🥀🥀🥀🥀🥀
Pagi itu, setelah selesai shalat subuh nadya Memakai seragam yang telah dipersiapkan untuknya.
Sebelum memakai seragam, nadya terlebih dahulu Membaca bismillah dalam hatinya. Agar baju yang Ia kenakan muat dan sesuai dengaanya.
Setelah membaca bismillah ,nadya kemudian Mengenakan seragam Art yang diberikan kepadanya.
Meski baru pertama kali bekerja sebagai Art nadya Yakin mampu bekerja dengan baik.
Setelah mengenakan seragamnya, nadya mematut Dirinya di depan cermin.
Hemn, aku udah kaya Art di sinetron² gumam nadya.
Tapi cantik jugga aku memakai seragam Art ini. Gumam nadya saat mematut dirinya didepan cermin.
Nadya kemudian menyisir rambutnya, lalu kemudian menggulung rambut panjang sepinggangnya.
Setelah itu ia mengoles wajahnya dengan sedikit Bedak.
Setelah selesai nadya berjlan keluar kamar, untuk Selanjutnya memulai pekerjaanya.
Nadya berjalan menuju dapur, untuk melihat ada tidak piring yang akan ia cuci. Namun tak sedikitpun ia menemukan piring yang hendak ia Cuci.
Apa penghuni rumah ini tidak makan ya, kenapa Tidak ada satu piring pun yang kotor. Gumamnya Dalam hati. Selanjutnya ia mulai mengambil lap, Untuk mengelap meja makan, kulkas dan yang lainya yang tampak kotor.
Setelah selesai dia kemudian mengambil sapu, Kemudian mulai menyapu satu demi satu ruangan Yang ada dirumah itu. Mulai dari bawah hingga Atas.
Ketika lagi menyapu², tiba² cekrek nadya melihat Salah satu pintu kamar terbuka. Dari kamar tampaklah seorang pemuda tinggi berkulit putih Sedang keluar dari kamar.
Itu pasti keponakan bu dewi yang diceritakannya, Pemuda itu kelihatanya seperti baru bangun tidur Dilihat dari baju yang ia kenakan.
Tanpa melihat kekanan dan kekiri, pemuda itu Langsung turun kebawah.
Nadya pun kembali melanjutkan pekerjaanya.
Beberapa detik kemudian, pemuda itu kembali naik Ke atas dengan membawa segelas air ditaganya.
Sedangkan nadya tetap melanjutkan pekerjaanya, Tiba² pemuda itu melihat ke arah nadya..
" Kamu siapa? tanyanya ke nadya."
" Saya nadya tuan. Kata nadya."
" Nadya siapa? tanyanya."
" Nadya asisten rumah tangga yang baru tuan. kata Nadya."
Hemn, gumamnya." iya sudah kalau begitu lanjutkan kembali kerja kamu." Ingat jangan pernah Masuk kekamar tengah itu, kata lelaki muda itu.
Nadya menggangguk, setelah itu pemuda itu Kembali masuk kedalam kamar.
Nadya pun kembali meneruskan pekerjaanya.
Lagi asik²nya menyapu tiba², Nad...Nadya. Terdengar panggilan dari lantai bawah.
Nadya segera turun ke lantai bawah.
" Iya bu, jawab nadya. Kepada dewi sultano yang Saat itu tengah berada dilantai bawah."
" Kamu pandai masak ? tanya bu dewi."
" Bisa bu, tapi bukan ahlinya."
" Kalau begitu, kamu masak ayam sambal ya hari ini Bisa? tanya bu dewi lagi."
" Bisa bu, jawab nadya."
" Iya sudah, ayamnya ada dikulkas. Setelah nyapu Kamu langsung masak ya. Titah sang majikan."
" Baik, bu. jawab nadya."
Nadya pun kembali meneruskan pekerjaan membereskan pekerjaan rumah.
Setelah selesai nadya pun berjalan ke arah dapur, Kemudian mulai mengeluarkan ayam dari kulkas.
Setelah itu nadya pun mulai memotong²i ayam.
" Tiba², aww... jerit nadya. Ayam yang dipotongnya Mendadak terjatuh.
" Kamu kenapa? tanya seseorang tiba²..."
" Saya tidak apa² mas, katanya kepada arendi yang Sudah ada didekatnya."
" Bisa masak nggak sih? tanya pemuda tinggi tampan itu."
" Bisa mas, kata nadya."
" Bisa apaan, itu nyiangi ayam aja nggak bisa. Kata Arendi. Sambil menggeleng."
" itukan bukan masak mas. Itu nyiangi ayam. Kata Nadya."
" Sama aja, sebelum masak kamu memang harus Nyiangi ayam atau ikanya terlebih dahulu kan? tanya aren."
" Hemm, gumam nadya. Iya sudah siniin pisaunya Biar saya yang motongin ayamnya. Kata arendi Kemudian mengambil pisau dari tangan nadya."
" Apa mas bisa? tanya nadya"
" Bisa dong jawab arendi. Kamu tau dulu setelah Mama meninggal , kita sering di ajarin masak sama Papi. Kata arendi terlihat menjelaskan."
" Kita? tanya nadya"
" Iya, saya sama a- ... tiba² pembicaraan arendi Terputus."
" A, siapa mas? tanya nadya ."
Arendi terdiam, dia memandang tajam ke arah Nadya. Nggak penting, katanya kemudian. Sambil Mengalihkan pandanganya ke daging ayam, yang Baru saja disianginya.
" itu, daging ayamnya. Sudah Selesai saya siangi Katanya."
" Kamu apa tidak pernah masak dirumah? tanyanya Ke nadya."
" Saya masih dimasakin ibu, mas. kata nadya"
" Masih dimasakin ibu, tapi sok²an mau jadi art. kata arendi."
"Sudah², lanjutkan kerjaan kamu. Katanya Kemudian, sembari berjalan meninggalkan Nadya Seorang diri."
Sepeninggal arendi, nadya kembali melanjutkan Pekerjaannya memasak. Setelah memasak nadya Kemudian menghidangkannya di meja makan.
🕸🕸🕸🕸🕸🕸
" Ini masakan kamu? tanya arendi sipemuda tampan Ke nadya. saat ada dimeja makan."
" Heeh, kata nadya."
" Heem , lumayan enak kata arendi."
" Terimakasih mas, kata nadya."
" Jadi selanjutkan, rencana kamu terhadap cakra? Tanya ibu dewi kepada arendi."
Uhuk², arendi yang sedang mengunyah makanan Tampak tersedak²."
Kemudian dia memainkan matanya, ke arah tantenya.
Nadya yang mendengar pembicaraan mereka mendadak bertanya.
" Siapa cakra ya, selama ini tidak pernah ia ketemu Penghuni rumah itu yang bernama cakra.
Apa cakra saudara mereka, nadya menangkap Sedikit keganjilan dari perbimcangan mereka."
" Tiba², brukk, terdengar bunyi gaduh seperti suara Lemparan dari lantai atas."
Tante dewi dan arendi terlihat berpandangan satu Sama lain.
" Itu bunyi apa ya bu? tanya nadya memberanikan Diri."
" Bukan urusan kamu, jawab dewi sultano. Kembali Kekamar kamu kata bu dewi setengah menghardik Bu nadya."
Tiba², kerlingan mata mendadak muncul dari Arendi bertanda isyarat untuk diam. Nadya yang Mengamati gerak gerik dua orang itu, terlihat Semangkin penasaran. Apa gerangan dibalik Ini Semua.
Nadya, kamu tidak perlu cemas. Itu paling suara tikus.
" Tikus, ? tanya nadya."
" Memangnya, kamar atas tidak pernah dibersihkan Mas? tanya nadya."
" Tidak dan tidak boleh, dikamar atas itu berisi Barang² peninggalan orangtua saya. Kata arendi."
" Loh, bukanya barang² peninggalan itu harus dirawat ya kata nadya. Kan agak gimana, gitu kalau Dibiarkan berdebu. kata nadya."
" Tidak jugga, tidak semuanya harus begitu. Kata Arendi."
" Tapi mas, kata nadya dengan segala kengototanya."
" Nadya.... Sudah cukupppp.... Kali ini tante dewi Menjerit histeris.
Sekarang masuk ke kamar kamu, saya bilang masuk sekarang. kata tante dewi sambil menggebrak meja makan."
Seketika nadya dan arendi menjadi terkejut
" Tante, sabar. Tante tidak boleh emosian kata Arendi. Sambil berusaha menenangkan tantenya."
Kemudian arendi memainkan matanya ke arah nadya, sebagai isyarat agar nadya mengikuti Perintahnya untuk masuk kedalam kamarnya.
Nadya yang diberi isyarat pun mengerti, segera ia Berjalan masuk kedalam kamar. Sesuai dengan titah sang majikan.
🦚🦚🦚🦚🦚
Didalam kamarnya, yang terbilang elite untuk Ukuran Art seperti dirinya. Nadya berjalan mondar Mandir, sambil bertanya dalam hati kenapa orang seperti bu dewi bisa marah hanya karena ia ingin membersihkan kamar tengah, dia terus menggerutu dalam hatinya seperti orang yang tengah menghapal Ulangan sekolah.
Mondar mandirnya terhenti, manakala ia mendengar suara ketukan diluar kamar. Gegas ia Berjalan untuk membukakan pintu kamar.
Dan ketika pintu kamarnya terbuka, terluhat arendi Sipemuda tampan sudah berdiri di depan pintu Kamarnya.
" Ada apa mas? tanya nadya ke arendi"
" Tidak saya cuma ingin menyampaikan, bahwasahnya kamu tidak perlu menanggapi Perkataan tante saya ya. kata arendi."
" Mas tenang saja, saya kan seorang Art Jadi ya Sudah wjar diperlakukan seperti itu."
" Kamu jangan begitu, kata arendi. Tante saya Hanya lagi cape saja. Semenjak papi saya meninggal, tante saya banyak ngurusi perusahaan Rumah dan saya. Kata arendi.
" Memangnya dulu tidak ada Art disini? tanya nadya."
" Ada, jawab arendi. Tapi mereka mengundurkan diri begitu papi saya meninggal. Sambungnya lagi."
" Jadi kamu jangan ikutan mengundurkan diri ya,. Kata arendi. Soalnya kalau kamu ngundurkan diri Tidak ada yang akan ngurus rumah ini, Katanya Memujuk nadya dengan wajah yang memelas."
" Mas tenang saja, saya perlu pekerjaan jadi tidak Akan mengundurkan diri. Kata nadya."
Arendi mengganguuk², baguslah kalau begitu katanya. Iya sudah saya permisi dulu katnya tak Lama kemudian.
" Silahkan mas,. Jwab nadya."
Aren pun membalik badan, dan hendak melangkah pergi.
Namun tiba², ia kembali membalikan badanya.
" Terimakasih ya, katanya. sambil memegang bahu Nadya. Kemudian berjalan meninggalkan nadya Dikamarnya. "( Bersambung) ⚘⚘⚘⚘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments