"POKOKNYA SAYA GA MAU TAU. BAYAR SEMUA KTA MU, KARTU KREDITMU. BAYAR!! UTANG AJA SOK SUSAH DAPET DUIT LUPA TU"
"HEH!! KAU PUNYA ANAK GADIS KAN ? SURUH LAH LAY DIA JUAL DIRI. KAU SURUH DIA MANGKAL SANA DEKAT STASIUN APA PANTI PIJAT...PASTI BANYAK LAKI YG MAU BAYAR LAH."
"Apa!! Tagihan listrik sampai 300ribu? Kau pake apa Ndari! Dasar ga berguna, makanya jangan nikah sama orang miskin."
(mama menangis memegang hpnya)
"Gimana dek, mama ga dapet pinjeman buat bayar listrik sama buat belanja barang dagangan. Kalo ga ada dagangan kita makan apa dek? Huh..hiks... maafkan mama ya dek." Aku memeluk mama dalam kamar.. "maafkan mama, papa yang membawa kamu dan kakak pada situasi ini. Hiks...bukan mau mama dengan semuanya."
"Sudah lah ma, semua udah terjadi, Adek ga akan menyesal. Adek anak yang kuat ma." Aku mencoba tersenyum, berat...tapi jika aku menangis, mama akan bertambah sakit.
"Aku ke kamar dulu ya ma, itu aku udah masak lauk seadanya, mama makan ya. Aku sudah makan. 😊 "
Aku menuju kamar, menutup pintu rapat - rapat.. ... pecah tangisku dalam kamar, ku duduk terdiam di lantai. Kupandang langit - langit kamar...Oh Tuhan....apa yang harus kuperbuat. Dept Collector, tetangga bahkan kakak - adik mama sama sekali tidak ada yang dapat membantu.
HP ku berbunyi getar
'Hei. Ini Candra. Lagi apa."
Saat seperti ini sudah menjadi makananku sehari - hari. Tapi saat ini kenapa bisa dia yang mencariku? 'Lagi ga ngapa ngapa'
'Bohong. Pasti lagi bales wa. He he"
' 😊' aku tak sanggup berkata jujur yang terjadi.
'Makan keluar aja yu. Aku bayarin deh.'
'Belum mandi, belum ijin mama'
Tok..tok...tok "adek, mama boleh masuk?"
"Iya ma, sebentar." Aku menghapus air mataku, di depan kaca kututu mataku dengan bedak seadanya.
Mama membuka pintu, "Dek, mama di ajak om Yadi makan malam. Tapi bagaimana dengan Adek?"
"Mama pergi aja, cari hiburan. Anggep tidak ada beban aja. Adek juga mau pergi kok. Ini dah siap tinggal ganti baju." aku menyiapkan baju ku.
Mama hanya diam, menunduk dan binggung. "Udah ma, mama jalan - jalan gapapa. 😊 "
"Yaudah dek, mama siap - Siap dulu." Mama berjalan keluar dari kamarku.
Om Yadi sebetulnya orang baik. Tapi, mama tidak mau bersama dia. Om Yadi, masih menjadi suami dari orang. Istri om Yadi memang sudah tidak tinggal bersama. Namun rumitnya pernikahan Gereja membuat mereka tetap dalam pernikahan walau sudah hidup terpisah.
'Kok cuman di R. Sakit tauk."
Aku lupa dengan Candra 'aku tunggu depan gang tengah yah, kamu cari aja alamatku di Buku Tahunan.'
'Wait me 15 minute'
Di dalam mobil
"Mata kamu sembam, habis nangis ya?"
"Iya,.."😔 jawabku singkat
"Ada apa? Coba sini cerita sama aku. Siapa tau bisa bantu kamu."
"Yakin kak?"
"Yakin!" Jawab candra mantap sambil mengangkat jari kelingkingnya.
"Aku sedih, papaku meninggal sakit komplikasi di rumahku. Ga ada yang tau sampe 2 jam menghilang kami panik. Papaku ga kuat menanggung sakit, bangkut dan malu ke semua orang. Setelah papa ga ada.....banyak hal terjadi..."
Candra mulai serius mendengar sambil mencuri pandang kepadaku.
"Banyak tukang tagih datang, setiap hari..pagi...siang..malam...kakakku ga kuat. Dia pergi ke jakarta, katanya cari kerja biar bantu aku sama mama. Tapi, sampe saat ini masih aja minta uang ke mama. Kakak mama orang yang menurutku paling bertanggung jawab."
"Sorry aku potong, uda sampe yuk turun." Aku dan Candr turun dan mulai masuk dalam Restorant di daerah semarang atas. Pemandangan yg indah, tapi aku salah kostum. Aku kesini pake dress kembang kecil dengan lengan sedikit pendek. Moga aja ga masuk angin. 😉😁
"Kamu mau makan apa? Yg recommend itu pastanya sama ini nih steak beef australian nya."
"Ehm..aku manut aja deh kamu pesenin aja kak."
"yaudah. Satu pasta creamy mushroom,pizza paperoni extra cheese, aglio olio pene 1. Minum nya mojito green, mohijo blue."
Waiter menulis "saya ulang ya pak, Satu pasta creamy mushroom,pizza paperoni extra cheese, aglio olio pene 1. Minum nya mojito green, mohijo blue. Ada pesanan lagi? "
"Tidak cukup itu saja." Pelayan mengambil menu dan meninggalkan kami.
"Jadi..kamu bisa lanjut lagi El."
"Ah...oh iya...hihi aku sampe lupa.. tempatnya bagus jd aku lupa sebentar ya." 😊
Candra tersenyum kepada ku. tangannya bermain di dagunya, seperti sedang menilai sesuatu. Atau mencari sesuatu denganku. Atau lebih mirip serigala menerkam mangsanya.?
Aku tersadar dari lamunanku, "sampe kakak mamaku ya."
"Iya, lanjutkanlah."
"Dia memaksa papaku pindah ke Semarang mencoba peruntungan membuka usaha bersama, tapi dia minta mama - papa ngontrak di rumah sodara istrinya. Dan bukannya berhasil malah bangkrut. Papa meninggal jabatan dari kepala editor salah satu media masa terbesar di Indonesia. Tapi zonk faktanya, perlahan - lahan papa bisa bangkit. Mama kerja pada klinik kecil dekat rumah. Tapi sudah tidak lagi sekarang, klinik itu tutup. Mama - papa hanya punya warung dan lapak di pasar. Hanya itu sumber penghasilan kami."
Candra masih berfokus pada ceritaku. Makanan pun datang, sambil mulai ku makan sedikit.
"Lanjut aja sambil makan. El"
"Oh iya kak, maaf. Papa ternyata memendam sendiri semua masalah, hutang, sakit dan mama yang tidak pernah tau bagaimana persisnya keadaan papa. Setelah papa ga ada, mobil kami jual, rumah kami,jual. Semua perabot yang ada kami jual. Tapi tetap tidak bisa melunasi semua hutang papa - mama. Terlebih lagi, istri kakak mama menjadi lintah darat. Rumah kami disita dia. Padahal mama selalu membayar bunga dan cicilan."
"Terus kenapa kamu nangis?" Candra tak acuh padaku, dia fokus pada pastanya.
Aku mendadak terdiam, "saat seseorang sedang ga bisa berkata apapun. Saat itu juga orang yang sama harus bisa tersenyum dan menganggap tidak terjadi apa - apa. Kadang orang itu butuh ruang untuk menangis. Agar bisa bangkit dan berjalan lagi."
"Bagus deh," candra cepat menghabiskan makanannya. Dia berdiri dan menuju ke toilet "ke toilet dulu ya."
"Ok kak." Candra lupa meninggalkan Hp nya. Kulihat ada obrolan masuk 'gimana manteb ga? Bisa tembus ga?' Aku terdiam dan berkata apa maksudnya ini.
"Makanmu uda?" Candra tiba - tiba sudah di depanku.
"Sudah kak. Yuk pulang."
Di dalam mobil
"Terima kasih ya kak, maaf kalo aku duluan. Udah malem."
"Ok bye Elsa."
Dia kok cuek ya, padahal pas dateng semangat banyak senyum. Ya aku tau, karena aku cerita semuanya. Dan dia sadar, aku bukan apa - apa.
Aku berhenti depan kaca. Iya aku gendut, kulitku kusam, bajuku juga terlihat..ya aku memang BIASA..
_Dua hari berselang...
'Makan yuk sama nonton,"
"Kak Candra, mau nonton apa?"
"Udah gampang, pergi dulu yuk."
Jadilah kami nonton film horor. Dasar aku ga takut, aku tetep nonton biasa ga kaya sebelah yang meluk pacar nya ato malah *** di pojokan.
Tapi aku merasa tangan Candra perlahan mendekati tanganku. Di genggam tanganku, hangat sekali rasanya saat tangan kami menyatu seperti ini. Tapi wajah Candra tetap hanya fokus pada film.
Ah Tuhan apa aku mimpi!!
Dalam mobil
Kami saling terdiam, "film nya biasa aja ya El. Padahal aku baca katanya bagus."
"Iya kak bener, malah kocak kalo menurutku"
"El"
"Iya kak?" Candra menarik wajahku dan cup..😘 sebuah ciuman mendarat di bibirku
".." kami kembali diam sampai di depan gang rumahku.
...
"Kak, aku duluan ya? Makasih."
"El, aku boleh minta sekali lagi ?"
Candra menarik tengkuk ku, bibir kami bertemu. Saling menyatu, "tutup mata kamu El, resapi rasa yang ada." Aku seperti terhipnotis dengan kata - kata candra.
Aku menutup mataku, membiarkan segalanya mengalir apa adan. sebenarnya tak rela kuakhiri, namun Tuhan aku tak bisa.. Candra melepaskan ciuman kami. Tertinggal aku yang masih meresapi apa yang baru saja terjadi.
"Maaf ya El. Aku ga bisa ngomong jadi aku To the Point."
"Hah..iya kak..hehe..aku Duluan ya..byee,"
Aku masih tidak dapat tidur. Memikirkan apa yang baru saja terjadi.
Mimpi kah aku???
Kalau iya. Tolong biar aku terus dalam mimpi ini Tuhan....
aku berlari keluar dari mobilnya. wajahku jadi merah Seperti tomat rebus.
aku masuk dalam kamarku, membaringkan tubuhku..meraba bibirku dengan tanganku.
awh...ini...inilah Ciuman pertamaku....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments