Bab 15 Persiapan Pra-wedding

Hari ini Erwinto dan Dinda Lestari akan melakukan sesi foto prewedding di 5 tempat dengan tema kostum yang berbeda, tempat pertama yang mereka selalu idamkan adalah berfoto di kebun teh yang luas, kemudian hari keduanya akan dilakukan dengan sesi foto di air terjun, hari berikutnya di kebun binatang, dan dua sisi foto yang lumayan cukup unik dilakukan di di jalan raya yang penuh dengan kemacetan kemudian dilanjutkan di perkantoran, memang temanya terdengar sangat aneh namun mereka ingin membuat sesuatu yang berbeda.

Erwinto menghubungi pihak wedding organizer, yang langsung mengambil foto untuk pre-wedding, Erwinto bangun pagi-pagi hari ini untuk menghubungi pihak ketiga yang akan melaksanakan acara pernikahannya nanti dengan Dinda Lestari. Walau agak capek, tapi muka Erwin sangat antusias dan bersemangat dalam merencanakan setiap tahapan dalam acara pernikahannya.

Setelah bangun pagi ini Erwinto segera makan pagi bersama keluarganya, dengan hidangan yang tidak terlalu banyak mereka menikmati sarapan dengan sangat senang, terlihat disana kakek Santoso memulai percakapan di meja makan, dan Erwin menjawab dengan sangat baik.

"Jadi kamu dan Dinda melakukan sesi foto prewedding hari ini?" kakek Santoso.

"Jadi kek, semuanya udah Erwin persiapkan sesuai dengan permintaan Dinda, doain ya biar hari ini berjalan dengan lancar"

"Ya mudah-mudahan sesi pemotretan hari ini sukses, jadi tidak ada penyesalan di kemudian hari."

"Terima kasih banyak ya doanya, ngomong-ngomong MamaJadi ikut?" Tanya Erwin.

" Emangnya mau ambil foto di mana?" tanya Mama.

" Rencananya aku sama Dinda mau mengadakan sesi foto di 5 tempat yang berbeda, kami mengaturnya dalam 5 hari karena ada berapa tempat yang tidak akan terjangkau dalam sehari, jadi untuk mengakali biar nggak terlalu kecapekan kami memutuskan untuk menyelesaikannya dalam 5 hari."

" Emang mama boleh ikut,? nggak ganggu kalian berdua nih?"

" Enggak kok, sekalian tuh kalau Papa mau sekalian ikut, biar mama nggak bosen di sana!"

"Enggak ah, Mama nggak mau ganggu kerjaan papamu, soalnya kemarin dia bilang hari ini lagi sibuk." mama

”Kalau mama mau, Papa bisa ikut gabung, masalah kerjaan nanti papa hubungi sekertaris buat jadwal ulang pertemuannya" papa.

Mama terlihat sangat senang mendengar ucapan papa, mereka yang duduk saling berhadapan di meja makan sangat menikmati percakapan ditengah sarapan pagi, Erwinto melihat mama yang duduk didepannya, Erwinto menganggukan kepala pada mama, dan tersenyum sangat lepas.☺

Karena papa sudah memutuskan untuk ikut serta dalam pemotretan kali ini, Mama memutuskan untuk ikut bergabung dengan Erwinto, tidak banyak momentum kebersamaan yang mereka habiskan bersama, dalam setahun bisa dihitung dengan jari setiap acara keluarga yang mereka habiskan bersama.

Setelah sarapan Erwinto, papa dan mama segera bersiap-siap menuju lokasi pemotretan, Erwinto dan orang tuanya menggunakan mobil yang berbeda, orang tuanya berjalan duluan, karena Erwinto mau menjemput Dinda, sebelum menuju lokasi.

" Papa jalan aja duluan sama mama ya, nanti arwinto nyusul sama Dinda" Erwinto

" Iya sayang, Nanti Papa sama Mama tunggu di Villa deket kebun teh ya!" papa masuk ke dalam mobil di tempat duduk belakang Setelah Papa membukakan pintu untuk mama, setel melajukan mobilnya menuju kebun teh.

"Halo sayang, kamu siap-siap sekarang ya aku jemput" Erwin itu mengambil ponselnya dan menelepon Dina menyuruhnya untuk segera bersiap-siap menuju kebun teh untuk sesi pemotretan.

"Oke sayangku, kalau gitu aku siap-siap sekarang, Oh ya win, adikku nggak jadi ikut ya, soalnya hari ini dia ada ujian."

" Nggak apa kok, cepat siap-siap ya aku sampai 15 menit lagi, lagi pula aku punya kejutan buat kamu nanti"

" Kejutan apa sayang? kok tiba-tiba banget? Kasih tahu dong Aku penasaran"

" Nanti juga kamu tahu kalau udah nyampe Villa, dah ya aku jangan sekarang tutup teleponnya."

Hari ini jalanan tidak terlalu macet, jadi erwinto bisa mengemudikan mobilnya dengan sedikit lebih cepat, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menuju rumah Dinda bisa mencapai 20 sampai 30 menit, namun kali ini hanya dengan waktu 15 menit Erwin bisa menempuhnya, disepanjang mengemudikan mobil Erwin tuh senyum-senyum sendiri melihat jaranan, dia bersenandung senang.

Beberapa menit berlalu akhirnya Erwin tiba di rumah Dinda, Erwin turun dari mobilnya nya dan langsung menuju rumah Dinda, pintu utama rumah Dinda terbuka, setelah mengetuk pintu, Erwin tuh langsung masuk menuju ruang tamu, di sana ada nenek yang sedang duduk menonton televisi kesukaannya, pendengaran nenek yang tidak terlalu bagus membuat Erwin harus memanggilnya beberapa kali sebelum dia bisa mendengarnya.

" Selamat pagi nenek, Selamat pagi nenek, Selamat pagi nenek" Erwin harus bicara lebih keras baru nenek bisa mendengar, setelah nenek menoleh pada Erwin, Erwin kembali bertanya kepada nenek.

" Oh Erwin sudah sampai, Maaf ya nak nenek pendengarannya tidak terlalu bagus, jadi kamu bisa bicara lebih keras agar nenek bisa mendengarnya, Dinda di kamar Dia sedang bersiap-siap langsung saja naik atas!"

"Maaf ya dek ya aku bicaranya agak keras, ngapain Dek Biar Erwin tunggu di sini aja, Win nunggu Dinda di sini sama nenek, nggak ganggu nenek kan?"

" Enggak kenapa, nenek malah senang ada yang diajak ngobrol, soalnya rumah biasanya sepi Dinda sama Doni jarang di rumah kalau pagi, paling mereka pulangnya malem, nenek cuma tinggal sama pembantu aja, tapi Nenek senang mereka punya banyak kegiatan, Jadi mereka tidak terlalu merindukan orang tuanya"

" Oh iya ya Nek, sudah lama banget Aku mau ketemu mereka? terakhir ketemu dua tahun lalu, mereka memang jalan pulang ke rumah ya Nek ya?"

" Mereka memang jarang pulang ke rumah, demi mengabdi untuk dunia kesehatan, mereka rela ditugaskan di pelosok desa. nenek sangat senang memiliki anak dan menantu yang bisa berguna untuk orang lain, bukan hanya sekedar menumpuk harta dan benda"

Nenek Terdengar sangat bangga dengan anak dan menantunya, banyak hal yang tidak bisa dipaksakan di dunia ini termasuk tujuan seseorang, ada kalanya kita tidak bisa memaksakan hati kita pada orang lain, karena kita harus menyadari, kita tidak boleh melakukan sesuatu yang tidak ingin orang lain lakukan ke kita, makna sebenarnya dari kehidupan adalah mengerti tujuan kita hidup di dunia ini.

Setelah bercakap-cakap selama 15 menit, akhirnya Dinda turun dari kamarnya, terlihat gaul berwarna biru dengan sepatu biru yang dikenakan oleh Dinda sangatlah cantik dan pas untuknya, padahal ini bukan pertama kali Erwin melihat Dinda berhias, namun kali ini rasanya sangat berbeda dan membuat hatinya berdebar-debar, " cantik sekali😍" Erwin terpesona melihat indah dengan setelan biru.

"Ayo sayang kita berangkat sekarang!" ajak dinda.

"Ayo!, nenek Erwin sama Dinda pamit dulu ya, nanti di lain kesempatan kita sambung lagi obrolannya,!" Erwin minta restu dari neneknya, sembari Erwin memegang tangan kanan neneknya, kemudian diikuti dengan Dinda dibelakangnya.

"Nenek, Dinda berangkat dulu ya! nenek sehat-sehat ya! soalnya Dinda 5 hari itu enggak akan pulang ke rumah, perundang-undangan sebelum 5 hari acara pemotretannya bisa dilaksanakan lebih cepat." nenek hanya menganggukkan kepalanya dan memberikan restunya kepada mereka berdua.

Kemudian Erwin dan Dinda keluar dari dalam rumah, menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumah, karena perjalanannya cukup jauh setelah Erwin sampai di rumah Dinda dia menghubungi sopirnya untuk segera menyusul ke sana dengan menggunakan taksi, Erwin mutuskan untuk pergi bersama sopirnya agar dia bisa bersantai dalam perjalanan.

" Pak Nam Udah dari tadi nunggu di sini?" tegur Erwin.

" Tidak Tuan baru saja! mau berangkat sekarang?"

" Ya Pak Nam kita berangkat sekarang, pengemudinya santai saja ya, kita punya banyak waktu!" Erwin memberitahu Pak Nam agar mengemudi dengan santai, kemudian Erwin membukakan pintu belakang di sebelah kiri kepada Dinda, Dinda tersenyum padanya.

" Terima kasih banyak!"

" Sama-sama" Erwin kemudian berjalan menuju Pintu sebelah kanan dan duduk di sekolah Dinda.

Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, tanam segera menyalakan mobilnya, setelah mengenakan sabuk pengaman, Pak na mengemudi dengan sangat santai menuju villa di perkebunan teh yang membutuhkan waktu tempuh 3 jam. Di tengah perjalanan Pak Nam tidak berani berbicara, dia mengemudi dengan sangat disiplin, tapi dia mendengarkan Erwin dan Dinda bercakap di kursi belakang.

Erwin dan Dinda terus mengobrol sepanjang perjalanan, perjalanan selama 3 jam pun terasa sangat singkat bagi mereka yang sedang dimabuk cinta, senyum terus terlihat diwajah Erwin saat berada didekat Dinda. Sungguh sangat menyenangkan jika kita bisa bertemu dengan belahan jiwa yang juga mencintai kita seperti kita mencintai dia, menemukan belahan jiwa itu itu seperti mencari jarum ditumpukan jerami, sangat tidak mudah, produk yang banyak perjuangan dan pengorbanan, ada berapa orang yang menemukan cinta mereka dengan mudah, tanpa halangan dan rintangan, namun ada kalanya kita membutuhkan banyak sekali perjuangan untuk bisa mencapainya, dan itulah yang Erwin lakukan selama beberapa tahun terakhir, baru seperempat perjalanan menuju kebahagiaan, Hanya doa yang mampu menyertai setiap, berharap akan hari esok yang indah Erwin dan Dinda.

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Singkat
2 bab 2 Dilema
3 bab 3 Menunggu tanpa Kepastian
4 bab 4 Pilihan
5 bab 5 Terjatuh dalam Kesedihan
6 bab 6 Kekecewaan dua Keluarga.
7 Bab 7 Minggu Ceria
8 Bab 8 Lembaran Baru
9 Bab 9 Truth or Dare (1)
10 Bab 10 Truth or Dare (2)
11 Bab 11 Rindu
12 Bab 12 Dinda Lestari
13 Bab 13 Restu Kakek
14 Bab 14 Pekerjaan Erwinto
15 Bab 15 Persiapan Pra-wedding
16 Bab 16 Foto Pra-Wedding
17 Bab 17 Matahari Senja
18 Bab 18 Para Tetua
19 Bab 19 Weekend
20 Bab 20 Peternakan
21 Bab 21 Makan Siang Romantis
22 Bab 22 Merasa Hampa
23 Bab 23 Surat Undangan
24 Bab 24 Kecupan
25 Bab 25 Pelukan Yang Hangat
26 Bab 26 Ayam Panggang
27 Bab 27 Cemburu (1)
28 Bab 28 Cemburu (2)
29 Bab 29 Dinner
30 Bab 30 Nanda Ekadana
31 Bab 31 Hadiah Istimewa
32 Bab 32 Mengidam
33 Bab 33 Hospital
34 Bab 34 Rumah Sakit 'Ibu & Anak'
35 Bab 35 Satu Kebenaran Untuk Mia
36 Bab 36 Ujian Hari Pertama
37 Bab 37 Penghuni Rempong
38 Bab 38 Erlina Jatuh Pingsan
39 Bab 39 Dinda Bimbang
40 Bab 40 Akhir Hubungan Juni dan Erlina
41 Bab 41 Sahabat Selamanya
42 Bab 42 Mengajak Erlina
43 Bab 43 Jalan-jalan Mencari Souvenir Pernikahan
44 Bab 44 Rujak Spesial
45 Bab 45 Tujuan Perguruan Tinggi
46 Bab 46 Melina & Kebun Strawbery
47 Bab 47 H-3 Menuju Pelaminan
48 Bab 48 H-2 Menuju Pelaminan
49 Bab 49 H-1 Menuju Pelaminan
50 bab 50 Keputusan yang tidak terduga
51 bab 51 Kehebohan
52 Bab 52 Janji Suci Pernikahan
53 Bab 53 Malam Pernikahan
54 Bab 54 Lembaran Baru
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Singkat
2
bab 2 Dilema
3
bab 3 Menunggu tanpa Kepastian
4
bab 4 Pilihan
5
bab 5 Terjatuh dalam Kesedihan
6
bab 6 Kekecewaan dua Keluarga.
7
Bab 7 Minggu Ceria
8
Bab 8 Lembaran Baru
9
Bab 9 Truth or Dare (1)
10
Bab 10 Truth or Dare (2)
11
Bab 11 Rindu
12
Bab 12 Dinda Lestari
13
Bab 13 Restu Kakek
14
Bab 14 Pekerjaan Erwinto
15
Bab 15 Persiapan Pra-wedding
16
Bab 16 Foto Pra-Wedding
17
Bab 17 Matahari Senja
18
Bab 18 Para Tetua
19
Bab 19 Weekend
20
Bab 20 Peternakan
21
Bab 21 Makan Siang Romantis
22
Bab 22 Merasa Hampa
23
Bab 23 Surat Undangan
24
Bab 24 Kecupan
25
Bab 25 Pelukan Yang Hangat
26
Bab 26 Ayam Panggang
27
Bab 27 Cemburu (1)
28
Bab 28 Cemburu (2)
29
Bab 29 Dinner
30
Bab 30 Nanda Ekadana
31
Bab 31 Hadiah Istimewa
32
Bab 32 Mengidam
33
Bab 33 Hospital
34
Bab 34 Rumah Sakit 'Ibu & Anak'
35
Bab 35 Satu Kebenaran Untuk Mia
36
Bab 36 Ujian Hari Pertama
37
Bab 37 Penghuni Rempong
38
Bab 38 Erlina Jatuh Pingsan
39
Bab 39 Dinda Bimbang
40
Bab 40 Akhir Hubungan Juni dan Erlina
41
Bab 41 Sahabat Selamanya
42
Bab 42 Mengajak Erlina
43
Bab 43 Jalan-jalan Mencari Souvenir Pernikahan
44
Bab 44 Rujak Spesial
45
Bab 45 Tujuan Perguruan Tinggi
46
Bab 46 Melina & Kebun Strawbery
47
Bab 47 H-3 Menuju Pelaminan
48
Bab 48 H-2 Menuju Pelaminan
49
Bab 49 H-1 Menuju Pelaminan
50
bab 50 Keputusan yang tidak terduga
51
bab 51 Kehebohan
52
Bab 52 Janji Suci Pernikahan
53
Bab 53 Malam Pernikahan
54
Bab 54 Lembaran Baru
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!