Sebelum pergi menjalankan tugasnya, Adam Walker mengantar putrinya kembali kerumah mereka.
Pria itu harus mengambil beberapa senjata dirumahnya dan bersiap-siap untuk menghadapi penjahat yang harus dia tangani nantinya.
Alice turun dari mobil ayahnya dan berlari kecil kedalam rumah mereka sedangkan Adam Walker berjalan mengikuti putrinya dengan senyum mengembang diwajahnya.
"Mommy, i'm home." teriak gadis itu dengan ceria.
Diana Walker yang sedang berada didalam dapur hanya tersenyum mendengar teriakan putrinya, wanita itu sedang menyiapkan makanan dengan menantunya Rose Walker.
Rose Walker adalah istri dari Jay Walker, mereka dikarunia seorang putri yang sudah berusia lima tahun dan diberi nama Marry Walker.
Alice masuk kedalam dapur dan langsung memeluk ibunya dari belakang, wanita itu menciumi wajah ibunya dan menyomot makanan yang sedang dipegang oleh ibunya.
"Alice, jaga sikapmu." ujar ibunya.
"Mom aku hanya lapar." rajuk Alice dengan manja.
"Mommy tahu sayang, tapi sikapmu tidak sopan dan lagipula, cuci tanganmu terlebih dahulu." ujar ibunya.
"Oke mom, i love you." ujar Alice dengan ceria dan kembali menciumi pipi ibunya.
"Hai kakak ipar." Sapa Alice pada kakak iparnya yang ada disana.
"Hai Alice, bagaimana harimu?" tanya Rose Walker pula.
"Tentu saja bagus kakak ipar, hari ini tembakanku sudah mulai tepat pada sasaran." katanya dengan bangga.
"Mulai tepat? Itu masih kurang bagus sayang." Sela ibunya.
"Mom, aku akan belajar setiap hari agar aku bisa cepat seperti daddy."
Alice berjalan kearah meja, duduk disana dan menyomot makanan yang ada disana.
"Ya...ya..tapi jangan lupa apa yang daddy ajarkan padamu." ayahnya masuk kesana dan menciumi wajah istrinya.
"Aku harus pergi." kata Adam Walker pada istrinya.
"Kemana? Sebaiknya kita makan bersama terlebih dahulu." ajak istrinya.
"Sayang, aku mendapat kasus penting dan aku harus segera pergi."
Diana Walker mengelus wajah suaminya dan menciuminya.
"Adam, jaga dirimu baik-baik, kau adalah segalanya bagi kami." ujarnya.
Adam Walker tersenyum pada istrinya, pria itu memeluk istrinya dengan erat.
"Aku berjanji setelah tugasku ini selesai aku akan kembali."
Diana mengangguk dalam pelukan suaminya, dia berharap suaminya bisa menangani kasus yang akan dia hadapi dengan baik dan dapat kembali kerumahnya dengan selamat.
Setelah itu Adam Walker mengusap kepala putrinya sejenak dan pergi dari sana untuk menjalankan tugasnya, menangkap seorang penjahat yang sangat berbahaya.
Alice melihat kepergian ayahnya dengan perasaan aneh, seperti akan terjadi sesuatu dengan ayahnya itu. Tapi ayahnya sudah terbiasa menangani kasus yang berbahaya dan dia yakin, kali ini ayahnya pasti akan menuntaskan kasus yang dia hadapi dan kembali dengan keadaan baik-baik saja.
Alice menepis perasaan khawatirnya, gadis itu segera bangkit berdiri dan berjalan kearah anak tangga untuk menuju kekamarnya.
Dia harus segera mandi karena badannya sudah lengket sehabis latihan menembak tadi, pada saat Alice hendak menaiki anak tangga tampak kakaknya Jay Walker sedang menuruni anak tangga sambil menggendong putrinya Marry Walker.
"Alice, kau ini masih saja tidak berubah, manja seperti Marry." goda kakaknya.
"Kak Jay, kau menyebalkan!aku tidak manja dan jangan samakan aku dengan Marry." ujar Alice kesal.
Jay Walker hanya terkekeh melihat tingkah adik perempuannya itu.
"Hei, jangan bertengkar." sela ibunya.
Alice menjulurkan lidahnya kearah kakaknya, gadis itu menciumi wajah keponakannya sejenak.
"Marry sayang, apa kabarmu?" tanyanya.
"Marry baik aunty, bagaimana kabar aunty?" Marry balik bertanya.
"Baik juga sayang."
Alice mengacak rambut keponakannya yang berada didalam gendongan kakaknya, setelah itu dia berlari keatas untuk menuju kekamarnya dan tentu saja untuk mandi.
Tidak lama kemudian, Alice telah mandi dan turun kebawah, disana tampak keluarganya sedang berbicara dengan hangat.
Walaupun ayahnya sering tidak ada dirumah tapi Alice selalu merasa mereka adalah keluarga yang bahagia dan dia berharap keluarganya akan tetap seperti itu.
Alice sangat bangga pada ayahnya, begitu juga dengan Jay Walker dan Diana Walker, mereka selalu bangga dengan pria hebat yang selalu melakukan tugasnya dengan baik dan mereka berharap kali ini Adam Walker dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik pula dan dapat segera pulang secepatnya.
Alice segera bergabung bersama keluarganya, gadis itu menarik sebuah kursi dan duduk disamping ibunya.
"Alice, kenapa kau tidak bekerja diperusahaan kakak saja?" tanya Jay Walker pada adiknya itu.
"Kak, kau tahukan aku sedang belajar untuk menjadi seorang agen FBI? Tapi sebelum itu aku harus menjadi seorang polisi terlebih dahulu agar aku punya banyak pengalaman untuk menghadapi kasus besar nantinya."
"Hei, apa hebatnya menjadi seorang FBI?" tanya Jay Walker heran.
"Lalu apa hebatnya menjadi pengusaha?" tanya Alice pula.
"Kau ini ya, sangat pintar memutar balikkan pertanyaan." Jay Walker mulai kesal.
Pasalnya dia kasihan melihat adiknya itu jika sudah jadi seorang FBI nanti apalagi adiknya itu mau menjadi polisi terlebih dahulu?
Membayangkannya saja sudah membuat Jay tidak tega.
"Sudah, kenapa kalian bertengkar?" Sela Diana Walker.
"Jay,adikmu memilih jalannya maka biarkan saja, dan kau memilih jalanmu. Kalian itu berbeda dan jangan memaksakan kehendakmu pada orang lain."
"Kalian harus saling mendukung dan sebagai kakak, kau harus menyemangati adikmu untuk mencapai impiannya." nasehat ibunya.
"Tapi mom, Alice seorang wanita?"
"Memangnya kenapa?" tanya ibunya heran.
"Seharusnya Alice bekerja dikantorku saja, sangat beresiko seorang wanita menjadi seorang FBI apalagi menjadi polisi." kata Jay lagi.
"KakJay, kau selalu mengatakan itu, banyak kok wanita yang menjadi polisi dan menurutku mereka sangat hebat." ujar Alice dengan bangga.
Jay menghembuskan nafasnya frustasi, sudah berapa kali pria itu membujuk adiknya tapi sia-sia, obsesinya menjadi seorang FBI seperti ayahnya memang sudah sejak Alice masih kecil.
Bahkan Alice memilih sekolah hukum agar memenuhi syarat untuk menjadi anggota FBI seperti ayahnya.
Tidak hanya itu, diluar kesibukan kuliah hukum yang diambilnya, Alice juga belajar beladiri. Adiknya itu belajar taekwondo untuk menjaga dirinya nanti.
Selain itu pula dia juga harus mengikuti latihan menembak agar bisa memenuhi syarat menjadi FBI nantinya.
Jay Walker tidak habis pikir, apa menyenangkan hal-hal seperti itu untuk gadis seusia Alice?
Bukankah lebih menyenangkan berkumpul dengan teman-teman sebaya dan jalan kemall serta mengurusi penampilan mereka. Tapi adiknya itu?
"Alice, jika kau sudah bosan dengan mimpimu maka datanglah keperusahaan kakak." kata Jay Walker pada adiknya itu lagi.
"Bosan? Tidak akan." jawab Alice dengan yakin.
"Yeah, siapa tahu nanti kau akan bosan. Perusahaan kakak sangat terbuka untukmu."
"Kak, kau menyebalkan!!" kata Alice kesal.
Jay terkekeh pelan.
Keluarga kecil itu mulai menikmati hidangan yang ada dan berbicara dengan hangat pula.
Tapi mereka tidak tahu bahwa saat itu Adam Walker sedang menghadapi seseorang yang akan membuat keluarga kecil itu hancur berantakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
mita ckep
halo
2025-04-11
0
Sulaiman Efendy
KIRA2 SIAPA MAFIA YG DIHADAPI ADAM WALKER SKRG INI...??
2024-05-12
2
Sulaiman Efendy
HRNYA KRAV MARGA BELADIRI YAHUDI ZIONIS ISRAEL YG EFEKTIF MLUMPUHKN DN MMATIKAN..
2024-05-12
1