Pertemuan kemarin malam sangat menyisakan bekas di hati Erwin, dia merasa tertantang dengan ucapan kakek, bahwasanya kata-kata kakek kemarin sangatlah meragukan kesungguhan hati dari Dinda, sehingga Dia mengancam dengan sangat halus, dengan kata lain yang di sebut peringatan.
Erwin percaya pada perasaannya kepada Dinda, tapi karena ucapan kakek muncul sedikit keraguan dalam hatinya, jika suatu saat nanti bisa saja Dinda meninggalkannya karena alasan sesuatu, namun masa depan tidak pasti, jadi dia hidup di hari ini dan melakukan yang terbaik hari ini untuk hari esok nya.
Erwin pergi ke kantor pagi-pagi sekali, ia meninggalkan waktu sarapan bersama keluarganya untuk mengejar date line. Karena kakek sudah memberikan lampu hijau, alangkah lebih bijaksana kalau hal baik jangan ditunda-tunda lagi, Erwin sangat semangat bekerja hari ini, beberapa proyek harus langsung di cek lapangan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari daerah satu ke daerah lain, dia bekerja dengan sangat giatnya, demi urusan pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat, Erwin tidak pulang selama 2 minggu, dalam dalam waktu 2 minggu pula dia tidak terlalu berkomunikasi dengan Dinda, hanya bertegur sapa di whatsapp pagi dan malam hari.
"Rindu juga sama keluarga di rumah, gimana ya kabar mereka? padahal sudah saling menelpon, tapi kangen masakan mama juga" Sejenak Erwin merebahkan tubuhnya di kursinya yang sangat nyaman, memandangi langit-langit balkon dia sangat merindukan keluarganya.
Ada pesan masuk dari Dinda, dia menyapa Erwin dan mengingatkan untuk makan, namun saat Erwin ingin menelpon dinda, ternyata diwaktu bersamaan ada telpon masuk dari Erlina, dan saat mereka bicara di telpon, Dinda menelpon Erwin karena tidak biasanya Erwin lama membalas pesannya.
"Nomer yang ada hubungan sedang sibuk, coba hubungi beberapa saat lagi" suara operator telpon,
"Mungkin erwin sedang menghubungi rekan kerjanya" dinda berpikir positif, kemudian dia meninggalkan pesan untuk Erwin.
"Jangan lupa istirahat lebih awal ya sayang, aku tau kamu pasti capek 2 minggu ini kerjanya non stop. i love you sayang😘"
Di tempat yang berbeda di waktu yang sama Erwin sedang menerima telpon Erlina, sungguh mengejutkan Erlina menghubunginya, biasanya cukup dengan pesan singkat, kali ini beda banget.
Erlina : Halo kak Erwinto. maaf kak, apakah Erlin ganggu?
Erwinto : Nggak kok dik, aku lagi bersantai kok. Ngomong-ngomong kok tumben nih? biasanya ngirim pesan singkat aja.
Erlina : Kangen aja sama kakak Erwinto, kakak gimana kabar? keluarga sehat?
Erwinto : Aku juga kangen sama kamu Lin, kangen ocehan mu🤣, aku sehat, keluarga di rumah juga sehat semua.
Erlina : Selamat ya kak.
Erwinto : Untuk apa?
Erlina : Kemarin malam kakak Santoso ngasih kabar, kalau kakak mau nikah 3 minggu lagi😅 sekali lagi selamat ya kak.
Erwinto : Oh masalah itu, iya dik makasih ya ucapan selamatnya.
Erlina : Akhirnya sudah gak bisa diperjuangkan lagi ya!😂.
Erwinto : Ini juga berkat kamu Lin, terima kasih banyak ya sudah menyakinkan kakek waktu itu.
Erlina : Iya kak Erwin, akhirnya sekarang aku benar-benar bisa melepas mu, mulai detik ini aku akan melupakan perasaan ku, hore.... aku bisa membuka hatiku pada pria lain😋.
Erwinto : Semoga kamu menemukan cinta sejati mu ya Lin.
Erlina : Terima kasih banyak doanya ya kak Erwin. ngomong-ngomong kapan nih bikin foto prewedding?
Erwinto : Rencananya besok Lin, doain ya biar dilancarkan!.
Erlina : Pastinya dong kak, udah dulu ya kak, erlin tunggu undangannya, itupun kalau erlin bisa datang, hehehe!.
Erwinto : Nanti aku titip undangannya untuk kamu.
Erlina menutup telpon setelahnya, perasaannya campur aduk, sedih dan senang hampir tak bisa dibedakan lagi, "Sebenarnya hatiku sedih kak, tapi diwaktu bersamaan aku juga merasakan kebahagian mu."
Erwinto merasa aneh, perasaan yang sulit di ungkapkan, ada rasa berat hati mendengar kalimat Erlina yang mengatakan akan membuka hatinya untuk pria lain, ada rasa tidak rela dalam benaknya, "Kenapa hatiku jadi kacau begini, harusnya aku ikut bahagia mendengar Erlina akan mencoba membuka hatinya." Erwin mengacak-acak rambutnya.
Erwin kemudian membuka ponselnya, melihat ada pesan dari Dinda, erwin kemudian bergegas untuk segera kembali ke hotel, membereskan barang-barangnya dan berangkat dengan pesawat siang ini juga, disepanjang perjalanan dia merasa sangat gelisah, didalam taksi dia terbayang wajah Erlina yang menangis waktu itu! ada rasa tidak tega dalam hatinya.
Beberapa kali Dinda mencoba menghubungi Erwinto, namun nada ponselnya yang masih di silence membuat Erwin tidak mengetahuinya, Erwin mengambil ponselnya dan langsung mengubah mode pesawat tanpa melihat ada pemberitahuan yang masuk k handphonenya.
"Mungkin dia sudah di dalam pesawat" Dinda berusaha menenangkan dirinya.
"Akhirnya kelar juga pekerjaan bulan ini, pekerjaan yang seharusnya diselesaikan 1 bulan tiba-tiba harus diselesaikan lebih awal, ternyata lumayan menguras tenaga ekstra." Erwin menarik nafas panjang, pesawat yang sangat bising dengan suara mesinnya, mengharuskan Erwin untuk tertidur, melupakan masalah pekerjaan sejenak.
Erwin tertidur sangat lelap didalam pesawat, dengan kelas ekonomi yang sederhana dia menikmati tempatnya, tidak butuh tempat mewah seperti kelas bisnis untuk tertidur lelap, dengan setelan training dan sepatu olah raga seperti gayanya yang selalu dia tunjukan pada Erlina, namun Erwinto jarang mengenakan pakaian non formal saat menemui Dinda, dengan setelan jas, dasi dan sepatu ala orang kantoran, dia selalu menemui Dinda dengan penampilan formal.
Penerbangan selama 2,5 jam tidak terasa lama karena Erwin tidur sepanjang penerbangan, 15 menit sebelum mendarat, seorang pramugari menghampirinya, meminta Erwin untuk mematikan headphone yang ia kenakan selama penerbangan.
Erwinto memandang ke arah jendela yang berada tepat di sebelah kiri, dilihatnya pemandangan nama pulau-pulau dari dalam pesawat, gedung menakjubkannya pemandangan di bawah sana pergi Erwin, Dia terus melihat keindahan awan-awan saat bersih tanpa burung yang terbang di sana.
"Seandainya saja Dinda ikut, pasti lebih menyenangkan duduk berdampingan" Erwinto membayangkan bisa duduk bersebelahan dengan Dinda, namun bayangan Erlina muncul begitu saja, Erwinto teringat kenangannya bersama Erlina 2 tahun lalu.
"😣🤔kok malah ingat sama tuh anak, Erlina mengganggu juga" pikiran Erwin buyar.
"Tapi kalau dipikir lucu juga waktu itu," Erwin mulai mengingatnya kembali, tepat 2 tahun lalu setelah kepergian ibu Erlina, semua keluarga menjadi sangat mengkhawatirkan nya, sehingga 1 bulan setelahnya, mereka dua keluarga memutuskan untuk berlibur bersama, waktu itu Erlina memegang erat tangan Erwin dan memejamkan matanya saat pesawat lepas landas, dan saat yang sama saat pesawat mendarat.
"Lucu juga😂😂" Erwin tersenyum-senyum mengingat kejadian itu. "Dasar anak yang lugu, aku menyayangi Erlina seperti adikku sendiri, seperti rasa sayangku kepada Melina" Erwin juga merindukan adiknya Melina yang sedang mengenyam pendidikan di luar negeri.
"Aku takut kak, ini pertama kalinya aku naik pesawat tau😥😫, ya Tuhan semoga penerbangannya berjalan dengan selamat sampai tempat tujuan" masih terngiang diingat Erwin saat Erlina mengatakan perasaannya naik pesawat.
Terkadang ingatan bisa melupakan sebuah peristiwa di suatu tempat, namun sebuah tempat dapat menyimpan sebuah kenangan, dan akan mengingatkan kita tentang sebuah peristiwa yang terlupakan, itulah alasan kenapa kadang kala kita tiba-tiba mengingat sesuatu yang sempat terlupakan, di alasan yang sama kita juga tidak bisa mempercayai sebuah ingatan 100% karena ada beberapa hal yang mungkin saya terlupa.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Komang Ferela
awas yaa din,, itu erwin nyari abg erlina 😂😂
2021-09-05
0