Bab 17 Matahari Senja

Setelah acara pemadatan selesai dilakukan di dua tempat hari ini, yaitu di perkebunan teh dan di air terjun, para kru berpamitan untuk pulang, dan orang tua Edwin dan Dinda pergi duluan ke Villa,

" Erwin, Dinda, Kami balik pulang duluan ya, nanti untuk lokasi selanjutnya yang sudah saya observasi sesuai dengan permintaan kalian, Nanti malam saya share lokasinya" kata salah satu fotografer.

" Hati-hati di jalan ya" Erwin.

" Hati-hati di jalan ya, Semoga selamat sampai tujuan" Dinda.

" Kalau begitu ibu sama ayah balik ke Villa ya nak, ibu sama ayah Tunggu di sana" kata ibu Dinda.

" Mama Papa juga balik sekarang ya Win, Papa tunggu di bilang kalian jangan lama-lama di luar kumayan dingin." Mama Erwin.

” Oke siap bos!" Erwin dan Dinda menyahut bergiliran. menjawab iya untuk setiap perkataan orang tuanya.

Kemudian Edwin dan Dinda menikmati waktu berdua melihat matahari senja di pinggir air terjun, di sebelah kanan air terjun berdiri sebuah bangunan tua yang berukuran 4 * 4, seperti bangunan Pos kamling.

Erwin dan Dinda Duduk di sana menghadap ke barat menikmati matahari senja yang mulai dingin, di ufuk Barat di langit terlihat awan yang berubah berwarna jingga. di sana Erwin dan Dinda menikmati suasana alam yang sangat menyejukkan. Erwin duduk melipat kakinya.

" Indah bukan? sama seperti suasana hatiku hari ini, Setiap hari aku merasa senang dan menikmati kehidupanku, namun harus aku akui Kalau hari ini hari yang benar-benar menyenangkan." Erwin memulai percakapan mereka.

" Apakah kamu juga berpikir seperti itu? Sebenarnya hatiku juga mengatakan hal yang sama"

" Apakah kamu sudah mulai mencintaiku?"

" Apakah itu pertanyaan yang pantas? saat kita sudah memutuskan untuk menikah, melakukan sesi foto prewedding bersama, merencanakan pertemuan dua keluarga, menyatukan 2 prinsip yang tak sama, Apakah pertanyaan itu masih patut dipertanyakan lagi?"

” Apakah pertanyaan itu tidak boleh aku tanyakan? sebuah pertanyaan yang selalu menghantuiku Mengapa tahun ini, hanya kamu didalam hatiku, hanya kamu yang benar-benar aku inginkan, Apakah salah jika aku bertanya tentang cintamu?"

" Erwin sayang yang, butuh keberanian besar bagiku untuk berdiri diketik ini seperti saat ini. Aku berusaha meyakinkan hatiku padamu, hatiku tentang dirimu, pikiranku tentang, semua yang berkaitan denganmu Aku berusaha untuk memikirkannya. namun masih ada sedikit kebingungan di dalam hatiku"

" Apakah aku boleh mengetahuinya?"

" tentu, karena aku ingin meminta pertimbangan mu. Sudah beberapa minggu ini aku memikirkannya terus, namun aku juga ingin mendengar pendapatmu, Aku harap Erwin bisa memberiku jawaban."

" apakah gerangan yang membuatmu merasa gelisah?"

percakapan mereka berdua berjalan dengan sangat lembut, tanpa saling memandang satu sama lain atau mereka masih menatap awan yang jauh di sana, bercakap-cakap mengungkapkan isi hati masing-masing, tanpa ada yang harus ditutupi lagi, Masa dimana setiap masalah harus kita bagi bersama sebagai pasangan, itulah yang sedang mereka rasakan, Erwin menjadi pendengar yang baik untuk Dinda.

" Erwin, Apakah aku boleh melanjutkan kuliah S2 ku setelah kita menikah?"

" kamu mau melanjutkan di mana? Apakah sudah terpikir?"

" semenjak lulus kuliah 2 tahun lalu, Ingin sekali aku lanjutkan S2 aku di luar negeri, ambil jurusan MBA, aku sudah mengajukan untuk beasiswa, namun tahun lalu aku tidak lolos seleksi untuk penerima beasiswa."

" Kenapa harus jauh-jauh ke luar negeri, bukannya di negara kita banyak universitas yang bagus?"

" jadi jawabannya?"

" sebenarnya aku tidak masalah, namun di satu sisi aku juga memiliki sebuah perjanjian yang harus aku tepati dengan kakek."

Dinda sangat kaget mendengar jawaban Erwinto. Sungguh diluar dugaan ternyata Erwin memiliki perjanjian dengan kakeknya, Kenapa Erwin tidak menceritakannya kepada Dinda, tidak Biasanya seperti ini biasanya Erwin selalu menceritakan Apapun masalahnya kepada Dinda, namun tidak untuk kali ini.

" perjanjian? perjanjian apa yang kamu maksud? kamu belum pernah menceritakannya padaku sama sekali."

" sebenarnya aku ingin membicarakannya dan beritahu pada saat yang tepat, namun dari kemarin aku belum menemukan saat yang tepat membicarakannya denganmu, namun aku pikir Sekaranglah waktunya." Erwin murai menundukkan kepalanya, berhenti memandangi langit yang mudah menjadi gelap.

*flashback

Waktu itu sehari setelah Erwin menolak Perjodohan nya dengan Erlin, kakek menemui Erwin dan menanyakan keseriusannya dengan wanita yang ingin dia nikahi, kakek membersihkan persyaratan kepada Erwin, Erwin boleh menikahi Dinda menjadikan Dinda istrinya asalkan, Dinda bisa memberinya keturunan dalam waktu 1 tahun, kakek mengatakan di usia senjanya dia ingin sekali gendong Cicit.

Erwin menyanggupi permintaan kakeknya, dengan pertimbangan waktu itu, "masa depan tidak pasti" pikir Erwin, yang berpasrah dengan keadaan yang menjepit nya, tanpa memikirkan perasaan Dinda jikalau dia tahu kalau kakek memiliki persyaratan yang tidak bisa diberi kepastian, Siapa yang bisa memastikan seseorang mampu memberi keturunan dalam waktu setahun, manusia hanya bisa berencana dan berusaha, hasilnya masih ada penguasa di atas kita yang menentukan setiap Karma dan hasil karmanya.

" Kakek juga berat memberimu Restu dengan wanita itu, kakek terikat janji dengan kakeknya Erlina,, namun kakek memahami satu hal bahwa hatimu tak bisa kakek paksakan sesuai kehendak kakek, namun di usia senja kakek-kakek ingin bisa melihat cicit kakek, kakek berharap kamu bisa menyanggupinya sebagai salah satu pertukaran."

" Baik kek, Erwin dan Dinda akan berusaha sebaik mungkin.!" dan sampai saat ini Erwin Masih memikirkan tentang Salah satu syarat yang sudah pakai berikan kepadanya sebagai ganti dari permintaan Erwin yang juga berat bagi kakek Santoso.

" Ingat satu hal Erwin, kesempatan mungkin datang berkali-kali, namun setiap kesempatan memiliki berkah yang berbeda-beda, saat kesempatan datang untuk pertama kalinya, alangkah lebih bijaksana kalau kita mengambil kesempatan itu dan tidak menyia-nyiakannya, karena saat kesempatan kedua datang kita sudah tidak memiliki kesempatan yang sama seperti pertama kali. Kamu harus ingat pesan Kakek ini, kekecewaan yang diberikan seseorang sangatlah menyakitkan, namun jika suatu saat nanti hari-hari itu, kakek harap kamu bisa mengambil keputusan yang lebih bijaksana"

Jujur saja Erwin tidak memahami nasehat yang kakek berikan, terlalu banyak kata kiasan yang bisa ditafsirkan berbeda-beda sesuai dengan keadaan yang dialami, Namun karena Erwin terus memikirkannya, perlahan nasehat itu mendarah daging dalam hati Erwin.

Setelah Erwin menceritakan percakapannya dengan kakek Santoso, Dinda menjadi sangat sedih, namun dia tidak menceritakan semua keluhan hatinya kepada Erwin, Dinda menjadi pendengar yang baik saat Erwin berbagi isi hatinya, sebuah beban yang Erwin rasakan selama beberapa bulan terakhir.

" Tapi Win! Aku sangat ingin mengejar cita-citaku, bahkan setelah menikah pun aku tak pernah memikirkan untuk melepas semua mimpi mimpiku!" Dinda memegang tangan kiri Erwin.

" Aku sudah berjanji kepada kakek ku, sebagai ganti permintaanku aku untuk menikahimu, sebagai lelaki Aku harus bisa memegang kata-kataku, sangat besar harapanku kepadamu Dinda, Semoga kamu bisa membantuku mengucapkan janjiku itu"

" Tapi Win, aku sangat menginginkan S2 di luar negeri, aku pikir aku bisa melakukannya setelah menikah, Aku pikir kamu seorang pria yang sangat modern"

Perdebatan itu mulai memanas, membakar Hati 2 pasangan tersebut, usia senja tak bisa dihindari, usia muda jangan disia-siakan, namun apa daya Erwin yang sudah menjanjikannya kepada Santoso kakeknya.

" Kenapa kita harus membahas hal ini, Bukannya tidak ada solusi, solusinya sangat gampang, kamu bisa melanjutkan S2 mu setelah kita menikah, tidak perlu menunggu beasiswa aku bisa membantumu mewujudkan nya" erwin memberi solusi yang sangat bijaksana.

Namun di sisi lain Dinda terlihat sangat kecewa dengan jawaban Erwin yang tidak sesuai dengan pemikirannya, Dinda mengharap lebih, dan dia mengharap jawaban yang lebih dewasa dari Erwin. Tidak sepantasnya Erwin mengatakan bahwa ia bisa membiayai kuliah Dinda, bukan berarti uang bisa menyelesaikan setiap masalah, itulah yang Dinda rasakan sekarang.

" Erwin, Apapun yang terjadi aku akan memilih mengejar, jika Saat itu tiba aku akan memilih mimpiku terlebih dahulu"

" Namun perlu kamu ingat satu hal Dinda, sekali Kamu mengecewakanku mungkin saja aku bisa memaafkan mu, Tapi tidak untuk keluarga besar ku, jika itu terjadi Aku tidak akan bisa berdiri di pihak mu, aku akan berdiri di pihak keluarga pun. maaf jika jawaban ini membuatmu terkejut"

Tanpa basa-basi Dinda dan Erwin mengungkapkan isi hati mereka masing-masing, mereka membuat kesepakatan yang sangat aneh Jika dilihat dari sudut pandang masyarakat pada umumnya.

" Mari kita tidak menyalahkan, saat kita harus memilih, aku berharap kita berdua tidak menyesali Setiap keputusan yang sudah kita ambil bersama, jadi kita harus berjanji tidak akan menyalahkan siapa pun di kemudian hari." Dinda membuat kesepakatan dengan Erwin, Erwin tidak bisa berkata-kata lagi jika itu memang keputusan terindah, Erwin menyetujui permintaan Dinda.

Begitulah percakapan mereka diakhiri, tanpa harus cepat-cepat panjang lebar, mereka pasangan yang cukup dewasa memiliki komitmen masing-masing yang harus dihargai, begitu halnya saat Erwin mengatakan masalahnya, Dinda juga meminta kompensasi atas permintaan Erwin, matahari senja ditutup dengan langit yang mulai gelap saat sebelum bintang mulai terlihat, semoga Erwin dan Dinda tidak menyesali kesepakatannya hari ini.

"Beginilah kehidupan, masa depan yang tidak bisa ditebak, hanya bisa berencana dan melakukan yang terbaik. Semoga kita tidak terjebak dalam keputusan yang sudah kita ambil" Erwinto.

"😉ok"

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Komang Ferela

Komang Ferela

kok jadi mewek thor bagian akhir bab ini 🥺🥺

2021-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Singkat
2 bab 2 Dilema
3 bab 3 Menunggu tanpa Kepastian
4 bab 4 Pilihan
5 bab 5 Terjatuh dalam Kesedihan
6 bab 6 Kekecewaan dua Keluarga.
7 Bab 7 Minggu Ceria
8 Bab 8 Lembaran Baru
9 Bab 9 Truth or Dare (1)
10 Bab 10 Truth or Dare (2)
11 Bab 11 Rindu
12 Bab 12 Dinda Lestari
13 Bab 13 Restu Kakek
14 Bab 14 Pekerjaan Erwinto
15 Bab 15 Persiapan Pra-wedding
16 Bab 16 Foto Pra-Wedding
17 Bab 17 Matahari Senja
18 Bab 18 Para Tetua
19 Bab 19 Weekend
20 Bab 20 Peternakan
21 Bab 21 Makan Siang Romantis
22 Bab 22 Merasa Hampa
23 Bab 23 Surat Undangan
24 Bab 24 Kecupan
25 Bab 25 Pelukan Yang Hangat
26 Bab 26 Ayam Panggang
27 Bab 27 Cemburu (1)
28 Bab 28 Cemburu (2)
29 Bab 29 Dinner
30 Bab 30 Nanda Ekadana
31 Bab 31 Hadiah Istimewa
32 Bab 32 Mengidam
33 Bab 33 Hospital
34 Bab 34 Rumah Sakit 'Ibu & Anak'
35 Bab 35 Satu Kebenaran Untuk Mia
36 Bab 36 Ujian Hari Pertama
37 Bab 37 Penghuni Rempong
38 Bab 38 Erlina Jatuh Pingsan
39 Bab 39 Dinda Bimbang
40 Bab 40 Akhir Hubungan Juni dan Erlina
41 Bab 41 Sahabat Selamanya
42 Bab 42 Mengajak Erlina
43 Bab 43 Jalan-jalan Mencari Souvenir Pernikahan
44 Bab 44 Rujak Spesial
45 Bab 45 Tujuan Perguruan Tinggi
46 Bab 46 Melina & Kebun Strawbery
47 Bab 47 H-3 Menuju Pelaminan
48 Bab 48 H-2 Menuju Pelaminan
49 Bab 49 H-1 Menuju Pelaminan
50 bab 50 Keputusan yang tidak terduga
51 bab 51 Kehebohan
52 Bab 52 Janji Suci Pernikahan
53 Bab 53 Malam Pernikahan
54 Bab 54 Lembaran Baru
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Singkat
2
bab 2 Dilema
3
bab 3 Menunggu tanpa Kepastian
4
bab 4 Pilihan
5
bab 5 Terjatuh dalam Kesedihan
6
bab 6 Kekecewaan dua Keluarga.
7
Bab 7 Minggu Ceria
8
Bab 8 Lembaran Baru
9
Bab 9 Truth or Dare (1)
10
Bab 10 Truth or Dare (2)
11
Bab 11 Rindu
12
Bab 12 Dinda Lestari
13
Bab 13 Restu Kakek
14
Bab 14 Pekerjaan Erwinto
15
Bab 15 Persiapan Pra-wedding
16
Bab 16 Foto Pra-Wedding
17
Bab 17 Matahari Senja
18
Bab 18 Para Tetua
19
Bab 19 Weekend
20
Bab 20 Peternakan
21
Bab 21 Makan Siang Romantis
22
Bab 22 Merasa Hampa
23
Bab 23 Surat Undangan
24
Bab 24 Kecupan
25
Bab 25 Pelukan Yang Hangat
26
Bab 26 Ayam Panggang
27
Bab 27 Cemburu (1)
28
Bab 28 Cemburu (2)
29
Bab 29 Dinner
30
Bab 30 Nanda Ekadana
31
Bab 31 Hadiah Istimewa
32
Bab 32 Mengidam
33
Bab 33 Hospital
34
Bab 34 Rumah Sakit 'Ibu & Anak'
35
Bab 35 Satu Kebenaran Untuk Mia
36
Bab 36 Ujian Hari Pertama
37
Bab 37 Penghuni Rempong
38
Bab 38 Erlina Jatuh Pingsan
39
Bab 39 Dinda Bimbang
40
Bab 40 Akhir Hubungan Juni dan Erlina
41
Bab 41 Sahabat Selamanya
42
Bab 42 Mengajak Erlina
43
Bab 43 Jalan-jalan Mencari Souvenir Pernikahan
44
Bab 44 Rujak Spesial
45
Bab 45 Tujuan Perguruan Tinggi
46
Bab 46 Melina & Kebun Strawbery
47
Bab 47 H-3 Menuju Pelaminan
48
Bab 48 H-2 Menuju Pelaminan
49
Bab 49 H-1 Menuju Pelaminan
50
bab 50 Keputusan yang tidak terduga
51
bab 51 Kehebohan
52
Bab 52 Janji Suci Pernikahan
53
Bab 53 Malam Pernikahan
54
Bab 54 Lembaran Baru
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!