnya pak, saya siapin datanya sekarang."
"Jam 10 El, tolong ya...jangan ada yg miss.. dia itu perfectionist. Ga mau ada salah. Ga mau ada kurang satu hal pun."
"Yes i know Pak Set."
Pak Setyawan kembali masuk ruangannya. Aku memandang layar komputerku, 'ya Allah bagaimana aku berhadapan dia. Allah...ga mungkin dia ngeh juga. Lagipula kan dia bilang aku coro(kecoa), ayam babon(ayam suntik gendut).' Aku menggelengkan kepala dan kembali menyelesaikan pekerjaanku.
jam 8 malam
"Elsa, ayuk pulang kamu udah selesai? Tapi to. makan dulu yuk di Remaja sana."
"Iya Bu Amel..saya save ini dulu ya, remaja saya mau kwetiau siram saus bu Amel..yuuummm," aku langsung cepat mematikan komputer dan berlari absen keluar.
....
..
"Elsa udah tau Direksi yang baru? Apa Els kenal?"
Aku memakan kwetiau siramku.."dia kakak kelasku SMA Bu, ya cuman tau aja kok."
'Tak mungkin kuceritakan sejauh apa kami.'
"Orangnya ganteng Els, belum punya istri juga. Kamu kayanya cocok sama dia." Bu Amel mulai memancingku.
Uhuk..uhuk... aku terbatuk, "Bukk! Tolong lah, saya aja cuman liat dia sekali. Dan saya tu cuman cunguk Bu di perusahaan."
Kemudian kami tertawa...
"Tapi bener lho dia tu sampe ngotot tiap meeting ada Candra, Els harus ikut."
".." aku hanya diam dan menghabiskan makananku..
saat mulai rapat
"Jadi budget pembelian sampai dengan tengah tahun ini, kenapa kok semua di bebankan di bulan Juni. Ini over lho dari awal yang sudah kamu masukan. Terus list apa aja yang sudah terbuang, pencatatan kamu ada 50 juta yang bisa di hasilkan dari jual barang bekas. Setoran di rekening koran kenapa baru 30 juta. Sisanya kemana Pak Setyawan?" Tanya Pak Louise kepada boss ku...
"Ee...jadi yang sisa 20 juta itu memang em...sebenarnya belum kami selesaikan prosesnya. Karena aaa.." Pak setyawan terbata - bata.
Aku berfokus pada jawaban Pak Setyawan. Sembari mengigit bibir bawahku, aku mencatat segalanya.
Tapi perasaanku seperti ada yang mengawasiku. Kenapa tidak nyaman ya...😫😔
Aku menoleh ke arah kanan, BENAR!!
Candra melihat terus ke arahku, LCD ada di sebelah kiriku. Kenapa fokusmu ke aku, kedua tangannya menggepal dan bertemu di bibirnya. Sorot matanya tajam ke arahku.
"Jadi bagaimana Bu Elsa?"
"Hah, Bagaimana Pak Louise?" Aku kaget dan tidak fokus mendengar apa saja pembicaraannya.
"Jadi begini Nona Elsa, bagaimana tentang over Budgeting. Apa masuk akal yang di sampaikan?" Tanya Candra kepadaku.
"Sebelumnya apa saya boleh menjawab, sedangkan di depan saya ada dua atasan saya Ibu Amel dan Pak Setyawan..?" aku menegaskan posisiku, masih ada dua atasanku.
"Boleh, saya lebih percaya kamu. Kan kamu yang kerja sama mereka." Jawab Candra.
"Jadi begini pak. Mengenai over budget, tidak juga pak. Karena penggantian lantai marmer kan sudah lanjutan dari Tahun lalu, kemudian mengenai pembetulan pool. Kita sudah sepakat, karena ada kecelakaan kebocoran air kolam dan merupakan fasilitas kita. Wajib kan untuk jalan dulu projectnya, walaupun persetujuan pembetulan masih berjalan di Direksi. Dan mengenai kekurangan 20 juta, kita belum selesai pak dan perjanjian kami dengan pembeli barang bekas. Mana yang bisa harga nya lebih harus mereka bayar ke kami. Nah mereka belum selesai pak. Dan......"
Begitulah rapat berjalan hingga pukul 12.00. Semua yang tadinya tegang menjadi agak slow..
"Baik ini jam makan siang, jam 2 kita kumpul lagi." Pak Louise membubarkan season 1 kami.
"Finally, Bu Amel saya ke toilet dulu ya. Rasanya ga tahan." Aku berlari ke arah jalan keluar.
Satu - satunya toilet terdekat ada di dalam Pub kami. Aku tak peduli meski agak gelap aku tetap buang air kecil disana. 'Leeganyaa...lama banget lagi meetingnya. Gw terus lagi yang jawab, kampret.'
Aku mencuci tanganku dan berjalan keluar membuka pintu masuk toilet. Sesosok tangan menahan pintu toiletku. Dan.....jrenggg.....
"CANDRA!!"
"Kenapa? Aku boss kamu, kaget?"
"..." aku hanya terdiam terpojok. Candra terus memepetku ke dalam toilet
"Kok diem, kamu tadi paling aktif lho selama meeting. Dan aku suka. Kamu pinter ternyata, bisa membaca situasi." Candra terus ber bicara dan mendekatiku. Aku terpojok ke tembok toilet. Mau mundur udah mentok, mau maju aku bakal nabrak dia.
"Kok diem aja, biasanya kamu agresif. Aku masih inget lho."
Aku memejampam mataku dan menunduk. "Maaf inget apa ya.." .(candra lansung menciumku).
terjadi lagi, setelah sekian lama. Perasaan yang sudah amat lama, melepas dahaga bibir ini. Tangannya memeluk ku rapat,perlahan turun ke pinggangku.
Hembusan nafasnya yang hangat membangkitkan naluriku. Memaksaku mencari kehangatan dalam dekapannya. Naluri yang bertahun sudah kumatikan. Mendadak membangkitkan memoriku, Membuatku terpejam menikmati permainan yang perlahan turun ke leherku. Menghantarkan sengatan ke area sensitifku. "Awh..."
Tanganku mengenggam pundak Candra dan......plak!
"Kamu sadar Elsa!" Aku menampar pipiku sendiri. Candra kaget dan melotot ke arahku.
"Maaf Pak, ini tempat umum. Ini kantor saya, tolong jaga sikap Bapak. Saya permisi dulu."
Aku pergi meninggalkan Candra.
Aku berjalan dengan tatapan kosong. Kembali ingatanku pada saat kami bersama dulu. Kembali pada saat tadi memoriku terusik dengan kecupan nakal di leher ini...tanganku menutupi leher ini yang masih merasakan sengatan nakal bibirnya....
'Els, nti ketemunya selesai kamu magang. aku jemput di MKG 3 di Starbick ya.'
'ok kakak sayang.' aku tersenyum membalas BBM candra.
lama kami tidak bertemu. bagaimana dia sekarang ya. aku kangen konyolnya dia, dan badanku juga kangen...
Dalam mobil candra
"kakak kamu nginep ke Lembang?"
"iya kak, makanya aku agak bebas..hehe..besok juga libur kan." aku menghabiskan milkshake.
"kamu lucu sayang."
"aposeh kak..eh sayang."
"oiyah, aku lupa mau ngajak kamu lihat apartementku." tangan Candra bergerilya di pahaku, sambil memainkan telapak tanganku.
"buat apa kak?"
"...."
"kalo aja apartemen kakak bukan subsidi ga mungkin ga dapet parkir kak." gerutuku sambil masuk ke apartemen Candra.
aku duduk di sofa dan melepas tas slempangku dan menaruh beberapa belanjaanku.
Candra menarik tangan kananku, tangannya menarik daguku...
rupanya tak sabar dia menciumiku. tangan kami saling berpelukan.
kami menghabiskan malam bersama. entah beberapa kali Candra membawaku terbang. begitu hangatnya dekapan Candra.
"Pagi Honey..kok udah di dapur pagi gini." Candra memelukku dari belakang.
"iyah, aku bikin pancake mau tak?"
"mau dong aku laper banget. capek.."
Candra membuka mulutnya, aku menyuapinya. kemudian ia mencium keningku. "aku bahagia Els,"
"kok ngomongnya gitu, ☹️"
"gapapa...kamu...sudahlah, nikmatilah waktu kita bersama Els"
3 bulan kemudian
aku kembali ke semarang, dan mulai masuk ke rutinitasku. kuliah pagi.
"El, kok pucet sih kamu. belum makan?"
aku mengambil cermin lipat dalam tas ku. "aku lagi males bedakan. pusing terus soalnya."
"mak mak..tau ga gosipnya Lila, dia hamil lho sama om om karaoke langganan dia." Fitri datang dan mulai bergosip
hamil??
"kamu teh tau dari sapa, jangan asal lho.ntar kena tau rasa." Raras menyadarkan kami
"oia mak Els, uda jadi beli testpack?" ups...Fitri langsung menutup mulutnya.
"mak..."
Raras, Yanti dan Fitri melihat ke arahku.
"belum mak...." ucapku pelan dan menunduk.
"aku ketinggalan nih,ono opo lah iki."
"mak Yanti...mak Raras....maaf..."
aku hanya diam...diam seribu bahasa
"apa sama kakak kakak biasa si Toyota Rush mak?"
"iya mak Ras..cuman dia.." aku mengenggam erat Hp di tanganku.
"nih, sekarang telpon dia. bilang temenin ke dokter. dia orang kaya. mampu lah cuman ke dokter kandungan! kalo malu udah duit sini, kita temenin rame rame."
aku memberanikan menelpon Candra.
tut...tuut....
"hallo...,"
"hallo, Sayang ini aku Els, kamu dimana. temenin aku ke dokter yah, aku pusing. gaenak badan. masak PMS udah sebulan."
"maaf Mas Candra nya masih tidur, saya Pak Tono pengurus rumahnya. ini dengan siapa?"
aku langsung menutup telponku..
"kenapa mak? kenapa?"
"masih bobo yang angkat asistent rumah tangganya."
sore hari
'selamat sore, saya Pak Toni ast RT mas Candra. jika berkenan saya bisa bertemu dan menolong kamu.'
apa aku harus percaya ya. 'ketemu jam 7 di PD Mall depan KFC, saya pake baju kembang.'
'baik non.'
ok! aku harus mencari jawaban.
kenapa Candra begitu tertutup.
jika aku hamil aku harus minta tanggung jawabnya.
dan apa aku bisa diterima dia.
serius kah Candra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sudi Abil
mampus elsa terlau gampangan...karuan jual diri dr pd gt
2022-08-21
0
Kasmawati S. Smaroni
jangan enaknya aja di pelihara els
2021-07-01
1
Vanni Maulida
cewek goblok
2021-02-02
1