Pagi itu dikediaman keluarga Smith.
Tampak Samantha sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk putra dan putrinya.
Edward sedang duduk dan berbincang dengan Olivia dimeja makan sedangkan Jacob yang baru bangun dari tidurnya masuk kedalam sana.
"Morning guys."
"Morning." balas mereka secara bersamaan.
"Where is daddy?"
"Still sleeping." jawab Olivia.
Samantha mendekati putranya dan segera melayangkan kakinya, dengan cepat pula Jacob menghindari serangan ibunya.
"Mom, what are you doing?"
"Jacob, kemana kau pergi semalam?"
Samantha sangat kesal dengan putranya karena baru pulang subuh tadi.
"Yah." jawab Jacob dengan malas.
"Hei, kenapa pagi-pagi kalian sudah ribut!" Jhon yang baru bangun tidur keluar dari kamarnya.
"Jhon, seharusnya kau menasehati putramu ini."
"Oh my baby, biarkan saja Jacob sudah besar."
Jhon mendekati istrinya dan memeluknya dari belakang.
"See mom." Jacob mengangkat kedua bahunya dan duduk disamping Olivia.
"Jacob, aku belum selesai denganmu ya!" kata ibunya kesal.
"Baby, kau berisik." Jhon segera mengangkat tubuh Samantha dan membawanya menuju kamar mereka.
"Jhon, lepas! Aku sedang membuat sarapan." Samantha berusaha memberontak dari gendongan suaminya.
"Mom, aku yang akan menyiapkan sarapan menggantikanmu." teriak Olivia.
Olivia bangkit berdiri menggantikan ibunya membuat sarapan yang tertunda sedangkan Jacob dan Edward menggeleng melihat tingkah kedua orang tuanya.
Ya itu pemandangan setiap padi dan mereka sudah terbiasa dengan tingkah kedua orang tuanya yang selalu mesra.
"Kak Ed, bukankah hari ini kau harus pergi ke Colorado?" Jacob bertanya pada kakakknya itu.
"Yah, nanti siang." jawab Edward.
Olivia kembali dan meletakkan makanan didepan kedua kakaknya itu.
"Kak Jacob, apa kau bisa menemaniku untuk menemui sahabat baruku nanti?" tanyanya.
"Tidak mau, aku sibuk." tolak Jacob degan cepat.
"Kau sibuk apa?" sela Edward.
"Hei, aku tidak perlu laporan bukan?"
"Sudah jangan bertengkar, kak Jacob menyebalkan." gerutu Olivia kesal.
"Sory Olivia, aku tidak mau menjadi pengawalmu." jawab Jacob dengan cepat.
"Kak, dia teman baruku dan aku jamin kau tidak akan menjadi pengawal kami karena dia juga jago taekwondo sepertiku dan mommy."
"Whatever, pokoknya aku tidak mau!" tolak Jacob lagi.
Olivia melirik kearah kakaknya itu, sebal.
"Olivia, jika aku tidak harus pergi aku pasti akan menemanimu." kata Edward.
"Ah, kak Edward selalu yang terbaik." puji Olivia.
Jacob hanya memutar bola matanya malas, mana mau dia menemani adiknya itu pergi menemui sahabatnya.
"Oh tidak, aku harus segera pergi." ujar Olivia.
Setelah menciumi wajah kedua kakaknya Olivia pergi dari sana.
Tidak lama kemudian Samantha keluar dari kamarnya, Samantha berjalan dengan cepat menghampiri Jacob dan menjewer kupingnya.
"Au mom, its hurt." Jacob segera memegangi telinganya, memang sih hampir setiap saat ibunya itu akan menarik kupingnya jika kesal.
"Awas kalau kau berani pulang pagi lagi." ancam ibunya.
Edward terkekeh dan segera memegangi tangan ibunya.
"Mom, kau terlalu kasar." ujarnya.
"Oh my God Edward, kau baru putraku." Samantha segera memeluk Edward.
"Mom!!" Jacob jadi cemburu dibuatnya.
Samantha tertawa begitu juga dengan Edward, mereka tahu ibunya hanya bercanda saja.
Edward sudah tahu bahwa dia bukan anak kandung dari Samantha dan Jhon, waktu itu umur Edward sudah lima belas tahun.
Samantha memberanikan dirinya untuk mengatakan kebenarannya karena bagaimanapun semakin Edward besar wajahnya tidak mirip dengan Samantha dan Jhon dan dia takut hal itu bisa mempengaruhi Edward nantinya.
Samantha tidak ingin Edward sakit hati, jadi dia memutuskan mengatakan semua kebenarannya, siapa ayah dan ibu Edward yang sesungguhnya.
Saat Edward tahu tentu saja dia sangat shock mengetahui kenyataannya, tapi dengan semua cinta yang dia dapat dari ibunya selama ini apalagi Jhon tidak pernah membedakan antara dirinya dan Jacob membuat Edward tidak mempermasalahkan hal itu.
Dia bahkan tidak ingin tahu dimana ayah dan ibunya berada, tapi walau begitu Samantha dan Jhon mengatakan semuanya bahwa orang tua Edward adalah Stela Lourent dan Frans Leonardo.
Jhon bahkan mengatakan jika dialah yang telah membunuh kedua orang tua Edward dan alasannya, pada saat mendengarnya Edward tidak membenci Jhon sama sekali karena Jhon membunuh kedua orang tuanya demi menyelamatkan dirinya dan ibunya pada saat itu.
Hal itu dapat dia mengerti apalagi Samantha menunjukan surat yang ditulis oleh ibu kandung Edward saat dia menemukan Edward yang masih bayi didepan rumahnya.
Bagaimanapun dia anak yang tidak diinginkan oleh ibunnya dan ayahnya seorang pembunuh, apalagi saat dia tahu ayahnya hampir membunuh ibu angkatnya. Edward malah berterima kasih pada Jhon karena telah membunuh ayahnya demi menyelamatkan ibu angkatnya.
"Edward, apakah barang-barangmu sudah siap semua?"
Samantha pergi untuk membuat kopi.
"Sudah mom." jawab Edward pula.
"Kak Ed, apa kau akan menetap disana?"
"Maybe." Edward menjawab pernyataan adiknya itu dengan santai.
"Edward kau tidak keberatankan menggantikan mommy mengurus perusahaan kakek?" tanya Samantha pula.
"Tentu tidak mom, aku akan mengurus perusahaan kakek dengan baik."
Samantha tersenyum senang, pada saat itu Jhon keluar dari kamar dan menghampiri istrinya yang sedang membuat kopi untuknya.
Jhon memeluk istrinya itu dan menciumi pipinya, sedangkan kedua putra mereka hanya diam melihat kemesraan kedua orang tuanya.
"Kak Ed."
"What?"
"Do you have a girlfriend?"
Edward memalingkan wajahnya, melihat kearah adiknya itu.
"No, why?"
"Kak Ed, bagaimana jika kita bertaruh."
"Bertaruh apa?"
"Siapa diantara kita yang akan menikah terlebih dahulu." tantang Jacob.
"Wow, taruhan macam apa itu? Aku tidak mau." tolak Edward dengan cepat.
Jacob langsung terkekeh.
"Kau takutkan?" tanyanya.
"Tidak, Jacob jangan asal membuat taruhan."
"Kak Edward, kau membosankan! Taruhan ini hanya diantara kita, jika kau menang kau boleh meminta apapun dariku."
"Kau serius?" Edward merasa tertantang sekarang.
"Of course."
"Baiklah, jika aku menang kau harus menghadiahi sebuah mobil sport ferrari edisi terbatas keluaran terbaru dihari pernikahanku."
"Deal." jawab Jacob dengan cepat.
"Tapi jika aku menang kak Edward harus memberiku hadiah helikopter keluaran terbaru pula."
Edward langsung terbatuk mendengarkan,bhelikopter? Kenapa tidak sekalian pesawat tempur saja?
"You crazy." celetuk Edward.
Jacob hanya terkekeh.
"Tapi kak Ed, aku sudah punya pacar."
"Hei, itu curang namanya."
"So?"
Edward mengepalkan tangannya dan mengarahkannya pada adiknya, Jacob juga melakukan hal serupa, mereka mulai mengadukan kepalan tinju mereka dan berkata secara bersama-sama:
"Lets star the game."
"Hei boys, apa yang kalian bicarakan?"
Jhon menghampiri mereka dengan segelas kopi ditangannya.
"No dad, kami hanya bertaruh siapa yang akan memberikanmu seorang menantu terlebih dahulu." ujar Edward.
"Wow, boleh aku ikut?"
"Jhon!!" Samantha melotot dibelakang mereka dengan sebilah pisau ditangannya.
"Just kidding baby."
Ketiga pria itupun tertawa bersama-sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Nur Cahya
bnr tebakan ku dan nanti jacob sama alice...
semoga alice ga jadi rebutan edward sama jacob ya...
2023-11-15
2
devaloka
temennye alice kan
2023-10-10
1
H A R U K A ~C H A N
jhon.... mau alat tempurmu terbelah jd dua😄😄😄😄
2023-07-12
0