Malam sudah semakin larut, orang tua Erwin dan Dinda asyik mengobrol di lobby Villa, mereka saling bertanya satu sama lain tentang kehidupan putra-putri mereka, dengan ditemani secangkir kopi dan teh lengkap dengan biskuit dan kue-kue yang renyah.
"Sudah jam 8 tapi anak-anak belum balik juga" mama melihat jam di dinding villa.
"Biarkan saja, namanya juga anak muda!" papa menenangkan mama.
"Jadi ingat masa pacaran dulu ya yah,?" lanjut ibu Dinda.
"Iya Bun, kalau udh keluar pasti sering lupa waktu, tiba-tiba udah malam aja😋"
Sudah lumayan lama erwin dan dinda keluar belum kunjung balik ke villa, tapi orang tua mereka asik menikmati perapian yang hangat, di ruang tamu villa, mereka memiliki perapian kecil yang lumayan menghangatkan badan di malam hari, cuaca yang terasa dingin dimalam hati, membuat mereka nyaman jika bisa saling ngobrol di dekat tungku yang hangat.
"Tolong jaga Dinda ya buk, saya titipkan Dinda, jangan segan-segan memarahinya kalau dia melakukan kesalahan, perlakukan saja seperti anak sendiri" ibu dinda memegang tangan calon besannya, dengan lembut terdengar suara hati yang di sampaikan dari dasar hati.
"Tentu, tentu kami akan menjaganya seperti putri kami sendiri, sangat bahagia rasanya jika melihat anak-anak bisa menjaga pasangan satu sama lain" mama meyakinkan calon besannya.
"Dinda anaknya sangat manja kalau berada didekat orang-orang yang menyayangi nya, namun ada saatnya dia bisa menjadi anak yang sangat mandiri saat kami tidak di sisi nya."
"Begitu kah😊😉, anak yang sangat cerdas" puji mama.
Para bapak asik duduk disebelah kanan tungku perapian, Susana yang hangat membuat mereka sangat menikmati momentum yang langka, dimana saat para tetua asik membahas kehidupan putra-putri mereka, obrolan para lelaki kadang sulit dipahami, kalau ibu-ibu ngumpul kadang ujung-ujungnya malah ngegosip🤣.
"Bagaimana kondisi kesehatan mereka yang ada di pelosok?" papa memulai percakapan.
"Semua nya bisa berjalan lancar, karena rasa kekeluargaan mereka masih sangat kental, saat ada salah satu warga yang sakit, semua ikut gotong-royong bersama, sungguh suasana kekeluargaan yang hangat" ☺ayah sembari menyeruput teh di depannya.
"😀 Pasti sangat menyenangkan bisa mensyukuri keadaan, kepuasan sejati adalah mengetahui tujuan hidup kita bagi orang lain, bikin iri saja" papa memuji.
"😂😂hahaha, anda bisa saja, pujiannya saya terima" ayah Dinda menggunakan bahasa yang sangat formal.
"Oh ya, ada yang ingin saya tanyakan?"
"Tentu, tanyakan saja!"
"Apa boleh kami menjadi donatur tetap? ingin rasanya ikut membantu mereka yang membutuhkan, walaupun kami tidak bisa membantu dengan tenaga, tapi kami akan berusaha semampunya membantu"
"Tentu saja, bantuan ada pasti akan sangat membantu bagi mereka di sana, senang sekali rasanya bertemu dengan keluarga yang peduli sesama, nanti saya akan bantu urus berkas nya."
"Terimakasih banyak bantuannya." papa memegang tangan calon besannya.
"Dinda sangat beruntung, dia akan memiliki keluarga baru yang baik seperti anda, saya sangat berterima kasih, tolong jagalah anak kami!" ayah membalas memegang tangan calon besannya.
"Tidak perlu sungkan begitu, Kamilah yang harus berterima kasih karena anda memberikan kami seorang putri yang cantik dan cerdas seperti Dinda."
Seperti itulah kehidupan, seorang Ayah harus merelakan putrinya ketika mereka sudah menemukan Pasangan yang tepat, hanya Restu dan doa terbaik untuk mereka para putra-putri yang akan selalu menjadi anak kecil di mata orang tuanya.
"Seru banget ini para bapak-bapak ngobrolnya" mama menghampiri papa yang duduk disebelah calon besannya, sambil membawakan cemilan.
"Biasa aja kok ma, ini kita berdua para bapak-bapak lagi membicarakan hal yang seru."
"Rupanya begitu, ya udah lanjutin dah pembicaraan nya" mama balik menghampiri ibu Dinda.
"Memang begitulah para lelaki kalau udah nemu topik pembicaraan yang pas, pasti lupa lingkungan sekitar" ibu Dinda, "Bahkan mereka lupa kita ada di dekat nya."
"Ternyata Ayahnya Dinda begitu juga? saya kira papanya Erwin aja yang begitu!" 😄
"Begitulah lelaki, tapi apa daya kita, memang seperti itu adanya, mereka juga terkadang membutuhkan pendengar yang baik, sebagai tempat untuk berbagi suka dan duka"
"Kalau dipikir-pikir begitulah mereka para lelaki, kadang merasa senggang pada istri sendiri, untungnya papa Erwin mau berbagi suka-sukanya."
"Saya juga berharap nanti anak-anak punya rumah tangga yang rukun, harmonis, dan yang paling penting menjaga komunikasi untuk menghindari rasa curiga"
"Semoga begitu!" Mama Erwin meneguk tehnya yang masih ¼ gelas lagi.
"Ngomong-ngomong ini anak-anak kok belum pada balik ya?" giliran ibu Dinda melihat jam tangannya. " Ayah gak nelpon Dinda? kira-kira dia sama Erwin lagi dimana ini?" Ibu Dinda menyuruh suaminya untuk menghubungi Dinda.
" Nggak usahlah Bunda! mereka sudah besar, sudah bisa menjaga diri sendiri, santai sajalah sedikit." Ayah Dinda sangat tenang.
Para wanita terkadang memiliki ke khawatiran yang sangat berlebihan saat mereka sudah menjadi seorang Ibu, ke khawatiran meningkat hingga ke ubun-ubun, seringkali lupa mengontrol sikap dan perilakunya.
"Jangan terlalu dicemaskan anak-anak diluar sana, paling dingin-dingin gini pergi nyari jagung bakar🤗" Papa Erwin lanjut menenangkan hati para wanita.
"Mama kirim pesan singkat gak dibalas, dari tadi mencoba menghubungi no handphone Erwin, tapi gak aktif, gimana nggak khawatiran coba?"
"Saya juga setuju, anak-anak kalau udah diluar emang sering lupa waktu, bahkan lupa mengirim pesan singkat, padahal kalau di bilang dari awal mau pulang jam berapa, kita pasti lebih tenang"
Para Lelaki hanya menggelengkan kepala mereka, sedang para ibu sedang sibuk menghubungi no anak mereka masing-masing, namun setelah berusaha 5 menit terus menghubungi no mereka, akhirnya Erwin dan Dinda menampakan mukanya di depan pintu, mereka langsung masuk dan menemui orang tua mereka masing-masing.
"Selamat malam semuanya, kami pulang😋" Erwin.
"Selamat malam semuanya" Dinda, "Maaf kami telat, habis Erwin ngajak nyari jagung bakar"
"Terus bagaimana? apakah sudah ketemu ?" Ibu Dinda.
"Dapat kok Bunda, tapi lumayan jauh juga keliling nyari jagung bakar nya, akhirnya setelah keliling gak ketemu, ternyata malah nemu di depan pintu masuk villa, beneran konyol banget rasanya😅" Dinda menjelaskan dengan panjang lebar.
" Benar kan Ma? kata papa juga apa, pasti anak-anak lagi nyari jagung bakar" Papa merasa senang tebakannya benar, papa melihat ke arah Erwin dan mengangguk pelan padanya, mereka langsung tersenyum memandang satu sama lainnya.
"Papa emang top, paling mengerti Erwin, bahkan ide Erwin nyari jagung bakar aja bisa ditebak dengan sangat mudah"
"Maaf ya semuanya, kami membuat kalian khawatir" Dinda menundukkan kepalanya, meminta maaf dengan tulus.
Erwin hanya berdiri tegap, kemudian Dinda menoleh nya, karena Erwin tidak juga paham, akhirnya Dinda memegang kepala Erwin, dan memaksanya menundukkan kepala juga, mereka para Tetua hanya melongo melihat tingkat Dinda yang berani.
"😮😮😮😂"
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Komang Ferela
calon kluarga yg kompak ya thorr 😎😎
2021-09-07
0