Seorang laki-laki tampan dengan handuk melilit tubuh bagian bawahnya. Dia lah laki-laki yang telah menodai Sandra semalam.
Sean Henry Kingston, seorang CEO dari Kingston Company. Seorang CEO yang tegas dan kejam pada setiap musuhnya. Sebenarnya dia bukanlah seorang cassanova yang bisa Gonta ga to wanita tiap malam. Dia hanya sesekali pergi ke club malam ketika ia sedang banyak pekerjaan yang menguras otaknya.
Dan malam itu, ia datang bersama sang sekretaris setelah menghadiri pertemuan dengan salah satu rekan bisnisnya di restoran tak jauh dari club. Karena minum terlalu banyak iapun mabuk dan meminta sekretaris nya untuk memesankan kamar sekaligus wanita untuknya.
Saat ini, ia mengamati seorang gadis yang masih terlelap di atas ranjang dengan tubuh polos yang tertutup selimut. Mata gadis itu terlihat sembab akibat menangis semalaman.
“Rupanya ia menangisi keperawanannya?” gumam Sean saat melihat bercak merah di salah satu bagian sepray yang tidak tertutup selimut.
Sandra menggeliat. Hingga wig yang dipakainya longgar. Hal ini terlihat oleh Sean. Pria itu mengulurkan tangannya untuk membuka wig Sandra.
“Wanita ini menutupi penampilannya rupanya.” Gumam Sean lagi. Kemudian ia melihat ta7i lalat besar yang semalam sangat jelas terlihat. Rupanya pagi ini pun tidak terlihat.
Ketika Sean bangun tadi, ia tidak memperhatikan wajah Sandra. Jadi ia tidak sadar jika ta7i lalat palsu dan juga alis buatan Sandra telah hilang. Luntur akibat keringat aktivitas malam tadi.
Sean mengamati wajah Sandra dari dekat. Kulit putih bersih, bibir merah tipis alami terlihat menggoda. Hanya saja sembab di matanya yang merusak penampilan cantik alami itu.
“Hem... Sayang sekali aku tidak punya banyak waktu saat ini. Jika tidak, Pasti akan sangat nikmat mengulangi yang semalam dengan wajah cantikmu ini.” Gumam Sean sambil mengelus pipi Sandra yang membuat gadis itu menggeliat.
Sean berjalan menjauh. Memakai pakaian yang sudah dibawakan oleh sekretaris nya pagi ini. Setelah penampilan nya rapi, ia mengeluarkan sebuah cek kosong dan meletakkan nya di atas meja, dia mengambil ponsel Sandra yang ada di lantai dan meletakkannya di atas cek kosong tersebut. Setelah itu, ia keluar dari kamar.
Sandra yang mendengar suara pintu tertutup mulai mengerjakan kedua matanya. Ia kemudian menarik tubuhnya ke posisi duduk. Dia mendesis saat merasakan remuk di seluruh tubuhnya. Seketika, bayangan adegan panas semalam masuk ke dalam ingatannya. Ia kembali menangis.
“Jadi yang semalam bukan mimpi.” Ucapnya setelah ia berhasil menghentikan tangisnya.
Ia menguatkan diri untuk turun dari ranjang. Ia melilitkan selimut untuk menutupi tubuh polos nya. Dengan tertatih Sandra berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sandra keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe yang tersedia di dalam. Kemudian mengambil pakaian baru yang ia temukan di dalam paperbag yang sepertinya disediakan oleh laki-laki semalam. Ia tidak mau ambil pusing dari pada ia harus telanjang sampai ke ruang ganti karyawan.
Ketika ia hendak mengambil ponselnya di atas meja, ia menemukan cek yang ditinggalkan Sean untuknya.
Sandra membaca nama di bawah tanda tangan. “Sean Henry Kingston?” Sandra berpikir jika nama itu tidak terlalu asing. Tapi siapa dia?
Tidak menemukan jawaban atas pertanyaan nya, Sandra menyerah. Ia mengambil wig dan juga bahunya yang sudah robek. Ia masukkan ke dalam paperbag sebelum keluar kamar. Akan ia buang, pikirnya. Ia membiarkan saja kamar berantakan yang biasanya adalah tugasnya untuk merapikan. Lagi pula, pekerjaannya sudah berakhir pukul dua belas malam.
Sandra baru sampai di rumah saat seluruh keluarganya sudah tidak berada di rumah. Tomy sudah berangkat ke luar kota sejak kemarin sore, Ani sedang ada arisan bersama teman-teman sosialitanya, sedangkan Vina sudah berangkat kuliah. Hanya ada beberapa pembantu yang ada.
“Non Sandra dari mana saja?” tanya bi Sumi yang langsung menghampiri saat melihat Sandra masuk ke dalam rumah.
“Aku capek Bi Sumi. Aku akan istirahat di kamar.”
“Apa mau sarapannya bibi antar ke kamar?” tanya bi Sumi khawatir.
“Tidak perlu bi. Terima kasih.” Sandra menyeret kakinya. Masuk ke dalam kamarnya yang ada di lantai dua.
Bu Sumi memandang Sandra dengan rasa iba. Ia sudah bekerja di keluarga Winata sejak masih muda. Ia merasa kasihan pada Sandra yang setiap hari menerima perlakuan tidak adil dari ibu dan adik tirinya.
Sandra tidak lupa mengunci pintu kamarnya. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Sandra duduk di depan meja rias. Mendongakkan kepalanya guna melihat bercak-bercak merah yang ada di lehernya. Menutupinya dengan foundation agar tidak terlihat. Abaikan saja yang ada di tempat lain. Yang paling penting adalah di leher dan juga bahunya. Ia tidak boleh membiarkan orang lain melihatnya.
Setelah itu, ia merebahkan dirinya untuk tidur. Rasanya, semua badannya sakit dan pegal. Matanya sudah sangat mengantuk.
Suara berisik di luar kamarnya membangunkan Sandra. Gadis itu melihat jam dinding di kamarnya. Ternyata sudah jam tiga sore. Tak terasa ia sudah tertidur sangat lama.
Brak brak brak
Seseorang menggebrak pintu kamar Sandra dengan keras.
“Sandra keluar kamu!” terdengar suara Ani memanggilnya dengan keras. Sandra dengan malas turun dari ranjang. Melihat penampilan nya untuk memastikan tidak ada yang curiga kejadian semalam terjadi padanya.
“Ada apa Ma?” tanya Sandra setelah ia membuka setengah pintu kamarnya.
“Dari mana kamu semalam hah!?” Ani berteriak.
“Semalam aku lembur. Karena sudah terlalu malam, aku mengantuk dan memutuskan untuk menginap di rumah Nesya." Alasan ini memang sudah ia siapkan tadi pagi.
“Jangan berbuat macam-macam Sandra. Aku tidak ingin kamu membuat malu keluarga dan berdampak buruk pada Vina anakku.” Umpat Ani.
“Iya-iya.” Jawab Sandra malas. “Sudah kan? Kalau tidak ada yang lain aku mau mandi. Gerah.” Lanjutnya. Tanpa menunggu jawaban, Sandra menutup dan mengunci pintunya. Kemudian ia bersandar di balik pintu.
“Huft. Untung saja tidak ada yang curiga.” Ucapnya lega. Lagipula papanya akan ada di luar kota selama dua hari ini. Jadi tidak akan ada yang terlalu memperhatikannya.
Sandra mengambil baju ganti di lemari dan masuk ke dalam kamar mandi.
Mulai hari ini ia memutuskan untuk tidak bekerja. Bayangan semalam masih membuatnya takut. Lagipula ia sudah mendapatkan cek untuk membayar kuliahnya. Jadi esok pagi ia akan mencairkan cek yang ia dapat.
“Tuan ada laporan pencairan cek yang anda berikan pada wanita itu.” Lapor Soni. Sekretaris Sean.
Sean yang sedang fokus pada berkas di tangannya menghentikan aktivitas nya. Kemudian mendongak melihat Soni yang berdiri di depannya.
“Berapa yang wanita itu ambil dari kantongku?” tanya Sean penasaran.
“Ini....” Soni ragu-ragu memberitahu nilainya pada Sean.
“Apakah ia mengambil terlalu banyak?” tanya Sean saat melihat keraguan di wajah Soni. Sean curiga. Jika uang itu terlalu banyak diambil, ia pastikan akan mendapatkan nya kembali. Bukan karena ia pelit. Hanya saja ia tidak mau rugi. “Kalau begitu...” ucapan Sean terpotong.
“Tidak tuan. Menurut saya malah terlalu sedikit.” Sean mengerutkan alisnya.
“Memang berapa yang dia ambil?” tanya Sean penasaran.
“De..”
“Delapan milyar?”
“Ti-tidak tuan. Tapi delapan juta.” Jawab Soni gugup.
“Apa?!”
“Benar tuan. Ini.” Soni menunjukkan ponselnya yang terhubung dengan pihak bank. Memang benar hanya delapan juta yang diambil.
“Berani sekali dia meremehkan ku. Apa dia pikir aku semiskin itu hingga ia hanya mengambil delapan juta? Dia kan bisa mengambil delapan ratus juta atau lebih. Ini? Haha.” Sean tertawa garing di ujung kalimatnya. Ia merasa terhina.
“Saya rasa bukan seperti itu tuan.”
“Lalu?”
“Saya rasa dia bukanlah wanita penghibur.”
“Memang bukan. Dia adalah petugas kebersihan. Makanya aku beri dia cek kosong karena dia masih perawan.” Kata Sean dengan kesal. Padahal ia sudah bermurah hati dengan memberikan cek kosong. Tapi ternyata niat baiknya tidak dimanfaatkan dengan baik. Dia merasa bahwa gadis itu terlalu berani.
Sekarang Soni mengerti kenapa atasanya itu marah. Atasannya benar, wanit itu terlalu berani.
*
*
*
Terima kasih sudah mampir😘
Jangan lupa like dan komen EA🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
devaloka
harusnya 1triliun sih 🤭
2023-08-22
0
Renireni Reni
800jt semalam....
2022-10-18
0
Putri Nunggal
iya da kamu yg bikin dia nangis sampe matanya sembab
2022-10-07
0