Satu minggu berlalu dengan sangat cepat, kekecewaan seminggu yang lalu masih membekas di hati 2 keluarga. Sekarang adalah hari minggu harusnya hari ini kakek Santoso menemui Erlina, namun karena ada kendala dan suatu hal pertemuan diundur jadi sabtu depan, hari-hari berlalu silih berganti dari hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu dan Minggu, sangat biasa kalau kita tidak mensyukuri nya itulah yang akan kita rasakan.
Tanpa komunikasi walaupun lewat pesan singkat atau telepon, Erwin dan Elina tidak saling menghubungi satu sama lain, dulu juga sama sebelum pertemuan dua minggu lalu mereka juga tidak saling bertegur sapa di sosial media, paling kalau Erlina kangen sama Erwin sesekali Erlina membuka sosial medianya untuk melihat foto terbaru Erwin.
Akhirnya akhir pekan datang dengan sangat cepat sedikit demi sedikit rasa sakit di hati sudah mulai terobati, biar Lina mengisi hari-harinya dengan belajar untuk mempersiapkan Ujian Nasional nanti, sepulang sekolah Elina pulang dengan berjalan kaki karena sekolah SMA nya tidak terlalu jauh dari rumahnya hanya berjarak 1 km, hari ini Erlina berjalan pulang bersama Mia dan Juni, rumah Mia adalah rumah yang paling dekat dengan sekolah selanjutnya Erlina barulah rumah Juni.
Erlina berjalan beriringan dengan Juni, Juni adalah temannya dari Erlina SD kelas 4, karena Juni adalah pindahan dari kota, alasan Juni pindah ke desa karena Ayah Juni mendirikan pabrik susu perah di desa SK, kalau dibandingkan dengan usaha Erwin memang tak begitu besar, namun usaha keluarga Juni boleh dikatakan lumayan, semenjak saat itu Juni terus berteman dengan Erlina pada saat kelulusan SD Juni disuruh melanjutkan sekolahnya di SMP yang ada di kota, namun Juni menolaknya begitupun saat masuk ke SMA, Juni selalu pergi ke sekolah yang sama dengan Erlina alasannya cukup sederhana karena Erlina adalah sahabatnya, teman pertama yang Juni miliki saat Juni tiba di desa.
Akhirnya Erlina sampai di rumahnya, sudah terlihat mobil kakek Santoso dan mobil kak Erwin yang parkir di depan rumah Erlina, Juni sangat penasaran Siapakah tamu yang berkunjung ke rumah Erlina, ingin Juni bertanya tentang mereka namun Juni sangat tidak ingin menanyakan sesuatu hal yang tidak ingin Erlina ceritakan kepada padanya.
Memang Juni dan Erlina tinggal di desa yang sama bersekolah di sekolah yang sama namun Juni tidak mengenal keluarga Abdi Santoso, dikarenakan setiap keluarga Abdi Santoso menghabiskan liburannya di rumah Erlina, di waktu yang sama Juni juga tidak pernah menghabiskan malam tahun barunya di desa, melainkan Juni dan keluarganya akan menghabiskan malam tahun baru di kota, di rumah nenek dari ibunya, Itulah sebabnya Kenapa Juni tidak pernah mengenal keluarga Abdi Santoso, apalagi tentang Perjodohan Erlin dan Erwin, karena Erlina tidak pernah menceritakan masalah tersebut pada Mia ataupun Juni.
"Ayo masuk duluan Lin! nanti aku akan pergi setelah melihatmu masuk kedalam rumah"
"Kenapa selalu begitu Jun? masih saja selalu sama seperti waktu SD, bahkan sekarang sudah terbiasa dengan suruhan itu!"
"Sudah lah, aku senang dan baru bisa merasa tenang kalau kamu sudah masuk kedalam rumah, itu menandakan kamu sudah aman"
"Oke bos, erlin masuk dulu ya, sampai ketemu hari senin, bye!" Erlina kemudian masuk kedalam rumahnya, setelah melambaikan tangannya pada Juni.
Erlina berjalan masuk menuju rumahnya, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Erlina masuk begitu saja, namun tak ada satu orang pun yang ada di dalam ruangan itu, Elina terus berjalan menuju kamarnya tanpa mencari mereka ada dimana, Erlina kemudian mandi dan mengganti seragamnya dengan baju yang biasa dia kena kan, setelah selesai mandi Elina langsung menuju dapur dan menikmati makan siangnya sendiri, Erlina nampak sangat santai walaupun dia sudah melihat mobil yang terparkir di depan rumahnya, Erlina menghabiskan makan siangnya dengan sangat lahap. kemudian setelah makan siang Erlina langsung menuju kamarnya Mengambil buku pelajaran dan menyelesaikan PR untuk hari ini.
" Rumah nampak sepi sekali hari ini, padahal mobil kakek Santoso dan mobil kak Erwin sudah parkir di depan rumah, namun orangnya tidak kunjung kelihatan di ruang tamu" sejenak Erlina berpikir, lanjutnya "Ah bodoh amat, Lebih baik aku menyelesaikan PR ku untuk besok dikumpul pagi-pagi, padahal besok hari Minggu tapi guru memberikan tugas yang sangat banyak yang harus dikumpul besok pagi juga." sembari Erlina membuka setiap lembar PR yang harus diselesaikannya.
Karena tugas sekolah yang terlalu banyak, Erlina sampai ketiduran di meja belajar, Erlina tidak memperhatikan waktu yang sudah semakin sore, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Elina terbangun karena mendengar suara yang ramai di luar kamarnya, kemudian Erlina merapikan bukunya dan mengecek pr-nya apakah sudah benar ataukah belum, 10 menit setelah itu Erlina pergi keluar dan tidak lupa dia mencuci muka terlebih dahulu di kamar mandi dan merapikan sisiran rambutnya setelah siap Erlina langsung keluar menemui kakek Santoso yang mungkin saja sudah berada menunggu di ruang tamu.
" Maaf semuanya Elina Tadi ketiduran setelah mengerjakan PR," Erlina
" Tidak apa-apa nak Mama mengerti kalau kamu harus memprioritaskan tanggung jawab mu sebagai seorang murid, kami bisa menunggu" jawab Mama Lilia Ibu dari Erwin.
" Tidak usah terburu-buru, hari ini kami menginap di sini dan besok bisa pergi jalan-jalan bersama" Jawab Papa dito ayah dari Erwin.
" Ayo Erlina duduk di sini dekat Kakek!" pinta kakek Pada Erlina.
Di sebelah kakek Santoso ada Erwin yang duduk di sebelah kirinya, dan Elina disuruh duduk di sebelah kiri Erwin. Erwin hanya diam saja dan belum menyapa Erlina, kemudian kakek mengawali percakapan.. "Sebelumnya saya ingin meminta maaf terlebih dahulu kepada keluarga Bapak Ekadana, karena perjanjian yang telah saya buat dengan kakek dana telah membuat Erlin dan Erwin terjebak dalam situasi yang sangat sulit seperti sekarang. Ternyata apa yang aku pikirkan tentang kebahagiaan Erwin ternyata tidak sesuai dengan keinginannya" kakek Santoso menundukkan kepalanya saat bicara kepada ayah Erlin yang duduk di sebelah kanannya.
" Sekarang kakek mau bertanya padamu Erwin. Apakah benar kamu tidak bisa mempersunting Erlina sebagai istrimu?"
" Maafkanlah aku kakek, Elina sudah aku anggap seperti adik ku sendiri, kami tumbuh besar bersama seperti seorang kakak dan adik. Kalau boleh jujur Erwin hanya menyayangi Erlina sebagai adik tidak lebih"
" Kalau begitu sekarang kakek mau bertanya padamu Erlina, tolong jawab pertanyaan kakek dengan penuh kejujuran tanpa ada satu hal pun yang harus di tutup-tutupi" kakek bertanya bergiliran.
" Silakan kek kalau mau bertanya, selama Erlina bisa menjawab Erlina akan menjawabnya dengan sepenuh hati."
" Kakek cuma ingin tahu bagaimana perasaan Erlina yang sesungguhnya terhadap Erwin?"
" Kalau Erlina boleh mengatakannya secara jujur, sebenarnya Elina sangat mencintai kak Erwin, berbeda dengan tanggapan Erwin yang menganggap hubungan kami hanya sebatas kakak dan adik, namun dalam benak hati Elina yang paling dalam, Elina mulai menyukai kak Erwin bahkan saat pertama kali Elina bertemu dengannya."
Mereka yang ada di ruangan itu baik kakek Santoso, mama liliana, dan Papa Dito sangat terkejut mendengar ungkapan hati Erlina.Mereka tidak menyangka bahwa selama ini Erlina sudah mencintai Erwin selama 12 Tahun Lamanya, tidak ada yang berani berkomentar, semua mematung dan mulut mereka diam seribu bahasa.
" Kalau begitu kakek ingin bertanya sekali lagi, Apakah Erlina mau melanjutkan Perjodohan ini atau tidak?"
" Maafkan Erlina kakek Santoso, Erlina diajarkan untuk tidak menjadi egois, Ayah selalu mengajarkan pada Erlina untuk tidak merebut kebahagiaan orang yang kamu cintai demi ego mu untuk memiliki orang tersebut, jadi jawaban Erlina, Erlina menolak Perjodohan ini. kakek mohon maaf kan keputusan Erlina yang mengecewakan kakek Santoso dan kakek dana."
" Baiklah kalau begitu, kalau memang Erlina memutuskan begitu kakek akan menerima keputusan Erlina dan Erwin"
Suasana dalam pertemuan dua keluarga itu terasa membeku begitu lama, terlihat kekecewaan di mata setiap orang yang tidak dapat disembunyikan lagi, terutama kekecewaan yang dirasakan oleh kakek Santoso dan ayah Eka. namun apa daya jika takdir mereka tak bisa disatukan semudah membalikkan telapak tangan.
Suasana mulai mencair saat Erwin mengatakan ucapan terima kasihnya kepada kakek, keluarga besar kakek Santoso dan keluarga besar kakek dana," Terima kasih kek Erwin sangat berterima kasih atas pengertian kakek, dan terima kasih juga pada Erlin yang tidak memaksakan perasaan nya kepadaku. Aku akan mendoakan kalau suatu hari nanti Erlina mendapatkan seseorang yang bisa mencintainya sebesar dia mencintaiku. sekali lagi terima kasih semuanya"
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Komang Ferela
mewek thor
2021-09-04
0