Kini Faris, Bu Santi, Bayu dan Radit berpamitan pada keluarganya ustadz Usman. Pertemuan pertama yang cukup mengesankan bagi Faris ketika seorang perempuan cantik merubah dirinya menjadi jelek hanya karena ingin bertemu dengannya. Namun bagi Silmi pertemuan pertama itu membuatnya malu dan jengkel.
"Ustadz Usman, kami pamit dulu. Terima kasih untuk semuanya. Kami sangat senang bisa berkunjung kemari" ucap Bu Santi sambil tersenyum.
"Sama sama, sering seringlah datang kemari" ucap ustadz Usman. Silmi langsung mengernyit menatap Abinya.
"Apaan sering sering. Akan kugembok gerbang utama biar si Om Faris tidak bisa masuk" batin Silmi.
Bu Santi sudah memeluk Silmi.
"Tante pulang dulu ya, kapan kapan Silmi main ya ke rumahnya Tante" ucap Bu Santi. Silmi hanya tersenyum. Bu Santi pun berpamitan pada Nisa. Kini Faris sudah mendekati Silmi, seketika itu pula Silmi langsung mundur dan mengepalkan kedua tangannya kehadapan Faris, takut Faris melakukan gaya berpamitan seperti Bu Santi yang memeluknya.
"Mau ngapain?" tanya Silmi takut. Faris pun tersenyum.
"Aku cuma mau pamitan. Kenapa kau bergaya seperti mau berduel saja?" tanya Faris. Silmi langsung menurunkan tangannya.
"Tidak apa apa" ucap Silmi sambil menatap kearah lain. Ini pertama kalinya Faris mendapat penolakan dari perempuan, sungguh ME NYE DIH KAN.
"Kita pamit, assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Faris dan keluarganya pun pergi dari rumahnya ustadz Usman. Setelah kepergian Faris, ustadz Usman langsung mengambil hape dari saku bajunya dan menghubungi seseorang.
"Assalamualaikum. Tolong kau suruh Anum dan Hawa untuk datang ke lapangan" pinta ustadz Usman. Silmi langsung beringsut takut, perasaannya mendadak tidak enak ketika Abinya memanggil kedua sahabatnya itu ke lapangan.
"Mimi sayang, kita jalan jalan yu ke lapangan" ajak ustadz Usman. Silmi langsung menampakkan wajah memelas, ia tau kini Abi nya akan meminta pertanggung jawaban dirinya yang membuat malu dengan berdandan seperti orang orangan sawah.
"UMIIIII"
Silmi sudah meminta bantuan Nisa biar dia terhindar dari hukuman. Ustadz Usman sudah menggandeng putri bungsunya itu menuju lapangan.
"Selamat menikmati Mimi" ucap Fadil sambil menahan tawanya. Tak lupa Fadil melambai lambaikan tangannya pada Silmi. Silmi sudah mengerucutkan bibirnya.
Sesampainya di lapangan, disana sudah ada Anum dan Hawa yang kini berdiri di lapangan. Ada Athar juga yang kini sedang menggendong Hasbi.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Anum dan Hawa sudah tau apa yang akan terjadi. Mereka berdua sudah mengerucutkan bibirnya, yang salah besar disini adalah Silmi yang menyuruh mereka untuk membantu memblokade pertemuan dengan Faris meskipun gagal total.
Ustadz Usman sudah berkacak pinggang menatap mereka.
"Hadeuuuh hadeuuuh. Kalau saja nyubit anak orang gak dosa, sudah ku cubit ginjal kalian. GEREGET pake banget" ucap ustadz Usman pada Hawa dan Silmi. Athar hanya tersenyum saja, ia tau istrinya itu juga salah. Hawa dan Anum sudah mengerucutkan bibirnya.
"Kita minta maaf Pakde" ucap Anum.
"Kalian berdua berdiri di lapangan. Mimi kau juga ikut gabung bersama mereka" pinta ustadz Usman.
Si trio kwek-kwek kini sudah berdiri dilapangan sambil mengucapkan kalimat KITA MINTA MAAF, DAN BERJANJI TIDAK AKAN MENGULANGINYA LAGI.
"Ucapkan kalimat itu sebanyak dari angka tanggal lahir kalian. Silmi, tanggal lahir mu 30 bulan 11 jadi bacakan kalimat itu sebanyak 41 kali" ucap Ustadz Usman. Silmi langsung menganga, hingga harus terpaksa mengucapkan kalimat itu sebanyak 41 kali.
"Kita minta maaf, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi (41 x)" Silmi. (30 November).
"Kita minta maaf, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi (34 x)" Anum. (27 Juli).
"Kita minta maaf, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi (2 x)" Hawa. (1 Januari).
Ustadz Usman langsung mengernyit ketika Hawa hanya mengucapkan kalimat itu sebanyak dua kali.
"Hawa, kenapa kau mengucapkan kalimat itu hanya dua kali?" protes ustadz Usman.
"Karena tanggal lahir ku itu, tanggal 1 Januari. Jadi satu tambah satu sama dengan dua" tutur Hawa. Ustadz Usman langsung mengernyit.
"Hadeuuuh si Hawa diselamatkan oleh tanggal lahirnya" batin ustadz Usman.
Tidak lama kemudian datanglah Zahira dengan menghentak hentakan kakinya sambil menggendong Yura, wajahnya nampak marah .
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Si trio kwek-kwek langsung beringsut saling mendekat karena takut, mereka yakin kalau Zahira pasti sedang marah pada mereka.
"Silmi, pasti Tante Selebor murka gara gara alat alat makeup nya kau pinjam tanpa seijinnya" bisik Hawa. Mereka sudah melihat Zahira memegang alat alat makeup nya yang tadi dipakai untuk mendandani Silmi.
Zahira sudah menggeram sambil berkacak pinggang dihadapan Silmi, Anum dan Hawa.
"Siapa yang menghancurkan alat alat makeup ku?" tanya Zahira sambil menyipitkan matanya, dan terasa bagai angin tornado ditelinga nya si trio kwek-kwek. Mereka sudah menelan ludahnya dengan kasar.
Ustadz Usman sudah mengernyit menatap Zahira yang datang langsung marah.
"Eh selebor kau sehat???. Kenapa kau datang langsung nyanyi begitu?" tanya ustadz Usman heran.
"Aku bukannya nyanyi Om ustadz, tapi aku sedang marah. M A ma, R A raH, marah pake banget" gerutu Zahira.
"Kau marah kenapa?"
"Alat alat makeup ku rusak, ada yang jebol ada yang penyok ada yang hilang warnanya, bahkan lipstiknya pun sampai patah. Dan semua itu ulah mereka bertiga" gerutu Zahira sambil menunjuk Silmi, Anum dan Hawa. Si trio kwek-kwek langsung tersenyum getir.
Ustadz Usman ikut menyipitkan matanya pada ketiga perempuan yang berdiri di lapangan itu. Ia ingat kalau Silmi pulang pulang mukanya belepotan dengan bedak, Eyesedo, eyeliner, lipstik, bahkan giginya sampai hitam entah menggunakan apa.
"Siapa yang menghancurkan makeup emak nya si Yura?" tanya ustadz Usman pada Silmi, Hawa dan Anum.
"Diralat ya Om ustadz, bukan emak, tapi Mommy, M O mo M i MY. . . MOMMY" Zahira menegaskan.
"Ayo ngaku siapa yang menghancurkan makeup punya si Ira" ucap ustadz Usman kembali.
"Maaf Abi, kita yang pake" ucap Silmi. Ustadz Usman kembali menyipitkan matanya.
"Num, kau kan yang memoles wajahku pake makeup, itu gimana caranya makeup Tante Ira bisa hancur begitu?" tanya Silmi pada Anum.
"Tadi mungkin aku tanpa sadar saat mendandani mu mengeluarkan ilmu ajian rawa penyok, jadi bukannya di oles oles makeup nya, tapi malah dikeruk keruk hingga hancur" ucap Anum. Zahira langsung menggeram hingga si trio kwek-kwek takut.
Dilihatnya Yura si bayi yang baru beberapa bulan itu sudah tertawa kecil, dan entah menertawakan apa. Si trio kwek-kwek langsung menatap Yura sambil menyipitkan matanya.
"Eh itu si Dede Yura ngetawain kita, masih bayi sudah rese. Si Yura dengan nyata mengibarkan bendera peperangan pada kita" bisik Anum.
"Iya, kayanya Dede Yura lebih menyebalkan dari si Fawwaz" ucap Hawa sambil berbisik pula.
"Keadilan harus ditegakkan Om ustadz, hukum mereka seberat beratnya" pinta Zahira yang mulai kesal pada keponakan keponakannya.
"Aku sudah menghukumnya barusan. Cuma makeup doang mah minta beli lagi sama si Yusuf. Lagi pula kurang baik pake makeup yang berlebihan" ucap ustadz Usman.
"Om ustadz, makeup ku itu salah satu ritual ku untuk menggoda kak Yusuf. Lagi pula aku menggunakan makeup itu hanya dihadapan kak Yusuf. Dan satu lagi, makeup ku itu saling berkaitan dan saling menempel dengan kalender ajaib" tutur Zahira. Anum langsung merinding mendengar kata kalender ajaib yang membuat wajahnya nampak memerah karena malu. Athar pun sudah tersenyum menunduk.
"Stop, jangan ngomongin kalender ajaib. Kita mengakui kesalahan dan minta maaf, untuk itu kita siap dihukum Tante Ira. Ayo Tante Ira mau ngasih hukuman apa, apa Tante Ira mau ngajakin kita soping?, mau ngajakin kita jalan-jalan, atau mau ngajakin kita makan makan. Kita sudah siap lahir dan batin" tutur Anum yang disetujui Silmi dan Hawa.
"BETUUUUL" (Silmi dan Hawa).
Zahira dan ustadz Usman langsung mengernyit.
"Om ustadz, ini sebenarnya yang gila itu siapa sih?. Aku apa mereka?" bisik Zahira.
"Aku angkat tangan Ira"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Neulis Saja
next 🤣🤣
2022-12-25
1
Diah PiCha
hahaha akhirnya di hukum 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-08-18
1
Ummu NKA
ka Risma bagaimana kabarnya? kangen nya aku dengan karyamu.. semangat ya🥰
2021-08-18
2