Hari-hari silih berganti, bulan pun datang bergantian setelahnya. Akhir Januari ditutup dengan acara keluarga yang di luar dari perencanaan awal, yang awalnya menginginkan persatuan dengan lewat ikatan pernikahan, harus berakhir dengan pertemanan.
Februari sudah memasuki minggu pertama, Ujian Nasional pun sudah semakin dekat, Erlina, Mia, dan Juni, sibuk mempersiapkan untuk menempuh ujian nasional nanti di bulan April.
Juni selalu punya banyak ide untuk menghabiskan akhir pekan bersama Erlina dan Mia, di awal bulan Februari, Juni mengajak Mia dan Erlina untuk pergi mendaki gunung yang ada di desa mereka, dengan pasukan lain yang tiada bukan adalah tukang kebun Erlina dan asisten rumah tangga nya, tidak ketinggalan juga Kakak laki-laki Mia yang bernama Ando juga ikut serta bersama rombongan Juni, pendakian dimulai pagi-pagi buta, hanya sekedar untuk melihat matahari terbit, bekal pun tidak lupa dipersiapkan untuk acara menginap nanti malam setelah menikmati matahari terbenam.
Rencananya mereka akan balik pada Senin pagi, sehingga mereka tidak bolos sekolah, waktu yang dibutuhkan untuk mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi itu, hanya memerlukan 45 menit sampai satu jam, tergantung kecepatan kita berjalan kaki.
* Malam sebelum pendakian.
Pasukan Juni yang terdiri dari Erlina dan Mia diberikan nama 'JEM', yang artinya gabungan nama dari mereka bertiga, malam tepat jam 9, Juni menghubungi Erlina dan Mia secara bersamaan menggunakan video call, di sana Juni ingin menyampaikan rincian rencana pagi-pagi sebelum mendaki bukit, Juni menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan dan bekal yang harus dibawa selama acara menginap sehari.
"Halo JEM, !" sapa Juni memulai percakapan.
"Iya Juni, baru aja aku mau tidur lebih awal, kamu malah ngajakin video call." jawab Mia
"Aduh," Erlina menepuk pipinya, "Aku udah ngantuk banget tahu Jun, bukannya kita udah bahas tentang persiapan besok."
"Apa jangan-jangan acaranya dibatalin? hore aku bisa bangun siang besok pagi," Mia
" Aduh rese banget sih lo Jun. Padahal aku kan udah siapin semuanya untuk besok pagi pagi, kok tiba-tiba dibatalin sih?" Elina nyeroscos gitu aja, padahal Juni belum berkata apa-apa.
"Capek ngomong sama orang-orang yang udah teler 5 watt, yang bilang batalin siapa coba? itu kan baru pendapatnya Mia bukan aku, pokoknya rencana besok tetap kita akan mendaki bukit, tapi ingat jam 4.30 kita udah kumpul di depan rumah Erlina,"Juni.
"Kok nggak di rumah aku aja sih, males jauh bangunnya pagi-pagi ke rumah Erlina, kalau kumpul di rumahku kan setidaknya ada yang bangunin kalau aku lupa bangun, hehehe" Mia menggoda Juni.
"Rumah Erlina kan pas di
tengah-tengah jadi kamu dan aku jalannya sama-sama nggak jauh" Juni.
"Pertimbangan yang aneh, padahal kan bukitnya setelah melewati rumah Juni! pokoknya jangan ngumpul di rumah aku deh, kasihan Ayah kalau harus bangun pagi-pagi dengar kita berisik. Langsung aja kita ngumpul di rumah Juni!" Erlina bersikeras.
Elina langsung mematikan video call paling pertama, kemudian disusul dengan Mia," dasar gadis-gadis aneh, udah bagus ada yang ngingetin, takutnya kayak kejadian tahun lalu, karena nggak diingetin Mia lupa bawa tenda, jadi terpaksa deh kita tidur bertiga berdesak-desakan, semoga kejadian itu nggak terulang kembali, selamat malam teman-teman" Juni Langsung tertidur pulas setelah itu.
Minggu pendakian.
Jam 4.10 Erlina dan 2 pasukannya, Mia dan kakaknya, sudah berkumpul di depan halaman rumah Juni, di waktu yang bersamaan mereka meneriaki Juni, tapi Juni tak kunjung keluar rumah, kemudian di depan pintu terlihat adik Juni yang mengatakan kalau kakaknya belum bangun, serentak Erlina dan Mia kaget dibuatnya.
" Padahal kemarin Juni yang paling excited nelpon kita-kita buat bangun pagi-pagi, sekarang mah dia yang masih molor!" Erlina.
" Bener kamu Lin, Bagaimana kalau kita bangun dia kedalam?" ide Mia.
Kemudian Erlina dan Mia masuk ke kamar Juni, nggak tanggung-tanggung Erlina dan Mia menyiram seember air ke depan muka Juni, Juni bangun terkaget dan duduk di sana dilihatnya Mia dan Erlina tertawa terbahak-bahak, tanpa perasaan bersalah sedikitpun, Mia dan Erlina tertawa, kemudian Mia menyuruh Juni untuk bersiap-siap, karena mereka harus segera berangkat pukul 4.30, alasannya sangat bijaksana bahwa mereka harus tiba sebelum matahari terbit, jadi kalau berangkat lebih pagi maka mereka bisa pelan-pelan di jalan.
" Kalian berdua jahil banget, airnya Kan dingin aku sampai terkaget-kaget, baru juga jam 4.10, ya wajar kalau aku belum bangun" pembelaan Juni.
"Habis kamu aneh Jun, gimana kamu menghitung waktunya, kalau kamu bangun jam 4.30, dan belum lagi siap-siap mau berangkat jam berapa coba?" jawab Mia.
"Ini dah yang kita takuti, makanya aku dan Mia memutuskan datang pagi-pagi maju 20 menit, soalnya aku tahu kamu orangnya bangun on time tapi nggak on time jalannya, dapat aja kamu selalu juara 2 tapi kalau masalah gini lambat." Erlina mentertawakan Juni.
Butuh waktu 20 menit untuk Juni bersiap-siap, setelah itu mereka langsung memulai perjalanan, dengan senter di tangan masing-masing, jalanan menuju Bukit mulai terlihat, 2 pasukan Erlina memimpin perjalanan, karena mereka lebih hafal rute menuju Bukit, kemudian disusul Mia dan kakaknya, dan terakhir ada Juni dan Erlina yang berjalan berdampingan, disela-sela waktu perjalanan Juni mengatakan sesuatu pada Erlina, perkataan Juni nampak serius.
" Erlina...," Panggil Juni, lanjutnya berbicara "Senang banget rasanya kalau bisa sama-sama kalian seperti ini, kalau dihitung dari waktu pertama kali aku pindah ke desa ini ternyata sudah 9 tahun kita berteman, banyak sekali kebahagiaan yang aku rasakan."
"Aku juga merasakan hal yang sama, bersyukur banget punya sahabat yang selalu ada disaat kita terpuruk, peristiwa 3 tahun yang lalu saat aku terpuruk dalam kesedihan, kamu dan Mia bagaikan tali harapan yang menarik ku keluar dari sumur kesedihan, kehilangan sosok Ibu bagiku sangatlah tidak mudah, tapi terima kasih ya Juni kamu selalu ada untukku."
Mereka melanjutkan perjalanan ke bukit setelah 1 jam akhirnya nya mereka sampai di puncak bukit, sembari menunggu matahari terbit, Erlina dan Mia mempersiapkan secangkir Kopi hangat untuk mereka semua, sedangkan Juni dan Kakak Mia serta dua asisten Erlina membuat tenda untuk persiapan menginap nanti malam, Setelah semuanya beres mereka duduk memanjang di sisi bukit yang menghadap ke arah timur mereka duduk berjejer dimulai dari Erlina yang duduk paling kanan, kemudian disusul oleh Juni, Mia dan Kakak Ando, lanjut di sebelahnya ada dua asisten Erlina.
"Kalau dipikir-pikir udah 1 tahun yang lalu kita mendaki bukit, akhirnya agenda tahun ini kesampaian juga mendaki bersama." Mia
"Memang harus begitu kan setiap tahun kita harus dan wajib melaksanakan kegiatan bersama untuk mempererat persahabatan kita." Juni
" Iya deh harus aku akui, Juni memang yang terbaik kalau masalah bikin acara bersama kayak gini. Terima kasih banyak ya Juni sudah mempererat hubungan persahabatan kita bertiga." Erlina
" Kakak seneng banget lihat kalian bertiga akur kayak gini, semoga kalian selalu bisa menjaga kerukunan dan keharmonisan persahabatan kalian. Tapi Kakak juga berdoa Kalau salah satu di antara Mia dan Erlina ada yang berjodoh sama Juni😋" kak Ando.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Komang Ferela
juni sama erlina aja thor 😆
2021-09-04
0