Setelah mengayuh sepeda selama 10 menit, akhirnya Juni dan Erlina sampai ke peternakan, Juni mengajak Erlina untuk memarkir sepedanya di dekat alun-alun yang biasanya digunakan untuk bersantai oleh para pengunjung rekanan bisnis ayahnya.
Juni meminta Erlina untuk menaruh barang bar,,,angnya di alun-alun itu, hari ini peternakan sangat sepi karena pegawai dan pekerja lapangan sedang libur, jadi hanya ada satpam yang bertugas serta mengamankan peternakan, dan beberapa karyawan yang ada jadwal piket untuk weekend ini. Juni langsung menggandeng tangan Erlina dengan spontan dan mengajaknya ke alun-alun.
Setelah Erlina menaruh bekal makan siangnya, beberapa menit kemudian mereka langsung menuju kandang sapi yang berada 500 m dari tempat tersebut, Erlina berlari kegirangan menuju lokasi tujuan, terlihat sapi-sapi yang sangat banyak.
" Udah lama banget Aku mau ke sini, kangen banget sama sapi-sapi." Erlina mengatasi ekor sapi yang berdiri di depannya.
" Tumben banget kangen sama sapi-sapi? nggak sekalian kangen sama yang punya?" Joni melipat kedua tangannya di bawah dada, dan memandangi Erlina sambil mengejeknya.
" Juni, bisa nggak seharian ini nggak ngomong kayak gitu! aku juga butuh ketenangan nikmati suasana betulan ini, jadi jangan bikin mood aku kacau ya!"
" Baiklah tuan putri, Perkataan mu adalah perintah bagiku!"
" Oh ya Jun, boleh nggak sekalian aku belajar memeras susu sapi, kan lumayan buat kita minum nanti pas makan siang, mumpung aku bawa coklat sekalian bikin susu coklat hangat."
" Ide bagus tuh, Ya udah tunggu disini dulu ya aku mau ambil ember dan sarung tangan."
" Oke Juni, kalau gitu aku mau cuci tangan dulu ya."
" Nanti kamu jadi tangannya di sebelah kanan aja, soalnya yang sebelah kiri aku belum isi lagi Sabun nya."
" Oke, kau jangan lama-lama nanti susah lagi di sini kita ketemu di sini"
" Ternyata peternakannya untuk berubah juga ya, udah makin modern dibanding tahun lalu, padahal peternakannya deket banget dari rumah, tapi jarang-jarang banget Aku diajak kesini... " Erlina terus berkembang sebagai mencuci tangannya, game meninggalkan kelas hanya sedikit kecewa karena jarang sekali mengajaknya berkunjung ke peternakan sapi. lanjut dia membasuh mukanya, yang terlihat sedikit kusam karena berkeringat sehabis bersepeda. Erlina menatap cermin yang memiliki ukuran 10 * 1 setengah meter.
" Erlina Andaikan kamu tahu, tapi ya sudahlah biarkanlah saja hanya mengalir seperti air, Aku ingin melihat akan sampai pada tepian yang mana." Juni mengeluarkan ember yang sudah disterilisasi.
Kemudian mereka bertemu di tempat semula, Juni membersihkan ember yang sudah dia ambil, setelah itu Juni memberikan sepasang selop tangan yang berbahan dari nitril. Juni membantu Erlina memakai selop tangan, Erlina mengulurkan tangan kanan dan tangan kirinya memakai selow tangan dibantu oleh Juni layaknya seorang dokter bedah plastik.
Mereka berdua berjalan berdampingan menuju salah satu sapi, mereka berdua segera memeras susu sapi yang berada di depannya, Elina nampak aku mengambil susu sapi tersebut, kemudian dengan lihainya Juni menunjukkan cara bagaimana melakukannya, beberapa menit kemudian datang salah satu pengurus ternak, memastikan Apakah sapi-sapi tersebut sudah menghabiskan makanannya.
" Selamat pagi Pak Juni, Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pegawainya.
" Tidak Pak terima kasih, Bagaimana Apakah pekerjaan bapak sudah selesai?"
" Sudah Pak Juni, tinggal satu kandang ini saja yang belum saya periksa, kalau begitu saya permisi dulu ya, semoga hari liburan anak menyenangkan, pamit non"segera setelah itu pegawai tersebut meninggalkan kandang sapi.
" Oh Ya Pak terima kasih, Semoga hari ini kerjaannya nggak terlalu berat ya! Selamat berakhir pekan" Juni dan Elina bergantian.
" Erlina, kamu mau lomba nggak? siapa yang duluan bisa memeras susu sapi lebih banyak!"
" Boleh juga ide mu Jun, tapi peluang aku menang kecil, Biar bagaimanapun kamu pasti lebih lihai, Kamu kan sering ke sini bantuin ayahmu😅"
" Pertanyaan aku kamu mau enggak? masalah keahlian dan pengalaman Siapa tahu kamu bisa lebih cepat dari aku."
" Sebenarnya sih aku nggak yakin, tapi nggak ada salahnya sih coba."
" Tapi nanti yang kalah dihukum ya!"
" Tuh kan ujung-ujungnya menguntungkan kamu, aku nggak mau ah, berani jamin aku kalah."
"Ini nih anak muda zaman sekarang, belum berperang udah menyerah duluan!"
" Ya udah deh, aku coba! siapa tau bisa menang"
"Good job Lin, Ok dalam hitungan tiga kita mulai, waktunya 5 menit. Satu, dua, tiga mulai!"
Juni melanjutkan memeras susu yang ada di hadapannya, karena Elina baru belajar, hasil susu yang Erlina dapat tidak sebanyak yang Juni dapat, mereka berdua memutuskan untuk terus menambah waktu lomba lagi 5 menit untuk berlomba terus, siapa yang duluan selesai boleh memilih makan siang duluan.
"Ok time out, sekarang kita ukur susu yang kamu berhasil peras." Juni mengambil susu nya dan susu Erlina kemudian mengukurnya dalam tabung Ukur, di sana ada yang berhasil mengumpulkan 180 ml susu, kemudian Juni berhasil mengumpulkan 200 ml susu. " Oke jadi sudah kita putuskan pemenangnya adalah aku😋😊, kamu kan seneng kan kalo aku seneng" Juni mengejek Erlina yang kalah 20 ML susu.
" Aku bilang juga apa, jadi harus masuk permainan Juni, ini pasti udah kamu rencana indah di rumah?🤗☺"
" Erlina Erlina, kamu selalu berprasangka buruk, tapi terserahlah kamu pikir apa yang terpenting sekarang kamu kalah, jadi kamu harus dihukum"
" Ya nggak apalah hitung-hitung bantu teman bahagia, ' bahagia di atas penderitaan orang,,,,, lain', cepat katakan kamu apa!"
” Karena aku menang aku Aku milih makan siang lebih dulu dari kamu, terus kamu harus bikin susu coklat sendiri! jadi aku diam aja"
" Oke sip, Aku kira hukumannya bakal berat, ternyata kata-kata keahlian aku."
Juni dan Erlina kemudian merapikan semua peralatan yang sudah dia pergunakan, kemudian Juni dan Erlina pergi menuju alun-alun tempat dia menaruh makan siang, Doni dan Rina mencuci tangannya bersama. Juni menunjukkan dapur staf pegawai, meminta Elina memasak susu coklat hangat, kemudian Juni yang merasa tidak tega melihatnya Erlina mengerjakannya sendiri, akhirnya Juni memutuskan untuk membantu Erlina dan menunggunya sampai selesai.
" Juni kamu istirahat aja duluan di alun-alun, nanti aku nyusul, kamu mau di es apa enggak?"
" Nggak ah aku tungguin kamu di sini aja, habis aku takut sendirian di alun-alun, tapi sebenarnya takut kalau kamu ngisi obat pencuci perut di susuku"
" Juni😤😤😤"
"😋 Ups, bercanda!"
Kemudian Erlina dan Juni acara menuju alun-alun membawa susu coklat yang Sudah mereka buat, karena cuaca cukup panas di luar, akhirnya rencana awal yang mereka ingin menikmati susu coklat hangat, menjadi es susu coklat.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Komang Ferela
ciee juni mulai berani menggoda si erlina 🤓
2021-09-07
0