Menjadi bagian dari keluarga Marcus tidaklah sesederhana yang diucapkan. Dengan identitas Maxim, mempunyai banyak musuh adalah hal yang biasa.
Maxim sendiri selalu menyembunyikan jati diri nya. Tidak akan ada yang mengenalnya dengan nama Maxim Benjamin Marcus. Yang ada adalah Maxim Leonardo.
Sebagai seorang mafia, menyembunyikan keluarganya adalah hal yang sangat penting. Di dalam dunia yang serba hitam itu tidaklah baik mengeskpose keluarga di muka umum. Jika sampai terekspos sangat berbahaya akibatnya.
Selama ini tidak ada yang tahu siapa istri dari seorang Maxim. Dan dengan ini keberadaan Laura menjadi sangat rahasia sekaligus terbuka. Meskipun statusnya dirahasiakan, Laura masih bebas pergi kemanapun ia mau.
Dan untuk saat ini, seseorang yang perlu dilindungi bertambah dengan Sandra. Jadi butuh beberapa pengaturan untuk Sandra agar hidup aman di sisi Maxim.
“Karena kamu sudah menjadi anak kami, kamu harus meninggalkan identitasmu disini dan jadilah pribadi yang baru. Setelah ini kami akan membawamu ke Texas. Disana kamu bisa memulai semuanya dari awal.” Maxim bicara dengan serius.
Dengan status Maxim, posisi Sandra juga akan berubah. Jika Sandra masih menggunakan identitas lamanya, dikhawatirkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Papimu benar sayang. Baiklah kita cari nama yang bagus untukmu.” Laura mengetuk dagunya beberapa kali.
“Bagaimana dengan Sintya?”
“Tidak” Maxim yang menjawab.
“Bella?”
“Terlalu pasaran.” Lagi-lagi Maxim yang menjawab.
“Kenapa semuanya ditolak?” tanya Laura kesal.
“Karena jelek.”
“Lalu apa?”
“Hemmm” Maxim dan Laura sama-sama berpikir.
“Evelyn.” Ucap keduanya bersama. Mereka saling menatap.
“Evelyn Sylvaina Marcus.” Ucap keduanya bersama lagi. Keduanya tampak bahagia.
“Bagaimana menurutmu Sandra? Bagus kan?” tanya Laura semangat. Maxim juga menampilkan wajah yang sama. Keduanya ini begitu kompak.
“Bagus. Tapi aku penasaran.” Sandra mengernyit. Ada sesuatu yang janggal disini.
“Penasaran apa sayang?”
“Apakah benar nama ini kalian ambil secara mendadak?” tanya Sandra tajam. Pasangan suami istri itu saling berpandangan dan terkekeh pelan.
“Jadi sudah ketahuan ya?” Maxim menggaruk tengkuknya.
“Sebenarnya saat kamu pingsan tadi kami sudah mendiskusikan semuanya.” Aku Laura.
Begitu ia dan Maxim menyadari jika Sandra pasti diusir dari rumah, keduanya langsung membuat pengaturan. Membuat rencana untuk mengangkat Sandra menjadi anak mereka. Juga mengubah identitas Sandra. Bahkan, anak buah Maxim saat ini tengah menuju kediaman Winata untuk mengambil berkas yang berhubungan dengan Sandra.
“Maafkan kami Sandra. Kami terlalu antusias untuk menjadikanmu anak kami.” Ucap Laura menyesal.
“Sudah lama kami menginginkan anak perempuan. Tapi itu tidak akan pernah terjadi karena Laura telah kehilangan rahimnya.”
Mendengar penuturan Maxim Sandra menjadi terharu. Ia melihat dengan jelas cinta yang begitu besar antara keduanya.
“Jika kamu keberatan kami juga tidak bisa memaksa.” Laura mulai terisak. Sungguh Sandra menjadi tidak tega melihatnya.
Sandra mengulurkan tangannya. Mengusap air mata yang mengalir di pipi Laura dengan lembut. “Siapa bilang aku tidak mau? Aku bersedia menjadi anak kalian dan berganti nama menjadi Evelyn. Nama yang sangat bagus.” Ucap Sandra menenangkan Laura.
“Itu bagus nak. Ingatlah mulai sekarang tidak ada lagi yang namanya Sandra Tania Winata. Mulai sekarang yang ada adalah Evelyn Sylvaina Marcus. Kamu mengerti?” tanya Maxim tegas. Pengaturan ini jelas diperlukan.
Memang di dunia luar tidak akan ada yang mengetahui jika Sandra, ah mulai sekarang kita sebut Evelyn ada hubungannya dengan Maxim. Namun di dalam big Lion sendiri, identitas ini dapat membantu Evelyn untuk menjadi yang dihormati, dipatuhi dan dilindungi.
Pun dengan perusahaan keluarga yang saat ini dikelola oleh Laura, Marcus Corp.
“Sudah sangat larut. Istirahat lah dengan baik. Kami akan keluar agar kamu dapat beristirahat. Selamat malam sayang.” Laura mengecup kening Evelyn. Maxim melakukan hal yang sama. Awalnya Evelyn merasa canggung. Tapi ia berusaha untuk bersikap biasa.
Keesokan harinya, mereka bangun dari tidur mereka dengan bahagia. Syukurlah Evelyn tidak mengalami morning sicnes seperti kebanyakan ibu hamil lainnya. Padahal pagi-pagi Laura sudah datang ke dalam kamar Evelyn untuk memeriksanya. Ia ingin membatu jika hal itu sampai terjadi.
“Jadi kamu tidak pernah mengalami morning sicnes?” tanya Laura heran. Pasalnya dulu dia sangat tersiksa saat mengandung Justin.
“Tidak.” Evelyn menggeleng. Laura terlihat kaget. Namun tentu saja merasa lega.
Di tempat yang lain...
Keadaan pagi yang tenang lagi-lagi berantakan. Para pelayan hilir mudik tak beraturan. Mereka sibuk melakukan hal yang diperintahkan oleh pak Burhan. Tuan mereka, Sean, pagi ini untuk kesekian kali di bulan ini mengalami muntah dengan parah. Wajahnya pucat dan mengeluh sakit kepala. Membuat seisi rumah geger.
Laki-laki tampan itu beberapa kali keluar masuk kamar mandi. Namun tidak ada yang ia keluarkan. Hanya rasa pahit yang tercipta. Membuat tubuh tegapnya lemah.
Berdiri dengan cemas. Pak Burhan memberi perintah pada pelayan di sekitarnya. Membawakan air hangat, minyak kayu putih, hingga membuatkan teh jahe hangat. Di tangannya, ponsel dia genggam dengan erat setelah menghubungi dokter Rian untuk datang.
“Tuan, minumlah teh jahe ini untuk menghangatkan perut.” Pak Burhan mengangsurkan segelas teh. Sean menerimanya dengan lemas.
Baru seteguk Sean menyeruput teh itu, ia semburkan lagi. Rasanya sangat tidak enak. “Kalian memberiku teh jahe apa air comberan ha?” marahnya. Ia melempar gelas ke sudut ruangan. Membuat pelayan yang membawa teh gemetaran.
Pak Burhan meliriknya. Memberinya isyarat agar membersihkan pecahan cangkir dan segera keluar dari kamar.
“Pak Burhan, pecat dia. Tak berguna!” sarkas Sean.
Pelayan yang mendengar dirinya akan dipecat segera ingin protes. Tapi pak Burhan dengan segera memberi kode agar dia diam. Pak Burhan mempunyai pengaturan untuknya sendiri. Pria tua itu tahu jika ini bukan sepenuhnya sebuah kesalahan.
“Ada apa lagi ini Yoo?” dokter Rian muncul dengan gaya tengilnya. Kemeja biru muda yang dipakainya terlihat berantakan. Dasi yang dipakai nya belum terpasang dengan benar. Sangat kelihatan jika ia datang dengan tergesa-gesa.
“Tuan Sean muntah lagi dokter.” Pak Burhan menjawab sambil membungkukkan badannya. Sedangkan Sean melirik dokter muda itu dengan jengkel.
Ini sudah keempat kalinya dokter muda itu memeriksanya karena hal yang sama. Dan dokter itu memberi tahunya bahwa tidak ada sesuatu yang bermasalah pada tubuhnya.
“Jangan bilang jika semuanya baik-baik saja Rian.” Desis Sean saat Rian baru selesai memeriksanya.
“Sayang sekali. Tapi itu memang yang terjadi.” Ucap Rian.
“Kamu benar-benar ingin dilempar ke Afrika.” Geram Sean. Dia sudah sangat menderita. Mual dan muntah ini menyiksa. Bahkan pusing yang kerap kali datang sangat mengganggu.
“Aku mungkin tahu penyebabnya.” Ucap Rian sambil melirik para pelayan dan pak Burhan. Pak Burhan mengerti kode dari Rian dan mengajak para pelayan keluar dari kamar tuan mereka.
“Cepat katakan!” dengus Sean setelah hanya tertinggal mereka berdua di kamar.
“Awalnya aku ragu Sean, namun ini sudah yang ketiga kalinya. Sekarang aku sudah yakin jika itulah yang terjadi.”
“Jangan berbelit-belit. Cepat katakan!” Sean sudah merasa geram. Teman dokternya ini terlalu membuang-buang waktu.
“Aku rasa ini mungkin hal yang harusnya dialami oleh wanita di luar sana.”
“Sit! Apa maksudmu Rian? Katakan dengan jelas.”
“Intinya, ada seorang wanita yang sedang hamil saat ini. Dan kamu yang menanggung morning sicnes nya.”
“Kalau ada wanita yang hamil memangnya kenapa? Dan apa hubungannya dengan penyakit ku?” tanya Sean semakin tidak mengerti.
“Karena wanita itu sedang mengandung anakmu. Dan sekarang ini apa yang kamu alami ini bukan penyakit. Namanya adalah morning sicnes. Morning sicnes adalah gejala ya g umumnya terjadi pada ibu yang sedang hamil muda. Tapi ini bisa juga terjadi lada ayah si bayi, atau keluarga yang dekat dengan si ibu.” Jelas Rian.
“Ini konyol. Mana mungkin hal itu bisa terjadi?” Sean yang hanya belajar mengenai bisnis sejak remaja jelas saja tidak mengetahui hal seperti ini.
“Terserah jika tidak percaya. Aku akan memberimu obat untuk mengurangi mual dan pusing mu.”
*
*
*
Terima kasih sudah mampir 🥰
...Jadilah pembaca bijak dengan selalu menyempatkan diri menyentuh tanda like 👍 setelah membaca. Terima kasih😊
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Renireni Reni
suka bget jk bpknya kena imbas anaknya...biar adil sm2 merasakan susah...
2022-10-18
1
Putri Nunggal
jd sean yg ngalami ngidam
2022-10-08
0
Berdo'a saja
jelas
2022-05-29
0