Saat itu, Alice sedang berdiri bersama dengan Marry di Pemakaman Katolik Holy Cross Mausoleum Salib Suci yang terletak di Mapan 1887 Lokasi Colma, California.
Pemakaman Katolik Holy Cross di Colma, California adalah pemakaman Katolik Roma Amerika yang dioperasikan oleh Keuskupan Agung San Francisco .
Didirikan pada tahun 1887 di atas lahan seluas 1,2 hektar di bekas lahan pertanian seluas 300 hektar, ini adalah pemakaman tertua dan terbesar yang didirikan di Colma untuk melayani kebutuhan San Francisco .
Alice menggandeng tangan kecil Marry yang terus menangis sambil membawa boneka kecilnya, air mata Alice terus mengalir saat melihat satu persatu anggota keluarganya mulai dimasukkan kedalam liang lahat.
Bibirnya kelu, tidak bisa berkata apa-apa. Hanya dalam satu malam saja keluarganya mati. Siapa yang melakukannya?
Alice mengcengkram tangan kirinya dengan erat, ayahnya agen FBI hebat, sudah banyak menangkap banyak penjahat. Siapa yang menyimpan dendam pada ayahnya?
Pemakaman itupun dilakukan dengan cepat, banyak yang hadir disana karena ayahnya seorang agen Fbi, belum lagi Jay Walker yang seorang pengusaha.
Rambut panjang Alice berhembus diterpa angin begitu juga dengan gaun hitam yang dipakainya.
Gadis itu hanya diam ditempatnya, menangis menahan sesak didadanya. Rasanya dia tidak kuat menghadapi kenyataannya tapi Alice berusaha tegar demi keponakan kecilnya.
Jika dia hancur lalu bagaimana dengan Marry nantinya?
Alice hanya bisa menahan semua itu didalam dadanya, sesekali wanita itu terlihat mengusap air matanya yang terus mengalir membasahi kedua pipinya. Bagaimanapun dia harus terlihat kuat didepan Marry dan jangan sampai membuat Marry sedih karena sejak tadi gadis itu diam saja disisinya, walau tidak dipungkiri dia sendiri merasa hancur.
Saat itu para prajurit menembakkan senjatanya keatas langit sebagai penghormatan terakhir untuk Adam Walker agen Fbi hebat itu.
Pada saat itu juga para pelayat mulai meninggalkan makam itu satu persatu dan menghampiri Alice untuk mengungkapkan duka cita mereka para wanita itu.
Alice mengucapkan terima kasih kepada para pelayat dan tersenyum dengan lemah, setelah para pelayat itu pergi, Alice masih berdiri disana dengan Marry yang masih berada disisinya.
Dengan pelan, Alice melangkah mendekati makam yang masih baru itu. Alice mengambil bunga dan mulai meletakkan bunga itu diatas makam keluarganya yang menjadi satu.
"Mommy and daddy." Alice mengusap air matanya, rasanya dia tidak sanggup melanjutkan ucapannya
"Kak Jay dan kakak ipar, good bye." ucapan itu keluar dari mulutnya dengan pilu.
"Bibi, kenapa mereka dimasukkan kedalam sini?" tanya Marry dengan polos.
Alice langsung membungkuk saat mendengar pertanyaan keponakan kecilnya itu dan memeluk tubuh Marry, apakah Marry akan mengerti dengan ucapannya?
"Marry, ayah dan ibumu berada disurga sekarang begitu juga dengan kakek dan nenek."
"Tapi aunty, apakah surga itu ada dibawah tanah?" Marry kembali bertanya dengan polos.
Alice menggeleng dan mengencangkan pelukannya, air matanya kembali mengalir dari kedua matanya. Bagaimana dia harus menjelaskan hal itu pada keponakan kecilnya?
Untuk anak kecil seusia Marry pasti tidak akan mengerti dengan situasi itu, entah bagaimana caranya Alice harus menjelaskan kenyataan yang ada pada Marry nantinya.
"Marry, maafkan aku. Aunty berjanji akan menjagamu dengan baik."
Marry mengangguk didalam pelukannya, dia masih kecil belum mengerti apa-apa dan tidak tahu kenapa ayah dan ibunya dimasukkan kedalam tanah bersama kakek dan neneknya.
Alice bangkit berdiri dan kembali menatap kuburan keluarganya sebelum pergi.
"Marry, ucapkan Selamat tinggal pada ayah dan ibumu, ucapkan selamat tinggal pada kakek dan nenek juga."
Marry mengangkat kepala kecilnya dan menatap kearah auntynya, Alice mangangguk saat melihat gadis kecil itu sambil menangis.
"Mommy, daddy, Marry harus pergi. Sampai jumpa lagi, Marry sangat mencintai kalian dan Marry juga sangat mencintai kakek dan nenek, Marry berjanji akan kembali lagi untuk menjenguk kalian." kata gadis kecil itu panjang lebar.
Alice mengusap air matanya, perkataan Marry membuat hatinya semakin pilu. Alice segera membawa Marry dalam gendongannya untuk pergi dari sana.
Sebelum Alice melangkah pergi, Alice menoleh sejenak melihat kearah makam keluarganya.
"Good bye guys, rest in peace." ujarnya.
Alice melangkah dengan cepat meninggalkan makan keluarganya, dia tidak sanggup berlama-lama disana dan dia juga tidak ingin membuat Marry semakin melontarkan banyak pertanyaan padanya karena dia tidak akan bisa menjawab pertanyaan gadis kecil itu dan hal itu akan membuat hatinya semakin pilu.
Alice melangkah mendekati sebuah mobil yang sudah menunggu mereka, disana tampak seorang wanita berkaca mata tebal sudah menunggu kedatangan mereka, wanita itu adalah Jane sekertaris kepercayaan dari Jay Walker.
Alice segera masuk kedalam mobil itu bersama dengan Marry tanpa berkata apa-apa, Jane masuk kedalam mobil dan memerintahkan supir untuk menjalankan mobi itu, mobil mereka mulai berjalan dengan pelan untuk meninggalkan pemakaman itu.
Alice melihat pemakaman keluarganya sampai pemakaman itu tidak terlihat lagi sedangkan Marry bersandar disisinya.
Selama diperjalanan air mata Alice terus mengalir dikedua matanya, bagaimana nanti dia akan menjalani harinya tanpa keluarganya lagi?
Saat mobil yang membawanya tiba dirumahnya, Alice segera membawa Marry dalam gendongannya.
Alice berdiri didepan rumahnya dan melihat rumah itu cukup lama, rasanya langkahnya sangat berat untuk masuk kedalam sana karena dia tahu, didalam sana tidak ada siapa-siapa lagi.
Jane berjalan menghampiri Alice dan mengusap punggungnya dengan lembut.
"Ms Alice, jika kau mau kau bisa tinggal dirumahku terlebih dahulu."
Alice memalingkan wajahnya dan tersenyum pada Jane. Mungkin akan berat tapi dia akan berusaha membiasakan dirinya.
"Tidak perlu Jane, terima kasih banyak. Sekarang kau sudah bisa pergi." Alice berkata demikian sambil tersenyum manis pada sekertaris kakaknya itu.
"Baiklah, jaga dirimu dan Marry. Jika diperusahaan ada apa-apa aku akan langsung mencarimu.
"Terima kasih Jane."
Jane kembali mengusap punggung Alice, setelah itu wanita itu pergi dari sana meninggalkan Alice yang masih berdiri didepan rumahnya.
Alice segera melangkah masuk kedalam rumahnya dan didalam sana suasana sangat sepi. Alice menurunkan Marry dari gendongannya dan memejamkan matanya, bayang-bayang ibunya yang berdiri didapur sambil tersenyum menyambut kedatangannya terbayang dikepalanya.
Ayahnya yang selalu duduk disana sambil membaca koran dan menyeruput kopi hitamnya juga terlintas dikepalanya, apalagi kakak dan kakak iparnya yang juga berada disana.
Air mata Alice kembali mengalir, tidak akan mudah baginya untuk melewati semua itu tapi dia akan berusaha demi Marry.
Alice menutup pintu rumahnya dengan pelan, walaupun banyak kenangan disana tapi dia memilih untuk tinggal dan tidak akan pergi.
Itu adalah rumah kenangan orang tuanya dan dia tidak akan menjual atau meninggalkannya karena kenangan yang ada, dan setelah ini dia akan semakin belajar dengan giat untuk menangkap pembunuh keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
jangan ada salah dah ya thor
2025-03-13
0
mita ckep
b
2025-04-11
0
Sulaiman Efendy
ALICE & MARRY SAMA2 JADI YATIM PIATU...
2024-05-12
2