Pakaian

Masih dihari yang sama. Waktu sudah menunjukan pukul 10:15. Silmi tidak pergi kemana mana, dikarenakan Fadil mendadak meriang. Badan Fadil tiba tiba panas dingin, mungkin akibat main air laut seharian bersama Syifa dan Bilkis.

Haciiis haciis.

Fadil sudah berkali kali bersin. Syifa sudah menyelimutinya dengan selimut tebal dan mengompres keningnya. Fadil sudah diperiksa dokter setempat untuk memeriksanya.

"Abang beneran sakit?, gak lagi modus pengen di manja kan?" ucap Syifa.

"Aduuh semok, apa kau tidak lihat badanku bergetar begini. Coba kau pegang suhu badanku, sudah seperti nano nano begini, yang atas dingin, yang bawah panas, yang kiri dingin, yang kanan malah panas" tutur Fadil. Bilkis yang tidak mengerti pun sudah tertawa tawa, sesekali ia memukul kompresan yang ada di keningnya Fadil.

BHUK BHUK BHUK.

"Astaghfirullah alazim Bilkis sayang, Abi jangan dipukuli begitu, Abi kan lagi meriang" protes Fadil. Silmi sudah datang membawa air hangat.

"Diminum dulu kak" ucap Silmi.

"Makasih Mimi"

"Niat mau liburan malah jatuh sakit" ucap Fadil. Syifa sudah memijit kaki suaminya itu.

"Yang sabar saja kak Fadil. Gak semua manusia yang hidup di dunia ini sehat terus, pasti akan merasakan sakit juga, begitu pun sebaliknya, gak semua orang sakit selama akan sakit, pasti suatu saat akan sembuh juga. Jadi berdo'a saja biar rasa sakitnya cepat sembuh" tutur Silmi.

"Kau gak pergi jalan jalan Silmi?" tanya Syifa. Silmi hanya menggeleng.

"Gak asik kalau jalan jalannya cuma berdua sama Om Yuda"

TING NONG.

Tiba tiba suara bel berbunyi. Silmi langsung terdiam.

"Apa mungkin yang datang bertamu itu putranya pak Edi, bukankah ini sudah siang, seharusnya kan dia pergi ke kantor" batin Silmi.

Yuda pun membukakan pintu. Dilihatnya mas Cipto yang datang bertamu.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

"Eh ada mas Cipta" ucap Yuda yang mendadak lupa nama supir pribadinya Bu Santi.

"Maaf pak Yuda, nama saya Cipto bukan Cipta" protes mas Cipto. Yuda langsung tersenyum getir.

"Oh iya maaf, aku lupa kalau namanya mas Cipto ya. Dimaklumi saja, akhir akhir ini aku sering melihat mba Silmi sama mas Faris suka mengheningkan cipta" jawab Yuda.

"Ngomong ngomong, ngapain siang siang datang kemari?" tanya Yuda.

"Saya di suruh Bu Santi untuk menjemput mba Silmi, katanya Bu Santi mau ngajakin mba Silmi ke kantor" ucap Mas Cipto.

"Oh, sebentar ya, aku temuin mba Silmi dulu" ucap Yuda yang kini menemui Silmi di kamarnya Fadil.

"Maaf mba Silmi, diluar ada mas Cipto nyariin mba Silmi, katanya Bu Santi mau ngajakin mba untuk pergi ke kantornya mas Faris" tutur Yuda memberitahu. Silmi langsung mengernyit.

Sebenarnya Silmi merasa malas pergi ke kantor nya Faris. Selain karena banyak karyawan yang selalu memperhatikan, Silmi pun merasa malu melihat hampir semua karyawan perempuan banyak yang berpenampilan sexy hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. Belum lagi banyak karyawan laki laki yang sering meliriknya bahkan sampai ada yang menggodanya.

"Pergi saja Mimi, ikut sama Tante Santi, kalau kak Fadil sudah sembuh nanti kak Fadil juga ingin berkunjung ke kantornya si Faris" ucap Fadil.

"Bang, kantornya si Faris suka ngadain pengajin gak?" tanya Syifa.

"Tidak tau semok, yang Abang tau mereka sukanya miting" jawab Faris.

"Sana ikut sama Tante Santi ke kantor. Sekalian belajar juga, siapa tau nanti jadi ibu direktur" goda Fadil.

Mau tidak mau akhirnya Silmi ikut bersama mas Cipto, tentunya Yuda pun ikut menemani. Sebelum pergi ke kantor, Silmi pun pergi dulu ke rumahnya Faris karena Bu Santi memintanya untuk mampir dulu.

Silmi sudah merasa takjub melihat isi rumahnya Faris, sama mewahnya seperti rumah Faris yang ada di kota Z yang dulu pergi ke rumah itu saat melayat almarhum Pak Edi. Jangan tanya lagi reaksi Yuda ketika melihat rumah nya Faris, Yuda sudah menganga sambil mata membulat. Kalau saja Silmi tidak menarik ujung lengan bajunya Yuda, mungkin saja Yuda sudah mengeluarkan air liurnya.

"Om Yuda gak usah norak, ditutup mulutnya, nanti serigala bisa masuk dan bersarang di mulutnya Om Yuda" gerutu Silmi. Yuda sudah tersenyum malu.

Rumah itu nampak sepi hanya ada beberapa pelayan yang berlalu lalang. Faris sudah berangkat ke kantor sejak tadi pagi. Bu Santi pun menemui Silmi.

"Assalamualaikum, siang Tante" sapa Silmi.

"Waalaikumussalam. Bagaimana keadaan kakakmu, apa dia sudah baikan?" tanya Bu Santi.

"Alhamdulillah sudah mendingan, kak Syifa merawatnya dengan baik"

"Hari ini jalan jalan lagi ke kantornya Faris ya" ucap Bu Santi. Silmi mengangguk pasrah. Tiba tiba mas Cipto mendekati.

"Maaf Bu Santi, tadi tuan Faris memberitahukan kalau Bu Santi mau pergi ke kantor, tuan minta dibawakan baju ganti, tadi tuan terpeleset di kamar mandi, bajunya basah, sebentar lagi Tuan Faris akan mengadakan miting di kantor" tutur mas Cipto memberitahukan.

"Iya nanti saya bawakan" ucap Bu Santi.

Biasanya selalu ada baju cadangan yang sengaja Bayu sediakan untuk Faris. Mungkin kali ini Bayu lupa. Tiba tiba Silmi mempunyai ide gokil.

"Tante, boleh aku yang pilihkan baju untuk mas Faris" pinta Silmi. Bu Santi pun tersenyum.

"Tentu saja boleh, karena jika kau berjodoh dengannya, setiap hari kaulah yang akan mengurusi pakaiannya Faris" tutur Bu Santi.

"Kalau boleh tau, kamarnya dimana ya?"

"Kamarnya ada dilantai atas sebelah kiri. Kau masuk saja" ucap Bu Santi.

Silmi pun bergegas naik kelantai atas, lalu masuk ke kamarnya Faris. Ketika masuk, Silmi merasa takjub dengan kamar mewah milik putranya pak Edi itu.

"Masya Allah. Kamarnya mewah pake banget" tiba tiba Silmi langsung mengernyit melihat ada Poto dirinya dengan ukuran besar terpampang didinding kamar itu.

"Idiiiih ko ada poto ku disini?. Pasti si Om Faris itu kong kalikong sama kak Fadil. ME NYE BAL KAN. Awas saja kalau si Om Faris itu membayangkan diriku sebelum tidur, apalagi membayangkan hal hal mesum, ku robek otaknya" batin Silmi.

Silmi pun membuka lemari berukuran besar yang ada di kamar itu. Lagi lagi ia menganga melihat isinya, berbagai macam setelan jas mewah dengan disain ternama berjejer disana.

"Kayanya si Om Faris tukang shoping nih. Aku yang perempuan saja bajunya gak sebanyak ini"

Silmi pun mulai mencari cari pakaian yang sesuai keinginannya. Tiba tiba ia tertawa kecil ketika melihat baju yang dicarinya ada dipojokan lemari.

"Waaah ternyata kau ada dipojokan ya. Yu kita jalan jalan ke kantornya Om Faris, biar nanti kau jadi pusat perhatian. Sungguh menyenangkan"

Silmi pun mengambil satu setel pakaian lalu dimasukannya kedalam paper bag. Setelah itu Silmi langsung turun.

"Sudah ketemu sayang?" tanya Bu Santi.

"Sudah Tante"

Mereka pun masuk ke mobil yang kini dibawa oleh mas Cipto. Yuda sudah duduk didepan bersama mas Cipto, sementara Silmi dan Bu Santi duduk di belakang.

Sesampainya di kantornya Faris yang tidak jauh dari pantai, Silmi, Bu Santi dan Yuda pun turun dari mobil. Mereka langsung berjalan masuk ke kantor. Seperti biasa para karyawan mulai menyapanya dengan ramah. Silmi sudah menunduk begitu juga dengan Bayu, mereka berdua tidak mau melihat penampilan karyawan perempuan yang terlihat sexy.

"Setiap kali datang ke kantor ini, pundakku mendadak pegel gara gara nunduk mulu" batin Yuda.

Ketika membuka ruangan Faris, tiba tiba Silmi langsung menutup matanya hingga paper bag yang ada ditangannya langsung terjatuh. Silmi menutup matanya ketika melihat Faris membuka jas nya, kancing kemejanya pun sudah terlepas hingga memperlihatkan dada atasnya.

"Astaghfirullah alazim"

Faris pun terkejut, ia tidak tau kalau Silmi akan datang.

"Porno Bos" ucap Bayu sambil memberikan sebuah bantal pada Faris. Faris langsung sigap mengancingkan kembali bajunya.

"Silmi kenapa kau tidak bilang bilang kalau kau mau datang kesini. Untung aku tidak telanjang, kalau kau sampai lihat aku telanjang bisa bisa kau terpesona" tutur Faris sambil tertawa kecil. Silmi langsung mengernyit dan membuka matanya.

"Ge'er banget sih putranya pak Edi ini. Bener bener titisan Tante Selebor" batin Silmi.

"Faris, gimana ceritanya kau bisa sampai jatuh dari kamar mandi?" tanya Bu Santi heran.

"Cuma kepeleset mah"

"Segini juga sudah sukur alhamdulillah Bu, Bos Faris tidak sampai kecetit" ucap Bayu.

"Silmi, berikan baju gantinya pada Faris. Itu Silmi yang khusus pilihkan loh" ucap Bu Santi sambil tersenyum. Silmi pun memberikan paper bag yang sempat terjatuh itu pada Faris sambil melemparkan senyum menggemaskan. Namun Faris sudah menyiapkan matanya merasa curiga dengan isi paper bag itu. Namun Faris tidak mau protes, ia mau menghargai Silmi yang mau memilihkan baju untuknya.

"Terima kasih Mimi sayang" ucap Faris sambil menerima paper bag itu.

"Jangan panggil aku Mimi apalagi pake sayang, karena panggilan itu khusus diberikan oleh keluargaku" tegas Silmi.

"Sebentar lagi kan aku akan jadi bagian dari keluargamu. Tentunya jadi suamimu" bisik Faris. Silmi malah mengerucutkan bibirnya.

Faris pun pergi ke ruangan lain untuk mengganti pakaiannya.

"Silmi, Tante keluar dulu sebentar, nanti Tante kembali lagi, cuma sebentar ko" ucap Bu Santi.

"Iya Tante"

Bu Santi pun pergi dari ruangannya Faris. Silmi dan Yuda sudah duduk, sedang menunggu Faris yang berganti pakaian.

"Gak sabar nunggu reaksinya si Om Faris hi hi "

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

what kinds of coctume is Faris wearing,?

2022-12-25

1

Tri Utami266

Tri Utami266

pasti di bawain SaRKoCi nih sama anum..tak lupa sorbannya

2021-09-22

1

€nd@h

€nd@h

kayanya d bawain sarung ma baju koko nih...aduh kimi ini bener2 calon istri idaman hihihi

2021-09-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!