Hari ini Erwinto dan Dinda Lestari akan melakukan sesi foto prewedding di 5 tempat dengan tema kostum yang berbeda, tempat pertama yang mereka selalu idamkan adalah berfoto di kebun teh yang luas, kemudian hari keduanya akan dilakukan dengan sesi foto di air terjun, hari berikutnya di kebun binatang, dan dua sisi foto yang lumayan cukup unik dilakukan di di jalan raya yang penuh dengan kemacetan kemudian dilanjutkan di perkantoran, memang temanya terdengar sangat aneh namun mereka ingin membuat sesuatu yang berbeda.
Erwinto menghubungi pihak wedding organizer, yang langsung mengambil foto untuk pre-wedding, Erwinto bangun pagi-pagi hari ini untuk menghubungi pihak ketiga yang akan melaksanakan acara pernikahannya nanti dengan Dinda Lestari. Walau agak capek, tapi muka Erwin sangat antusias dan bersemangat dalam merencanakan setiap tahapan dalam acara pernikahannya.
Setelah bangun pagi ini Erwinto segera makan pagi bersama keluarganya, dengan hidangan yang tidak terlalu banyak mereka menikmati sarapan dengan sangat senang, terlihat disana kakek Santoso memulai percakapan di meja makan, dan Erwin menjawab dengan sangat baik.
"Jadi kamu dan Dinda melakukan sesi foto prewedding hari ini?" kakek Santoso.
"Jadi kek, semuanya udah Erwin persiapkan sesuai dengan permintaan Dinda, doain ya biar hari ini berjalan dengan lancar"
"Ya mudah-mudahan sesi pemotretan hari ini sukses, jadi tidak ada penyesalan di kemudian hari."
"Terima kasih banyak ya doanya, ngomong-ngomong MamaJadi ikut?" Tanya Erwin.
" Emangnya mau ambil foto di mana?" tanya Mama.
" Rencananya aku sama Dinda mau mengadakan sesi foto di 5 tempat yang berbeda, kami mengaturnya dalam 5 hari karena ada berapa tempat yang tidak akan terjangkau dalam sehari, jadi untuk mengakali biar nggak terlalu kecapekan kami memutuskan untuk menyelesaikannya dalam 5 hari."
" Emang mama boleh ikut,? nggak ganggu kalian berdua nih?"
" Enggak kok, sekalian tuh kalau Papa mau sekalian ikut, biar mama nggak bosen di sana!"
"Enggak ah, Mama nggak mau ganggu kerjaan papamu, soalnya kemarin dia bilang hari ini lagi sibuk." mama
”Kalau mama mau, Papa bisa ikut gabung, masalah kerjaan nanti papa hubungi sekertaris buat jadwal ulang pertemuannya" papa.
Mama terlihat sangat senang mendengar ucapan papa, mereka yang duduk saling berhadapan di meja makan sangat menikmati percakapan ditengah sarapan pagi, Erwinto melihat mama yang duduk didepannya, Erwinto menganggukan kepala pada mama, dan tersenyum sangat lepas.☺
Karena papa sudah memutuskan untuk ikut serta dalam pemotretan kali ini, Mama memutuskan untuk ikut bergabung dengan Erwinto, tidak banyak momentum kebersamaan yang mereka habiskan bersama, dalam setahun bisa dihitung dengan jari setiap acara keluarga yang mereka habiskan bersama.
Setelah sarapan Erwinto, papa dan mama segera bersiap-siap menuju lokasi pemotretan, Erwinto dan orang tuanya menggunakan mobil yang berbeda, orang tuanya berjalan duluan, karena Erwinto mau menjemput Dinda, sebelum menuju lokasi.
" Papa jalan aja duluan sama mama ya, nanti arwinto nyusul sama Dinda" Erwinto
" Iya sayang, Nanti Papa sama Mama tunggu di Villa deket kebun teh ya!" papa masuk ke dalam mobil di tempat duduk belakang Setelah Papa membukakan pintu untuk mama, setel melajukan mobilnya menuju kebun teh.
"Halo sayang, kamu siap-siap sekarang ya aku jemput" Erwin itu mengambil ponselnya dan menelepon Dina menyuruhnya untuk segera bersiap-siap menuju kebun teh untuk sesi pemotretan.
"Oke sayangku, kalau gitu aku siap-siap sekarang, Oh ya win, adikku nggak jadi ikut ya, soalnya hari ini dia ada ujian."
" Nggak apa kok, cepat siap-siap ya aku sampai 15 menit lagi, lagi pula aku punya kejutan buat kamu nanti"
" Kejutan apa sayang? kok tiba-tiba banget? Kasih tahu dong Aku penasaran"
" Nanti juga kamu tahu kalau udah nyampe Villa, dah ya aku jangan sekarang tutup teleponnya."
Hari ini jalanan tidak terlalu macet, jadi erwinto bisa mengemudikan mobilnya dengan sedikit lebih cepat, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menuju rumah Dinda bisa mencapai 20 sampai 30 menit, namun kali ini hanya dengan waktu 15 menit Erwin bisa menempuhnya, disepanjang mengemudikan mobil Erwin tuh senyum-senyum sendiri melihat jaranan, dia bersenandung senang.
Beberapa menit berlalu akhirnya Erwin tiba di rumah Dinda, Erwin turun dari mobilnya nya dan langsung menuju rumah Dinda, pintu utama rumah Dinda terbuka, setelah mengetuk pintu, Erwin tuh langsung masuk menuju ruang tamu, di sana ada nenek yang sedang duduk menonton televisi kesukaannya, pendengaran nenek yang tidak terlalu bagus membuat Erwin harus memanggilnya beberapa kali sebelum dia bisa mendengarnya.
" Selamat pagi nenek, Selamat pagi nenek, Selamat pagi nenek" Erwin harus bicara lebih keras baru nenek bisa mendengar, setelah nenek menoleh pada Erwin, Erwin kembali bertanya kepada nenek.
" Oh Erwin sudah sampai, Maaf ya nak nenek pendengarannya tidak terlalu bagus, jadi kamu bisa bicara lebih keras agar nenek bisa mendengarnya, Dinda di kamar Dia sedang bersiap-siap langsung saja naik atas!"
"Maaf ya dek ya aku bicaranya agak keras, ngapain Dek Biar Erwin tunggu di sini aja, Win nunggu Dinda di sini sama nenek, nggak ganggu nenek kan?"
" Enggak kenapa, nenek malah senang ada yang diajak ngobrol, soalnya rumah biasanya sepi Dinda sama Doni jarang di rumah kalau pagi, paling mereka pulangnya malem, nenek cuma tinggal sama pembantu aja, tapi Nenek senang mereka punya banyak kegiatan, Jadi mereka tidak terlalu merindukan orang tuanya"
" Oh iya ya Nek, sudah lama banget Aku mau ketemu mereka? terakhir ketemu dua tahun lalu, mereka memang jalan pulang ke rumah ya Nek ya?"
" Mereka memang jarang pulang ke rumah, demi mengabdi untuk dunia kesehatan, mereka rela ditugaskan di pelosok desa. nenek sangat senang memiliki anak dan menantu yang bisa berguna untuk orang lain, bukan hanya sekedar menumpuk harta dan benda"
Nenek Terdengar sangat bangga dengan anak dan menantunya, banyak hal yang tidak bisa dipaksakan di dunia ini termasuk tujuan seseorang, ada kalanya kita tidak bisa memaksakan hati kita pada orang lain, karena kita harus menyadari, kita tidak boleh melakukan sesuatu yang tidak ingin orang lain lakukan ke kita, makna sebenarnya dari kehidupan adalah mengerti tujuan kita hidup di dunia ini.
Setelah bercakap-cakap selama 15 menit, akhirnya Dinda turun dari kamarnya, terlihat gaul berwarna biru dengan sepatu biru yang dikenakan oleh Dinda sangatlah cantik dan pas untuknya, padahal ini bukan pertama kali Erwin melihat Dinda berhias, namun kali ini rasanya sangat berbeda dan membuat hatinya berdebar-debar, " cantik sekali😍" Erwin terpesona melihat indah dengan setelan biru.
"Ayo sayang kita berangkat sekarang!" ajak dinda.
"Ayo!, nenek Erwin sama Dinda pamit dulu ya, nanti di lain kesempatan kita sambung lagi obrolannya,!" Erwin minta restu dari neneknya, sembari Erwin memegang tangan kanan neneknya, kemudian diikuti dengan Dinda dibelakangnya.
"Nenek, Dinda berangkat dulu ya! nenek sehat-sehat ya! soalnya Dinda 5 hari itu enggak akan pulang ke rumah, perundang-undangan sebelum 5 hari acara pemotretannya bisa dilaksanakan lebih cepat." nenek hanya menganggukkan kepalanya dan memberikan restunya kepada mereka berdua.
Kemudian Erwin dan Dinda keluar dari dalam rumah, menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumah, karena perjalanannya cukup jauh setelah Erwin sampai di rumah Dinda dia menghubungi sopirnya untuk segera menyusul ke sana dengan menggunakan taksi, Erwin mutuskan untuk pergi bersama sopirnya agar dia bisa bersantai dalam perjalanan.
" Pak Nam Udah dari tadi nunggu di sini?" tegur Erwin.
" Tidak Tuan baru saja! mau berangkat sekarang?"
" Ya Pak Nam kita berangkat sekarang, pengemudinya santai saja ya, kita punya banyak waktu!" Erwin memberitahu Pak Nam agar mengemudi dengan santai, kemudian Erwin membukakan pintu belakang di sebelah kiri kepada Dinda, Dinda tersenyum padanya.
" Terima kasih banyak!"
" Sama-sama" Erwin kemudian berjalan menuju Pintu sebelah kanan dan duduk di sekolah Dinda.
Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, tanam segera menyalakan mobilnya, setelah mengenakan sabuk pengaman, Pak na mengemudi dengan sangat santai menuju villa di perkebunan teh yang membutuhkan waktu tempuh 3 jam. Di tengah perjalanan Pak Nam tidak berani berbicara, dia mengemudi dengan sangat disiplin, tapi dia mendengarkan Erwin dan Dinda bercakap di kursi belakang.
Erwin dan Dinda terus mengobrol sepanjang perjalanan, perjalanan selama 3 jam pun terasa sangat singkat bagi mereka yang sedang dimabuk cinta, senyum terus terlihat diwajah Erwin saat berada didekat Dinda. Sungguh sangat menyenangkan jika kita bisa bertemu dengan belahan jiwa yang juga mencintai kita seperti kita mencintai dia, menemukan belahan jiwa itu itu seperti mencari jarum ditumpukan jerami, sangat tidak mudah, produk yang banyak perjuangan dan pengorbanan, ada berapa orang yang menemukan cinta mereka dengan mudah, tanpa halangan dan rintangan, namun ada kalanya kita membutuhkan banyak sekali perjuangan untuk bisa mencapainya, dan itulah yang Erwin lakukan selama beberapa tahun terakhir, baru seperempat perjalanan menuju kebahagiaan, Hanya doa yang mampu menyertai setiap, berharap akan hari esok yang indah Erwin dan Dinda.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments