"Alice."
"Yes daddy."
"Kemarilah."
Alice berlari kearah ayahnya dan segera duduk disamping ayahnya.
"Apa kau serius ingin mengikuti jejak daddy menjadi FBI?"
"Tentu saja daddy, aku ingin menjadi seorang FBI hebat seperti daddy."
"Bagus, tapi kau harus ingat. Saat kau ingin membunuh seseorang maka bunuhlah tanpa ragu dan saat kau ingin menjauhi seseorang maka jauhilah.Jangan semakin kau mendekat pada orang itu sehingga kau menciptakan kesempatan pada orang itu untuk mendekatimu dan membuatmu semakin terlibat jauh dengannya." pesan ayahnya panjang lebar.
Alice yang masih berumur sepuluh tahun tersenyum manis pada ayahnya.
"Of course daddy."
"Good girl dan ingatlah jauhi keluarga Smith."
Alice kembali mengangguk, itu adalah pesan ayahnya saat dia berumur sepuluh tahun.
Saat itu bunyi alarm membangunkan tidur Alice, gadis itu mengerjapkan matanya dan memegangi kepalanya yang terasa berat.
Sudah sekian lama sejak kematian keluarganya, Alice tidak pernah memimpikan keluarganya tapi Kenapa pagi ini mimpi seperti itu? Seolah-olah ayahnya kembali memberikan peringatan padanya.
Alice ingin meraih jam alarm yang masih berbunyi diatas meja tapi Alice merasakan sebuah tangan melingkar diperutnya.
"Marry kenapa kau tidur denganku?"
Alice memutar tubuhnya dan pada saat itu matanya terbelalak kaget saat melihat seorang pria tampan sedang tidur disebelahnya, pria itu bahkan semakin mengencangkan pelukannya.
"Oh my God."
Alice langsung bangkit dan duduk diatas ranjang.
"Jacob Smith, kenapa aku bisa tidur dengannya?"
Wajah Alice langsung pucat, apa yang telah mereka lakukan semalam? Kenapa dia tidak pakai baju?
"Jangan-jangan kami?"
Alice membuka selimut yang menutupi tubuh mereka, gadis itu semakin shock dibuatnya saat melihat tubuh mereka yang telanjang.
"Good morning honey." Jacob tersenyum manis pada gadis itu dan menumpu kepalanya dengan sebelah tangannya.
"Ja..Jacob, apa yang kita lakukan semalam?"
"Apa kau tidak ingat?"
Alice mencoba mengingat apa yang telah terjadi di bar itu.
Seingatnya setelah mereka berciuman Alice kembali minum sampai dia mabuk, tapi setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Alice menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, jangan katakan?
"Katakan padaku, apa yang terjadi semalam dan apakah kita?" gadis itu tidak sanggup melanjutkan perkataannya.
Jacob menyandarkan tubuhnya diujung ranjang dan tersenyum dengan usilnya.
"Sekaranglah pembalasanku." katanya dalam hati.
"Alice Walker, apa kau benar-benar tidak ingat?"
Alice membuka tangannya dari wajahnya dan menggeleng pelan.
"Jika aku ingat aku tidak akan bertanya padamu."
Senyum Jacob semakin mengembang diwajahnya.
"Semalam kau memperkosaku." katanya dengan santai.
"What?" Alice sangat kaget mendengarnya.
"Jangan bercanda kau!!"
"Untuk apa aku bercanda?"
"Mana buktinya?"
"Lihat ini!" Jacob menunjuk kearah dadanya yang dipenuhi tanda merah disana.
Alice menelan ludahnya saat melihat otot dada pria itu dan tentu saja yang dipenuhi tanda merah karena perbuatannya semalam.
"Jacob, itu pasti bekas garukanmu supaya kau bisa menipuku bukan?" sangkal Alice.
Dia tidak percaya jika semua tanda itu adalah hasil perbuatannya dan sekarang Alice sangat kecewa dengan dirinya sendiri, ternyata dia bisa seliar itu.
"Wow, aku bukan pria bodoh yang akan menggaruk dadaku sampai seperti ini dan lagi pula, ini bukan bekas garukan sayang."
"Aku tidak percaya?" sangkal Alice lagi.
"Apa kau ingin aku menunjukkan bagaimana semalam kau menggodaku?"
Jacob mendekati Alice, menarik tangan gadis itu hingga Alice kembali tertidur diatas ranjang.
Alice menahan nafasnya saat Jacob menunduk dan berbisik ditelinganya.
"Sayang, semalam kau sungguh menggairahkan. Kau naik keatas tubuhku dan menciumiku tanpa henti walapun aku telah mencegahmu."
"Kau bahkan membuka semua pakaianmu tanpa aku minta dan membuka pakaianku juga, aku sudah menahanmu tapi yah..?"
"Kau tahukan apa yang terjadi selanjutnya? Dan aku tidak perlu menjelaskannya lagi tapi jika kau masih bersikeras maka kita bisa mengulanginya lagi." bisik Jacob ditelinganya.
Alice menelan ludahnya, wajahnyapun merah padam. Apa dia segila itu saat mabuk?
"Ja..jangan menipuku!"
"Aku tidak menipumu sayang, kau bisa tanyakan pada wanita tua yang ada diluar sana karena dia melihat perbuatanmu padaku semalam."
"What? Jadi aunty Carol melihatnya?" Alice semakin kecewa pada dirinya sendiri.
"Kau bohong, aku tidak merasakan apa-apa." Alice segera mendorong tubuh Jacob dan bangun dari atas ranjang, gadis itu mulai memunguti pakaiannya satu persatu dan memakai bajunya kembali.
Apa benar mereka telah melakukan perbuatan itu semalam? Tapi kenapa dia tidak merasakan sakit disela pahanya, jika benar harusnya dia merasakannya.
Jacob melihat gadis itu dengan senyum masih mengembang diwajahnya, dia masih belum selesai untuk menipu gadis polos itu.
"Jacob tolong anggap semalam tidak terjadi apa-apa." pinta Alice.
"Dont Worry honey, but?"
Jacob bangkit berdiri dan memeluk gadis itu dari belakang.
"Kau harus bertanggung jawab." bisiknya.
"What? What do you mean?" apalagi sekarang, seharusnya dia yang meminta pertanggung jawaban tapi kenapa malah pria ini yang memintanya. Apa tidak salah?
"Jangan bercanda kau!" Alice melepaskan dirinya, menjauh dari Jacob.
Jacob memunguti pakaiannya dan memakainya kembali, pria itu tampak santai saja karena dia yakin Alice akan menyetujui permintaanya.
"Aku tidak bercanda sayang, semalam itu adalah yang pertama untukku jadi kau harus bertanggung jawab dan kembalikan keperjakaanku."
"Hah?" mulut Alice ternganga.
"Oh my God, hello. Jika benar kita melakukan hal itu semalam, itu juga pertama kalinya untukku dan aku juga rugi."
"Dan lagi pula aku tidak percaya dengan semua ucapanmu!" ujar gadis itu lagi.
"Kenapa?" tanya Jacob pula.
"Dengan tampangmu yang bisa membuat wanita menangis tidak mungkin semalam itu adalah yang pertama untukmu!" kata Alice kesal.
"Wah kau menghinaku!"
Jacob kembali mendekati Alice tapi Alice segera mundur kebelakang, apa yang mau dilakukan oleh pria ini lagi?
"Pokoknya kau harus bertanggung jawab." Jacob tetap dengan pendiriannya.
"Tidak mau!!"
"Hei kau wanita pertama yang berani menggodaku, kaulah yang telah memperkosaku dan semalam adalah yang pertama untukku." Jacob semakin tidak mau kalah.
"Waduh, kenapa tidak sekalian bilang jika kau hamil." ucap Alice kesal.
Jacob terkekeh pelan, pokoknya dia harus mendapatkan gadis itu apapun caranya.
"Pokoknya kau harus bertanggung jawab." kata Jacob lagi.
Alice menggigit bibirnya, apa sih yang diinginkan pria menyebalkan ini?
"Katakan padaku bagaimana aku harus bertanggung jawab padamu?" tanyanya putus asa.
"Jadilah pacarku."
"What, aku tidak mau!!" tolak Alice.
"Tidak apa-apa." Jacob berjalan kearah ponselnya dan mulai menekan beberapa nomor disana.
"Hallo, 911 semalam aku diperko?"
Alice melotot tidak percaya, gadis itu segera berlari kearah Jacob dan meraih ponselnya, dengan cepat pula Alice mematikan panggilan itu.
"Are you crazy?" jika sampai Jacob melaporkan hal itu maka habislah reputasinya.
Jacob tersenyum puas.
"I got you." katanya dalam hati.
"Jadi?" Jacob melingkarkan tangannya dipinggang Alice dan memeluk gadis itu dengan erat.
Alice tertunduk lemas, apa yang harus dia lakukan?
"Oh my dad, aku berharap kau bangkit dari kuburanmu dan tamparlah aku karena sudah tidak mengikuti saranmu." katanya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Priskha
kayak tom and jerry 🤣🤣🤣🤣
2024-05-09
0
Ismi Nia
lucu juga ya 😂
2024-01-09
0
Bunda Tyo'Aura-Dara
astaga 🤣
2023-12-23
1