Pagi pagi sekali, Silmi sudah duduk dimeja makan untuk sarapan. Bilkis sudah mendekatinya.
"Apa sayang?" tanya Silmi.
Bilkis sudah minta digendong.
"Bentar ya, Tante mau sarapan dulu, abis itu kita belanja dipinggir pantai, pasti seru" ucap Silmi. Bilkis malah kembali berlari larian sambil tertawa.
"Bilkis, sarapan dulu sayang" pinta Syifa. Fadil sedang asik sarapan bersama Yuda disana. Tiba tiba terdengar bunyi bel.
TING NONG.
Seketika Silmi langsung menyipitkan matanya.
"Ini yang datang bertamu pasti putranya pak Edi. Dia pasti mau ikut sarapan bareng, dasar genit bin ganjen" batin Silmi menggerutu.
"Biar Om Yuda yang buka" Yuda menawarkan diri.
"Biar aku saja Om Yuda" pinta Silmi hingga Yuda kembali duduk bersama Fadil menghabiskan makanan nya. Kini Silmi sudah berjalan untuk membuka pintu, ia sudah siap untuk menggerutu pada Faris.
Ting nong.
Suara bel kembali berbunyi. Seketika Silmi membuka pintu dan langsung melayangkan dumelannya.
"Ngapain sih pagi pagi sudah datang bertamu, pasti mau minta sarapan ya" gerutu Silmi. Tiba tiba Silmi terdiam menganga, merasa malu karena yang kini berdiri dihadapannya adalah Bu Santi yang sedang tersenyum, sementara Faris malah bersembunyi dibelakang tubuh ibu nya sambil menahan tawanya.
"Tante Santi"
Bu Santi pun tersenyum lalu mengelus pipinya Silmi.
"Apa kabar sayang"
"Baik Tante, maaf, aku kira tadi tetangga genit bin ganjen" ucap Silmi sambil menyipitkan matanya pada Faris.
"Pagi Silmi" sapa Faris.
Fadil pun datang mendekati.
"Eh ada Tante Santi. Masuk Tante" pinta Fadil.
"Tante baru pulang dari rumah saudara, jadi baru bisa bertamu sekarang" ucap Bu Santi sambil masuk kedalam. Seketika Silmi langsung menutup pintu dengan segera biar Faris tidak bisa masuk, namun Fadil langsung menggerutu.
"Mimi, yang sopan sama tamu" gerutu Fadil sambil membuka pintu kembali. Faris hanya tersenyum, lalu meminta izin untuk pergi ke kantor. Ia sempat melirik Silmi.
"Aku hanya mengantar mama kesini. Aku harus ke kantor dulu, sampai jumpa Mimi" ucap Faris pamit.
"Namaku Silmi, jadi panggil aku Silmi" tegas Silmi yang tidak mau dipanggil Mimi, karena itu panggilan kesayangan dari keluarganya. Lagi lagi Faris tersenyum.
"Aku pergi, Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Faris pun pergi dari rumah itu, dilihatnya Bayu sudah menunggunya di mobil.
Silmi ikut duduk bersama Bu Santi, Syifa dan Fadil. Mereka pun mengobrol ngobrol di ruang tamu. Bu Santi sudah memeluk Silmi, merasa rindu dengan calon menantunya itu.
"Silmi sudah keliling daerah sini?" tanya Bu Santi. Silmi mengangguk.
"Kemarin sempat keliling pantai sama kak Fadil dan kak Syifa"
"Sekarang mau jalan jalan kemana?" tanya Bu Santi.
"Belum tau Tante" jawab Silmi.
"Gini aja, gimana kalau Silmi ikut sama Tante, ketempat yang belum dikunjungi" ucap Bu Santi.
"Iya Mimi, ikut saja sama Tante Santi, nanti biar ka Fadil sama kak Syifa pergi bertiga sama Bilkis" tutur Fadil. Silmi langsung mengernyit.
"Ikh kak Fadil tega sekali tidak mau mengajaku" batin Silmi.
"Iya aku ikut sama Tante Santi, tapi Om Yuda ikut dengan ku ya" pinta Silmi.
"Siap mba Silmi" ucap Yuda.
"Yang penting hari ini aku gak ketemu om Faris lagi" batin Silmi.
Fadil, Syifa dan Bilkis pergi ke tempat liburan, berkeliling daerah sana. Sementara Silmi dan Yuda ikut bersama Bu Santi ke sebuah perusahaan.
Sesekali disebuah perusahaan ternama (Junaedi grup). Silmi langsung menyipitkan matanya, merasa curiga dengan tempat yang mereka kunjungi sekarang. Namun Yuda sudah menganga merasa takjub dengan perusahaan itu.
"Waah perusahaan nya keren pake banget" ucap Yuda.
"Tante, kita ngapain kesini?" tanya Silmi. Bu Santi pun tersenyum.
"Ini perusahaan nya Faris. Silmi kan ingin tau gimana kehidupan Faris. Tante sengaja mengajak Silmi kesini biar tau bagaimana kegiatan Faris sehari hari" tutur Bu Santi. Awalnya Silmi mau protes, namun ia tidak mau mengecewakan Bu Santi.
Mereka pun memasuki lobi, terlihat banyak karyawan menyapa Bu Santi dengan ramahnya. Silmi sudah mengernyit melihat penampilan para karyawan perempuan di perusahaan itu yang masih banyak menggunakan rok mini dan baju ketat, bahkan ada yang memperlihatkan auratnya.
"Astaghfirullah alazim. Ko penampilan mereka begitu banget. Tapi Alhamdulillah, Abi mendidik ku dengan baik" batin Silmi.
Yuda sudah menutup dan menundukkan pandangannya.
"Astaghfirullah alazim, mataku ternodai ini"
"Tante, apa penampilan karyawan perempuan memang seperti itu ya?" tanya Silmi. Bu Santi pun terdiam lalu tersenyum sambil mengelus kepalanya Silmi.
"Penampilan mereka memang seperti itu setiap hari. Makanya Tante ingin sekali kalau Faris berjodoh dengan wanita Sholehah sepertimu" ucap bu Santi. Silmi pun terdiam hingga mereka kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangannya Faris.
Saat sampai didepan ruangannya Faris. Seketika itu pula Bu Santi langsung membuka pintu dan masuk ke ruangan itu. Dilihatnya Faris sedang duduk sambil mengerjakan pekerjaan nya, dan Bayu sang asisten sudah sigap berdiri disebelah bos nya itu.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
"Lagi sibuk ya" tanya Bu Santi.
Faris pun tersenyum ketika melihat Silmi berdiri diambang pintu.
"Masuk Silmi" ajak Bu Santi yang kini sudah duduk di depan mejanya Faris. Meskipun sedikit ragu, Silmi pun ikut duduk disana, namun ia hanya diam menunduk. Faris terus menatapnya sambil tersenyum. Yuda pun berdiri sigap dibelakang nya Silmi.
"Kau pasti rindu padaku ya, hingga kau menyusulku kemari?" tanya Faris. Silmi langsung mengernyit.
"Ge'er" gumam Silmi.
"Mama yang ajak Silmi kesini, biar dia tau pekerjaan mu di kantor" ucap Bu Santi.
Tiba tiba hapenya Bu Santi bergetar. Ada pesan masuk.
"Duuh Silmi, Tante ke lobi dulu ya, ada urusan sebentar, nanti Tante balik lagi kesini" ucap Bu Santi. Tadinya Silmi mau protes, namun ia hanya bisa mengangguk.
"Iya Tante, tapi jangan lama lama ya Tante" pinta Silmi. Bu Santi pun tersenyum.
"Cuma sebentar ko"
Setelah pamit Bu Santi pun keluar ruangan itu. Kini tinggal Silmi, Yuda, Faris dan Bayu. Yuda yang awalnya berdiri dibelakangnya Silmi, kini ia memilih duduk di kursi yang tadi diduduki Bu Santi.
"Numpang duduk ya, berdiri terus pegel" ucap Yuda. Silmi hanya diam menunduk hingga Faris terus menatapnya.
"Duuuh plis deh, jangan mengheningkan cipta disini, lama lama aku bisa ngantuk" batin Yuda.
"Ayo Bos keluarkan pesona mu, biar putrinya ustadz Usman ini klepek klepek. Tapi bukan klepek klepek meninggal, tapi klepek klepek TER PE SO NA" batin Bayu.
Faris terus menatap Silmi yang hanya diam saja.
"Duuuh ini putranya Om Edi ngapain sih ngeliatin mulu. Gak takut matanya bintitan" batin Silmi.
"Waaah ini si Faris sudah berani main mata" batin Yuda.
"Ehem, ngapain ngeliatin aku kaya gitu. Jaga pandangan, bukan mahrom" ucap Silmi sedikit menggerutu hingga Faris tersenyum lalu menunduk.
"Apa tujuanmu datang kesini?" tanya Faris.
"Aku diajak sama Tante Santi"
Lagi lagi Faris tersenyum.
"Ada yang ingin kau tanyakan padaku, bukankah kau ingin mengenalku lebih jauh" ucap Faris. Silmi pun hanya diam saja.
"Duuh mba Silmi malah diam saja, biar aku yang ngasih pertanyaan" batin Yuda.
"Faris boleh aku tanya sesuatu. Apa kau menyukai mba Silmi?" tanya Yuda.
"Tentu" jawab Faris singkat. Lagi lagi Silmi hanya diam.
"Kau kan baru bertemu mba Silmi belum lama, aku tanya seberapa besar dan seberapa tinggi perasaanmu pada mba Silmi?" tanya Yuda kembali. Faris tersenyum.
"Sebesar dan setinggi menara yang ada di kota Paris" jawab Faris. Yuda terdiam dan mulai mengingat ngingat menara apa yang ada di kota Paris.
"Menara apa ya yang ada di kota Paris?" batin Yuda.
"Oh menara Pisa ya" jawab Yuda hingga semua mengernyit. Silmi sudah sedikit menarik kemejanya Yuda.
"Kalau gak tau jawabannya gak usah sok soan nanya, malu tau gak" gerutu Silmi hingga Yuda tersenyum getir. Bayu sudah cekikikan tak bersuara.
"Menara yang ada di kota Paris itu menara Eiffel bukan menara Pisa" Bayu menjelaskan.
"Oya Om Faris, aku mau tanya sedikit" belum juga Silmi bertanya namun Faris sudah memotong ucapannya.
"Kumohon Silmi, disini jangan panggil aku Om, nanti semua karyawan ku bisa pingsan" pinta Faris.
"Maaf Faris, aku mau tanya kenapa karyawan perempuan disini pakaiannya seperti itu?" tanya Silmi.
"Mereka mengikuti mode jaman sekarang. Mungkin dengan mereka berpenampilan seperti itu mereka merasa percaya diri" jawab Faris hingga Silmi langsung mengernyit.
"Jawaban apaan itu" gumam Silmi.
"Tapi aku yang melihatnya malu" ucap Silmi. Faris pun terdiam.
"Nanti aku pikirkan untuk masalah itu" ucap Faris.
Tiba tiba datanglah salah satu karyawan yang mengantarkan minum ke ruangannya Faris.
Tok tok tok.
"Masuk"
Ibu ibu paruh baya itu membawa 5 gelas minuman yang kini di taruhnya di meja tamu.
"Minumannya Bos"
"Terima kasih Bu"
Ketika si ibu ibu itu melihat Silmi, ia langsung tersenyum.
"Ini siapa Bos, meni geulis pisan"
"Calon" jawab Faris.
Silmi langsung mengernyit. Ibu ibu pun tersenyum.
"Cocok pisan bos"
ibu ibu itu langsung keluar dari ruangannya Faris.
"Faris, boleh aku tanya secara pribadi, maaf jika kau tersinggung. Orang sukses seperti mu memangnya tidak ada perempuan yang suka?" tanya Silmi. Faris pun tersenyum.
"Kalau perempuan yang suka itu banyak, tapi kalau perempuan yang tidak suka padaku cuma ada satu, yaitu kau. Jadi aku lebih memilih mu" jawab Faris sambil tersenyum senyum hingga Silmi kembali mengernyit.
"Jawaban apaan kaya gitu" batin Silmi.
"Kau tidak buah buahan kan?" tanya Silmi. Kini giliran Faris dan Bayu yang mengernyit tak mengerti.
"Buah buahan????"
"Jeruk makan jeruk maksudnya" Yuda menjelaskan. Faris dan Bayu langsung tertawa.
"Dengarkan aku Silmi. Dari SMP sampai usia 28 tahun pacarku ada. . . ."
Faris mulai menghitung jarinya.
"Ada 18, eh bukan ada 19" ucap Faris. Silmi dan Yuda sudah menganga.
"Bukan 19 Bos tapi 21, si NENG AMIRA sama si YANTI JUNIANTI belum ke sebut" Bayu mengingatkan.
"Oh kau benar Bay, mantan pacarku ada 21" ucap Faris. Silmi sudah menelan ludahnya dengan kasar.
"Astaghfirullah alazim. Jadi si Abi mau ngasih aku laki laki mantan kucing garong. Inalillahi" batin Silmi.
"Jiwaku tiba tiba meronta ronta denger si Faris mantannya ada 21. Aku gak punya mantan, sekalinya laku langsung kawin" batin Yuda.
Faris terus tersenyum menatap reaksinya Silmi.
"Kenapa, apa kau takut dengan masa laluku. Aku berani bersumpah kalau aku sudah berubah. Selama dua tahun terakhir, aku sudah tidak berhubungan dengan perempuan manapun" tutur Faris.
"Dari 21 perempuan itu, apa kau sudah menyentuh mereka semua?" tanya Silmi.
Faris dan Bayu malah tertawa.
"Tenang saja Silmi, aku tidak pernah merusak anak perempuan orang. Ibuku perempuan, sepupuku juga ada yang perempuan, dan ada kemungkinan juga kalau anaku juga nanti perempuan. Aku tidak akan merusak kehormatan mereka karena suatu saat aku pun akan jadi seorang ayah yang akan menjaga kehormatan anak perempuannya.... Tapi kalau soal cium cium, semua sudah pernah kucium selama kami pacaran, bukan hanya mantan pacar saja yang pernah kucium, teman teman kuliah pun pernah kucium satu satu" tutur Faris sambil tersenyum senyum. Seketika Silmi repleks langsung menutupi bibirnya sendiri dengan tangannya, begitu juga dengan Yuda.
Faris dan Bayu kembali tertawa melihat reaksinya Silmi.
"Kau kenapa Silmi, apa kau berminat untuk kucium?, tapi nanti saja ya, kalau aku sudah menghalalkan mu" ucap Faris.
"Idiiiih"
Tiba tiba Faris langsung mengernyit melihat Yuda yang menutupi bibirnya sendiri.
"Ehem, , aku masih normal ya, bukan jeruk makan jeruk" ucap Faris hingga Yuda tersenyum malu dan melepaskan bibirnya.
"Maaf, repleks"
"Aku baru mengerti, ternyata penyakit mata sama penyakit hidungnya Faris adalah MATA KERANJANG sama HIDUNG BELANG. Sungguh TER LA LU" batin Silmi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Neulis Saja
calm down Mimi, but now not bastard
2022-12-25
1
🇵🇸ʳᎥ𝕊𝔫𝒶Ƶᶤđ𝓐ᶰⓔαŘⒻ𝓪
21 koleksi nih ma Om Faris
2021-11-29
3
Khoerun Nisa
aku juga baru tau mimi bhwa ada penyakit mata sama hidung bisa tobat
2021-09-12
1