Anak Genius: Perfect Daddy
Seorang gadis muda berusia dua puluh satu tahun sedang bersiap untuk bekerja. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang seksi. Bekerja di sebuah club malam membuatnya terpaksa memakai pakaian seperti itu. Yah, meskipun hanya seseorang yang bertugas membersihkan kamar-kamar dan juga ruangan yang ada di club malam seperti dirinya.
Namanya Sandra Tania Winata.
Sandra merapikan penampilannya sekali lagi. Memastikan make up yang sengaja ia aplikasikan agar wajahnya terlihat biasa saja. Dengan sebuah ta7i lalat di pipi kanannya, alis yang ia buat cukup tebal dan wig kriting terpasang di kepalanya. Jika seseorang yang terbiasa bertemu dengannya melihat penampilannya yang seperti itu, sudah dipastikan tidak akan mengenalinya jika Sandra tidak mengeluarkan suaranya.
Hal ini perlu ia lakukan agar ia selamat selama bekerja di tempat yang penuh dengan hasrat laki-laki hidung belang. Selain itu, ia tidak mau ada yang mengetahuinya bekerja di tempat yang seperti itu.
Sandra, anak pertama dari Tomy Prasetya Winata. Ibunya telah meninggal saat ia berusia delapan tahun. Dan satu tahun setelahnya papanya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu bernama Ani Trisnawati. Dan membawa anaknya bernama Vina Asfani tinggal bersama.
Setelah kedatangan ibu tiri dan adik tirinya, kehidupan tenang dan bahagia Sandra berubah total. Ibu tiri dan anaknya selalu memperlakukan ia dengan buruk ketika Tomy sedang tidak berada di rumah. Mereka memperlakukan Sandra seperti seorang pembantu.
Sebenarnya Sandra sangat ingin melaporkan apa yang ia alami pada papanya, namun ia selalu diancam jika akan dibunuh jika berani mengadu. Sandra kecil tentu sangat ketakutan.
Bertahun-tahun berlalu, Sandra sudah terbiasa menerima sikap dari sang ibu dan saudara tirinya. Namun ia sudah tidak tahan lagi sekarang.
“Jadi kamu ingin mengadu pada papa?” tanya gadis yang dua satu tahun lebih muda dari Sandra. Gadis itu baru saja merebut buku tabungan Sandra saat Sandra hendak pergi ke bank untuk mencairkan uangnya. Ia baru menerima transfer dari papanya.
“Kamu sudah keterlaluan. Uang itu untuk membayar kuliahku semester depan.” Sandra adalah mahasiswi jurusan management semester enam.
“Kau itu tidak perlu kuliah. Menghabiskan uang saja. Jika mama menemukan laki-laki yang sesuai untukmu, kau juga akan segera menikah dan menjadi ibu rumah tangga.” Ejek Vina.
“Tidak. Aku akan menuntaskan kuliahku. Aku akan mengadukan ini pada papa.” Sandra hendak berbalik. Namun ia segera berhenti ketika mendengar suara wanita yang lain.
“Lakukanlah jika kamu ingin Tomy mati karena serangan jantung.”
Satu bulan yang lalu, Tomy memang sempat dirawat di rumah sakit akibat serangan jantung yang menyerangnya. Keadaan Tomy sempat kritis. Hampir tak tertolong. Tentu saja Sandra tidak mau kejadian serupa terulang kembali.
“Lalu bagaimana aku bisa membayar biaya kuliahku?”
“Bekerja. Buat apa kau punya tangan dan kaki.” Ucap Ani dingin.
“Jika kau ingin dapat uang yang banyak dalam waktu yang cepat, kau bisa memanfaatkan wajahmu yang jelek itu. Jual tubuhmu. Aku yakin banyak yang akan mau.” Ejek Vina.
Tanpa menjawab, Sandra berjalan meninggalkan kedua orang ibu dan anak itu. Ia lebih baik mengalah.
Dan begitulah, mulai hari itulah ia mencari pekerjaan. Sudah banyak tempat ia datangi untuk bekerja. Tapi tidak satupun yang ia dapat. Seminggu berlalu, namun belum juga ia mendapat pekerjaan yang sesuai. Akhirnya ia pun nekat menerima tawaran salah satu temannya yang sudah terlebih dahulu bekerja di club malam.
Dari awal Sandra sudah menyamarkan penampilannya agar tidak ada yang mengenalinya dan mendapatkan pekerjaan dengan aman.
“Kenapa kamu malah menyamarkan penampilanmu seperti ini sih?” Nesya yang sedari awal tidak menyetujui keputusan Sandra berdecak kesal melihat Sandra keluar dari ruang ganti.
“Sudahlah. Aku disini untuk bekerja untuk membiayai kuliahku.”
“Bekerja di depan sepertiku bahkan mendapatkan gaji yang lebih banyak.” Rayu Nesya. Dia bekerja sebagai pelayan. Kadang juga menemani tamu yang ingin minum maupun mempunyai kebutuhan biologis. Dia pun siap, tentu saja Sandra tidak menginginkan yang seperti itu.
“Tidak Nes. Aku cukup disini saja.” Sandra berhenti di barisan kamar dan juga ruangan VIP yang ada di bagian dalam club malam.
“Baiklah. Terserah kamu saja.” Nesya melangkah meninggalkan Sandra yang sudah bersiap mengambil sapu dan peralatan kebersihan lain.
Sandra menemui atasannya. Meminta petunjuk kamar mana yang harus ia bersihkan. Sandra hanya membersihkan ruangan atas petunjuk dari sang manager.
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Sandra memasuki sebuah kamar, ia menggelengkan kepalanya. Kamar yang harusnya rapi sudah berubah seperti baru terjadi perang. Bantal, guling dan selimut sudah tidak berada di tempatnya. Sepray yang berada di atas ranjang bahkan lebih parah lagi keadaanya.
Beberapa bercak kental masih terlihat jelas di atas sepray yang sudah kusut tak beraturan. Pemandangan ini sudah hal biasa bagi Sandra, namun gadis itu masih saja merasa ngilu.
Dengan sigap ia segera menarik sepray dan memasukkannya ke dalam keranjang yang ia bawa. Kemudian segera menggantinya dengan yang baru. Pun dengan sarung bantal dan guling yang ia lepas dan ia ganti. Setelah itu kembali ia tata di atas ranjang dan mengambil selimut baru dari dalam lemari.
Selesai dengan bagian ranjang, Sandra mengambil kemoceng dan sapu. Membersihkan lantai supaya bersih. Setelah itu, ia menyemprotkan pengharum ruangan agar bau percintaan yang sudah mulai akrab di hidungnya tidak lagi menari-nari di udara.
“Huft. Lelah sekali.” Sandra mengusap pelipisnya yang berkeringat. Ia duduk di pinggiran ranjang. Biasanya kamar baru akan dipakai setengah jam setelahnya. Jadi ia masih bisa istirahat di sana sebentar.
Ceklek...
Suara pintu terbuka. Sandra langsung menoleh dan berdiri. Sandra tidak bisa tidak panik. Ia segera mengambil perlengkapan kebersihannya dan berniat pergi. Firasatnya buruk akan hal itu.
Di balik pintu, seorang laki-laki tampan baru saja masuk ke dalam ruangan dengan sempoyongan. Terlihat sekali jika ia sedang mabuk berat.
Langkah Sandra yang hendak keluar tertahan akibat tarikan di pergelangan tangannya. Ia menoleh pada pemilik tangan yang tersenyum nakal padanya.
“Mau kemana? Aku sudah membayarmu malam ini.” Ucapnya.
“Maaf tuan. Anda salah sangka. Saya hanya petugas kebersihan. Saya bukan wanita penghibur.” Jawab Sandra panik.
“Hahaha. Tidak masalah. Yang penting adalah kamu bisa dinikmati.” Ucap laki-laki itu sambil menarik tangan Sandra dengan keras sebelum melemparnya ke atas ranjang.
Sebenarnya laki-laki itu juga merasa heran karena penampilan Sandra yang jauh dari kata cantik sebagai seorang penghibur. Namun karena penolakan yang diterima dari seorang wanita untuk yang pertama kalinya, ia merasa terhina. Ia memutuskan harus mendapatkan Sandra, tidak peduli jika Sandra menolaknya.
“Tidak tuan. Anda sa...” Ucapan Sandra terpotong karena bibirnya sudah terbungkam. Sandra berusaha mendorong tubuh yang sudah mengungkungnya. Namun usahanya sia-sia saja.
“Ah tuan! Lepaskan saya!" Teriak Sandra saat laki-laki itu melepaskan bibirnya dan berganti ke bagian lehernya.
Namun apapun yang dilakukan Sandra tidak ada gunanya. Laki-laki itu terlalu mendominasi. Tenaga Sandra jelas tidak sebanding dengan tenaganya.
Setelah itu, hanya ada suara des4han dan tangisan kecil yang terdengar. Entah berapa jam Sandra menerima siksaan semacam itu. Bahkan ia sampai pingsan karena kehabisan tenaga. Namun pihak lain masih cukup mempunyai tenaga untuk melanjutkannya sendiri.
*
*
*
Hei hei hei....
Selamat datang di novel terbarunya akoh yang kesekian. Ehehe. Nggak kerasa udah berhasil nulis beberapa cerita meskipun ada yang tidak tuntas. Ehehehe...
Seperti biasanya ya, like, vote dan komen-komen manja ditunggu. Jangan lupa favorit in juga ea. Dukung karya akoh ini. Thank you Reader 🥰
Lop yu puulll ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
itanungcik
hadir
2023-05-29
0
aksyah 😻
kali kedua aku baca novel ini author
2022-11-26
0
Renireni Reni
nyoba nyimak ya kak
2022-10-18
0