Evelyn memerintahkan para maid untuk memasak makanan untuk mereka begitu ia dan Bryan masuk ke dalam mansion.
“Mommy bisakah mommy saja yang memasak?” Bryan mengedipkan kedua matanya.
“Tidak. Kamu sedang dihukum” jawab Evelyn tegas.
“Mommy apakah tidak menyayangi ku lagi?” Bryan memasang wajah memelasnya.
“Hentikan omong kosong mu. Mommy tidak akan terpengaruh kali ini. Kamu tunggu dulu di sini. Beberapa buku sangat bermanfaat untukmu.” Evelyn meninggalkan Bryan di ruangan keluarga yang terdapat beberapa rak buku.
“Mommy mau kemana?”
“Mommy akan mencari Brily. Tunggulah disini.” Evelyn bergegas naik ke lantai tiga. Dimana ruangan-ruangan khusus berada. Dan Brily, anak gadisnya ini mempunyai satu ruangan khususnya sendiri di sini.
“Boleh mommy masuk?” tanya Evelyn setelah mengetuk pintu tiga kali.
Karakter kedua anaknya ini berbanding terbalik. Jika Bryan seorang anak yang ceria dan bersemangat. Brily adalah seorang gadis kecil yang pendiam. Membuatnya terlihat seperti anak usia belasan tahun yang beranjak dewasa. Tenang dan menghanyutkan.
Evelyn masuk setelah mendengar suara manis yang terdengar dari dalam ruangan. Dilihatnya sang putri yang duduk dengan tenang di kursi dekat jendela. Di depannya, seperangkat komputer yang menyala sedang menampilkan gambar dan data yang tidak Evelyn mengerti sama sekali.
Entah dari siapa putrinya itu belajar, tapi dia sangat ahli dalam hal yang berkaitan dengan seluk beluk komputer.
“Sayang apakah ini perangkat baru lagi?” tanya Evelyn ketika melihat perangkat yang asing baginya terpasang di sekitar putrinya.
“Mommy benar. Ini baru saja dikirim oleh paman Justin pagi ini. Katanya ini hadiah ulang tahun untukku. Dan aku sedang memeriksa kecanggihannya.” Jawab gadis cilik itu tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar komputer di depannya.
“Lihatlah Mom. Ini adalah PIA. VPN dengan model terbaru. Ini sangat memudahkan pekerjaanku.” Dengan semangat Brily menjelaskan sebuah alat mini pada ibunya. Setelah Evelyn perhatikan ternyata satu set khusus ini terlihat lebih kecil dari yang biasa ia lihat.
“Ya. Ini mengagumkan.” Evelyn tidak mengerti apapun soal ini. Jadi dia hanya bisa mengiyakan.
“Masih ada yang luar biasa mommy. Ini adalah USB yang sudah diperbarui dengan banyak keunggulan. Salah satunya adalah ini dapat menyembunyikan data yang telah kita ambil tanpa diketahui.”
“Em. Zaman sekarang semua hal serba canggih.”
“Mommy benar. Paman Justin bahkan memberiku laptop canggih ini.” Brily menunjukkan sebuah laptop yang cukup kecil. Sepertinya itu juga sangat ringan.
“Jangan melihat ukurannya Mom. Meskipun laptop ini kecil, dia memiliki fitur-fitur terbaru yang dapat membuat penggunanya menjadi anonym.” Jelas Brily. "Dengan ukuran kecilnya akan memudahkan dibawa kemanapun aku pergi." lanjutnya.
Evelyn entah harus menanggapinya seperti apa. Justin ini benar-benar memanjakan dua anak kembarnya. Tapi menurut Evelyn hal-hal seperti ini masih belum waktunya untuk dimiliki oleh anak seperti Bryan dan Brily.
Namun nyatanya, gadis cilik bernama lengkap Berlian Freyanica Marcus ini sangat menyukai hadiah yang diberikan oleh paman nya.
Evelyn tahu jika Brily menjadi salah satu hacker bagi Big Lion. Dan beberapa kali memberinya tugas untuk membobol data dari beberapa perusahaan yang membelot dan bermasalah. Dan dengan mengejutkan, putrinya ini mampu menanganinya.
Tapi dengan usia Brily yang baru menginjak lima tahun tentu saja ini sangat berbahaya. Meskipun anaknya telah meyakinkan dia bahwa apa yang dilakukannya tidak akan ada yang tahu.
Evelyn lagi-lagi menghela napas. Jika untuk Bryan di dapat dengan mudah mengatasi anak itu, tidak dengan Brily. Tidak ada ancaman yang akan berhasil untuknya. Dia adalah gadis kecil yang tenang.
“Sayang ayo turun. Kita makan siang bersama.” Ajak Evelyn. Ia meletakkan tangannya di pundak gadis kecil itu.
“Lima menit lagi Mom. Setelah itu semua pekerjaan yang diminta paman akan selesai.” Jawab Brily tenang.
Evelyn geram. Anaknya benar-benar dimanfaatkan oleh si Justin! Jika ia ingin melatih seorang anak menjadi seperti keinginan nya. Kenapa harus anak-anaknya. Kenapa tidak dia membuat anaknya sendiri? Menyebalkan!
“Mommy akan menunggumu disini. Kamu tidak keberatan kan?” Evelyn duduk di kursi lain di ruangan itu. Menghadapi anaknya ini harus ekstra sabar. Anaknya ini terlalu sedikit celah yang dia miliki.
“Tentu saja mommy bisa.”
Seperti yang dikatakan Brily, tepat lima menit ketika suara notifikasi yang menyatakan jika apa yang dilakukan Brily berhasil. Dengan menggunakan perangkat serba canggih, semua dapat diatasi dengan mudah.
“Sudah selesai Mom. Ayo turun.” Brily berdiri dan meraih tangan Evelyn untuk dia bawa keluar ruangan khususnya.
“Sayang, mommy memang tidak begitu mengerti dengan dunia yang sedang kamu geluti. Tapi mommy berpesan padamu untuk selalu waspada. Jangan terlalu meremehkan orang-orang dewasa di sekitar.” Evelyn menjatuhkan dirinya. Menjadikan tingginya sama dengan Brily dengan menggunakan lututnya sebagai tumpuan. Ia memegang pundak sang putri.
“Mommy jangan risau. Brily akan menjaga diri sebaik mungkin.” Brily menyentuh punggung tangan Evelyn.
“Dulu mommy memberimu nama Berlian dengan harapan kamu akan seindah dan seanggun Berlian, tapi siapa sangka kamu akan menjadi sebuah Berlian yang sangat langka.”
“Aku akan selalu berusaha menjadi kebanggaan bagi mommy.”
Brily memeluk tubuh ibunya.
“Hei! Kalian bermesraan tanpa mengajakku?!” Bryan berteriak keras dari arah lift. Pria kecil itu baru saja keluar dari lift. Wajahnya masam. Bagaimana ia bisa ditinggalkan oleh saudara kembar dan ibunya saat mereka sedang berpelukan?
“Dari mana kamu belajar kata-kata seperti itu?” Evelyn menghampiri Bryan. Mencubit dengan gemas pipi tembam putranya.
“Mommy ampun! Aku tanpa sengaja mendengarnya di televisi.”
“Giliran seperti ini saja otakmu gampang menerima. Apakah lukisan yang mommy minta Minggu lalu sudah kamu selesaikan?”
“Jangan hukum aku dengan melukis lagi Mom. Lebih baik mommy membiarkan aku bermain dengan beberapa senapan yang baru saja tiba di Big Lion.”
“Mau jadi apa kamu? Belajar dulu yang rajin.”
“Brily bantu aku merayu mommy. Aku sangat ingin pergi.” Bryan mendekati Brily yang berdiri di belakang Evelyn.
“Bryan berhenti main-main. Dan jangan pernah berharap mommy akan mengizinkanmu pergi hari ini.”
“Oke. Tidak hari ini. Tapi besok aku akan merengek apda paman Justin untuk mengizinkan aku pergi melihat-lihat.” Bryan berkata dalam hati. Sebuah senyum smirk terlihat dari bibirnya. Mengetahui rencana tersembunyi saudara kembarnya, Brily hanya menggelengkan kepalanya. Dan mungkin nanti dia juga akan terlibat. Pasti menyenangkan.
Evelyn menggandeng Bryan dan Brily menuju meja makan. Di sana sudah ada Justin yang duduk menunggu mereka. Dua tahun yang lalu, Laura dan Maxim memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Menikmati masa tua mereka di lingkungan yang damai bersama.
Sebenarnya mereka juga mengajak Evelyn dan kedua cucu mereka untuk ikut, tapi Evelyn menolak karena merasa masih belum siap untuk kembali. Setelah ia tahu siapa ayah dari putra-putrinya, ia harus waspada. Seorang Sean Kingston tidak bisa diremehkan.
Bagaimana jika ia mengenali anak-anaknya dan mengambil mereka darinya? Wajah Bryan semakin mirip saja dengan ayahnya. Siapa pun yang melihat pasti akan langsung menebak jika keduanya memiliki hubungan darah yang dekat.
*
*
*
Terima kasih sudah mampir🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Putri Nunggal
anak kecil dah pinter menggoda😆😆😆
2022-10-08
0
Berdo'a saja
emmmm🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-05-30
1
Juhai riyah
lanjut thor
2022-01-11
1