Evelyn menjalani hari-harinya dengan bahagia. Maxim dan Laura menyanyanginya seperti anak mereka sendiri.
Hanya butuh waktu satu Minggu bagi anak buah Maxim melaksanakan tugas mereka untuk mengganti identitas lama Evelyn. Dan untuk saat ini, Evelyn bahkan sudah tercatat dalam data kependudukan Texas.
“Sayang, ini semua dokumen pribadi mu. Mulai dari KTP, Visa sampai Paspor. Bahkan ijazah mulai dari Sekolah dasar sampai universitas semuanya sudah berganti menjadi milikmu. Semua atas namamu sendiri. Evelyn Sylvaina Marcus.” Maxim menyerahkan setumpuk dokumen pada Evelyn. Membiarkan wanita itu menyimpan nya sendiri.
Laura yang duduk di sebelah Evelyn terlihat sangat bahagia. Dengan ini tidak akan ada lagi yang akan mengganggu anak perempuan mereka.
“Jadi kapan kita akan pulang ke Texas?” tanya Evelyn. Dia pun ingin segera memulai kehidupan barunya.
“Besok juga kita berangkat. Tapi sebelum nya kita harus memeriksakan cucu-cucu Ku. Aku tidak mau mereka menyusahkanmu di perjalanan nantinya.” Laura mengelus perut Evelyn yang bahkan belum membuncit sama sekali. Namun wanita itu sangat suka menyentuh nya. Dan jujur saja Evelyn sangat merasa nyaman.
“Bagaimana Evelyn sayang?” Maxim bertanya dengan serius.
Bisa dikatakan inilah gerbang untuk kehidupan Evelyn kedepannya. Jika sudah maju, Evelyn sudah tidak bisa mundur lagi. Jadi Maxim ingin meminta kesediaan Evelyn yang sesungguhnya.
“Evy siap papi, mami. Evy juga ingin segera memulai kehidupan di sana.” Ucap Evelyn pasti.
“Bagus Ev. Kalau begitu besok aku akan minta Franky untuk mengatur keberangkatan kita.” Maxim mengelus Surai panjang Evelyn sebelum meninggalkan dua wanita yang sedang menikmati indahnya sore hari di pinggir kolam.
“Evy, kamu sudah tahu siapa Maxim yang sesungguhnya. Berada di sisi Maxim seperti berada di ujung pedang. Berbahaya. Tapi kamu bisa tenang, selagi kamu bisa menyembunyikan semua fakta tentang Maxim, kamu tidak akan tersentuh.”
Bukan maksud Laura untuk menakuti Evelyn. Ia hanya ingin wanita itu mengerti dengan kondisinya dan berhati-hati ke depannya. Mereka bisa bersama dengan bahagia ketika di dalam lingkungan mereka, namun mereka akan pura-pura tidak saling mengenal di tempat umum. Inilah intinya.
“Evy tahu Mi.”
“Gadis pintar. Selama disana nanti, kamu akan ditemani seorang pelayan pribadi agar kamu tidak kesusahan. Awalnya pasti sangat sulit hidup di negara orang.”
Mendapatkan perhatian yang begitu hangatnya dari orang yang awalnya hanyalah orang asing baginya membuatnya sangat bahagia. Setidaknya ia bisa merasakan kembali kasih sayang seorang ibu yang lama tidak ia dapat.
Kasih sayang yang diberikan Maxim untuknya bahkan hampir sama dengan yang diberikan Tomy saat Evelyn masih kecil dulu. Merasa disayang adalah perasaan yang paling membahagiakan.
“Terima kasih banyak Mi. Mami dan papi menerima kami dengan sangat baik.” Evelyn memeluk Laura erat. Sungguh pelukan hangat seorang ibu yang menenangkan.
“Di Texas nanti tidak ada lagi yang akan memperlakukan mu dengan buruk. Disana juga tidak ada yang mengucilkan wanita yang hamil di luar nikah.”
“Syukurlah Mi. Aku lega. Awalnya aku takut jika akan dibully nantinya.”
“Omong kosong. Meskipun Maxim hanya akan berada di belakang kita. Keluarga Marcus kita adalah keluarga terhormat. Tidak akan ada yang berani memperlakukan seorang Marcus dengan tidak baik. Semua orang tahu hal itu.”
Laura tidak akan membiarkan Evelyn memikirkan hal yang buruk. Atau akan berpengaruh pada kondisi kandungan Evelyn nantinya.
“Oh ya mi. Tolong ceritakan tentang Justin. Bagaimana dia?” tanya Evelyn penasaran. Sudah sejak awal ia mendengar nama Justin disebut. Tapi dia belum pernah diberitahu seperti apa calon kakak angkat nya itu.
Wajah ceria Laura seketika berubah saat membahas sang anak kandung. Anak semata wayangnya ini begitu menjengkelkan. Membuatnya selalu naik pitam jika berurusan dengannya.
“Tidak ada yang penting. Dia itu laki-laki yang kaku dan tidak bisa bercanda. Pokoknya tidak bisa diajak seru-seruan. Abaikan saja dia nantinya.” Jawab Laura asal-asalan.
“Ah seperti ini dia.” Laura membuka ponselnya. Mencari foto sang putra yang hanya ada beberapa di ponselnya. Memberikan ponsel itu pada Evelyn saat menemukan potret sang putra.
“Jangan tertipu wajahnya yang tampan. Dia itu sangat menyebalkan.” Kata Laura saat melihat Evelyn seperti terpesona pada tampang rupawan Justin.
Sebenarnya sampai sekarang tidak mengerti kenapa sepertinya baik Maxim maupun Laura sangat tidak menyukai anak mereka. Padahal dari ceritanya, Justin adalah anak mereka satu-satunya. Jadi apa yang membuat keduanya selalu mengejek Justin di setiap kesempatan?
_{^;^}_
Mual yang dirasakan Sean semakin lama semakin parah. Bahkan hampir terjadi setiap pagi. Jadi, Sean baru akan berangkat ke kantor setelah tubuhnya merasa enak. Lagi pula dia bos besarnya. Tidak akan ada yang akan protes tentang hak itu.
Beberapa hari yang lalu, Sean juga sudah memerintahkan pada Soni untuk mencari tahu wanita yang telah ia nodai di club malam terakhir merek datang ke sana. Berdasarkan pengakuan wanita itu, ia hanyalah seorang petugas kebersihan.
Malam ini, entah mengapa perasaan Sean sangat tidak nyaman. Meskipun banyak pekerjaan di kantor, laki-laki yang biasanya gila kerja itu memutuskan untuk pulang lebih awal. Sean merasa. Bahwa dirinya akan kehilangan sesuatu yang berharga.
“Tuan Sean, boleh saya masuk?” Soni bertanya dari balik pintu. Sean yang duduk tenanb di sofa segera mempersilakan masuk.
“Ada apa?” tanya Sean begitu sekretaris nya berdiri di depannya sambil membungkukkan sedikit badannya.
“saya datang untuk melapor. Saya telah berhasil menemukan identitas wanita yang anda cari.”
Sean yang awalnya tidak begitu tertarik merubah ekspresi nya dengan segera. “Siapa dia?”
Soni menyerahkan map berisi data diri Sandra lengkap dengan beberapa foto yang diperoleh Soni dari Nesya. Wanita itu juga sedang kebingungan mencari Sandra karena sudah menghilang satu Minggu lebih.
Sean mengamati beberapa foto Sandra. Sedangkan Soni menyebutkan apa saja temuannya mengenai Sandra.
“Memang dia orangnya. Meskipun saat itu aku mabuk dan penampilan nya disamarkan. Aku tahu penampilan aslinya di pagi hari.” Ucap Sean. Soni hanya memperhatikan.
“Jadi apakah ada informasi yang menyatakan jika dia sedang hamil?” tanya Sean lagi.
“Saya mendapat kabar dari teman yang membawa nona Sandra bekerja di club bahwa nona Sandra sepertinya memang sedang hamil karena saat ini nona Sandra tidak berada di rumah nya. Kemungkinan besar diusir gara-gara hamil.”
“Sial! Cari sampai dapat. Aku tidak mau anakku tumbuh di jalanan. Apa lagi sampai kekurangan makan.” Ucap Sean marah.
“Katamu dia tidak ditemukan dimana-mana?”
“Iya tuan. Menurut nona Nesya seperti itu.”
“Awasi setiap stasiun dan bandara. Juga jangan sampai kecolongan di terminal. Aku curiga Sandra akan pergi dari kota ini.” Sean sudah tidak sabaran.
Dari hari ke hari, ia semakin yakin jika Sandra memang sedang mengandung anaknya. Dia harus menemukan nya dengan segera.
Namun usahanya tidak akan membuahkan hasil. Bagaimanapun ia mencari, ia tidak akan menemukan wanita dengan nama Sandra Tania Winata. Nama itu sudah dihapuskan.
*
*
*
Terima kasih sudah mampir 😘
Jangan jadi pembaca Gaib yang habis baca langsung ilang tanpa jejak 👻👻👻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Renireni Reni
ahh sean...kamu terlambat
2022-10-18
0
Putri Nunggal
telat pencarian mu tuan sean dia bakal otw ke texas
2022-10-08
0
Naraa 🌻
Hahahaa syukuriin Sean yg ngalamin morning sickness biar dia inget ada anaknya, dan merasakan penderitaannya, telat banget baru cari sekarang
2022-07-04
0