Bab_7. Maxim Benjamin Marcus

Laura masuk setelah para pelayan keluar dengan membawa nampan berisi piring dan gelas kosong. Namun dia tidak masuk sendirian kali ini. Dia masuk bersama suaminya. Maxim.

Maxim Benjamin Marcus. Seorang ketua Geng mafia Big Lion yang terkenal di daerahnya. Texas.

Sandra melihat Maxim dengan penuh tanda tanya. Laki-laki itu tersenyum hangat pada gadis yang duduk di ranjang dengan selimut yang menutupi dari pinggang ke bawah.

“Halo Sandra. Kamu pasti bertanya siapa aku kan?” Tanya Maxim dengan logat yang kaku saat berbicara dengan bahasa Indonesia.

“Iya Tuan.” Sandra tidak mengelak. Ia memang penasaran dengan laki-laki yang baru masuk. Wajahnya terlihat tampan meski sudah berumur. Namun ia tidak memiliki ketertarikan seperti seorang perempuan pada laki-laki. Hanya sekedar mengagumi.

“Kamu benar Laura. Dia gadis yang jujur.” Bukannya menjawab pertanyaan Sandra, laki-laki itu malah mendekati Laura. Mengeratkan tangannya di bahu istrinya dan mengecup pucuk kepalanya. Sehingga tanpa berbicara, semua orang yang melihatnya akan tahu siapa dia. Dan Sandra tentu mengerti dengan isyarat itu.

“Aku Maxim Benjamin Marcus. Suami Laura.” Ucap Maxim dengan bangga.

“Kalian adalah pasangan yang sangat serasi.” Puji Sandra. Memang benar. Laura sangat cantik dan Maxim tampan. Sangat sempurna. Anak-anak mereka pasti memiliki wajah yang tak kalah indah dari kedua orang tuanya. Perpaduan wajah Indonesia menawan dan barat yang arogan.

“Terima kasih." Laura tersenyum. Wanita itu mendekati Sandra. "Sekarang Sandra, coba kamu jelaskan apa yang terjadi padamu. Kenapa kamu. Isa pingsan di depan kediaman kami?”

Laura duduk di tepi ranjang. Memegang lengan Sandra. Sedangkan Maxim memperhatikan keduanya dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celana. Sandra melihat keduanya bergantian sebelum menghela napas dan berucap. Meskipun ia baru bertemu dengan keduanya, mereka jelas orang baik. Dan Sandra bisa mempercayai mereka.

“Saya Sandra Tania Winata. Saya anak pertama dari Tomy Prasetya Winata. Saya, saya diusir dari rumah.” Jawab Sandra sendu di akhir kalimat nya.

“Apakah karena kamu hamil di luar nikah?” tanya Laura prihatin. Sandra mengangguk. Air mata sudah mulai menetes dari sudut matanya.

“Keterlaluan. Apa mereka tidak mengetahui jika anak adalah anugerah Tuhan?” desis Maxim. Dirinya dan Laura baru mendapatkan anak setelah lima tahun pernikahan mereka. Bahkan Laura melahirkan anak mereka dengan penuh perjuangan karena adanya kanker di kandungannya.

Merupakan sebuah keberuntungan jika Laura dan Justin anak mereka selamat dari kejadian tersebut. Awalnya dari pihak dokter hanya memprediksi jika hanya salah satu yang dapat selamat. Namun Tuhan berkehendak yang menakjubkan.

Namun bersama dengan operasi untuk melahirkan Justin, rahim Laura juga harus ikut diangkat hingga mereka tidak akan mungkin memiliki anak lagi. Itulah mengapa baik Laura ataupun Maxim sangat menyukai anak-anak.

“Lalu bagaimana dengan ayah dari anak yang kamu kandung? Apakah dia tidak ingin bertanggungjawab?” Laura bertanya.

“Saya hamil karena suatu kecelakaan. Dia sedang mabuk. Dan keliru mengira saya adalah seorang pel5cur.” Jawab Sandra.

“Kamu mengenalnya?” kali ini Maxim geram. Dia memang bukan laki-laki yang baik awalnya. Dia juga seorang cassanova. Tapi dia tidak pernah merusak perempuan baik-baik. Bahkan sampai menghamilinya.

Sandra menggeleng. Ia juga sudah lupa dengan namanya. Lagi pula ia pikir tidak akan ada hal lain lagi yang berhubungan dengan laki-laki itu.

“Setelah ini kemana kamu akan pergi Sandra? Kami akan..” Laura bertanya dengan hati-hati.

“Dia tidak akan pergi kemana-mana. Dia akan tetap bersama dengan. Apa kamu keberatan sayang?” Maxim menyela.

“Aku tidak keberatan sama sekali. Aku malah akan senang.” Jelas sekali Laura sangat senang dari matanya saja sudah terlihat berbinar bahagia. Dia seperti baru memenangkan jackpot. Dia bahkan sudah memeluk lengan Maxim denagn wajah pupy eyesnya.

Maxim menarik Sandra ke pelukannya. Keduanya berdiri berhadapan. Tangan Laura memegang bahu kokoh Maxim. Sedangkan tangan Maxim melingkar di pinggang ramping Laura. Keduanya bermesraan di sana dengan santai, melupakan Sandra yang baru saja pingsan dan melihat secara live adegan mereka.

“Sayang bagaimana kalau Sandra kita angkat menjadi anak?” Laura mulai mengeluarkan idenya.

“Tentu saja. Aku juga ingin merasakan mempunyai anak perempuan.”

“Iya. Lagipula Justin itu tidak pernah ada lucunya dari kecil.”

“Kamu benar sayang. Justin itu anak paling membosankan.” Ucap Maxim. Laura mengangguk beberapa kali sambil berucap benar yang juga beberapa kali.

“Nanti aku dan Sandra akan jalan bersama, masak bersama, ke mall bersama. Aduuuuh tidak sabarnya.”ucap Laura sambil mengedipkan matanya sambil membayangkan apa yang dia ucapkan.

“Itu pasti menyenangkan. Aku akan mengikuti kalian dari belakang.” Ucap Maxim antusias.

Keduanya terus berbincang seru. Mengabaikan seseorang yang mereka bicarakan ada di samping mereka sedang menonton.

“Bagaimana Sandra?” keduanya menoleh.

“Ini.. ini maafkan saya.” Ucap Sandra gugup.

“Kenapa Sandra? Apa kamu tidak mau menjadi anak angkat kami?” Laura mendekati Sandra. Memegang lengan Sandra khawatir.

“Bukan begitu. Tapi saya merasa tidak pantas.”

“Tidak perlu merasa seperti itu. Kamu pantas untuk itu. Justru kami yang beruntung mendapatkan anak sepertimu. Lagi pula tidak akan perlu waktu yang lama untuk kami menimang cucu.” Ucap Laura senang.

“Iya iya betul. Kita hanya perlu memberinya makan beberapa bulan dan dia akam membiarkan kita menimang cucu. Ah senangnya. Kita tidak perlu menunggu hingga Justin memberikan cucu untuk kita.” Maxim bahkan lebih bersemangat daripada Laura.

“Iya. Putramu itu masih saja bermain-main dengan jaalang di luar sana. Huh! Keturunannya siapa itu?” sindir Laura. Keadaan dengan cepat berubah. Sandra pun menyadari bahwa saat ini ada hawa panas yang menguar.

Maxim menelan ludahnya kasar. Istrinya ini! Jika ada kesempatan akan membahas masalalunya. Mengingatkan ia betapa ia telah membuang waktu, tenaga dan juga bibit unggulnya terbuang di dalam karet sarung.

Laura sendiri mendengus. Jika ia mengingat masa lalu suaminya itu ingin rasanya menghancurkan barang-barang. Ia ingat bagaimana di tahun-tahun awal pernikahan mereka, tidak jarang ada wanita yang menghampiri suaminya dan menggelayut mesra. Bahkan membicarakan kemampuan ranjang suaminya. Betapa menjengkelkan.

“Sayaaang. Jangan membahas masa lalu oke? Semuanya kan sudah berlalu. Lagipula dari dulu kan di hatiku hanya ada dirimu seorang.” Maxim menampilkan wajah penyesalan. Kedua tangannya menarik telinganya sendiri.

"Maafkan aku oke?"

Dia sudah benar-benar berubah. Pertemuan nya dengan Laura yang merupakan putri dari rekanan ayahnya membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Mulai saat itu ia menghilangkan penyakit cassanova nya. Percayalah itu tidak mudah pada awalnya.

Sandra mengernyit kan alisnya. Dengan penampilan cool yang ditunjukan Maxim di awal pertemuan, penampilan yang begitu konyol seperti ini tidaklah sesuai. Tapi melihat dari sisi ini, Sandra menyadari jika Maxim ini adalah tipe yang dingin di luar dan hangat di dalam. Yang artinya penuh perhatian.

Sandra akhirnya mengangguk dan tersenyum. Memiliki orang tua angkat seperti Laura dan Maxim adalah sesuatu yang menyenangkan.

“Baiklah. Karena kamu sudah setuju, mulai hari ini kamu harus memanggilku mami. Dan panggil Maxim papi, Hem?” Laura sangat bersemangat.

“Baiklah mami, papi.” Panggil Sandra agak canggung.

“Waaaah. Menyenangkan mendengar ada yang memanggil papi padaku.” Maxim segera mendekat dan duduk di tepi ranjang.

Memeluk Laura dan Sandra dengan hangat.

*

*

*

Terima kasih sudah mampir 🥰

Like 🥰

Vote 🍀

Komentar ya reader😘

Terpopuler

Comments

devaloka

devaloka

huhahahha kalau anakmu dengar gimana 🤣

2023-08-22

0

Putri Nunggal

Putri Nunggal

mungkinkan kalau justin adalah sean

2022-10-08

0

shanti rahayu

shanti rahayu

Tuhan akn melindungi umatnya apalgi yg baik pasti akn dipertemukan dg org baik pula

2022-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab_1. Aku Bukan Wanita Penghibur
2 Bab_ 2. Wanita Itu Terlalu Berani
3 Bab_3. Mereka?
4 Bab_4. Memilih Mereka
5 Bab 5. Firasat Sean
6 Bab_6. Laura
7 Bab_7. Maxim Benjamin Marcus
8 Bab_8. Evelyn Sylvaina Marcus
9 Bab_9. Keputusan
10 Bab_10. Bisik-bisik Di Kursi Belakang
11 Bab_11. Bertemu Justin
12 Bab_12. Memasak Untuk Keluarga
13 Bab_13. Sean Sudah Belok?
14 Bab_14. Persalinan Evelyn
15 Bab_15. Bryan Kelviano Marcus
16 Bab_16. Berlian Freyanica Marcus
17 Bab_17. Berkunjung Ke Markas
18 Bab_18. Serangan Di Markas
19 Bab_19. Siasat
20 Bab_20. Aku Kembali
21 Bab_21. Butuh Waktu
22 Bab_22. Menerima Tantangan
23 Bab_23. Bertemu Sean
24 Bab_24. Bekas Luka
25 Bab_25. Menjemput Evelyn
26 Bab_26. Masih Anak Kecil
27 Bab_27. Mereka Mirip Anda
28 Bab_28. Siapa Ibu Mereka?
29 Bab_29. Tamu Tak Diundang
30 Bab_30. Hukuman Si Kembar
31 Bab_31. Cemburunya Sean
32 Bab_32. Hukuman Evelyn
33 Bab_33. Kamu Milikku
34 Bab_34. Tidak Memiliki Kesempatan
35 Bab_35. Kita Bisa Memeriksanya
36 Bab_36. Melamarmu
37 Bab_37. Akulah Ayah Mereka
38 Bab_38. Bryan Terluka
39 Bab_39. Dad...
40 Bab_40. Membawa Kalian Pulang
41 Bab_41. Amarah Vina
42 Bab_42. Loading Lama
43 Bab_43. Metode Kebiri Seperti Apa Yang Kamu Inginkan?
44 Bab_44. Pelukan Kebahagiaan
45 Bab_45. Gantian Menginap
46 Bab_46. Undangan Makan Malam
47 Bab_47. Makan Malam
48 Bab_48. Dalang Dibalik Layar
49 Bab_49. Kesepakatan Bisnis
50 Bab_50. Penghianat
51 Bab_51. Louis Ferginand
52 Bab_52. Hukuman
53 Bab_53. Berkunjung Ke Kediaman Winata
54 Bab_54. Apa Yang Terjadi?
55 Bab_55. Kekacauan Kecil
56 Bab_56. Perbincangan di Malam Pertama
57 Bab_57. Apa Kamu Cemburu?
58 Bab_58. Hari Yang Sempurna
59 Bab_59. Ingin Adik
60 Bab-60. Menjadi Bintang Iklan
61 Bab_61. Sebuah Penyelamatan
62 Bab_62. Menghadapi Bersama
63 Bab_63. Membuat Sean Tercengang
64 Bab_64. Penculikan
65 Bab_65. Musibah Dan Anugerah
66 Bab_66. Menyerah?
67 Bab_67. Ledakan!
68 Bab_68. Mana Kembang Apinya?
69 Bab_69. Khawatir
70 Bab_70. Hancurnya Rubah Merah
71 Bab_71. Karma
72 Bab_72. Kejutan
73 Bab_73. Aku Akan Memeriksanya
74 Bab_74. Gara-gara Telur Gulung
75 Bab_75. Kondisi Evelyn
76 Bab_76. Pengakuan Ani
77 Bab_77. Kondisi Evelyn 2
78 Bab_78. Bangunlah Sayang
79 Bab_79. Tidak Akan Membiarkan
80 Bab_80. Evelyn Sadar
81 Bab_81. Tentang Gunung
82 Bab_82. Pesta Perayaan Yang Terganggu
83 Bab_83. Happy Ended
84 See You Bye Bye
85 S2_1. Berlian Gadis SMA
86 S2_2. Diamond
87 S2_3. Siswa Baru
88 S2_4. Minat Clara
89 S2_5. Supir Tampan
90 S2_6. Rencana Tersembunyi
91 S2_7. Bantuan Rezvan
92 S2_8. Tentang Johan
93 S2_9. Berlian Yang Tak Tersentuh
94 S2_10. Hukuman Rezvan
95 S2_11. Minta Tanda Tangan
96 S2_12. Milik Monyet
97 S2_13. Bagaimana?
98 S2_14. Sopir Milik Berlian
99 S2_15. Johan dan Rezvan
100 S2_16. Menepati Janji?
101 S2_17. Berlian Melawan
102 S2_18. Norman Adiguna
103 S2_19. Misi Berlian
104 S2_20. Libur
105 S2_21. Pandangan Alisya
106 S2_22. Bertemu Vivi Lagi
107 S2_23. Rencana Vivi
108 S2_24. Berlian Diserang
109 S2_25. Berlatih Menunggang Kuda
110 S2_26. Ada Masalah dengan Aspradia
111 S2_27. Johan Tiba
112 S2_28. Seseorang Harus Bertanggung Jawab
113 S2_29. Siapa Raka?
114 S2_30. Pengakuan Berlian
115 S2_31. Taruhan
116 S2_32. Rencana Berlian
117 S2_33. Ketahuan Johan
118 S2_34. Dihadang
119 S2_35. Selamat
120 S2_36. Vivi, Gadis Manja
121 S2_37. Ditinggalkan...
122 S2_38. Johan Dan Berlian
123 S2_39. Kamu!
124 S2_40. Kekasih Berlian
125 S2_41. Menemani Johan
126 S2_42. Organisasi Bawah Tanah
127 S2_43. Berlian Sakit
128 S2_44. Dua Manusia Bodoh
129 S2_45. Kesalahpahaman
130 S2_46. Ancaman Evelyn
131 S2_47. Jadi Bahan Gosip, Lagi!
132 S2_48. Johan Kecewa
133 S2_49. Daniel
134 S2_50. Pelaku
135 S2_51. Permainan Voli
136 S2_52. Kembar?
137 S2_53. Terry Merasa
138 S2_54. Hukuman Bryan
139 S2_55. Keyakinan Daniel
140 S2_56. Masalah Berlian
141 S2_57. Wilson Yang Jahat
142 S2_58. Kekhawatiran Johan
143 S2_59. Marta Yang Psikopat
144 S2_60. Tidak Mengelak
145 S2_61. Kematian Marta
146 S2_62. Ungkapan Perasaan
147 S2_63. Clara Akan Membuat Perhitungan
148 S2_64. Clara Berpura-pura Tidak Tahu
149 S2_65. Reina
150 S2_66. Reina dan Daniel
151 S2_67. Perubahan Karakter Dalam Satu detik
152 S2_68. Putus
153 S2_69. Mengejar Johan
154 S2_70. Tidak Bisa Kembali Menjadi Sepasang Kekasih
155 S2_71. Bersedia Menunggu
156 S2_72. Rezvan dan Clara
157 S2_73. Kecelakaan
158 S2_74. Johan Bertemu Maxim
159 S2_75. Jalan Hidup Yang Beda
160 S2_76. Ambisi Ferry
161 S2_77. Alasan Berlian
162 S2_78. Amarah Berlian
163 S2_79. Mengambil Alih
164 S2_80. Dilarang Masuk
165 S2_81. Hardi Kritis
166 S2_82. Meninggalnya Hardi
167 S2_83. Berlatih Drama Untuk Melawan Mertua
168 S2_84. Apa Kamu Tertarik?
Episodes

Updated 168 Episodes

1
Bab_1. Aku Bukan Wanita Penghibur
2
Bab_ 2. Wanita Itu Terlalu Berani
3
Bab_3. Mereka?
4
Bab_4. Memilih Mereka
5
Bab 5. Firasat Sean
6
Bab_6. Laura
7
Bab_7. Maxim Benjamin Marcus
8
Bab_8. Evelyn Sylvaina Marcus
9
Bab_9. Keputusan
10
Bab_10. Bisik-bisik Di Kursi Belakang
11
Bab_11. Bertemu Justin
12
Bab_12. Memasak Untuk Keluarga
13
Bab_13. Sean Sudah Belok?
14
Bab_14. Persalinan Evelyn
15
Bab_15. Bryan Kelviano Marcus
16
Bab_16. Berlian Freyanica Marcus
17
Bab_17. Berkunjung Ke Markas
18
Bab_18. Serangan Di Markas
19
Bab_19. Siasat
20
Bab_20. Aku Kembali
21
Bab_21. Butuh Waktu
22
Bab_22. Menerima Tantangan
23
Bab_23. Bertemu Sean
24
Bab_24. Bekas Luka
25
Bab_25. Menjemput Evelyn
26
Bab_26. Masih Anak Kecil
27
Bab_27. Mereka Mirip Anda
28
Bab_28. Siapa Ibu Mereka?
29
Bab_29. Tamu Tak Diundang
30
Bab_30. Hukuman Si Kembar
31
Bab_31. Cemburunya Sean
32
Bab_32. Hukuman Evelyn
33
Bab_33. Kamu Milikku
34
Bab_34. Tidak Memiliki Kesempatan
35
Bab_35. Kita Bisa Memeriksanya
36
Bab_36. Melamarmu
37
Bab_37. Akulah Ayah Mereka
38
Bab_38. Bryan Terluka
39
Bab_39. Dad...
40
Bab_40. Membawa Kalian Pulang
41
Bab_41. Amarah Vina
42
Bab_42. Loading Lama
43
Bab_43. Metode Kebiri Seperti Apa Yang Kamu Inginkan?
44
Bab_44. Pelukan Kebahagiaan
45
Bab_45. Gantian Menginap
46
Bab_46. Undangan Makan Malam
47
Bab_47. Makan Malam
48
Bab_48. Dalang Dibalik Layar
49
Bab_49. Kesepakatan Bisnis
50
Bab_50. Penghianat
51
Bab_51. Louis Ferginand
52
Bab_52. Hukuman
53
Bab_53. Berkunjung Ke Kediaman Winata
54
Bab_54. Apa Yang Terjadi?
55
Bab_55. Kekacauan Kecil
56
Bab_56. Perbincangan di Malam Pertama
57
Bab_57. Apa Kamu Cemburu?
58
Bab_58. Hari Yang Sempurna
59
Bab_59. Ingin Adik
60
Bab-60. Menjadi Bintang Iklan
61
Bab_61. Sebuah Penyelamatan
62
Bab_62. Menghadapi Bersama
63
Bab_63. Membuat Sean Tercengang
64
Bab_64. Penculikan
65
Bab_65. Musibah Dan Anugerah
66
Bab_66. Menyerah?
67
Bab_67. Ledakan!
68
Bab_68. Mana Kembang Apinya?
69
Bab_69. Khawatir
70
Bab_70. Hancurnya Rubah Merah
71
Bab_71. Karma
72
Bab_72. Kejutan
73
Bab_73. Aku Akan Memeriksanya
74
Bab_74. Gara-gara Telur Gulung
75
Bab_75. Kondisi Evelyn
76
Bab_76. Pengakuan Ani
77
Bab_77. Kondisi Evelyn 2
78
Bab_78. Bangunlah Sayang
79
Bab_79. Tidak Akan Membiarkan
80
Bab_80. Evelyn Sadar
81
Bab_81. Tentang Gunung
82
Bab_82. Pesta Perayaan Yang Terganggu
83
Bab_83. Happy Ended
84
See You Bye Bye
85
S2_1. Berlian Gadis SMA
86
S2_2. Diamond
87
S2_3. Siswa Baru
88
S2_4. Minat Clara
89
S2_5. Supir Tampan
90
S2_6. Rencana Tersembunyi
91
S2_7. Bantuan Rezvan
92
S2_8. Tentang Johan
93
S2_9. Berlian Yang Tak Tersentuh
94
S2_10. Hukuman Rezvan
95
S2_11. Minta Tanda Tangan
96
S2_12. Milik Monyet
97
S2_13. Bagaimana?
98
S2_14. Sopir Milik Berlian
99
S2_15. Johan dan Rezvan
100
S2_16. Menepati Janji?
101
S2_17. Berlian Melawan
102
S2_18. Norman Adiguna
103
S2_19. Misi Berlian
104
S2_20. Libur
105
S2_21. Pandangan Alisya
106
S2_22. Bertemu Vivi Lagi
107
S2_23. Rencana Vivi
108
S2_24. Berlian Diserang
109
S2_25. Berlatih Menunggang Kuda
110
S2_26. Ada Masalah dengan Aspradia
111
S2_27. Johan Tiba
112
S2_28. Seseorang Harus Bertanggung Jawab
113
S2_29. Siapa Raka?
114
S2_30. Pengakuan Berlian
115
S2_31. Taruhan
116
S2_32. Rencana Berlian
117
S2_33. Ketahuan Johan
118
S2_34. Dihadang
119
S2_35. Selamat
120
S2_36. Vivi, Gadis Manja
121
S2_37. Ditinggalkan...
122
S2_38. Johan Dan Berlian
123
S2_39. Kamu!
124
S2_40. Kekasih Berlian
125
S2_41. Menemani Johan
126
S2_42. Organisasi Bawah Tanah
127
S2_43. Berlian Sakit
128
S2_44. Dua Manusia Bodoh
129
S2_45. Kesalahpahaman
130
S2_46. Ancaman Evelyn
131
S2_47. Jadi Bahan Gosip, Lagi!
132
S2_48. Johan Kecewa
133
S2_49. Daniel
134
S2_50. Pelaku
135
S2_51. Permainan Voli
136
S2_52. Kembar?
137
S2_53. Terry Merasa
138
S2_54. Hukuman Bryan
139
S2_55. Keyakinan Daniel
140
S2_56. Masalah Berlian
141
S2_57. Wilson Yang Jahat
142
S2_58. Kekhawatiran Johan
143
S2_59. Marta Yang Psikopat
144
S2_60. Tidak Mengelak
145
S2_61. Kematian Marta
146
S2_62. Ungkapan Perasaan
147
S2_63. Clara Akan Membuat Perhitungan
148
S2_64. Clara Berpura-pura Tidak Tahu
149
S2_65. Reina
150
S2_66. Reina dan Daniel
151
S2_67. Perubahan Karakter Dalam Satu detik
152
S2_68. Putus
153
S2_69. Mengejar Johan
154
S2_70. Tidak Bisa Kembali Menjadi Sepasang Kekasih
155
S2_71. Bersedia Menunggu
156
S2_72. Rezvan dan Clara
157
S2_73. Kecelakaan
158
S2_74. Johan Bertemu Maxim
159
S2_75. Jalan Hidup Yang Beda
160
S2_76. Ambisi Ferry
161
S2_77. Alasan Berlian
162
S2_78. Amarah Berlian
163
S2_79. Mengambil Alih
164
S2_80. Dilarang Masuk
165
S2_81. Hardi Kritis
166
S2_82. Meninggalnya Hardi
167
S2_83. Berlatih Drama Untuk Melawan Mertua
168
S2_84. Apa Kamu Tertarik?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!