Jacob sedang melihat kamar Alice dengan teliti saat itu, setelah mereka berciuman Alice langsung melarikan diri masuk kedalam kamar mandi, gadis itu takut jika Jacob meminta hal yang lain lagi dan mengusirnya untuk pergi.
Tapi yah, mana mau dia pergi begitu saja apalagi usahanya sudah berhasil dan dia ingin dekat dengan putri Adam Walker detektif hebat itu.
Jacob melihat sekelilingnya, berjalan menghampiri sebuah meja yang ada dikamar itu.
Diatas meja itu tampak sebuah komputer dan beberapa tumpukan kertas disana, Jacob meraih selembar kertas itu dan melihatnya.
Ternyata itu adalah berita tentang pembunuhan keluarga Walker setahun yang lalu dan sampai sekarang kasus itu belum juga terpecahkan.
Jacob kembali melihat kertas lainnya dan isinya sama semua, sepertinya Alice sedang berusaha mencari pelaku yang membunuh keluarganya.
Diatas meja itu juga terdapat sebuah foto keluarga, dimana keluarga itu tampak bahagia. Jacob mengambil foto itu, melihatnya dengan lekat, Alice benar-benar terlihat bahagia disana.
Selama dia sibuk melihat benda-benda yang ada diatas meja tiba-tiba pintu kamar Alice terbuka, disana tampak seorang gadis manis muncul dari balik pintu.
"Mommy?"
Gadis kecil itu langsung melihat kearah Jacob.
"Mommy?" pangilnya lagi.
Jacob tidak percaya mendengarnya.
"Where is mommy?" tanya Marry padanya.
"Hei girl, i am your mom." jawab Jacob asal.
Wajah Marry langsung pucat, gadis manis itu langsung memutar langkahnya dan berlari keluar.
"Aunty!!" Marry berteriak dengan kencang dan menangis.
"Bibi Carol, mommy Alice berubah menjadi laki-laki." teriak Marry sambil menangis didalam pelukan pengasuhnya.
"Apa?" bibi Carol tidak percaya mendengarnya. Tapi walau begitu, Carol menenangkan Marry dan dia teringat dengan pria yang membawa Alice pulang semalam, sepertinya gadis kecil itu sudah salah paham.
Sedangkan didalam kamar, Alice segera berlari keluar dari dalam kamar mandi saat mendengar teriakan Marry dengan sebuah handuk melilit dibadannya. Rambutnya masih basah dan air masih menetes dari sana.
"Marry ada apa denganmu?"
Alice melihat Kamarnya tapi tidak ada Marry disana, hanya ada pria yang menyebalkan walaupun sudah dia usir tapi tidak mau pergi juga.
"Jacob, apa yang kau lakukan pada Marry?" tanyanya curiga.
"Hei, aku tidak melakukan apapun!" dusta Jacob.
"Tidak mungkin!" Alice tidak percaya.
"Untuk apa aku membohongimu, gadis itu langsung ketakutan saat melihatku."
"Insting anak-anak, wajahmu seperti pedofil makanya dia lari." ledek Alice sambil terkekeh pelan.
"Jangan menghinaku sayang."
Jacob meletakkan foto itu kembali dan melangkah menghampiri Alice, gadis itu tampak sedang mengeringkan rambutnya yang basah.
"Sayang." Jacob memeluk Alice dari belakang.
"Sudah aku bilang jangan memanggilku sayang!"
"Ingat, kau sudah jadi pacarku sekarang."
"Jacob, jangan main-main dalam hal ini, aku tidak suka."
"Aku tidak main-main sayang."
Alice hanya diam saja, kembali mengeringkan ujung rambutnya yang basah.
"Alice."
"Hmmm?"
"Apa kau mau pergi bekerja?"
"Tidak, terima kasih karena berkatmu aku jadi cuti!"
Jacob tertawa pelan dan memainkan jarinya di ujung rambut Alice yang basah.
"Sayang, kenapa Kau jadi seorang polisi?"
"Untuk apa kau tahu?" tanya Alice pula.
"Aku ingin tahu semua tentangmu." ujar Jacob dengan santai.
Alice segera melepaskan diri dan memakai bajunya.
"Aku menjadi polisi karena ingin seperti ayahku menjadi agen FBi." jawabnya.
"Apa menyenangkannya menjadi FBI?" gerutu Jacob.
"Sangat menyenangkan apalagi bisa menangkap pria menyebalkan sepertimu." balas Alice pula.
Jacob terkekeh pelan dan melirik Kearah meja kembali.
"Alice sayang, apa kau sedang menyelidiki kasus pembunuhan keluargamu?" tanyanya.
"Ini bukan urusanmu!" jawab Alice ketus.
"Hei." Jacob langsung mendekati Alice dan meraih pinggangnya.
"Katakan padaku, apa tujuanmu menjadi posisi untuk menangkap pembunuh yang telah menghabisi keluargamu?" tanyanya lagi.
"Jacob ini tidak ada hubungannya denganmu, lebih baik kau tanda tangani proyek kerja sama kita yang tertunda."
Jacob kembali terkekeh dan memeluk gadis itu dengan erat.
"Itu pasti sayang, aku akan menandatangani proyek itu untukmu."
"Good." Alice ingin melepaskan diri dari pelukan Jacob tapi pria itu semakin mengencangkan pelukannya.
"Jacob, lepas."
"Alice."
"Apa?"
"Apa kau memerlukan bantuanku?"
"Untuk apa?"
"Untuk mencari pembunuh keluargamu."
Alice terdiam, apa maksud perkataan Jacob?
Bahkan sampai saat ini para agen FBI tidak ada yang bisa memecahkan kasus ini, tapi pria ini? Jangan bercanda!
"Jacob, jangan bercanda denganku. Sampai sekarang kasus ini masih belum jelas karena tidak ada bukti, lalu kau ingin mengungkap kasus ini dengan apa?" tanyanya.
"Wah, kau benar-benar meremehkanku."
"Sudah lepas, dan pergi dari rumahku!" usirnya.
Walaupun begitu Jacob tetap memeluknya dengan erat dan tidak mau melepaskannya.
"Jacob kau mau apa sih?" Alice mulai kesal.
"Tidak ada, aku hanya ingin dekat denganmu."
"Jacob!!"
"Sssttttt...!"
Jacob langsung m****** bibir Alice sedangkan gadis itu hanya diam ditempatnya.
"Jika kau mau, aku akan membantumu mengungkap kasus pembunuhan keluargamu." bisik Jacob disela-sela ciumannya.
"Aku akan mengurangi bebanmu dan membantumu balas dendam, jika kau mau percaya padaku maka aku akan membantumu membalas pembunuh itu karena tidak ada yang mustahil bagiku."
Jacob mengusap wajah Alice dan kembali mengecup bibir gadis itu dengan lembut.
"Dan tentunya ini tidaklah gratis!" katanya lagi.
"Terima kasih, aku tidak butuh bantuanmu." tolak Alice dengan cepat.
"Alice, apa kau ingin membiarkan kasus ini begitu saja? Apa kau tidak ingin membalas kematian keluargamu?"
"Jacob!!"
Alice mulai menangis, bukannya dia tidak mau membalas kematian keluarganya, dia sudah berusaha dengan kemampuan yang ada tapi semua itu tidaklah mudah apalagi dia hanya seorang amatiran saja.
"Bisa kau pergi dari rumahku? Aku tidak butuh bantuanmu dan aku harap kita tidak bertemu lagi." katanya kesal.
Jacob melepaskan pelukannya, mengusap air mata Alice dari pipinya.
"Maaf, mungkin kau merasa aneh karena tiba-tiba aku menawarkan bantuan tapi aku sungguh-sungguh denganmu."
"Jangan bercanda Jacob, kita ini belum lama kenal.
"Aku tahu."
"Tapi kau sudah mencuri perhatianku dan aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah."
Setelah berkata demikian Jacob kembali menciumi bibir Alice, semula Alice diam saja tapi akhirnya Alice mulai membalas ciuman Jacob.
Gadis itu mulai melingkarkan tangannya ke leher Jacob dan memeluknya dengan erat.
Mereka saling berciuman tapi pikiran Alice dipenuhi dengan tanda tanya, kenapa Jacob mau membantunya?
"Mommy." Marry kembali muncul dari balik pintu.
"Oh my God!"
Alice langsung melepaskan bibirnya, tanpa Jacob duga Alice menjepit lehernya dan membanting pria itu keatas lantai.
"Gubrakkk!!"
"Oh my God, again?" Jacob begitu kaget dan memegangi kepalanya yang terbentur lantai.
"Hei bagaimana jika aku mengalami gegar otak!" makinya.
Jacob bangkit dan duduk diatas lantai sambil mengusap kepalanya.
Alice segera berlari menghampiri Marry.
"Segera pergi dari rumahku!" teriaknya.
Senyum Jacob mengembang diwajahnya.
"Alice Walker, kau tidak akan bisa kabur dariku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
fulana anonymous
hahahaha aku membayangkan ini sebuah adegan Film
2023-12-31
2
H A R U K A ~C H A N
haiiyaaaa... main banting anak orng aja nih si alis😂😂😂 dianggep karung beras aja main banting🤣
2023-07-12
0
..qwerty248..
keep cool..🤣🤣
2023-06-16
0