Bab 5. Firasat Sean

Mendapati hujan yang turun dengan derasnya. Sandra dengan tergesa berlari ke pos satpam di depan sebuah rumah besar untuk berteduh.

“Maaf mbak. Ini bukan tempat umum. Mbak tidak boleh berteduh disini.” Seorang satpam keluar dari pos dan menghampiri Sandra yang berdiri dengan koper besar di sebelahnya.

“Maaf pak. Tapi saat ini hujan turun dengan sangat deras. Izinkan saya berteduh sebentar saja. Saya janji jika hujannya reda akan segera pergi dari sini.” Ucap Sandra memelas.

Sang satpam menghela napas. Ia pun merasa kasihan terhadap gadis muda itu. Ia pasti baru saja diusir. Pikirnya ketika menyadari koper besar yang dibawa Sandra. “Baiklah. Tapi nanti segeralah pergi.”

“Terima kasih pak.” Satpam itu mengangguk sebelum meninggalkan Sandra dan kembali masuk ke dalam pos.

Entah sudah berapa lama Sandra berdiri di depan gerbang. Kakinya sudah terasa pegal. Perutnya juga semakin melilit. Kepalanya mulai berkunang-kunang. Tak terasa ia pun kehilangan kesadarannya.

🍀🍀🍀

Di tempat lain, Sean sedang lembur di kantornya. Soni yang berada di sampingnya ikut membantu pekerjaannya.

Tiba-tiba ia merasakan sesak di dadanya. Terasa sakit hingga terasa nyeri. Ia memegang dadanya dengan tangan kanan. Soni yang ada di sana segera berdiri. Ia sangat khawatir terhadap bosnya itu.

“Tuan Sean apa yang terjadi?”

Sean tidak menjawab. Ia hanya mengelus dadanya. Ia tidak pernah merasa seperti itu sebelumnya.

“Entah kenapa dadaku sangat sesak. Aku merasa tidak nyaman.”

“Lebih baik sekarang tuan pulang. Saya akan menghubungi dokter Rian untuk datang.” Ucap Soni.

“Baiklah.” Lagi pula ia juga sudah lelah. Sean segera berdiri dan keluar dari ruangannya. Membiarkan Soni membereskan sisa pekerjaan yang ada.

Soni masih harus di kantor untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah tidak bisa ditunda lagi. Lagi pula sudah ada sopir yang akan mengantar Sean pulang. Jadi ia bisa tenang.

Sebenarnya Sean sudah tidak apa-apa. Dadanya pun sudah tidak merasakan sakit lagi. Namun ia tetap membutuhkan dokter Rian datang untuk memeriksanya. Kondisi tubuhnya tidak bisa dianggap remeh.

“Tidakkah kalian mempunyai jam istirahat seperti orang normal lainnya?” gerutu dokter muda itu. Ia datang dengan baju tidur yang melekat di tubuhnya. Ia baru saja berbaring untuk tidur saat Soni menghubungi nya dan mengatakan untuk datang ke mansion Sean.

“Jangan banyak omong. Cepat periksa diriku.” Sean yang tadinya duduk menyilangkan kaki di sofa naik ke atas ranjang dan berbaring di sana. Bahkan ia menaikkan selimutnya sebatas perut. Sudah seperti orang sakit sungguhan.

Rian berdecak sebal. Namun ia tetap mendekat dan melakukan tugasnya dengan baik.

“Semua normal. Tidak ada yang salah.”

“Periksa yang betul. Aku tadi merasa dadaku sesak.” Ketus Sean. Mana mungkin semuanya baik. Padahal ia jelas merasa jika dadanya sangat kesakitan tadi.

Rian kembali memeriksa dada Sean menggunakan stetoskop. Mendengarkan detak jantungnya. Semuanya normal. Jadi apa masalahnya?

“Maafkan aku Sean, aku tidak menemukan ada yang salah sedikitpun dengan tubuhmu. Semua normal dan baik-baik saja.” Mendengar jawaban Rian Sean mengernyit kan alisnya.

“Bagaimana mungkin baik-baik saja? Aku jelas-jelas merasa dadaku sesak tadi. Atau jangan-jangan kamu mau menipuku dengan menyembunyikan penyakitmu dariku!”

“Hei Sean! Untuk apa aku melakukan itu? Kurang kerjaan saja. Lagi pula baru kali ini aku bertemu dengan orang yang tidak senang mengetahui dirinya tidak sakit.” Ledek Rian.

“Besok aku akan datang ke rumah sakit. Persiapkan segalanya. Aku akan memeriksakan diri kesana.” Ucap Sean sambil menyingkapkan selimut yang tadi sempat ia pakai dan kembali berjalan ke arah sofa.

“Baik Sean. Aku akan mempersiapkan semuanya. Aku pastikan kamu akan nyaman berada di rumah sakit esok.”

“Tidak usah bermulut manis. Kau sungguh tidak berguna sekarang. Lebih baik kau pergi belajar lagi ke Afrika. Disana kamu akan menemukan banyak singa untuk kau periksa.” Ketus Sean.

“Jangan lakukan itu Sean. Aku tidak akan mengecewakanmu lagi. Aku janji!” Rian mengangkat tangannya. Dengan telunjuk dan jari tengahnya ia angkat. Wajahnya pun sudah ia pasang dengan penuh harap. Senyumnya pun sudah selebar bahu jalan.

“Hah! Sudahlah. Sana pergi. Wajahmu sungguh membuatku kesal.” Sean mengibaskan tangan kanannya untuk mengusir dokter Rian sebelum melipat kedua tangannya. Wajahnya pun ia palingkan dari Rian.

“Baiklah kalau begitu aku akan segera pergi. Aku akan membiarkanmu istirahat dengan tenang. Ngomong-ngomong kamu butuh istirahat. Kondisimu tadi kemungkinan besar karena kamu kelelahan.”

“Jangan banyak omong. Cepat pulang sana.” Sarkas Sean.

“Baiklah baiklah. Aku pergi dulu. Selamat malam dan selamat istirahat.” Kata Rian sebelum ia keluar dari kamar Sean dengan tergesa-gesa. Meskipun mereka berdua berteman sejak kecil, ada ketakutan tersendiri yang dirasakan Rian jika berhadapan dengan Sean.

Tak lama setelah Rian keluar, suara ketukan pintu bersama suara minta izin masuk terdengar.

“Masuk.” Izin diberikan. Laki-laki tua dengan rambut yang sudah beruban sebagian masuk dengan membawa nampan berisi segelas air minum dan beberapa botol vitamin.

“Dokter Rian meresepkan beberapa vitamin untuk tuan.” Laki-laki yang biasa dipanggil pak Burhan itu meletakkan nampan di atas meja. Tepat di depan Sean.

“Kau boleh keluar pak Burhan.” Ucap Sean. Pak Burhan undur diri. Menutup pintu kamar dengan perlahan agar majikannya yang ada di dalam tidak sampai terganggu.

Sean segera mengeluarkan satu persatu vitamin dari tiga botol yang ada.

“Ck. Vitamin. Dia kira aku anak kecil apa?” gerutunya namun ia tetap menenggak tiga buah pil itu sekaligus sebelum meminum setengah isi dari gelas yang dibawakan pak Burhan untuknya.

Di lantai bawah, dokter Rian masih menunggu di sofa ruang keluarga. Pak Burhan yang melihatnya segera menghampirinya.

“Apa dia sudah minum vitaminnya?” dokter Rian yang duduk sambil menyesap teh jahe yang dia minta dari pelayan.

“Sudah dokter. Sebenarnya apa yang terjadi pada tuan Sean dokter?”

“Huh! Tuan Sean itu pasti kelelahan. Aku dengar dari Soni jika di kantor sedang banyak pekerjaan yang membuat mereka harus lembur setiap malam.”

“Dokter benar. Sudah hampir satu bulan ini tuan Sean selalu pulang larut malam.”

“Apakah dia masih suka mabuk?”

Pak Burhan diam sebentar. Ia mengingat kapan terakhir kali mendapati tuannya pulang dalam keadaan mabuk.

“Tidak dokter. Sepertinya sudah satu bulan lebih tuan Sean tidak pulang dalam keadaan mabuk.”

“Itu bagus untuknya. Dengan kondisi tubuh yang kelelahan, minuman keras sungguh tidak baik.” Ucap dokter Rian sambil meletakkan gelas yang sudah kosong di atas cangkir.

“Ya sudah pak Burhan. Aku pulang dulu.” Dokter Rian bangun dari duduknya. Mengangkat tas kerja yang ia letakkan di atas meja.

“Baiklah dokter. Saya akan mengantar anda sampai di depan.”

“Hahahaha. Tidak perlu pak Burhan. Aku tidak ingin merepotkan mu. Istirahat saja yang baik. Dengan begitu pak Burhan akan bisa menjaga tuan Sena dengan baik.” Dokter Rian menepuk pundak laki-laki yang umurnya jauh di atasnya itu.

“Baiklah dokter. Saya tidak akan memaksa. Terima kasih sudah datang. Hati-hati di jalan.” Pak Burhan membungkukkan badannya. Ia juga sudah sangat lelah dan mengantuk.

*

*

*

Terima kasih sudah mampir 😘

Jangan lupa like dan vote ea...🥰

Terpopuler

Comments

devaloka

devaloka

ada gitu satpam modelan gini

2023-08-22

0

Renireni Reni

Renireni Reni

haahh...ikut sesak jg

2022-10-18

0

Putri Nunggal

Putri Nunggal

kontak batin dengan anak yg terlantar

2022-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab_1. Aku Bukan Wanita Penghibur
2 Bab_ 2. Wanita Itu Terlalu Berani
3 Bab_3. Mereka?
4 Bab_4. Memilih Mereka
5 Bab 5. Firasat Sean
6 Bab_6. Laura
7 Bab_7. Maxim Benjamin Marcus
8 Bab_8. Evelyn Sylvaina Marcus
9 Bab_9. Keputusan
10 Bab_10. Bisik-bisik Di Kursi Belakang
11 Bab_11. Bertemu Justin
12 Bab_12. Memasak Untuk Keluarga
13 Bab_13. Sean Sudah Belok?
14 Bab_14. Persalinan Evelyn
15 Bab_15. Bryan Kelviano Marcus
16 Bab_16. Berlian Freyanica Marcus
17 Bab_17. Berkunjung Ke Markas
18 Bab_18. Serangan Di Markas
19 Bab_19. Siasat
20 Bab_20. Aku Kembali
21 Bab_21. Butuh Waktu
22 Bab_22. Menerima Tantangan
23 Bab_23. Bertemu Sean
24 Bab_24. Bekas Luka
25 Bab_25. Menjemput Evelyn
26 Bab_26. Masih Anak Kecil
27 Bab_27. Mereka Mirip Anda
28 Bab_28. Siapa Ibu Mereka?
29 Bab_29. Tamu Tak Diundang
30 Bab_30. Hukuman Si Kembar
31 Bab_31. Cemburunya Sean
32 Bab_32. Hukuman Evelyn
33 Bab_33. Kamu Milikku
34 Bab_34. Tidak Memiliki Kesempatan
35 Bab_35. Kita Bisa Memeriksanya
36 Bab_36. Melamarmu
37 Bab_37. Akulah Ayah Mereka
38 Bab_38. Bryan Terluka
39 Bab_39. Dad...
40 Bab_40. Membawa Kalian Pulang
41 Bab_41. Amarah Vina
42 Bab_42. Loading Lama
43 Bab_43. Metode Kebiri Seperti Apa Yang Kamu Inginkan?
44 Bab_44. Pelukan Kebahagiaan
45 Bab_45. Gantian Menginap
46 Bab_46. Undangan Makan Malam
47 Bab_47. Makan Malam
48 Bab_48. Dalang Dibalik Layar
49 Bab_49. Kesepakatan Bisnis
50 Bab_50. Penghianat
51 Bab_51. Louis Ferginand
52 Bab_52. Hukuman
53 Bab_53. Berkunjung Ke Kediaman Winata
54 Bab_54. Apa Yang Terjadi?
55 Bab_55. Kekacauan Kecil
56 Bab_56. Perbincangan di Malam Pertama
57 Bab_57. Apa Kamu Cemburu?
58 Bab_58. Hari Yang Sempurna
59 Bab_59. Ingin Adik
60 Bab-60. Menjadi Bintang Iklan
61 Bab_61. Sebuah Penyelamatan
62 Bab_62. Menghadapi Bersama
63 Bab_63. Membuat Sean Tercengang
64 Bab_64. Penculikan
65 Bab_65. Musibah Dan Anugerah
66 Bab_66. Menyerah?
67 Bab_67. Ledakan!
68 Bab_68. Mana Kembang Apinya?
69 Bab_69. Khawatir
70 Bab_70. Hancurnya Rubah Merah
71 Bab_71. Karma
72 Bab_72. Kejutan
73 Bab_73. Aku Akan Memeriksanya
74 Bab_74. Gara-gara Telur Gulung
75 Bab_75. Kondisi Evelyn
76 Bab_76. Pengakuan Ani
77 Bab_77. Kondisi Evelyn 2
78 Bab_78. Bangunlah Sayang
79 Bab_79. Tidak Akan Membiarkan
80 Bab_80. Evelyn Sadar
81 Bab_81. Tentang Gunung
82 Bab_82. Pesta Perayaan Yang Terganggu
83 Bab_83. Happy Ended
84 See You Bye Bye
85 S2_1. Berlian Gadis SMA
86 S2_2. Diamond
87 S2_3. Siswa Baru
88 S2_4. Minat Clara
89 S2_5. Supir Tampan
90 S2_6. Rencana Tersembunyi
91 S2_7. Bantuan Rezvan
92 S2_8. Tentang Johan
93 S2_9. Berlian Yang Tak Tersentuh
94 S2_10. Hukuman Rezvan
95 S2_11. Minta Tanda Tangan
96 S2_12. Milik Monyet
97 S2_13. Bagaimana?
98 S2_14. Sopir Milik Berlian
99 S2_15. Johan dan Rezvan
100 S2_16. Menepati Janji?
101 S2_17. Berlian Melawan
102 S2_18. Norman Adiguna
103 S2_19. Misi Berlian
104 S2_20. Libur
105 S2_21. Pandangan Alisya
106 S2_22. Bertemu Vivi Lagi
107 S2_23. Rencana Vivi
108 S2_24. Berlian Diserang
109 S2_25. Berlatih Menunggang Kuda
110 S2_26. Ada Masalah dengan Aspradia
111 S2_27. Johan Tiba
112 S2_28. Seseorang Harus Bertanggung Jawab
113 S2_29. Siapa Raka?
114 S2_30. Pengakuan Berlian
115 S2_31. Taruhan
116 S2_32. Rencana Berlian
117 S2_33. Ketahuan Johan
118 S2_34. Dihadang
119 S2_35. Selamat
120 S2_36. Vivi, Gadis Manja
121 S2_37. Ditinggalkan...
122 S2_38. Johan Dan Berlian
123 S2_39. Kamu!
124 S2_40. Kekasih Berlian
125 S2_41. Menemani Johan
126 S2_42. Organisasi Bawah Tanah
127 S2_43. Berlian Sakit
128 S2_44. Dua Manusia Bodoh
129 S2_45. Kesalahpahaman
130 S2_46. Ancaman Evelyn
131 S2_47. Jadi Bahan Gosip, Lagi!
132 S2_48. Johan Kecewa
133 S2_49. Daniel
134 S2_50. Pelaku
135 S2_51. Permainan Voli
136 S2_52. Kembar?
137 S2_53. Terry Merasa
138 S2_54. Hukuman Bryan
139 S2_55. Keyakinan Daniel
140 S2_56. Masalah Berlian
141 S2_57. Wilson Yang Jahat
142 S2_58. Kekhawatiran Johan
143 S2_59. Marta Yang Psikopat
144 S2_60. Tidak Mengelak
145 S2_61. Kematian Marta
146 S2_62. Ungkapan Perasaan
147 S2_63. Clara Akan Membuat Perhitungan
148 S2_64. Clara Berpura-pura Tidak Tahu
149 S2_65. Reina
150 S2_66. Reina dan Daniel
151 S2_67. Perubahan Karakter Dalam Satu detik
152 S2_68. Putus
153 S2_69. Mengejar Johan
154 S2_70. Tidak Bisa Kembali Menjadi Sepasang Kekasih
155 S2_71. Bersedia Menunggu
156 S2_72. Rezvan dan Clara
157 S2_73. Kecelakaan
158 S2_74. Johan Bertemu Maxim
159 S2_75. Jalan Hidup Yang Beda
160 S2_76. Ambisi Ferry
161 S2_77. Alasan Berlian
162 S2_78. Amarah Berlian
163 S2_79. Mengambil Alih
164 S2_80. Dilarang Masuk
165 S2_81. Hardi Kritis
166 S2_82. Meninggalnya Hardi
167 S2_83. Berlatih Drama Untuk Melawan Mertua
168 S2_84. Apa Kamu Tertarik?
Episodes

Updated 168 Episodes

1
Bab_1. Aku Bukan Wanita Penghibur
2
Bab_ 2. Wanita Itu Terlalu Berani
3
Bab_3. Mereka?
4
Bab_4. Memilih Mereka
5
Bab 5. Firasat Sean
6
Bab_6. Laura
7
Bab_7. Maxim Benjamin Marcus
8
Bab_8. Evelyn Sylvaina Marcus
9
Bab_9. Keputusan
10
Bab_10. Bisik-bisik Di Kursi Belakang
11
Bab_11. Bertemu Justin
12
Bab_12. Memasak Untuk Keluarga
13
Bab_13. Sean Sudah Belok?
14
Bab_14. Persalinan Evelyn
15
Bab_15. Bryan Kelviano Marcus
16
Bab_16. Berlian Freyanica Marcus
17
Bab_17. Berkunjung Ke Markas
18
Bab_18. Serangan Di Markas
19
Bab_19. Siasat
20
Bab_20. Aku Kembali
21
Bab_21. Butuh Waktu
22
Bab_22. Menerima Tantangan
23
Bab_23. Bertemu Sean
24
Bab_24. Bekas Luka
25
Bab_25. Menjemput Evelyn
26
Bab_26. Masih Anak Kecil
27
Bab_27. Mereka Mirip Anda
28
Bab_28. Siapa Ibu Mereka?
29
Bab_29. Tamu Tak Diundang
30
Bab_30. Hukuman Si Kembar
31
Bab_31. Cemburunya Sean
32
Bab_32. Hukuman Evelyn
33
Bab_33. Kamu Milikku
34
Bab_34. Tidak Memiliki Kesempatan
35
Bab_35. Kita Bisa Memeriksanya
36
Bab_36. Melamarmu
37
Bab_37. Akulah Ayah Mereka
38
Bab_38. Bryan Terluka
39
Bab_39. Dad...
40
Bab_40. Membawa Kalian Pulang
41
Bab_41. Amarah Vina
42
Bab_42. Loading Lama
43
Bab_43. Metode Kebiri Seperti Apa Yang Kamu Inginkan?
44
Bab_44. Pelukan Kebahagiaan
45
Bab_45. Gantian Menginap
46
Bab_46. Undangan Makan Malam
47
Bab_47. Makan Malam
48
Bab_48. Dalang Dibalik Layar
49
Bab_49. Kesepakatan Bisnis
50
Bab_50. Penghianat
51
Bab_51. Louis Ferginand
52
Bab_52. Hukuman
53
Bab_53. Berkunjung Ke Kediaman Winata
54
Bab_54. Apa Yang Terjadi?
55
Bab_55. Kekacauan Kecil
56
Bab_56. Perbincangan di Malam Pertama
57
Bab_57. Apa Kamu Cemburu?
58
Bab_58. Hari Yang Sempurna
59
Bab_59. Ingin Adik
60
Bab-60. Menjadi Bintang Iklan
61
Bab_61. Sebuah Penyelamatan
62
Bab_62. Menghadapi Bersama
63
Bab_63. Membuat Sean Tercengang
64
Bab_64. Penculikan
65
Bab_65. Musibah Dan Anugerah
66
Bab_66. Menyerah?
67
Bab_67. Ledakan!
68
Bab_68. Mana Kembang Apinya?
69
Bab_69. Khawatir
70
Bab_70. Hancurnya Rubah Merah
71
Bab_71. Karma
72
Bab_72. Kejutan
73
Bab_73. Aku Akan Memeriksanya
74
Bab_74. Gara-gara Telur Gulung
75
Bab_75. Kondisi Evelyn
76
Bab_76. Pengakuan Ani
77
Bab_77. Kondisi Evelyn 2
78
Bab_78. Bangunlah Sayang
79
Bab_79. Tidak Akan Membiarkan
80
Bab_80. Evelyn Sadar
81
Bab_81. Tentang Gunung
82
Bab_82. Pesta Perayaan Yang Terganggu
83
Bab_83. Happy Ended
84
See You Bye Bye
85
S2_1. Berlian Gadis SMA
86
S2_2. Diamond
87
S2_3. Siswa Baru
88
S2_4. Minat Clara
89
S2_5. Supir Tampan
90
S2_6. Rencana Tersembunyi
91
S2_7. Bantuan Rezvan
92
S2_8. Tentang Johan
93
S2_9. Berlian Yang Tak Tersentuh
94
S2_10. Hukuman Rezvan
95
S2_11. Minta Tanda Tangan
96
S2_12. Milik Monyet
97
S2_13. Bagaimana?
98
S2_14. Sopir Milik Berlian
99
S2_15. Johan dan Rezvan
100
S2_16. Menepati Janji?
101
S2_17. Berlian Melawan
102
S2_18. Norman Adiguna
103
S2_19. Misi Berlian
104
S2_20. Libur
105
S2_21. Pandangan Alisya
106
S2_22. Bertemu Vivi Lagi
107
S2_23. Rencana Vivi
108
S2_24. Berlian Diserang
109
S2_25. Berlatih Menunggang Kuda
110
S2_26. Ada Masalah dengan Aspradia
111
S2_27. Johan Tiba
112
S2_28. Seseorang Harus Bertanggung Jawab
113
S2_29. Siapa Raka?
114
S2_30. Pengakuan Berlian
115
S2_31. Taruhan
116
S2_32. Rencana Berlian
117
S2_33. Ketahuan Johan
118
S2_34. Dihadang
119
S2_35. Selamat
120
S2_36. Vivi, Gadis Manja
121
S2_37. Ditinggalkan...
122
S2_38. Johan Dan Berlian
123
S2_39. Kamu!
124
S2_40. Kekasih Berlian
125
S2_41. Menemani Johan
126
S2_42. Organisasi Bawah Tanah
127
S2_43. Berlian Sakit
128
S2_44. Dua Manusia Bodoh
129
S2_45. Kesalahpahaman
130
S2_46. Ancaman Evelyn
131
S2_47. Jadi Bahan Gosip, Lagi!
132
S2_48. Johan Kecewa
133
S2_49. Daniel
134
S2_50. Pelaku
135
S2_51. Permainan Voli
136
S2_52. Kembar?
137
S2_53. Terry Merasa
138
S2_54. Hukuman Bryan
139
S2_55. Keyakinan Daniel
140
S2_56. Masalah Berlian
141
S2_57. Wilson Yang Jahat
142
S2_58. Kekhawatiran Johan
143
S2_59. Marta Yang Psikopat
144
S2_60. Tidak Mengelak
145
S2_61. Kematian Marta
146
S2_62. Ungkapan Perasaan
147
S2_63. Clara Akan Membuat Perhitungan
148
S2_64. Clara Berpura-pura Tidak Tahu
149
S2_65. Reina
150
S2_66. Reina dan Daniel
151
S2_67. Perubahan Karakter Dalam Satu detik
152
S2_68. Putus
153
S2_69. Mengejar Johan
154
S2_70. Tidak Bisa Kembali Menjadi Sepasang Kekasih
155
S2_71. Bersedia Menunggu
156
S2_72. Rezvan dan Clara
157
S2_73. Kecelakaan
158
S2_74. Johan Bertemu Maxim
159
S2_75. Jalan Hidup Yang Beda
160
S2_76. Ambisi Ferry
161
S2_77. Alasan Berlian
162
S2_78. Amarah Berlian
163
S2_79. Mengambil Alih
164
S2_80. Dilarang Masuk
165
S2_81. Hardi Kritis
166
S2_82. Meninggalnya Hardi
167
S2_83. Berlatih Drama Untuk Melawan Mertua
168
S2_84. Apa Kamu Tertarik?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!