Bab 8 Lembaran Baru

Hari-hari silih berganti, bulan pun datang bergantian setelahnya. Akhir Januari ditutup dengan acara keluarga yang di luar dari perencanaan awal, yang awalnya menginginkan persatuan dengan lewat ikatan pernikahan, harus berakhir dengan pertemanan.

Februari sudah memasuki minggu pertama, Ujian Nasional pun sudah semakin dekat, Erlina, Mia, dan Juni, sibuk mempersiapkan untuk menempuh ujian nasional nanti di bulan April.

Juni selalu punya banyak ide untuk menghabiskan akhir pekan bersama Erlina dan Mia, di awal bulan Februari, Juni mengajak Mia dan Erlina untuk pergi mendaki gunung yang ada di desa mereka, dengan pasukan lain yang tiada bukan adalah tukang kebun Erlina dan asisten rumah tangga nya, tidak ketinggalan juga Kakak laki-laki Mia yang bernama Ando juga ikut serta bersama rombongan Juni, pendakian dimulai pagi-pagi buta, hanya sekedar untuk melihat matahari terbit, bekal pun tidak lupa dipersiapkan untuk acara menginap nanti malam setelah menikmati matahari terbenam.

Rencananya mereka akan balik pada Senin pagi, sehingga mereka tidak bolos sekolah, waktu yang dibutuhkan untuk mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi itu, hanya memerlukan 45 menit sampai satu jam, tergantung kecepatan kita berjalan kaki.

* Malam sebelum pendakian.

Pasukan Juni yang terdiri dari Erlina dan Mia diberikan nama 'JEM', yang artinya gabungan nama dari mereka bertiga, malam tepat jam 9, Juni menghubungi Erlina dan Mia secara bersamaan menggunakan video call, di sana Juni ingin menyampaikan rincian rencana pagi-pagi sebelum mendaki bukit, Juni menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan dan bekal yang harus dibawa selama acara menginap sehari.

"Halo JEM, !" sapa Juni memulai percakapan.

"Iya Juni, baru aja aku mau tidur lebih awal, kamu malah ngajakin video call." jawab Mia

"Aduh," Erlina menepuk pipinya, "Aku udah ngantuk banget tahu Jun, bukannya kita udah bahas tentang persiapan besok."

"Apa jangan-jangan acaranya dibatalin? hore aku bisa bangun siang besok pagi," Mia

" Aduh rese banget sih lo Jun. Padahal aku kan udah siapin semuanya untuk besok pagi pagi, kok tiba-tiba dibatalin sih?" Elina nyeroscos gitu aja, padahal Juni belum berkata apa-apa.

"Capek ngomong sama orang-orang yang udah teler 5 watt, yang bilang batalin siapa coba? itu kan baru pendapatnya Mia bukan aku, pokoknya rencana besok tetap kita akan mendaki bukit, tapi ingat jam 4.30 kita udah kumpul di depan rumah Erlina,"Juni.

"Kok nggak di rumah aku aja sih, males jauh bangunnya pagi-pagi ke rumah Erlina, kalau kumpul di rumahku kan setidaknya ada yang bangunin kalau aku lupa bangun, hehehe" Mia menggoda Juni.

"Rumah Erlina kan pas di

tengah-tengah jadi kamu dan aku jalannya sama-sama nggak jauh" Juni.

"Pertimbangan yang aneh, padahal kan bukitnya setelah melewati rumah Juni! pokoknya jangan ngumpul di rumah aku deh, kasihan Ayah kalau harus bangun pagi-pagi dengar kita berisik. Langsung aja kita ngumpul di rumah Juni!" Erlina bersikeras.

Elina langsung mematikan video call paling pertama, kemudian disusul dengan Mia," dasar gadis-gadis aneh, udah bagus ada yang ngingetin, takutnya kayak kejadian tahun lalu, karena nggak diingetin Mia lupa bawa tenda, jadi terpaksa deh kita tidur bertiga berdesak-desakan, semoga kejadian itu nggak terulang kembali, selamat malam teman-teman" Juni Langsung tertidur pulas setelah itu.

Minggu pendakian.

Jam 4.10 Erlina dan 2 pasukannya, Mia dan kakaknya, sudah berkumpul di depan halaman rumah Juni, di waktu yang bersamaan mereka meneriaki Juni, tapi Juni tak kunjung keluar rumah, kemudian di depan pintu terlihat adik Juni yang mengatakan kalau kakaknya belum bangun, serentak Erlina dan Mia kaget dibuatnya.

" Padahal kemarin Juni yang paling excited nelpon kita-kita buat bangun pagi-pagi, sekarang mah dia yang masih molor!" Erlina.

" Bener kamu Lin, Bagaimana kalau kita bangun dia kedalam?" ide Mia.

Kemudian Erlina dan Mia masuk ke kamar Juni, nggak tanggung-tanggung Erlina dan Mia menyiram seember air ke depan muka Juni, Juni bangun terkaget dan duduk di sana dilihatnya Mia dan Erlina tertawa terbahak-bahak, tanpa perasaan bersalah sedikitpun, Mia dan Erlina tertawa, kemudian Mia menyuruh Juni untuk bersiap-siap, karena mereka harus segera berangkat pukul 4.30, alasannya sangat bijaksana bahwa mereka harus tiba sebelum matahari terbit, jadi kalau berangkat lebih pagi maka mereka bisa pelan-pelan di jalan.

" Kalian berdua jahil banget, airnya Kan dingin aku sampai terkaget-kaget, baru juga jam 4.10, ya wajar kalau aku belum bangun" pembelaan Juni.

"Habis kamu aneh Jun, gimana kamu menghitung waktunya, kalau kamu bangun jam 4.30, dan belum lagi siap-siap mau berangkat jam berapa coba?" jawab Mia.

"Ini dah yang kita takuti, makanya aku dan Mia memutuskan datang pagi-pagi maju 20 menit, soalnya aku tahu kamu orangnya bangun on time tapi nggak on time jalannya, dapat aja kamu selalu juara 2 tapi kalau masalah gini lambat." Erlina mentertawakan Juni.

Butuh waktu 20 menit untuk Juni bersiap-siap, setelah itu mereka langsung memulai perjalanan, dengan senter di tangan masing-masing, jalanan menuju Bukit mulai terlihat, 2 pasukan Erlina memimpin perjalanan, karena mereka lebih hafal rute menuju Bukit, kemudian disusul Mia dan kakaknya, dan terakhir ada Juni dan Erlina yang berjalan berdampingan, disela-sela waktu perjalanan Juni mengatakan sesuatu pada Erlina, perkataan Juni nampak serius.

" Erlina...," Panggil Juni, lanjutnya berbicara "Senang banget rasanya kalau bisa sama-sama kalian seperti ini, kalau dihitung dari waktu pertama kali aku pindah ke desa ini ternyata sudah 9 tahun kita berteman, banyak sekali kebahagiaan yang aku rasakan."

"Aku juga merasakan hal yang sama, bersyukur banget punya sahabat yang selalu ada disaat kita terpuruk, peristiwa 3 tahun yang lalu saat aku terpuruk dalam kesedihan, kamu dan Mia bagaikan tali harapan yang menarik ku keluar dari sumur kesedihan, kehilangan sosok Ibu bagiku sangatlah tidak mudah, tapi terima kasih ya Juni kamu selalu ada untukku."

Mereka melanjutkan perjalanan ke bukit setelah 1 jam akhirnya nya mereka sampai di puncak bukit, sembari menunggu matahari terbit, Erlina dan Mia mempersiapkan secangkir Kopi hangat untuk mereka semua, sedangkan Juni dan Kakak Mia serta dua asisten Erlina membuat tenda untuk persiapan menginap nanti malam, Setelah semuanya beres mereka duduk memanjang di sisi bukit yang menghadap ke arah timur mereka duduk berjejer dimulai dari Erlina yang duduk paling kanan, kemudian disusul oleh Juni, Mia dan Kakak Ando, lanjut di sebelahnya ada dua asisten Erlina.

"Kalau dipikir-pikir udah 1 tahun yang lalu kita mendaki bukit, akhirnya agenda tahun ini kesampaian juga mendaki bersama." Mia

"Memang harus begitu kan setiap tahun kita harus dan wajib melaksanakan kegiatan bersama untuk mempererat persahabatan kita." Juni

" Iya deh harus aku akui, Juni memang yang terbaik kalau masalah bikin acara bersama kayak gini. Terima kasih banyak ya Juni sudah mempererat hubungan persahabatan kita bertiga." Erlina

" Kakak seneng banget lihat kalian bertiga akur kayak gini, semoga kalian selalu bisa menjaga kerukunan dan keharmonisan persahabatan kalian. Tapi Kakak juga berdoa Kalau salah satu di antara Mia dan Erlina ada yang berjodoh sama Juni😋" kak Ando.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Komang Ferela

Komang Ferela

juni sama erlina aja thor 😆

2021-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Singkat
2 bab 2 Dilema
3 bab 3 Menunggu tanpa Kepastian
4 bab 4 Pilihan
5 bab 5 Terjatuh dalam Kesedihan
6 bab 6 Kekecewaan dua Keluarga.
7 Bab 7 Minggu Ceria
8 Bab 8 Lembaran Baru
9 Bab 9 Truth or Dare (1)
10 Bab 10 Truth or Dare (2)
11 Bab 11 Rindu
12 Bab 12 Dinda Lestari
13 Bab 13 Restu Kakek
14 Bab 14 Pekerjaan Erwinto
15 Bab 15 Persiapan Pra-wedding
16 Bab 16 Foto Pra-Wedding
17 Bab 17 Matahari Senja
18 Bab 18 Para Tetua
19 Bab 19 Weekend
20 Bab 20 Peternakan
21 Bab 21 Makan Siang Romantis
22 Bab 22 Merasa Hampa
23 Bab 23 Surat Undangan
24 Bab 24 Kecupan
25 Bab 25 Pelukan Yang Hangat
26 Bab 26 Ayam Panggang
27 Bab 27 Cemburu (1)
28 Bab 28 Cemburu (2)
29 Bab 29 Dinner
30 Bab 30 Nanda Ekadana
31 Bab 31 Hadiah Istimewa
32 Bab 32 Mengidam
33 Bab 33 Hospital
34 Bab 34 Rumah Sakit 'Ibu & Anak'
35 Bab 35 Satu Kebenaran Untuk Mia
36 Bab 36 Ujian Hari Pertama
37 Bab 37 Penghuni Rempong
38 Bab 38 Erlina Jatuh Pingsan
39 Bab 39 Dinda Bimbang
40 Bab 40 Akhir Hubungan Juni dan Erlina
41 Bab 41 Sahabat Selamanya
42 Bab 42 Mengajak Erlina
43 Bab 43 Jalan-jalan Mencari Souvenir Pernikahan
44 Bab 44 Rujak Spesial
45 Bab 45 Tujuan Perguruan Tinggi
46 Bab 46 Melina & Kebun Strawbery
47 Bab 47 H-3 Menuju Pelaminan
48 Bab 48 H-2 Menuju Pelaminan
49 Bab 49 H-1 Menuju Pelaminan
50 bab 50 Keputusan yang tidak terduga
51 bab 51 Kehebohan
52 Bab 52 Janji Suci Pernikahan
53 Bab 53 Malam Pernikahan
54 Bab 54 Lembaran Baru
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Singkat
2
bab 2 Dilema
3
bab 3 Menunggu tanpa Kepastian
4
bab 4 Pilihan
5
bab 5 Terjatuh dalam Kesedihan
6
bab 6 Kekecewaan dua Keluarga.
7
Bab 7 Minggu Ceria
8
Bab 8 Lembaran Baru
9
Bab 9 Truth or Dare (1)
10
Bab 10 Truth or Dare (2)
11
Bab 11 Rindu
12
Bab 12 Dinda Lestari
13
Bab 13 Restu Kakek
14
Bab 14 Pekerjaan Erwinto
15
Bab 15 Persiapan Pra-wedding
16
Bab 16 Foto Pra-Wedding
17
Bab 17 Matahari Senja
18
Bab 18 Para Tetua
19
Bab 19 Weekend
20
Bab 20 Peternakan
21
Bab 21 Makan Siang Romantis
22
Bab 22 Merasa Hampa
23
Bab 23 Surat Undangan
24
Bab 24 Kecupan
25
Bab 25 Pelukan Yang Hangat
26
Bab 26 Ayam Panggang
27
Bab 27 Cemburu (1)
28
Bab 28 Cemburu (2)
29
Bab 29 Dinner
30
Bab 30 Nanda Ekadana
31
Bab 31 Hadiah Istimewa
32
Bab 32 Mengidam
33
Bab 33 Hospital
34
Bab 34 Rumah Sakit 'Ibu & Anak'
35
Bab 35 Satu Kebenaran Untuk Mia
36
Bab 36 Ujian Hari Pertama
37
Bab 37 Penghuni Rempong
38
Bab 38 Erlina Jatuh Pingsan
39
Bab 39 Dinda Bimbang
40
Bab 40 Akhir Hubungan Juni dan Erlina
41
Bab 41 Sahabat Selamanya
42
Bab 42 Mengajak Erlina
43
Bab 43 Jalan-jalan Mencari Souvenir Pernikahan
44
Bab 44 Rujak Spesial
45
Bab 45 Tujuan Perguruan Tinggi
46
Bab 46 Melina & Kebun Strawbery
47
Bab 47 H-3 Menuju Pelaminan
48
Bab 48 H-2 Menuju Pelaminan
49
Bab 49 H-1 Menuju Pelaminan
50
bab 50 Keputusan yang tidak terduga
51
bab 51 Kehebohan
52
Bab 52 Janji Suci Pernikahan
53
Bab 53 Malam Pernikahan
54
Bab 54 Lembaran Baru
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!