Adam memasuki ruangan dan menyapa Ibu Yui dengan sopan. Dia kemudian berdiri di dekat ranjang sembari mengamati Yui. Sadar kalau dirinya tidak mengetahui banyak hal karena baru masuk ke dalam dunia para pemburu roh jahat atau hantu, pemuda itu hanya bisa menggelang ringan.
“Saya telah mendengar cerita dari pihak kepolisian. Nak Adam … terima kasih sudah menolong Yui.”
Mendengar ucapan dari Ibu Yui, Adam menoleh lalu memberi senyuman lembut. Dia hanya mengangguk ringan. Wanita itu kemudian memperkenalkan diri dan bercerita beberapa hal dengan Adam.
Setelah mendengar cerita ibu Yui, Adam menatap wanita itu dengan ekspresi takjub dan agak heran. Nama ibu Yui adalah Hikari, wanita itu ternyata adalah seorang single parent. Karena beberapa pujian dari Adam, wanita itu bahkan bercerita tentang beberapa hal pribadi.
Hikari ternyata tidak pernah lulus SMA karena dulu melakukan kesalahan. Dirinya hamil di usia 17 tahun dan melahirkan Yui di usia 18 tahun. Meski usia wanita itu kira-kira 35 tahun, dia masih terlihat awet muda. Bahkan lebih baik dari kebanyakan wanita di usia akhir dua puluhan.
Melihat ke sosok Adam, Hikari menasihati pemuda itu untuk tidak berbuat berlebihan. Dia tahu kalau dirinya tidak bisa sepenuhnya mengatur Yui. Namun putrinya masih muda dan naif, Hikari tidak ingin putrinya mengalami pengalaman hidup yang pahit sepertinya.
Karena kecerobohan dan perasaan singkat, Hikari merasa hidupnya hancur. Masa depan tidak jelas, direndahkan serta dihina tetangga, dan sebagainya. Alasan dia bisa bangkit dan hidup sampai sekarang adalah dukungan dari mendiang ibunya (Nenek Yui) serta putrinya. Hikari ingin tetap membesarkan Yui meski sendiri dan berat untuk melakukannya.
“Bukannya saya tidak mempercayaimu, Nak Adam. Namun … jika kamu benar-benar mencintai Yui, tolong jaga dia. Jika tidak, tolong jangan sakiti dia. Tinggalkan saja gadis kecil itu.
Masalah biaya pengobatan … meski tidak bisa langsung membayar penuh, saya akan membayarnya dengan menyicil.”
“...”
Mendengar pembicaraan berat dari Hikari, Adam merasa sedikit tertekan dan tak berdaya. Awalnya pemuda itu hanya menyamar. Tidak menyangka akan terseret cukup dalam seperti ini.
Adam dan Hikari kemudian berbincang sebentar sebelum akhirnya Adam pamit. Sebelum keluar dari ruangan, pemuda itu mendengar suara Ibu Yui.
“Saya dengar anda keluar dari kantor polisi tadi pagi. Terima kasih untuk langsung menjenguk putri saya.”
Melihat wanita yang membungkuk sopan, Adam mengangguk sambil tersenyum ringan. Dia kemudian keluar dari ruangan untuk mengecek beberapa korban lainnya. Tentu saja, pemuda itu tidak bermaksud untuk membayar semua tagihan mereka. Lagipula, lima orang lainnya lebih asing untuknya.
Alasan kenapa Adam membantu Yui bukan karena cinta atau semacamnya. Sebenarnya, dia hanya merasa iba. Menurut pemuda itu, dari penampilan lima orang lainnya, kondisi keluarga mereka lebih baik daripada Yui. Jadi, dia tidak terlalu memikirkannya.
Apa yang Adam periksa pertama kali adalah korban yang tidak sadarkan diri. Mengetahui kalau itu adalah gadis centil dengan riasan tebal, dia hanya bisa menggelengkan kepala. Kelihatannya gadis itu terlalu berani untuk membuat masalah di tempat mengerikan seperti itu.
Kemudian, Adam mengecek dua orang lelaki yang sadar tetapi sangat lemah. Ternyata itu adalah si ketua kelompok dan si kameramen gempal, Jimmy. Menyadari kalau keluarga keduanya ada di sana, pemuda itu hanya melihat dari luar jendela kamar lalu meninggalkan tempat itu.
Jadi … orang yang dikatakan mengamuk dan gila adalah sosok pemuda dingin itu?
Memikirkan itu, Adam kemudian mengecek satu gadis lain. Menuju ruangan itu, matanya terbelalak ketika melihat gadis cantik yang duduk di atas ranjang sambil menatap ke luar jendela untuk melihat pemandangan luar Rumah Sakit.
Gadis itu memiliki paras yang teramat cantik. Rambut pirang bergelombang, mata bulat dengan iris biru, dan wajah seperti boneka. Belum lagi bentuk tubuhnya … benar-benar idaman banyak lelaki.
Tok! Tok! Tok!
Adam mengetuk pintu dengan ringan sebelum memasuki ruangan. Gadis yang melamun itu tersadar lalu menoleh ke arah sosok Adam yang memasuki ruangan.
“Kamu?”
“Perkenalkan, namaku Adam. Alasan aku datang kemari … aku ingin menyanyakan beberapa hal kepadamu.”
“Adam, kah? Kalau begitu, saya akan menyarankan sesuatu. Jika menjenguk seseorang di Rumah Sakit, paling tidak bawalah buah-buahan.”
Mendengar itu, ekspresi Adam stagnan. Sebenarnya dia juga tahu hal semacam itu. Hanya saja, karena terburu-buru setelah keluar dari kantor polisi, pemuda itu melupakannya.
“Maaf, aku benar-benar lupa karena terburu-buru.”
Mendengar jawaban adam, gadis cantik itu mengangkat sudut bibirnya. Dia kemudian menggeleng ringan.
“Saya hanya bercanda, Senior. Silahkan duduk.”
Melihat gadis itu, Adam menghela napas lega. Dia duduk di kursi samping ranjang sambil menatap gadis itu.
Gadis ini … terlihat terlalu baik ketika meloloskan diri dari makhluk-makhluk mengerikan itu.
Adam mulai memandang gadis itu dengan ekspresi curiga. Merasakan tatapan Adam, gadis itu sama sekali tidak goyah dan malah tersenyum ringan.
“Nama saya Clara. Mungkin anda mencurigai saya, Senior. Namun hanya beberapa penjelasan yang bisa saya katakan.
Pertama, saya bukan orang spesial seperti anda. Kedua, alasan saya bisa selamat dari serangat itu tanpa cedera berat adalah karena jimat pelindung pemberian dari kakek saya. Ketiga, saya mengetahui keberadaan kalian … para orang spesial dari kakek saya. Terakhir, kakek saya juga bukan orang spesial seperti anda, tetapi dulu beliau pernah menyelamatkan orang spesial seperti anda dan mendapatkan bantuannya.”
“...”
Mendengar penjelasan Clara, Adam mengerjap. Dia merasa agak bingung. Tidak terlalu paham apa yang dimaksud oleh gadis cantik di depannya.
Mengerutkan kening, Adam hanya bisa balik bertanya, “Orang spesial?”
“Apakah anda kurang nyaman dengan sebutan itu. Jika anda agak ragu apakah saya berbohong atau tidak. Saya akan menjelaskan sekali lagi.
Meski tidak seperti anda dan rekan-rekan anda lainnya, saya juga tahu tentang para spiritualist. Ngomong-ngomong … anda dari kubu mana? Pendeta Tao? Exorcist? Atau mungkin Onmyoji?
Maaf … saya hanya tahu tiga kubu terbesar itu.”
Melihat ekspresi gadis itu, Adam menjadi semakin heran.
“Apakah kamu … memiliki hubungan tertentu dengan orang-orang sepertiku?” tanya Adam curiga.
“Sama sekali tidak. Bahkan saya tidak tahu keberadaan kalian jika tidak secara langsung bertemu. Itu karena kalian terlalu tersembunyi. Menurut kakek saya, orang-orang spesial seperti anda tidak boleh diprovokasi. Bahkan manghadapi seorang magang … manusia biasa bisa dalam bahaya.”
Clara langsung menjawab dengan jujur. Menurut yang dikatakan kakeknya, para spiritualist magang sampai kelas rendah bisa dibunuh dengan senjata seperti senapan. Namun, mereka juga memiliki cara membunuh yang aneh. Tanpa menyentuh target. Benar-benar mirip dengan kutukan.
Sedangkan para spiritualist senior … menurut kakeknya, mereka bisa menggunakan sihir dan menghindari peluru. Secara singkat, orang-orang seperti itu sama sekali tiak boleh diprovokasi.
Mendengarkan pembicaraan Clara yang jujur dan sedikit takut, Adam mengerutkan kening. Dia tidak menyangka ada keberadaan yang tersembunyi seperti itu dalam dunia modern. Pemuda itu juga merasa beruntung karena tidak sembarangan menunjukkan kekuatannya.
Adam diam-diam berencana untuk mengurung Nix lebih lama dan tidak mengizinkan dia keluar seenaknya. Pemuda itu tidak ingin Nix tanpa sengaja terbawa masalah dan dirinya sendiri terseret ke dalamnya.
Spiritualist? Tiga kubu besar? Pendeta Tao, Exorcist, dan Onmyoji?
Ternyata … dunia tidak sesederhana kelihatannya!
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
nath_e
dunia tak selebar daun kelor ceunah🤭
2023-08-13
1
nath_e
Adam keren dong😎
2023-08-13
0
KadalKocak
kalo di negara konoha namanya santet thor
2023-06-27
1