Laura masuk setelah para pelayan keluar dengan membawa nampan berisi piring dan gelas kosong. Namun dia tidak masuk sendirian kali ini. Dia masuk bersama suaminya. Maxim.
Maxim Benjamin Marcus. Seorang ketua Geng mafia Big Lion yang terkenal di daerahnya. Texas.
Sandra melihat Maxim dengan penuh tanda tanya. Laki-laki itu tersenyum hangat pada gadis yang duduk di ranjang dengan selimut yang menutupi dari pinggang ke bawah.
“Halo Sandra. Kamu pasti bertanya siapa aku kan?” Tanya Maxim dengan logat yang kaku saat berbicara dengan bahasa Indonesia.
“Iya Tuan.” Sandra tidak mengelak. Ia memang penasaran dengan laki-laki yang baru masuk. Wajahnya terlihat tampan meski sudah berumur. Namun ia tidak memiliki ketertarikan seperti seorang perempuan pada laki-laki. Hanya sekedar mengagumi.
“Kamu benar Laura. Dia gadis yang jujur.” Bukannya menjawab pertanyaan Sandra, laki-laki itu malah mendekati Laura. Mengeratkan tangannya di bahu istrinya dan mengecup pucuk kepalanya. Sehingga tanpa berbicara, semua orang yang melihatnya akan tahu siapa dia. Dan Sandra tentu mengerti dengan isyarat itu.
“Aku Maxim Benjamin Marcus. Suami Laura.” Ucap Maxim dengan bangga.
“Kalian adalah pasangan yang sangat serasi.” Puji Sandra. Memang benar. Laura sangat cantik dan Maxim tampan. Sangat sempurna. Anak-anak mereka pasti memiliki wajah yang tak kalah indah dari kedua orang tuanya. Perpaduan wajah Indonesia menawan dan barat yang arogan.
“Terima kasih." Laura tersenyum. Wanita itu mendekati Sandra. "Sekarang Sandra, coba kamu jelaskan apa yang terjadi padamu. Kenapa kamu. Isa pingsan di depan kediaman kami?”
Laura duduk di tepi ranjang. Memegang lengan Sandra. Sedangkan Maxim memperhatikan keduanya dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celana. Sandra melihat keduanya bergantian sebelum menghela napas dan berucap. Meskipun ia baru bertemu dengan keduanya, mereka jelas orang baik. Dan Sandra bisa mempercayai mereka.
“Saya Sandra Tania Winata. Saya anak pertama dari Tomy Prasetya Winata. Saya, saya diusir dari rumah.” Jawab Sandra sendu di akhir kalimat nya.
“Apakah karena kamu hamil di luar nikah?” tanya Laura prihatin. Sandra mengangguk. Air mata sudah mulai menetes dari sudut matanya.
“Keterlaluan. Apa mereka tidak mengetahui jika anak adalah anugerah Tuhan?” desis Maxim. Dirinya dan Laura baru mendapatkan anak setelah lima tahun pernikahan mereka. Bahkan Laura melahirkan anak mereka dengan penuh perjuangan karena adanya kanker di kandungannya.
Merupakan sebuah keberuntungan jika Laura dan Justin anak mereka selamat dari kejadian tersebut. Awalnya dari pihak dokter hanya memprediksi jika hanya salah satu yang dapat selamat. Namun Tuhan berkehendak yang menakjubkan.
Namun bersama dengan operasi untuk melahirkan Justin, rahim Laura juga harus ikut diangkat hingga mereka tidak akan mungkin memiliki anak lagi. Itulah mengapa baik Laura ataupun Maxim sangat menyukai anak-anak.
“Lalu bagaimana dengan ayah dari anak yang kamu kandung? Apakah dia tidak ingin bertanggungjawab?” Laura bertanya.
“Saya hamil karena suatu kecelakaan. Dia sedang mabuk. Dan keliru mengira saya adalah seorang pel5cur.” Jawab Sandra.
“Kamu mengenalnya?” kali ini Maxim geram. Dia memang bukan laki-laki yang baik awalnya. Dia juga seorang cassanova. Tapi dia tidak pernah merusak perempuan baik-baik. Bahkan sampai menghamilinya.
Sandra menggeleng. Ia juga sudah lupa dengan namanya. Lagi pula ia pikir tidak akan ada hal lain lagi yang berhubungan dengan laki-laki itu.
“Setelah ini kemana kamu akan pergi Sandra? Kami akan..” Laura bertanya dengan hati-hati.
“Dia tidak akan pergi kemana-mana. Dia akan tetap bersama dengan. Apa kamu keberatan sayang?” Maxim menyela.
“Aku tidak keberatan sama sekali. Aku malah akan senang.” Jelas sekali Laura sangat senang dari matanya saja sudah terlihat berbinar bahagia. Dia seperti baru memenangkan jackpot. Dia bahkan sudah memeluk lengan Maxim denagn wajah pupy eyesnya.
Maxim menarik Sandra ke pelukannya. Keduanya berdiri berhadapan. Tangan Laura memegang bahu kokoh Maxim. Sedangkan tangan Maxim melingkar di pinggang ramping Laura. Keduanya bermesraan di sana dengan santai, melupakan Sandra yang baru saja pingsan dan melihat secara live adegan mereka.
“Sayang bagaimana kalau Sandra kita angkat menjadi anak?” Laura mulai mengeluarkan idenya.
“Tentu saja. Aku juga ingin merasakan mempunyai anak perempuan.”
“Iya. Lagipula Justin itu tidak pernah ada lucunya dari kecil.”
“Kamu benar sayang. Justin itu anak paling membosankan.” Ucap Maxim. Laura mengangguk beberapa kali sambil berucap benar yang juga beberapa kali.
“Nanti aku dan Sandra akan jalan bersama, masak bersama, ke mall bersama. Aduuuuh tidak sabarnya.”ucap Laura sambil mengedipkan matanya sambil membayangkan apa yang dia ucapkan.
“Itu pasti menyenangkan. Aku akan mengikuti kalian dari belakang.” Ucap Maxim antusias.
Keduanya terus berbincang seru. Mengabaikan seseorang yang mereka bicarakan ada di samping mereka sedang menonton.
“Bagaimana Sandra?” keduanya menoleh.
“Ini.. ini maafkan saya.” Ucap Sandra gugup.
“Kenapa Sandra? Apa kamu tidak mau menjadi anak angkat kami?” Laura mendekati Sandra. Memegang lengan Sandra khawatir.
“Bukan begitu. Tapi saya merasa tidak pantas.”
“Tidak perlu merasa seperti itu. Kamu pantas untuk itu. Justru kami yang beruntung mendapatkan anak sepertimu. Lagi pula tidak akan perlu waktu yang lama untuk kami menimang cucu.” Ucap Laura senang.
“Iya iya betul. Kita hanya perlu memberinya makan beberapa bulan dan dia akam membiarkan kita menimang cucu. Ah senangnya. Kita tidak perlu menunggu hingga Justin memberikan cucu untuk kita.” Maxim bahkan lebih bersemangat daripada Laura.
“Iya. Putramu itu masih saja bermain-main dengan jaalang di luar sana. Huh! Keturunannya siapa itu?” sindir Laura. Keadaan dengan cepat berubah. Sandra pun menyadari bahwa saat ini ada hawa panas yang menguar.
Maxim menelan ludahnya kasar. Istrinya ini! Jika ada kesempatan akan membahas masalalunya. Mengingatkan ia betapa ia telah membuang waktu, tenaga dan juga bibit unggulnya terbuang di dalam karet sarung.
Laura sendiri mendengus. Jika ia mengingat masa lalu suaminya itu ingin rasanya menghancurkan barang-barang. Ia ingat bagaimana di tahun-tahun awal pernikahan mereka, tidak jarang ada wanita yang menghampiri suaminya dan menggelayut mesra. Bahkan membicarakan kemampuan ranjang suaminya. Betapa menjengkelkan.
“Sayaaang. Jangan membahas masa lalu oke? Semuanya kan sudah berlalu. Lagipula dari dulu kan di hatiku hanya ada dirimu seorang.” Maxim menampilkan wajah penyesalan. Kedua tangannya menarik telinganya sendiri.
"Maafkan aku oke?"
Dia sudah benar-benar berubah. Pertemuan nya dengan Laura yang merupakan putri dari rekanan ayahnya membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Mulai saat itu ia menghilangkan penyakit cassanova nya. Percayalah itu tidak mudah pada awalnya.
Sandra mengernyit kan alisnya. Dengan penampilan cool yang ditunjukan Maxim di awal pertemuan, penampilan yang begitu konyol seperti ini tidaklah sesuai. Tapi melihat dari sisi ini, Sandra menyadari jika Maxim ini adalah tipe yang dingin di luar dan hangat di dalam. Yang artinya penuh perhatian.
Sandra akhirnya mengangguk dan tersenyum. Memiliki orang tua angkat seperti Laura dan Maxim adalah sesuatu yang menyenangkan.
“Baiklah. Karena kamu sudah setuju, mulai hari ini kamu harus memanggilku mami. Dan panggil Maxim papi, Hem?” Laura sangat bersemangat.
“Baiklah mami, papi.” Panggil Sandra agak canggung.
“Waaaah. Menyenangkan mendengar ada yang memanggil papi padaku.” Maxim segera mendekat dan duduk di tepi ranjang.
Memeluk Laura dan Sandra dengan hangat.
*
*
*
Terima kasih sudah mampir 🥰
Like 🥰
Vote 🍀
Komentar ya reader😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
devaloka
huhahahha kalau anakmu dengar gimana 🤣
2023-08-22
0
Putri Nunggal
mungkinkan kalau justin adalah sean
2022-10-08
0
shanti rahayu
Tuhan akn melindungi umatnya apalgi yg baik pasti akn dipertemukan dg org baik pula
2022-05-31
0