Masih dengan Silmi yang berada di kantornya Faris. Silmi hanya diam cuek setelah mendengar masa lalunya Faris yang mata keranjang dan hidung belang. Faris terus menatapnya sambil tersenyum hingga Silmi langsung menyipitkan matanya pada Faris.
"Kenapa kau terus menatapku seperti itu. Ingat ya, jaga pandangan" tegas Silmi.
"Aku hanya menatapmu penuh rasa cinta, bukan menatapmu dengan rasa penuh *****" ucap Faris. Silmi hanya diam saja, sementara Yuda sudah menatap sekeliling ruangannya Faris.
"Ruangannya si Bos Faris ternyata lebih mewah, lebih nyaman dan lebih WOW dibandingkan dengan pos Sekuriti ditempat ku bekerja" batin Yuda, membanding bandingkan, ia mendadak lupa kalau jabatannya pun berbeda.
"Apa kau merasa cemburu dengan masa laluku yang mempunyai 21 mantan?" tanya Faris. Silmi sempat melirik laki laki yang ada di hadapannya itu.
"Aku tidak perduli. Setiap orang pasti punya cita citanya masing masing, termasuk diriku. Jika sejak kecil kau sudah bercita cita menjadi Casanova, itu hak mu" ucap Silmi. Faris pun tersenyum.
"Kutegas kan, aku bukan Casanova. Meskipun aku banyak mempunyai mantan, tapi aku tidak pernah meniduri mereka" ucap Faris santai.
"Ayo bos, jelasin sekelas jelasnya, itu sepertinya putrinya ustadz Usman sedang mengorek ngorek hal pribadimu Bos. Mungkin dia sedang memantapkan pilihannya" batin Bayu.
"Ayo mba Silmi, hajar terus si Faris dengan pertanyaan pertanyaan pribadi biar dia terbuka. Biar kedepannya tidak ada hal yang harus disesali" batin Yuda.
"Boleh aku tanya sekali lagi?" ucap Silmi.
"Tentu. Apa kau ingin tanya kenapa aku terlihat tampan dan mempesona hingga banyak perempuan yang mengejar ku" ucap Faris hingga Silmi langsung mengernyit.
"Iddiiih, ini putranya Om Edi ge'er nya pake banget" batin Silmi.
"Bukan itu pertanyaan ku. Aku hanya ingin tanya apa alasanmu hingga kau bisa berubah dan meninggalkan sifat playboy mu itu?"
Pertanyaan Silmi berhasil membuat Faris terdiam. Tentu saja Faris punya alasan sendiri kenapa ia bisa berubah.
Silmi menatap Faris yang hanya diam saja.
"Apa alasanmu?" tanya Silmi kembali. Belum juga Faris menjawab, tiba tiba Bu Santi masuk.
"Duuh maaf ya lama" ucap Bu Santi yang kini mengajak Silmi untuk berkeliling.
"Silmi, kita keliling yu, biar kau tau seluruh ruangan dan kegiatan di kantor ini" ajak Bu Santi. Silmi pun mengangguk.
"Mah, kenapa Silmi diajak keliling, biarkan dia disini biar aku tambah semangat kerja" pinta Faris sambil tersenyum. Silmi langsung mengernyit.
"Ini orang jago banget ngegombal, jago ngerayu juga. Gak salah dulu dia punya predikat KUCING GARONG" batin Silmi.
"Ayo sayang" ajak Bu Santi kembali.
Silmi dan Bayu pun berdiri dan keluar hingga Faris ikut bangun dari duduknya.
"Mau ngapain?" tanya Silmi.
"Mau ikut" jawab Faris.
"Gak boleh. Kau duduk saja dan selesaikan pekerjaan mu" gerutu Silmi. Faris pun mengalah dan duduk kembali. Bu Santi hanya tersenyum melihatnya.
"Ciri-ciri suami takut istri" batin Yuda.
"Ayo Tante" ajak Silmi.
Kini Silmi, Yuda dan Bu Santi berkeliling melihat-lihat perusahaan itu. Faris terus tersenyum dengan sikap putrinya ustadz Usman itu.
"Silmi imut ya?"
"Benar pake banget Bos" jawab Bayu.
Faris langsung mengernyit sambil menatap sekretarisnya itu.
"Kau tidak naksir padanya kan?" tanya Faris mengintimidasi. Bayu langsung menggeleng takut.
"Tentu saja tidak Bos. Mana berani saya saingan sama Bos" ucap Bayu.
"Bagus kalau begitu. Karena kalau kau sampai menyukai Silmi, ku pecat kau sekarang juga" ancam Faris hingga Bayu langsung bergidik ngeri.
Sementara dengan Silmi yang sedang berkeliling, tiba tiba ustadz Usman menghubunginya yang kini sedang berkumpul di rumahnya umi Salamah.
"Sebentar ya Tante, Abi menelpon" ucap Silmi.
"Iya tidak apa apa Silmi, terima saja" ucap Bu Santi. Silmi pun berjalan sedikit menjauh lalu diikuti Yuda.
"Assalamualaikum Abi"
"Waalaikumussalam. Apa kabar Mimi sayang?" tanya ustadz Usman.
"Alhamdulillah badanku baik dan sehat, tapi hatiku yang kini sedang tidak baik" ucap Silmi sedikit cemberut. Mendengar hati putrinya sedang tidak baik, ustadz Usman sudah terdiam bingung.
"Mimi sayang kenapa hatinya sedang tidak baik?, apa tempat liburannya kurang menyenangkan?"
"Abiii, Abi ko gak bilang kalau putranya pak Edi itu mantan kucing garong" gerutu Silmi.
"Maksud Mimi?"
"Aku sekarang udah ngerti Bi, kalau Faris itu mempunyai penyakit mata sama penyakit hidung dimasa lalunya"
"Oh yang matanya katarak sana hidungnya ingusan" ucap ustadz Usman. Silmi sudah mengernyit.
"Abi gak usah bohong. Aku tau kalau penyakit Faris itu adalah penyakit hidung belang sama mata keranjang. Jadi Abi gak usah nutup nutupin keburukannya Faris" gerutu Silmi.
"Mimi, itukan hanya masa lalunya Faris. Sekarang dia sudah berubah. Mimi percaya sama Abi, dan ingat ya Mi, perkenalan kalian sampai liburan berakhir, jadi kalau liburannya belum berakhir, Mimi harus mau saling mengenal tapi jaga jarak aman. Si Yuda gak boleh ninggalin Mimi sendirian, atau berduaan sama Faris" tutur ustadz Usman. Silmi hanya diam sambil cemberut.
"Udah dulu ya Bu, aku ditungguin sama Tante Santi" ucap Silmi.
"Sebelum Mimi tutup teleponnya, Abi ingin bicara sama Yuda dulu, berikan hapenya pada si Yuda" pinta ustadz Usman. Silmi langsung memberikan hapenya pada Yuda.
"Abi ingin bicara sama Om Yuda" ucap Silmi. Mata Yuda langsung berbinar.
"Waaah pasti ustadz Usman mau ngasih bonus nih" batin Yuda penuh harap.
"Assalamualaikum ustadz Usman he he"
"Ngaain kau haha hehe begitu?" tanya ustadz Usman heran.
"Ustadz Usman pasti mau ngasih bonus kan"
"Hadeuuuh pikiranmu bonus terus. Aku cuma mau ngingetin si Mimi jangan ditinggal sendirian. Jaga Silmi dengan baik, jaga dia sampai di titik darah penghabisan" tutur ustadz Usman.
"Kalau darahnya abis, aku anemia dong" ucap Yuda.
"Denger gak Yud?"
"Denger ustadz. Aku janji, selama mba Silmi liburan aku akan menjaganya sampai titik darah penghabisan hingga aku anemia"
"Bagus. Ingat ya kalau kau lalai dalam menjaga putri kesayanganku. Si Yudi tak akan kuberi kasbon" ucap ustadz Usman dengan nada mengancam.
"Iya ustadz Usman. Tapi jangan lupa kasih kasbon si Yudi ya, karena kalau gak dikasih kasbon, dapurnya si Yudi gak akan ngebul"
Setelah menutup telponnya, Yuda pun memberikan hapenya pada Silmi.
"Abinya mba Silmi tau saja dengan kelemahan ku dan Yuda" ucap Yuda.
"Emangnya apa kelemahan om kembar?" tanya Silmi.
"Gak diberi kasbon" jawab Yuda. Silmi hanya bisa mengernyit lalu menemui Bu Santi dan kembali berkeliling.
Sesampainya di lantai 3, tepatnya di sebuah restoran khusus atasan, Silmi sudah duduk berdua bersama Bu Santi, sementara Yuda berdiri sigap didekatnya Silmi.
Silmi pun menatap takjub melihat keindahan pantai dan berjejer ya para pedagang pernak pernik dan berbagai macam para pedagang yang memenuhi pantai itu sengaja untuk menyediakan oleh oleh.
"Om Yuda lihat deh. Waah pantainya Cantik banget ya" ucap Silmi masih dengan menatap kebawah dari dinding kaca gedung itu.
"Iya cantik, tapi masih lebih cantikan putrinya ustadz Usman"
Silmi langsung menengokan wajahnya karena ia yakin itu bukan suaranya Yuda. Dilihatnya Faris datang dan langsung ikut duduk, sementara Bayu berdiri disebelahnya Yuda.
"Silmi, Tante tinggal ke toilet dulu ya" ucap Bu Santi yang kini langsung berjalan ke toilet. Lagi lagi Silmi hanya diam sambil menatap kearah pantai yang terlihat ramai para wisatawan yang sedang berbelanja.
"Kau ingin ke pantai?" tanya Faris.
"Hmmm"
"Sebenarnya aku ingin menemanimu, tapi sayang, sebentar lagi aku ada miting. Jadi biar mama saja yang menemanimu" ucap Faris.
"Itu lebih baik" ucap Silmi hingga Faris tersenyum membuat Silmi heran.
"Kenapa kau tidak marah atau kesal jika melihatku terang terangan menolak mu?" tanya Silmi.
"Penolakan mu bagiku adalah tantangan. Dan aku sangat suka dengan tantangan" ucap Faris sambil tersenyum senyum.
"Apa kau selalu gombal pada setiap perempuan?" tanya Silmi.
"Dua tahun yang lalu sih iya" jawab Faris.
"Lalu sekarang?"
"Kalau sekarang sih udah nggak. Tapi sebenarnya mau menggombal pada putrinya ustadz Usman, tapi takut dosa" tutur Faris sambil tersenyum. Silmi malah mengernyit.
"Tumben amat inget dosa"
"Sebenarnya sih tidak perlu menggombal pun para perempuan terpesona dengan sendirinya. Biasanya sih begitu"
"Idiiih, putranya pak Edi ini udah kaya titisannya Tante Ira. Narsisnya KE BA NGE TAN" batin Silmi.
Tiba tiba Faris memberikan sebuah card berwarna pink.
"Aku mau miting dulu, kartu ini untukmu. Kau bisa menggunakan nya untuk membeli bahkan memborong oleh oleh ditempat liburan. Aku tau ayahmu juga punya banyak uang dan kudengar juga banyak uang gepokan dibawah tempat tidurnya, tapi aku lebih tau kalau ayahmu itu sangat perhitungan" tutur Faris yang kini langsung pergi bersama Bayu karena ada miting.
Silmi pun mengambil kartu berwarna pink itu. Ia terus menatapnya.
"Itu kartu kredit ya mba?" tanya Yuda. Silmi hanya menggeleng.
"Biasanya para CEO di novel, kalau ngasih kartu begini tuh warnanya hitam, namanya black card. Ko si Faris ngasihnya Pink card. Jadi kalau CEO di novel sama si Faris digabungin jadinya BLAK PINK ya he he he" tutur Yuda.
"Buat Om Yuda saja aku gak mau" tolak Silmi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Neulis Saja
Mimi, don't take care of the image
2022-12-25
1
Tutihadiatun
om yuda di suruh ustadz usman untuk menjaga silmi sampai titik darah prnghabisan kaya mau perang aja ustadz...
wah kalo pink cardnya di kasih sama om yuda ....langsung kaya donk om yuda bakal gx jadi kasbon sama ustadz usman..
2021-08-29
1
Chemistry Girl
Om Yuda bisa aja Kartu Black Pink 😄
Bagus Silmi, jgn mw nerima apapun sebelum SAH 😀
2021-08-28
1