Bab 9

Hidup itu soal apa? hidup itu soal berapa nilai kita. Goals kita dan ikhlas.

Berapa nilai kita hingga kita di anggap pantas mendampingi seseorang.

Ya....apapula aku. Cuman anak orang biasa, mimpiku terlalu tinggi..

Berfikir "CANDRA ADIWINATA" bakal mencintaiku? mimpiku ketinggian.

Fokusmu kini mencari uang, buat beli rumah. Deposito agar tiap bulan mama tetap dapat uang dan ga perlu lagi jualan.

Kesehatan mama juga makin down. Penyakit Gula dan Tensi nya makin sering kumat. aku tak sanggup melihatnya tersiksa dengan obat sebanyak itu.

*hp berbunyi

"*hallo, kenapa kak?"

"els..mama Masul IGD!!"

"kak..kak kenapa lagi mama?? baru 2 minggu mama balik kak..kenapa mama???!!" aku panik dan langsung keluar dari ruangan kerjaku. aku masuk ke locker perempuan dan melanjutkan pembicaraan.

"semalam mama makan seperti biasa. tapi baru aja mama bilang pusing. dan mama...mama..."

"mama kenapa kak!!!??? KAK!!"

"Huuhuuf...mu...mulut mama mulai ketarik ke sebelah kanan Els."

"..." aku terdiam memandang cermin besar ku..

"aku telat ke rumah mama. mama sudah tidak dapat menggerakan badannya sebelah kiri Els..diagnosa dokter mama kena serangan STRoke!!"

mataku melotot! "apa kak? kak ni aku langsung balik semarang. kakak tenang ya. kakak pokoknya tenang. kasian kak Benny kalo kakak panik. kakak ga bisa kontrol emosi."

"Iya dek, tolong temenin kakak."

aku menutup telpon kakakku.

aku bergegas masuk ke dalam ruangan Pak Setyawan. "mohon maaf Pak Setyawan dan Bu Amel. saya mau minta waktu sebentar."

"iya El..masuk kenapa? ada apa? tenang kamu kayanya panik banget."

"begini pak, bu...mama saya....kakak saya telpon saya..mama saya...dia kena serangan Stroke pak..."

"...."

" waduh..udah bawa rumah sakit?" tanya Bu Amel.

"sudah...tapi posisinya agak terlambat pak. kakak saya tidak tau Ibu saya jatuh di rumah dan posisi mulut ibu saya sudah mulai kaku. saya ma....saya maau...saya mau ngajuin cuti dlu pak sampai jumat."

"CUTI?!?? Kamu punya tanggung jawab dengan report ke Owner El dan owner hanya percaya kamu. besok kamis ada rapat juga dengan Bapak Antok, Louise dan Candra. kamu ga datang saya gimana???" Pak Setyawan panik.

"gini pak..report sudah saya buat. kalo bapak berkenan, saya tak naik kereta datang kesini untuk meeting. selesai meeting saya balik semarang lagi."

"bapak beliin atuh Elsa tiket. dia mau balik sini teh sudah Alhamdulilah tau pak. liyeer iye ta." Bu Amel mulai merasa marah ke Pak Setyawan.

"iya baik kamu saya belikan tiket ekonomi PP ya."

"Urang teh pelit pisan yak!! mama dia teh sakit pak.. malahan sih di beliken pesawat. malah kreta ekonomi." Bu Amel menggerutu.

"udah pak gausah, yg penting saya boleh ijin sudah terima kasih pak."

aku pergi pulang berkemas, entah apa yang akan aku naiki nanti. yang pasti aku harus pulang!

aku harus pulang untuk menjenguk mama!

menyerahkan mama dengan kakak Martha memang bukan ide bagus.

kakak hanya sibuk pada dunianya. pada suaminya.

Pada diri dia sendiri.

tapi jika aku di semarang. aku tak mungkin mendapat gaji besar dan jabatan yang cepat naik. pesaing ku banyak di semarang. Hotel makin banyak pula.

dalam stasiun Gambir

"mba tiket satu ke semarang yang bakalan berangkat." ucapku pada petugas bagian Karcis

"tinggal 1 kereta wisata di harga 800 ribu mba. ini lebih cepat 3 jam jarak tempuhnya."

mahalnyaa....."ya sudah mba 1 atas nama Elsa Nirmala, ini Ktp saya."

petugas bernama Nanik itu mulai menulis dan memberikan karcis yang tercetak dengan Namaku....Elsa Nirmala..

dalam perjalanan aku hanya teringat dengan kata - kata mama "kamu yang pintar jaga diri. Jakarta Itu kejam, mereka ga bakal mengalah sama kamu. kamu yang harus mengalahkan! lihat kakak kamu sudah hampir 9 tahun di jakarta. apa hasilnya? hanya bawa pulang suami kan. itulah jakarta..berhasil ato gagal...

kamu harus jadi wanita kuat. kamu jangan kalah dari pria. tetaplah amanah dalam bekerja. tetap percaya pada Allah..segalanya dalam lindungan dan Ridhonya. maka hidup kamu enteng Dek.."

begitu besar harapan mama padaku. pada Anak paling kecilnya. anak yang sebetulnya tidak di harapkan nya.

yah...dari dalam kandungan aku sudah menghadapi penolakan dari mamaku sendiri.

Aku ingat saat mama malah memukulku saat aku di tuduh maling uang kas saat aku SD.

mama bilang "kamu itu memang anak harganya!! udah susah lahir!! lahir juga ga bawa rejeki!! dasar kamu rasakan niH..Hiiiihhh!!! (mama terus memukulku)"

"udah mah! STOPPPP!!" Papa..mengahalangi mama saat akan memukul rotan ke pundakku.

"Nih liat tu anak yang kamu didik! maling tau dia."

"diam ma...biar tanya dulu, dek...apa yang terjadi.?"

aku masih menangis hingga sesak naafasku. papa memberiku segelas besar air putih. aku meminum dengan cepat. "pah...hiks..hiks..aku kan...hiks...jadi.bendahara...hiks..uang kas ku hilang..hiks..tapi aku bertanggung jawab. aku mau pinjam mama uang 70 ribu untuk ganti pah...hiks..tapi mama bilang aku maling."

mama naik pitam dan mengayunkan rotan lagi ke punggungku.

"SUNDARI!!!! BERHENTI ATAU KAMU YANG AKU PUKUL SAMPAI MATI!!!!!"

ayah marah besar saat itu. mereka cekcok besar dan hanya kalimat penyesalan mama melahirkanku lah, yang terus terucap..

memang aku ga pernah menjadi yang di pilih mereka sebagai anak kesayangan. jangankan disayang, aku sedari kecil biasa mengurus sendiri semuanya.

pulang sekolah aku menganti bajuku sendiri, mencuci baju, membereskan rumah bahkan sampai tengah malam aku kadang masih menyetrika baju. aku sambil belajar dan menjadi guru les pelajaran. karena aku memang tidak punya banyak uang jajan yang diberikan.

sedang kakakku, apapun dia selalu mendapatkan. Baju baru, HP baru dan tiada hari tanpa shoping buatnya. Papa - Mama begitu memanjakan kakak. hingga saat segala nya habis. Kakak tak bisa menerima, bahwa kini saat kita untuk berdiri sendiri.

Memang setelah papa pergi dan kakak kabur ke Jakarta, mama sedikit bisa berubah denganku. walau aku tidak bisa mencurahkan isi hatiku pada mama. aku lebih baik menyimpan semuanya sendiri.....

aku sudah terbiasa sendiri....

********

"kak..mama gimana?"

"gitulah dek. aku binggung setelah mama pulang, siapa yang mau ngurusi dia. aku sibuk, kamu di jakarta. Apa kamu mau ngurusi mami aja?"

"maksud kakak? bagaimana dengan pekerjaanku? bukannya kakak dapet kak Benny, anak orang punya kan. pake suster bisa kan kak?"

Martha meminum sedikit kopi di depannya. "aku sama Benny mau keluar negeri. kami mau liburan keliling dunia. mumpung Benny dapet proyek besar! Makanya mama tu cuman nyusahin aku."

"kak....apa salahnya kakak temeni mama. atau carikan mama perawat alias suster begitu."

"dek!! kamu pasang telinga baik - baik ya!"

"..."

"Mama tu kena Stroke! kedua kali pula sekarang. mama itu udah susah jalan. kalo mama di rumahku. rumahku berantakan nanti, mama kan cacat ga bisa jalan sendiri. pipis..pupup gimana?? udah ah aku pindah Panti Jompo aja deh. Habis duitku ngurus orang stroke. .mana mertuaku benci kalo rumah bau sama berantakan..."

"kak....kalo aku bisa punya rumah sendiri. mama bakalan aku ajak kak...tapi aku masih merintis karir kak. tolong lah..mama itu Ibu kita kak. anggap saja sekarang kita menabur ladang rizki untuk kita nanti.."

Martha mulai bosan mendengar adeknya. "Gini deh lo kasih gw tiap bulan 10 juta. gw bakal cariin suster dan gw ijinin mama tinggal bareng gw. meskipun lo tau gw sering pergi, gw bakal cariin suster 24jam buat dia."

"ok! aku bisa yang penting mama jangan ke Panti Jompo. mama kan masih punya kita."

Martha hanya dia seolah tak peduli kepada adiknya.

aku berjalan menuju kamar mama. Mama masih belum sadarkan diri. 'ma..adek disini. adek besok mau pergi ke kantor sebentar ya ma. mama harus sehat lagi. aku masih belum membuktikan kalo aku itu anak yang ga percuma mama lahirkan. anak yang mama benci ini, justru anak yang sayang ke mama. Aku bahkan rela ma...kalo mama mau aku tuker sama mama sekarang..karena mama udah ngasih aku kehidupan dan bawa aku lahir.'

aku terus memandang mama. betapa kurusnya badan mama sekarang.

10 juta sebulan.....

gajiku habis jika cara Martha begini. aku harus dapet tambahan uang untuk ini. memang semua obat dan terapi mama tidak tercover oleh Kartu Bantuan Pemerintah. tapi setidaknya dengan uangku, Martha akan memperlakukan mama dengan layak..

*Pagi hari kemudian....

"sus..saya ke kantor dulu. kalo ada apa pun itu soal mama ini no Hp saya dan kakak saya..kakak saya hari ini agak sibuk mungkin siang kesini,."

"Baik bu. Saya simpan ya datanya." suster memasukan dataku di komputer.

"terima kasih sus, saya tinggal dulu."

"terima kasih kembali Bu"

aku berjalan balik ke jakarta. sepertinya aku lupa apa itu tidur pulas. yang penting cari 10 juta tambahan untuk keperluan mama setelah ini..

dalam kereta aku tertidur. aku bermimpi soal pangeran muda yang memperlakukanku bagai seorang putri cantik. bagaimana pelukan nya seperti mimpi yang indah. tapi.........kok..."hey kamu butuh uang kan..kamu tu harus menikahi saya segera! inget nasib mama kamu.."

aku langsung terbangun!! 'Candra kurang ajar! ngapain masuk mimpi gw,ngancurin doang.'

*Dalam meeting room Sindur

"yah..agak Banyak kemajuan dari 6 jurnal terakhir yang saya terima. saya suka konsep dari Setyawan. modern...tapi tidak meninggalkan kesan Hotel Aryah sebagai hotel bintang 5 Klasik." ucap pak Louise.

"baik pak Terima kasih, ini sebetulnya dari kerjasama team kami pak. bagian pembelian dan pembayaran yang akur juga pak."

" bagus!!! Pertahankan mereka. mereka itu aset." ucap Pak Louise.

"nona Elsa kok diem aja.. apa tertidur ya?" Candra memecah keheningan.

benar saja, aku merasa lelah 3 hari aku belum tidur mengawasi mama terus..

Candra berdiri dari tempat duduknya..."sssst..." ucap Candra ke yang lain.

Candra berjalan ke arahku. berguman "dasar tukang tidur." benar saja aku tidak terbangun dengan bisikan Candra.

"yaudah, Louise panggil Toni, bilang siapkan mobil. rapat selesai. Terima Kasih....."

semua orang terdiam saling berpandangan. Candra tetap tersenyum dan ssseethh...

..

aku sudah dalam posisi di gendong Candra...bau wangi Daffidoff menempel pada baju Candra membuat Elsa makin nyenyak tidur. hangat dekapan Candra menentramkan Elsa.

Candra pergi berlalu dengan Elsa. semua hadirin melotot matanya.

ada apa antara mereka??? saling menduga orang yang datang pada saat itu. "ini rahasia, dia mau saya antar dimana seharusnya dia Tidur. ini rahasia, jika sampai Bocor!! Awas kalian dan keluarga kalian yang bertanggung jawab." pesan Candra sebelum ia keluar.

Elsa masih tetap tertidur dalam gendongan Candra. kenyamanan yang tak pernah ia rasakan lagi.

Terpopuler

Comments

Rinna Yanti

Rinna Yanti

klw lagi certain di masa lalu,harusnya dikasih tau,jgan dicampur gtu,jdi agak binggung

2021-02-07

3

Isak Bastian

Isak Bastian

dasar mau menang sendiri..🤣🤣🤣🤣

2019-08-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!