Bab 14 Pekerjaan Erwinto

Pertemuan kemarin malam sangat menyisakan bekas di hati Erwin, dia merasa tertantang dengan ucapan kakek, bahwasanya kata-kata kakek kemarin sangatlah meragukan kesungguhan hati dari Dinda, sehingga Dia mengancam dengan sangat halus, dengan kata lain yang di sebut peringatan.

Erwin percaya pada perasaannya kepada Dinda, tapi karena ucapan kakek muncul sedikit keraguan dalam hatinya, jika suatu saat nanti bisa saja Dinda meninggalkannya karena alasan sesuatu, namun masa depan tidak pasti, jadi dia hidup di hari ini dan melakukan yang terbaik hari ini untuk hari esok nya.

Erwin pergi ke kantor pagi-pagi sekali, ia meninggalkan waktu sarapan bersama keluarganya untuk mengejar date line. Karena kakek sudah memberikan lampu hijau, alangkah lebih bijaksana kalau hal baik jangan ditunda-tunda lagi, Erwin sangat semangat bekerja hari ini, beberapa proyek harus langsung di cek lapangan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari daerah satu ke daerah lain, dia bekerja dengan sangat giatnya, demi urusan pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat, Erwin tidak pulang selama 2 minggu, dalam dalam waktu 2 minggu pula dia tidak terlalu berkomunikasi dengan Dinda, hanya bertegur sapa di whatsapp pagi dan malam hari.

"Rindu juga sama keluarga di rumah, gimana ya kabar mereka? padahal sudah saling menelpon, tapi kangen masakan mama juga" Sejenak Erwin merebahkan tubuhnya di kursinya yang sangat nyaman, memandangi langit-langit balkon dia sangat merindukan keluarganya.

Ada pesan masuk dari Dinda, dia menyapa Erwin dan mengingatkan untuk makan, namun saat Erwin ingin menelpon dinda, ternyata diwaktu bersamaan ada telpon masuk dari Erlina, dan saat mereka bicara di telpon, Dinda menelpon Erwin karena tidak biasanya Erwin lama membalas pesannya.

"Nomer yang ada hubungan sedang sibuk, coba hubungi beberapa saat lagi" suara operator telpon,

"Mungkin erwin sedang menghubungi rekan kerjanya" dinda berpikir positif, kemudian dia meninggalkan pesan untuk Erwin.

"Jangan lupa istirahat lebih awal ya sayang, aku tau kamu pasti capek 2 minggu ini kerjanya non stop. i love you sayang😘"

Di tempat yang berbeda di waktu yang sama Erwin sedang menerima telpon Erlina, sungguh mengejutkan Erlina menghubunginya, biasanya cukup dengan pesan singkat, kali ini beda banget.

Erlina : Halo kak Erwinto. maaf kak, apakah Erlin ganggu?

Erwinto : Nggak kok dik, aku lagi bersantai kok. Ngomong-ngomong kok tumben nih? biasanya ngirim pesan singkat aja.

Erlina : Kangen aja sama kakak Erwinto, kakak gimana kabar? keluarga sehat?

Erwinto : Aku juga kangen sama kamu Lin, kangen ocehan mu🤣, aku sehat, keluarga di rumah juga sehat semua.

Erlina : Selamat ya kak.

Erwinto : Untuk apa?

Erlina : Kemarin malam kakak Santoso ngasih kabar, kalau kakak mau nikah 3 minggu lagi😅 sekali lagi selamat ya kak.

Erwinto : Oh masalah itu, iya dik makasih ya ucapan selamatnya.

Erlina : Akhirnya sudah gak bisa diperjuangkan lagi ya!😂.

Erwinto : Ini juga berkat kamu Lin, terima kasih banyak ya sudah menyakinkan kakek waktu itu.

Erlina : Iya kak Erwin, akhirnya sekarang aku benar-benar bisa melepas mu, mulai detik ini aku akan melupakan perasaan ku, hore.... aku bisa membuka hatiku pada pria lain😋.

Erwinto : Semoga kamu menemukan cinta sejati mu ya Lin.

Erlina : Terima kasih banyak doanya ya kak Erwin. ngomong-ngomong kapan nih bikin foto prewedding?

Erwinto : Rencananya besok Lin, doain ya biar dilancarkan!.

Erlina : Pastinya dong kak, udah dulu ya kak, erlin tunggu undangannya, itupun kalau erlin bisa datang, hehehe!.

Erwinto : Nanti aku titip undangannya untuk kamu.

Erlina menutup telpon setelahnya, perasaannya campur aduk, sedih dan senang hampir tak bisa dibedakan lagi, "Sebenarnya hatiku sedih kak, tapi diwaktu bersamaan aku juga merasakan kebahagian mu."

Erwinto merasa aneh, perasaan yang sulit di ungkapkan, ada rasa berat hati mendengar kalimat Erlina yang mengatakan akan membuka hatinya untuk pria lain, ada rasa tidak rela dalam benaknya, "Kenapa hatiku jadi kacau begini, harusnya aku ikut bahagia mendengar Erlina akan mencoba membuka hatinya." Erwin mengacak-acak rambutnya.

Erwin kemudian membuka ponselnya, melihat ada pesan dari Dinda, erwin kemudian bergegas untuk segera kembali ke hotel, membereskan barang-barangnya dan berangkat dengan pesawat siang ini juga, disepanjang perjalanan dia merasa sangat gelisah, didalam taksi dia terbayang wajah Erlina yang menangis waktu itu! ada rasa tidak tega dalam hatinya.

Beberapa kali Dinda mencoba menghubungi Erwinto, namun nada ponselnya yang masih di silence membuat Erwin tidak mengetahuinya, Erwin mengambil ponselnya dan langsung mengubah mode pesawat tanpa melihat ada pemberitahuan yang masuk k handphonenya.

"Mungkin dia sudah di dalam pesawat" Dinda berusaha menenangkan dirinya.

"Akhirnya kelar juga pekerjaan bulan ini, pekerjaan yang seharusnya diselesaikan 1 bulan tiba-tiba harus diselesaikan lebih awal, ternyata lumayan menguras tenaga ekstra." Erwin menarik nafas panjang, pesawat yang sangat bising dengan suara mesinnya, mengharuskan Erwin untuk tertidur, melupakan masalah pekerjaan sejenak.

Erwin tertidur sangat lelap didalam pesawat, dengan kelas ekonomi yang sederhana dia menikmati tempatnya, tidak butuh tempat mewah seperti kelas bisnis untuk tertidur lelap, dengan setelan training dan sepatu olah raga seperti gayanya yang selalu dia tunjukan pada Erlina, namun Erwinto jarang mengenakan pakaian non formal saat menemui Dinda, dengan setelan jas, dasi dan sepatu ala orang kantoran, dia selalu menemui Dinda dengan penampilan formal.

Penerbangan selama 2,5 jam tidak terasa lama karena Erwin tidur sepanjang penerbangan, 15 menit sebelum mendarat, seorang pramugari menghampirinya, meminta Erwin untuk mematikan headphone yang ia kenakan selama penerbangan.

Erwinto memandang ke arah jendela yang berada tepat di sebelah kiri, dilihatnya pemandangan nama pulau-pulau dari dalam pesawat, gedung menakjubkannya pemandangan di bawah sana pergi Erwin, Dia terus melihat keindahan awan-awan saat bersih tanpa burung yang terbang di sana.

"Seandainya saja Dinda ikut, pasti lebih menyenangkan duduk berdampingan" Erwinto membayangkan bisa duduk bersebelahan dengan Dinda, namun bayangan Erlina muncul begitu saja, Erwinto teringat kenangannya bersama Erlina 2 tahun lalu.

"😣🤔kok malah ingat sama tuh anak, Erlina mengganggu juga" pikiran Erwin buyar.

"Tapi kalau dipikir lucu juga waktu itu," Erwin mulai mengingatnya kembali, tepat 2 tahun lalu setelah kepergian ibu Erlina, semua keluarga menjadi sangat mengkhawatirkan nya, sehingga 1 bulan setelahnya, mereka dua keluarga memutuskan untuk berlibur bersama, waktu itu Erlina memegang erat tangan Erwin dan memejamkan matanya saat pesawat lepas landas, dan saat yang sama saat pesawat mendarat.

"Lucu juga😂😂" Erwin tersenyum-senyum mengingat kejadian itu. "Dasar anak yang lugu, aku menyayangi Erlina seperti adikku sendiri, seperti rasa sayangku kepada Melina" Erwin juga merindukan adiknya Melina yang sedang mengenyam pendidikan di luar negeri.

"Aku takut kak, ini pertama kalinya aku naik pesawat tau😥😫, ya Tuhan semoga penerbangannya berjalan dengan selamat sampai tempat tujuan" masih terngiang diingat Erwin saat Erlina mengatakan perasaannya naik pesawat.

Terkadang ingatan bisa melupakan sebuah peristiwa di suatu tempat, namun sebuah tempat dapat menyimpan sebuah kenangan, dan akan mengingatkan kita tentang sebuah peristiwa yang terlupakan, itulah alasan kenapa kadang kala kita tiba-tiba mengingat sesuatu yang sempat terlupakan, di alasan yang sama kita juga tidak bisa mempercayai sebuah ingatan 100% karena ada beberapa hal yang mungkin saya terlupa.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Komang Ferela

Komang Ferela

awas yaa din,, itu erwin nyari abg erlina 😂😂

2021-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Singkat
2 bab 2 Dilema
3 bab 3 Menunggu tanpa Kepastian
4 bab 4 Pilihan
5 bab 5 Terjatuh dalam Kesedihan
6 bab 6 Kekecewaan dua Keluarga.
7 Bab 7 Minggu Ceria
8 Bab 8 Lembaran Baru
9 Bab 9 Truth or Dare (1)
10 Bab 10 Truth or Dare (2)
11 Bab 11 Rindu
12 Bab 12 Dinda Lestari
13 Bab 13 Restu Kakek
14 Bab 14 Pekerjaan Erwinto
15 Bab 15 Persiapan Pra-wedding
16 Bab 16 Foto Pra-Wedding
17 Bab 17 Matahari Senja
18 Bab 18 Para Tetua
19 Bab 19 Weekend
20 Bab 20 Peternakan
21 Bab 21 Makan Siang Romantis
22 Bab 22 Merasa Hampa
23 Bab 23 Surat Undangan
24 Bab 24 Kecupan
25 Bab 25 Pelukan Yang Hangat
26 Bab 26 Ayam Panggang
27 Bab 27 Cemburu (1)
28 Bab 28 Cemburu (2)
29 Bab 29 Dinner
30 Bab 30 Nanda Ekadana
31 Bab 31 Hadiah Istimewa
32 Bab 32 Mengidam
33 Bab 33 Hospital
34 Bab 34 Rumah Sakit 'Ibu & Anak'
35 Bab 35 Satu Kebenaran Untuk Mia
36 Bab 36 Ujian Hari Pertama
37 Bab 37 Penghuni Rempong
38 Bab 38 Erlina Jatuh Pingsan
39 Bab 39 Dinda Bimbang
40 Bab 40 Akhir Hubungan Juni dan Erlina
41 Bab 41 Sahabat Selamanya
42 Bab 42 Mengajak Erlina
43 Bab 43 Jalan-jalan Mencari Souvenir Pernikahan
44 Bab 44 Rujak Spesial
45 Bab 45 Tujuan Perguruan Tinggi
46 Bab 46 Melina & Kebun Strawbery
47 Bab 47 H-3 Menuju Pelaminan
48 Bab 48 H-2 Menuju Pelaminan
49 Bab 49 H-1 Menuju Pelaminan
50 bab 50 Keputusan yang tidak terduga
51 bab 51 Kehebohan
52 Bab 52 Janji Suci Pernikahan
53 Bab 53 Malam Pernikahan
54 Bab 54 Lembaran Baru
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Singkat
2
bab 2 Dilema
3
bab 3 Menunggu tanpa Kepastian
4
bab 4 Pilihan
5
bab 5 Terjatuh dalam Kesedihan
6
bab 6 Kekecewaan dua Keluarga.
7
Bab 7 Minggu Ceria
8
Bab 8 Lembaran Baru
9
Bab 9 Truth or Dare (1)
10
Bab 10 Truth or Dare (2)
11
Bab 11 Rindu
12
Bab 12 Dinda Lestari
13
Bab 13 Restu Kakek
14
Bab 14 Pekerjaan Erwinto
15
Bab 15 Persiapan Pra-wedding
16
Bab 16 Foto Pra-Wedding
17
Bab 17 Matahari Senja
18
Bab 18 Para Tetua
19
Bab 19 Weekend
20
Bab 20 Peternakan
21
Bab 21 Makan Siang Romantis
22
Bab 22 Merasa Hampa
23
Bab 23 Surat Undangan
24
Bab 24 Kecupan
25
Bab 25 Pelukan Yang Hangat
26
Bab 26 Ayam Panggang
27
Bab 27 Cemburu (1)
28
Bab 28 Cemburu (2)
29
Bab 29 Dinner
30
Bab 30 Nanda Ekadana
31
Bab 31 Hadiah Istimewa
32
Bab 32 Mengidam
33
Bab 33 Hospital
34
Bab 34 Rumah Sakit 'Ibu & Anak'
35
Bab 35 Satu Kebenaran Untuk Mia
36
Bab 36 Ujian Hari Pertama
37
Bab 37 Penghuni Rempong
38
Bab 38 Erlina Jatuh Pingsan
39
Bab 39 Dinda Bimbang
40
Bab 40 Akhir Hubungan Juni dan Erlina
41
Bab 41 Sahabat Selamanya
42
Bab 42 Mengajak Erlina
43
Bab 43 Jalan-jalan Mencari Souvenir Pernikahan
44
Bab 44 Rujak Spesial
45
Bab 45 Tujuan Perguruan Tinggi
46
Bab 46 Melina & Kebun Strawbery
47
Bab 47 H-3 Menuju Pelaminan
48
Bab 48 H-2 Menuju Pelaminan
49
Bab 49 H-1 Menuju Pelaminan
50
bab 50 Keputusan yang tidak terduga
51
bab 51 Kehebohan
52
Bab 52 Janji Suci Pernikahan
53
Bab 53 Malam Pernikahan
54
Bab 54 Lembaran Baru
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!