Evelyn duduk di samping Justin. Siang ini sesuai janjinya pada Laura, Justin dengan terpaksa mengantarkan Evelyn periksa ke dokter kandungan. Sejak masuk ke dalam mobil, Evelyn hanya diam menunduk kan wajahnya dengan jemari yang saling meremas.
“Maaf karena telah merepotkanmu.” Kata Evelyn memberanikan diri. Justin hanya diam saja. “Nanti setelah sampai di rumah sakit, kak Justin pulang saja. Aku akan pulang sendiri.” Lanjutnya karena tidak mendapat tanggapan dari Justin.
“Dan setelah itu kau tersesat laki hilang. Kemudian mommy akan mencincangku begitu aku pulang. Itu maumu?!” sarkas Justin. Evelyn terkesiap. Dia tidak berpikir sampai ke situ.
“Aku tidak bermaksud.” Evelyn semakin menunjukkan kepalanya.
“Jika kau ingin membantu ku. Cukup diam dan menurut.”
“Baiklah.” Kata Evelyn pasrah.
Setelah itu tidak ada percakapan antara keduanya. Justin fokus pada jalanan di depannya. Evelyn sendiri kembali meremas jemarinya.
“Dimana ayah bayimu?” tanya Justin yang tiba-tiba sempat tidak terdengar Evelyn karena terlalu hanyut dalam keheningan.
“Hah?” tanya Evelyn dengan wajah bod8hnya.
“Ish. Ayah bayimu dimana? Kemana sampai kamu ada disini dan menjadi adikku secara tiba-tiba?”
“Maaf jika kehadiran ku mengganggu. Setelah anak ini lahir aku akan pergi.”
“Aku tidak sekejam itu untuk mengusir seorang ibu dengan anaknya. Aku hanya penasaran.” Jelas Justin.
“Emmm. Mereka hasil kecelakaan. Seorang pria mabuk menyangka aku wanita penghibur yang ia pesan.”
“Jadi kau tidak tahu siapa dia?” Evelyn menggeleng. Sebenarnya ia sudah mengetahui nama dari ayah bayi-bayi nya saat masih di Indonesia. Saat itu dia sedang melihat acara di televisi yang menampilkan talk show yang mengundang Sean sebagai pengusaha muda yang sukses dan menjadi incaran.
Namun dirinya tidak yakin jika Sean akan mengakui anaknya apa tidak? Terlebih Evelyn takut jika nantinya Sean akan meminta untuk mengaborsi anaknya. Dia tidak mau hal itu terjadi.
Jadi untuk meminta pertanggungjawaban, dari laki-laki itu sudah Evelyn buang jauh-jauh. Mereka melakukannya juga bukan karena cinta. Tidak ada yang bisa menjamin kehidupan rumah tangga yang bahagia tanpa cinta.
“Lalu dimana keluarga mu? Apa mereka tidak mencarimu?” tanya Justin lagi. Membuyarkan lamunan Evelyn.
“Mereka mengusirku karena aku menolak menggugurkan mereka.” Jawab Evelyn dengan nada bergetar. Setiap ia mengingat malam itu, ia merasakan sakit di dalam hatinya. Ia mengusap air mata yang hendak keluar dari sudut matanya. Tangannya mengepal agar dia menjadi seorang ibu yang kuat untuk anak-anaknya.
Mendengar penuturan Evelyn, tiba-tiba ia merasa iba. Pantas saja ibu dan ayahnya merasa kasihan pada gadis ini. Meskipun dirinya sendiri begitu ringkih, dia masih berusaha bertahan demi anak yang bahkan kehadirannya merusak hidupnya.
Evelyn begitu senang setelah memeriksa kan kandungannya. Bayi-bayi nya tumbuh sehat di dalam rahimnya. Beberapa kali ia mengusap perutnya yang masih datar sepanjang perjalanan pulang. Justin menarik sudut bibirnya saat melihat hal itu.
Di dalam ruangan pemeriksaan tadi, ia melihat sendiri bagaimana bayi-bayi yang masih kecil itu dari layar USG. Ini adalah kali pertamanya, dan baginya ini sangat menakjubkan.
Semenjak hari itu, hubungan antara Evelyn dan Justin membaik. Bahkan Justin secara pribadi rutin mengantarkan Evelyn memeriksakan kandungannya. Dia saat Evelyn sedang ngidam pun Justin akan selalu berusaha mendapatkan apa yang diinginkan adik angkatnya itu.
Hubungan mereka sangat dekat. Hubungan yang dulu layaknya air dan minyak, kini seperti ikatan antara darah. Kental dan penuh perasaan.
Justin menyayangi Evelyn dengan tulus. Sedikit demi sedikit kebiasaannya bermain dengan wanita berkurang. Tentu saja hal ini merupakan perubahan yang menggembirakan untuk Maxim dan Laura.
Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat.....
...🍥🍥🍥
...
Seorang laki-laki menatap temannya yang sedang serius dengan pekerjaannya. Dia berdecak beberapa kali semenjak penolakan dari teman lamanya itu. Sudah dua tahun mereka tidak bertemu karena dia pergi ke luar negeri untuk mengembangkan bisnisnya di sana.
Dan sekarang dia ingin menghabiskan waktu dengan temannya ini seperti di masa lalu dimana mereka akan pergi bersama ke club malam Dan belum akan pulang sebelum mabuk dan membawa wanita dari sana.
Baru dua tahun mereka tidak bertemu, dan begitu besar perubahan teman lamanya ini.
“Ayolah Sean. Temani aku. Kita sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama.” Sekali lagi laki-laki itu berusaha mengubah keputusan temannya. Sedangkan Sean yang diajak bicara masih khusyuk dengan berkas di tangannya.
“Sudahlah Frans. Hampir satu tahun ini Sean tidak mendekati surga. Percuma saja kau membujuknya seperti apa.” Satu laki-laki tampan lain di ruangan itu menyaut kata Frans yang tidak berhentinya membujuk Sean.
“Apa yang terjadi sebenarnya Joe?” tanya Frans penasaran.
“Aku sendiri tidak begitu paham.” Laki-laki yang dipanggil Joe mengedikkan bahunya. Ia menurunkan tubuhnya dan menyilangkan kaki kirinya.
“Sean apa yang terjadi?” Frans masih belum menyerah. Semua temannya pasti tahu. Hanya dia yang tidak tahu. Ini tidak bisa dibiarkan!
“Kalian ini berisik. Ayo pergi!” Sean membanting berkasnya ke atas meja dengan kasar sebelum berdiri dan bergegas keluar ruangannya.
Frans yang dari tadi semangat membujuk malah terlihat bod8h saat ini. Dia sedikit tidak percaya bahwa Sean akan mengubah pendiriannya. Sedangkan laki-laki yang lain mengulas senyumnya. Ia berhasil memancing Sean agar keluar. Dia sudah bosan melihat temannya ini gila kerja.
Di luar ruangan, Soni duduk di kursinya. Begitu melihat Sean dan kedua temannya keluar ia segera berdiri dan memberi hormat.
Suara musik yang menghentak-hentak, lampu yang berkedip-kedip, bau alkohol menyeruak berpadu dengan bau perfum yang semerbak. Semua itu menyambut keempat pria yang baru saja menginjakkan kaki mereka ke dalam sebuah club malam terbesar di kota itu.
Frans berjalan paling depan. Dengan Joe sedikit di belakangnya. Kedua laki-laki itu langsung menebar pesona begitu masuk ke tempat yang mereka sebut surga dunia. Melihat kedatangan mereka, para gadis segera berdatangan. Berebut meraih lengan Frans dan Joe.
Untuk saat ini, Sean dan Soni berjalan agak jauh dari mereka. Ekspresi keduanya tidak menggambarkan bahwa mereka akan memasuki club malam. Keduanya terlalu serius untuk tempat seperti itu.
Sean langsung duduk di kursi bartender begitu masuk. Diikuti Soni yang duduk di sampingnya. Keduanya memesan alkohol yang tidak begitu kuat. Mereka tidak ingin sampai mabuk. Mereka sedang dalam misi.
Sedangkan Frans dan Joe sudah mojok bersama beberapa gadis yang mengerubungi mereka. Mereka memang ahlinya wanita.
“Sean mana? Apakah dia sudah lebih dulu naik ke atas?” tanya Frans. Seingatnya, ruangan di atas adalah kamar-kamar yang disediakan oleh para pekerjanya
“Tidak. Itu dia.” Jawab Joe menunjuk Sean dengan dagunya.
“Aish bocah ini!” Frans berdecak kesal saat melihat dari jauh jika Sean menolak beberapa gadis yang berniat mendekatinya.
“Apakah sekarang Sean sudah belok?” Pertanyaan bod8h itu akhirnya keluar dari mulut Frans.
“Yang aku tahu adalah semenjak menyentuh seorang gadis waktu itu, Sean sudah tidak berminat pada yang lainnya.” Kata Joe sambil menyesap alkohol di gelasnya.
“Siapa gadis itu?”
“Entahlah. Sean pun sudah mencari selama ini dan belum ketemu.”
Semenjak kejadian bersama Evelyn, Sean tidak pernah lagi bisa menyentuh wanita mana pun. Saat ini, Sean melihat wanita tak lebihnya adalah sebuah daging berjalan. Ini buruk.
Bukan sekali dua kali Sean menjadi kehilangan minatnya, pernah ia berniat memaksa untuk bermain. Namun di saat mereka hampir melakukan penyatuan, tiba-tiba Sean merasa ada yang salah dengan dirinya. Ia pun menghentikan aksinya dan pergi begitu saja. Membuat wanita yang sudah berhayal menikmati tubuh Sean berdecak kesal dan kembali memakai pakaiannya dengan marah.
*
*
*
Terima kasih sudah mampir 😘
Akhirnya sempat up juga hari ini meski telaaaaaat sekali🤩
Hokelah...
Salam sayang dari Akoh 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Renireni Reni
kasihan jg seneng aq
2022-10-18
0
Putri Nunggal
sean kena syndrom virgin, makanya kaselara dg yg lain
2022-10-08
0
Berdo'a saja
tak punya selera
2022-05-30
0