"Jacob."
"Hmmm."
"Kau ingin memelukku sampai kapan?"
"Sampai kau tua."
"Hei aku tidak mau ya dipeluk olehmu sampai mati." gerutu Alice.
Jacob terkekeh pelan dan semakin mengencangkan pelukannya.
"Jadi, apa kau mau jadi pacarku?'
"Tidak mau!"
"Kenapa?"
"I dont like you." Alice langsung menginjak telapak kaki Jacob.
"Oh my God." Jacob melepaskan pelukannya dan mengangkat kakinya yang di injak oleh Alice, seharusnya dia tahu bahwa gadis itu suka menendang atau menginjak kakinya dan ini sudah kedua kalinya.
"Hei awas kau ya!"
Alice hanya cuek saja, gadis itu hendak berjalan kearah kamar mandi tapi Jacob mengejarnya, pria itu menangkap bahu Alice dan pada saat itu Alice segera memegang tangan Jacob yang berada diatas bahunya, menarik tangan pria itu hingga tubuh Jacob menempel dibahunya.
Tanpa Jacob duga sama sekali Alice langsung mengangkat tubuh Jacob yang berada dibelakangnya dan langsung membanting tubuh pria itu diatas lantai.
"Gubrak!!" itu suara tubuh Jacob yang dibanting oleh Alice diatas lantai.
"Oh my God!" Jacob benar-benar tidak menyangka gadis itu akan membantingnya.
Jacob segera duduk diatas lantai dan memegangi kepalanya yang terbetur lantai.
"Are you crazy?" Jacob segara bangkit berdiri dan mengusap kepalanya, dia benar-benar tidak menyangka jika gadis itu sungguh hebat.
Tapi jangan panggil dia Jacob Smith jika tidak bisa membalas perbuatan gadis itu.
"Itu balasan untukmu, seharusnya aku melakukan hal ini semalam tapi sekutuku malah kabur!" Alice sangat puas sekarang.
Jacob melebarkan senyumnya, sepertinya Alice tidak tahu jika Olivia adalah adiknya dan gadis ini benar-benar sangat mirip ibunya dan dia suka.
Saat itu sebuah ide muncul dikepala Jacob, rasanya sangat menyenangkan bisa dekat dengan gadis itu.
"Hei, bagaimana jika kita berduel?" tantang Jacob.
"Duel apa?" tanya Alice pula.
"Sepertinya kau hebat dalam bela diri, bagaimana jika kita berduel siapa yang akan menang diantara kita."
"Apa maksdumu?" Alice mulai penasaran.
"Yeah, ini hanya duel diantara kita, jika kau menang maka kau boleh memintaku melakukan apapun dan jika aku menang, maka kau harus melakukan semua perkataanku."
Alice tersenyum dengan licik, sepertinya ini akan menjadi pertunjukkan yang sangat menarik dan dengan ini dia akan meminta Jacob menyetujui kerja sama mereka yang tertunda, dan tentunya setelah ini dia tidak akan mau bertemu dengan pria itu lagi dan menendang Jacob dari rumahnya.
Alice sangat yakin dia pasti akan menang dengan mudah apalagi sepertinya Jacob tidak bisa bela diri.
"Aku terima tapi apa peraturannya?"
Senyum Jacob langsung mengembang diwajahnya, kali ini gadis itu pasti tidak akan bisa kabur darinya.
"Mudah saja, siapa duluan yang dapat menjatuhkan lawan maka dialah pemenangnya."ujarnya.
"Deal!" jawab Alice dengan cepat dan gadis itu langsung memasang kuda-kudanya.
"Wow, i'm very like you." puji Jacob.
Alice melihat pria itu dengan tajam, tanpa basa basi lagi Alice langsung mendekati Jacob dan melayangkan Kakinya kearah Jacob.
Tapi dengan cepat pula Jacob menghindari serangan alice, pria itu tampak santai saja dan tidak serius meladeni serangan Alice.
Jacob hanya menghindari setiap tendangan dan pukulan Alice karena dia sudah terbiasa apalagi hampir setiap pagi ibunya melakukan hal serupa padanya.
Alice mulai kesal dan kewalahan, kenapa pria ini hanya menghindar saja tanpa membalas serangannya?
"Hei." Alice mulai kehabisan nafas.
"What?" Jacob benar-benar santai.
Alice memegangi dadanya berusaha mengatur nafasnya, dia benar-benar kewalahan sedangkan Jacob masih segar bugar.
"Sayang, apa kau sudah menyerah?" Jacob hanya tersenyum usil melihat gadis itu.
"Tidak ada kata menyerah dalam kamus hidupku." kata Alice sambil terengah-engah.
Jacob terkekeh dan kembali menantang gadis itu.
"Kalau begitu ayo serang aku lagi."
Alice melihat kearah Jacob sedangkan senyum pria itu semakin lebar.
"Break dulu." pintanya.
Alice berjalan kearah ranjang, menjatuhkan diri disana sambil mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.
Jacob menghampirinya dan berdiri dihadapannya.
"Jadi belum mau menyerah?"
"Bisa beri aku waktu untuk mengatur nafasku?" pinta Alice lagi.
"Tidak sayang, akui kekalahanmu sekarang juga atau tidak?"
"Apa? Memangnya apa yang akan kau lakukan"
Jacob segera menarik tangan Alice sehingga gadis itu bangkit berdiri dan tanpa basa basi lagi, Jacob langsung memutar tangan Alice kebelakang dan menahannya.
"Aku tidak akan membantingmu keatas lantai tapi sekarang kau sudah kalah." Jacob berbisik ditelinganya.
"Kau curang."
"Tidak sayang, aku tidak curang dan mulai sekarang kau harus mengikuti semua perkataanku."
Jacob segera memutar kembali tubuh Alice, tangannya mulai mengelus wajah manis gadis itu dan menciuminya.
"Kiss me." bisiknya.
"No!" tolak Alice dengan cepat.
"Hei ingat peraturan, kau sudah kalah."
"Tidak mau!" tolak Alice lagi.
Jacob memegangi dagu gadis itu dan menatap matanya dalam-dalam.
"Aku tidak menyangka putri Adam Walker tidak bisa memegang ucapannya." pancingnya.
Alice mengigit bibirnya, sepertinya reputasi ayahnya dipertaruhkan disini.
"Tapi bagaimanapun kau sudah jadi milikku sayang, apalagi malam panas yang sudah kita lewatkan."
Wajah Alice memerah, dia tidak bisa menyangkalnya karena tanda merah didada Jacob adalah hasil perbuatannya. Tapi apakah benar mereka telah melakukannya?
"So, kiss me." pinta Jacob lagi.
Alice menatap pria itu dengan lekat, dia malas berpikir lagi. Ya sudahlah, toh sudah terjadi juga dan sepertinya dia akan semakin terjerat pada pria itu.
Alice memejamkan matanya dan mengecup bibir Jacob dengan lembut, ini pertama kalinya Alice menciumi pria terlebih dahulu dan dia sangat malu.
Alice melepaskan bibir pria itu dan memalingkan wajahnya yang memerah.
Jacob tersenyum dan membelai wajah Alice yang tampak masih memerah.
"Bibirmu sungguh manis, so, kiss me again."
"Kau benar-benar menyebalkan."
Alice melingkarkan tangannya dileher Jacob dan kembali mencium bibir pria itu, Jacob memeluk Alice dengan erat dan membalas ciuman gadis manis yang sedang dipeluknya.
"Again." bisiknya.
"Aku akan menciummu sampai bibirmu hilang!"
Alice kembali membuka mulutnya dan mencium bibir pria itu sampai puas.
Sedangkan pagi itu dikediaman keluarga Smith, tampak Samantha sedang kesal karena lagi-lagi putranya tidak pulang dan memberi kabar.
Walaupun terkadang Jacob tidak pulang dan lebih memilih tidur dirumah pribadinya sendiri tapi Jacob pasti memberi kabar pada ibunya.
Olivia yang sudah bangun sedari tadi segara bergabung dengan ayah dan ibunya yang berada dimeja makan.
"Olivia, apa kau tahu dimana kakakmu pergi?" tanya ibunya.
"Mommy, daddy, kalian tidak perlu mencari kak Jacob." ujar Olivia.
"Kenapa?" tanya ibunya heran.
"Karena saat ini kak Jacob sedang menjerat seorang gadis."
"What?" Kata Jhon dan Samantha bersamaan.
"Wow, itu baru putraku." ujar Jhon bangga.
Sedangkan Samantha berkata:
"Gadis malang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
soso
2025 baca lagi tetap ngakak Gadis yang Malang 🤣🤣🤣
2025-03-28
1
Sulaiman Efendy
THAT'S RIGHT MOM...😂😂😂😂
2024-05-12
2
Bunda Tyo'Aura-Dara
nih otak bokap nya.. yakin bakal licik kayak bokapnya 😂
2023-12-23
1