SILMI
Seorang gadis bersama Silmi putri bungsu dari ustadz Usman dan Nisa. Silmi gadis yang sangat manja pada orang tuanya, begitupun pada kakak laki-lakinya yaitu Fadil (32 tahun).
Bahkan Silmi kalau tidur pun ia punya satu kebiasaan yang mengalahkan anak usia dibawah lima tahun yaitu harus di empok empok dulu oleh uminya, baru bisa tidur hingga sang Abi sering memprotesnya.
"Sudah dewasa tapi kebiasaan tidur harus di empok empok dulu sama uminya, sudah jelas itu mengambil jatah Abi nya"
Silmi yang nampak cantik dan imut sedang bercermin menggunakan kerudung syar'i berwarna maroon. Silmi menatap dirinya dicermin sambil tersenyum.
"Kapan ada berondong yang mau melamar ku?, aku sudah siap lahir dan batin"
Silmi sudah membereskan buku bukunya untuk dibawa ke sekolahan santri. Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok.
"Mimi sayang, sarapan dulu" ucap Nisa sang ibu.
"Iya Umi"
Silmi pun keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan. Dilihatnya menu sarapan kali ini terlihat begitu banyak dan beraneka ragam.
"Umi, tumben menu sarapannya banyak banget. Apa Abi sedang menjalankan program untuk menambah berat badan?" tanya Silmi penasaran. Ustadz Usman sang ayah pun langsung mengernyit.
"Abi tidak mau saingan sama Dewi, cukup dengan bentuk badan segini" ucap ustadz Usman yang kini sudah mengambil beberapa menu makanan dan ditaruhnya di piring.
"Apa kita mau kedatangan tamu?" tanya Silmi kembali.
"Hari ini Kakak dan kakak iparmu mau sarapan bareng disini, makanya menunya banyak. Dan hari ini kita memang akan kedatangan tamu dari jauh. Dia salah satu sahabat Abi mau berkunjung kesini. Dia ingin kenal sama Mimi dan Fadil" tutur ustadz Usman menjelaskan. Silmi pun mengangguk namun dalam pikirannya ia merasa ada yang aneh hingga menaruh curiga, namun ia tidak ambil pusing hingga hanya pokus dengan makanan yang ada di piringnya.
Tiba tiba terdengar pintu depan terbuka.
"Assalamualaikum"
Fadil dan Syifa datang sambil menggendong Dede Bilkis yang kini berusia sekitar dua tahun. Kakak dan kakak iparnya Silmi sengaja datang untuk sarapan bersama.
"Waalaikum salam"
"Pagi semua. Masya Allah, menu sarapannya istimewa sekali, pantas saja Umi mengundang untuk sarapan bersama" ucap Fadil yang kini ikut duduk di ruang makan. Syifa pun ikut duduk disebelah suaminya itu sambil memangku putri semata wayangnya itu.
"Bilkis duduknya sama Mbah ya" pinta ustadz Usman. Bilkis pun turun dari pangkuan ibunya lalu mendekati kakeknya.
"Semok sayang, makan yang banyak ya" pinta Fadil pada istrinya yang tubuhnya tumbuh kesamping. Tak menyia nyiakan kesempatan. Syifa langsung mengambil berbagai menu dan menaruhnya di piring. Silmi langsung menganga lalu melirik kakaknya.
"Syifa sayang, kau laper pake banget ya, yakin itu menu bakal masuk semua kedalam perut?" tanya Fadil seolah tak percaya. Syifa sudah tersenyum malu.
"Maaf Abang, tidak tau kenapa hari ini mendadak laper banget" ucap Syifa yang langsung melahap sarapannya setelah mengucap do'a.
"Jangan jangan kak Syifa lagi hamil?" ucap Silmi menebak nebak.
Mata ustadz Usman dan Nisa langsung berbinar setelah Silmi mengatakan kalau Syifa hamil.
"Syifa kau hamil lagi?" tanya Nisa antusias. Syifa langsung menggeleng.
"Nggak Umi, aku tidak sedang hamil, aku cuma sedang laper saja" jawab Syifa masih dengan asik pada sarapannya.
"Si Syifa bukan sedang hamil, tapi dia sedang kerasukan ibunya" ucap ustadz Usman hingga Nisa mencubit lengan suaminya itu.
Dewi adalah ibunya Syifa yang bertubuh gemuk dan hobby makan, yang kini masih setia bekerja di kantinnya Bi Ratna. Suaminya pun sekuriti senior disana.
Mereka pun sarapan bersama, namun Silmi merasa kalau hari ini ada yang aneh.
"Umi, Abi, aku berangkat dulu ya, mau jemput Hawa dulu ke rumahnya" tutur Silmi.
Hawa adalah sepupu sekaligus sahabatnya. Silmi juga punya Anum sahabatnya, mereka sudah bersahabat dari kecil (si trio Kwek Kwek).
"Ingat ya Mi, setelah selesai belajarnya nanti langsung pulang, gak boleh mampir mampir dulu kemana mana" pinta ustadz Usman sedikit tegas. Silmi langsung terdiam.
"Memangnya kenapa Bi?, tumben sekali aku disuruh pulang cepat?" tanya Silmi.
"Sahabat Abi kan mau berkunjung kesini"
"Itu kan sahabatnya Abi, lalu apa hubungannya denganku?" Silmi sedikit memprotes.
"Sholehah Silmi Kaffah, sahabat Abi itu ingin bertemu denganmu" ucap ustadz Usman.
"Sahabat Abi itu berondong bukan?" tanya Silmi. Semua langsung mengernyit.
"Ko nanyanya berondong sih, ya tentu saja usianya seumuran dengan Abi, udah ada ubannya" tutur ustadz Usman.
Silmi tiba tiba langsung cemberut tidak jelas.
"Mimi sayang kenapa cemberut kaya gitu?" tanya ustadz Usman.
"Mencurigakan!!" batin Silmi.
Setelah berpamitan, Silmi pun pergi ke rumahnya Hawa. Didepan rumahnya Hawa sudah ada Hawa, Aisyah dan Riziq orang tuanya Hawa sekaligus Om dan tantenya Silmi.
"Assalamualaikum" Silmi mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam"
"Abi, Umi aku berangkat dulu ya, assalamualaikum" pamit Hawa sambil mencium tangan orang tuanya, begitu juga dengan Silmi yang ikut mencium tangan Riziq dan Aisyah. Tak lupa juga mereka menjemput Anum juga. Anum sudah menikah dan mempunyai seorang bayi. Meskipun begitu, Anum tetap ingin menimba ilmu, Anum juga memperkerjakan seorang pengasuh untuk menjaga putranya.
Si trio kwek-kwek itu berjalan menuju sekolah santri.
"Sebentar lagi liburan tiba nih. Kira kira kalian mau pada pergi liburan kemana?" tanya Silmi.
"Aku kayanya di rumah saja deh gak kemana mana, keponakan keponakan ku masih kecil , kasihan kalau harus bepergian jauh. Lagi pula dana liburan cukup lumayan, kasihan Abi harus mengeluarkan banyak biaya untuk pergi mudik ke kampung halamannya Umi. Mungkin lain kali saja kalau ada kesempatan yang lain" tutur Hawa. Kehidupan Hawa nampak begitu sederhana namun bahagia, berbeda dengan Silmi yang serba ada. Anum dan Silmi pun mengangguk.
"Kalau aku sih mau liburan ke rumahnya kak Syakir saja, sekalian rindu sama Mbah dan nenek Umi. Kau sendiri mau pergi kemana Sil?" tanya balik Anum. Silmi langsung menggelengkan kepalanya bingung mau pergi kemana.
"Belum tau, belum ada rencana" jawab Silmi.
"Paling juga kau diajak liburan ke kebun lagi seperti biasa" ejek Anum sambil menahan tawanya hingga Silmi cemberut.
"Terkadang Abi ku suka mendadak pelit kalau urusan liburan, padahal dibawah tempat tidurnya banyak uang gepokan" tutur Silmi.
"Terkadang aku suka kasihan sama ustadz Usman yang sering pamer kalau dibawah temat tidurnya banyak uang gepokan, ia selalu jadi korban dan dimanfaatkan hingga terpaksa mengeluarkan uang itu" tutur Anum.
"Dimanfaatkan biar manfaat. Aku yakin pasti Pakde Usman diam diam suka membantu orang orang yang kurang mampu dengan uang itu" tutur Hawa.
"Iya kalau ada apa apa yang terjadi di sini, selalu dia yang mendanai, meskipun selalu keluar kata kata HADEUUUH" ucap Anum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Desy Tri Astuti
bukannya umi'y Hawa itu adek'y ustadz soleh & usman yaa. kok harus pake mudik 🤔😳✌
2023-01-07
1
Mbah Edhok
masih terus mengikuti ulang runtutan cerita ... dari cerita jodoh aisyah ... ampe sekarang sampe pd cerita silmi ... masih tetap semangat menyimak thor ...
2022-07-08
1
Yayoek Rahayu
nampir kesini....ketemu silmi...
2022-07-01
1