Tidak terasa sudah 1 bulan berlalu setelah pertemuan singkat itu, kejadian yang tiba-tiba membuat Erwinto pergi begitu saja masih membuat Erlina penasaran sampai saat ini.
tahun ajaran baru sudah dimulai, "Selamat datang semester terakhir di SMA" gumam Erlina yang masih memakai selimut di kamarnya.
Erlina bersiap-siap untuk sekolah, jam masih menunjukan pukul 5.30, langit diluar kamar masih terlihat gelap, sesegera mungkin Erlina langsung menyiapkan sarapan untuk dia dan ayahnya Eka. mereka hanya tinggal berdua saja, ibu Erlina sudah 3 tahun meninggal, kini mereka hanya berdua saja.
Erlina menjadi dewasa sebelum waktunya, begitu cepat dia harus bisa menjadi sosok anak yang mandiri tanpa bimbingan ibunya lagi. jam sudah menunjukan pukul 6.30, Erlina sudah selesai menyiapkan sarapan, dan dia segera memanggil ayahnya untuk sarapan bersama.
"Ayah ayo kita sarapan bersama, Erlin sudah siapkan makana kesukaan ayah" Erlina mengajak ayahnya.
mereka berjalan menuju meja makanan yg sudah tersaji telor rebus 1/2 matang, ayam goreng dan sayur bayam.
"Kelihatannya sangat enak sayang🤤" ayah Eka segera duduk dan mengisi piring dengan makanan. Erlina hanya tersenyum melihat ayahnya yang menyukai masakannya. Setelah sarapan Erlina langsung berangkat ke sekolah, karena ini hari pertama masuk sekolah, kegiatan belajar belum begitu efektif.
DI SEKOLAH
"Erlina😋 Erlina" panggil Mia Puspita mengagetkannya yang duduk melamun di bangkunya.
"Hai Erlina, hai Mia" sapa Juni Permadi yang datang menyusul d belakang Mia.
"Hai temen-temen😁,,, gimana kabar kalian bedua! Lina kangen banget" mereka bertiga berpelukan.
"kamu kenapa lin? kok pagi-pagi udah ngelamun aja,,, belum juga mulai belajar udah galau aja" tanya Mia.
"Aku nggak kenapa kok Mia, cuma lagi iseng aja ye bengong😆" Erlina tidak menjelaskan apapun pada mereka.
Waktu berjalan begitu cepat, tiba waktunya untuk pulang sekolah, Erlina segera pulang, sesampainya di rumah, ayah Eka sudah menunggunya di depan pagar rumah mereka.
"Ayah, Erlina pulang" sapa Erlina.
"Selamat datang anak ayah sayang. ayo kita makan siang bersama!" ajak ayah Eka merangkulnya.
setelah selesai makan siang bersama, Erlina pergi untuk merebahkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk, mata Erlina terpejam, dan tanpa dia sadari matanya sudah terlelap dalam tidur, jam 3 sore Erlina bangun dan segera menyiapkan teh untuk dia nikmati bersama ayahnya, Erlina membawa teh dan sedikit cemilan, mereka duduk berdua di halaman rumah.
"Lin ini ayah ada sesuatu untukmu" ayah memberinya sebuah surat, di sampul surat itu tidak tertulis pengirimnya.
"Dari siapa ini yah?" Erlina bertanya sembari mengambil surat itu.
"Coba kamu baca dulu isinya lin!" suruh ayah. Segera Erlina membuka surat itu. dia membaca surat yang ada didalamnya dengan beberapa lembar foto dibelakangnya.
Dari : Abdi Santoso
Dear Erlina Ekadana
Erlina sayang, maafkanlah kakek ini yang harus menyampaikan hal yang penting hanya melalui sebuah surat.
Ini berawal dari pertemanan lama antara aku dan kakek mu, kami tumbuh bersama di sebuah desa kecil, hubungan kami melebihi ikatan darah, dulu kami menggembala sapi dan domba bersama, waktu itu terasa sangat menyenangkan.
Karena keinginanku untuk maju begitu tinggi kakek mu memberi dorongan yang sangat besar padaku, dengan mengorbankan masa depannya, kakek mu 'Dana' bersedia membiayai sekolahku hingga ke perguruan tinggi, keadaan saat itu sangat tidak memungkinkan untukku tinggal di desa, namun hidup di kota juga membutuhkan biaya yang sangat tinggi, biaya sekolah juga terlalu tinggi untuk ukuran kami yang hanya anak desa.
Saya masih ingat perkataannya saat itu "Santoso, kamu sangat pintar kalau dibandingkan dengan aku. Aku hanya pandai menggembala ternak, namun tidak denganmu, kamu sangatlah pintar, kamu harus melanjutkan sekolahmu, dan kejarlah impianmu!."
Aku sangat malu sebenarnya saat itu, karena menyusahkan Dana. tapi harus diakui bahwa Dana adalah kakak bagiku, sosok kakak yang selalu berusaha melindungi adiknya.
Setelah menyelesaikan pendidikan akhirnya aku balik ke kampung dan menunjukan ijazah sarjana ku.
Aku menyampaikan banyak terimakasih ku padanya, tapi Dana adalah seorang pejuang yang tangguh hingga bisa membiayai sekolahku. Saat aku katakan ingin memulai usaha dia memberiku modal. saat itu kami tidak menyimpan tabungan dalam bentuk uang, namun kami lebih suka menabung dengan emas.
Dia mengeluarkan semua tabungan-tabungan emasnya, aku masih ingat berat emasnya saat itu ada 200gram, dan 1/2 jumlah emas itu adalah milik mendiang ibu Dana.
Tanpa meragukan kemampuan ku, Dana memberikan semua tabungannya.
Dan aku memulai usaha awal ku dengan tabungan Emas dari Dana.
waktu berlalu begitu cepat, aku berhasil merintis usahaku di bidang makan, hingga saat ini mengirim makanan ringan hingga keluar negeri.
Aku datang menemui Dana setelah 10 tahun di perantauan, sesekali aku hanya mengirim surat untuk menanyakan kabarnya.
setelah pertemuan kami selama 10 tahun tidak bertemu, aku mengembalikan modal awal yang telah aku terima, dan memberikan 1/2 saham dari perusahaan atas namanya. Awalnya beliau menolak, namun setelah aku berikan gambaran tentang masa depan anaknya, baru beliau mau menerimanya.
Dan sebagai balas jasaku pada Dana, ingin sekali kalau suatu hari nanti cucu kami bisa berjodoh, dan membuat ikatan darah dengannya.
Itulah permintaanku padamu Erlina, bantulah kami mewujudkan impian lama kami. menyatukan dua keluarga ini, ini adalah beberapa poto lama kami 'aku dan kakekku'
^^^Salam sayang kakek Santoso.^^^
Erlina yang membaca surat itu sangat terharu mendengar kisah mereka, air matanya menetes terus saat membaca surat dari kakek Santoso. begitu mengagumkan dan menginspirasi, tanpa ikatan darah mereka berdua begitu saling menyayangi dan mempercayai satu sama lainnya, banyak yang mengatakan 'Ikatan darah lebih kental dari air' namun keluarga bisa lahir dari hati yang tulus, memberi tanpa mengharapkan balasan. Kisah kakek Santoso dan Kakek Dana sudah membukakan pemikiran baru bagi Erlina dalam memandang masa depan. Tapi disisi lain inilah yang Erlina rasakan.
"Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan kak Erwinto? aku tau dia sudah memiliki seseorang yang istimewa dihatinya, 3 tahun lalu saat Erwinto sudah menginjak bangku kuliah dia menceritakan wanita yang sangat dia cintai dari masa SMP" keluh Erlina dalam hati. "Sebenarnya aku sudah menyukai kak Erwinto dari kecil, sosoknya sangat hangat dan penyayang, tapi bagaimana mungkin aku terjebak dalam 'DILEMA' seperti saat ini...." lanjut Erlina bergumam dalam hati.
"Erlina...." ayah mengagetkannya dalam lamunan masa lalu...
"A.a.a iya Yah😅" Erlina terkaget....
"Gret...gret. gret" suara getar ponsel Erlina.
Terlihat nomer yang belum dia simpan sebelumnya. Segera Erlina mengangkat telponnya. "halo, ini siapa ya?" jawab Erlina.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Komang Ferela
makin menarik thor 🤩
2021-08-31
0