Ketika Adam tersadar dari lamunannya, dia terlihat agak panik.
“Ada yang melihat seekor ayam hitam?”
Mendengar pertanyaan Adam, keenam orang lainnya merasa aneh. Pemimpin kelompok itu tiba-tiba tertawa.
“Kamu pasti sedang bercanda, Kawan. Mana mungkin seekor ayam-” Orang itu tiba-tiba berhenti bicara. “Itu … seekor ayam?”
Semua orang memandang ke arah yang sama. Dari semak di taman yang tidak terawat, seekor ayam muncul. Ayam itu berjalan mendekati orang-orang itu. Di depan tatapan kaget semua orang, ayam itu tiba-tiba melompat lalu mengepakkan sayapnya. Akhirnya, mendarat di bahu Adam dan menatap orang di sekelilingnya dengan ekspresi sombong yang manusiawi.
“Ini …” Salam satu pemuda gempal yang kelihatannya menjadi kameramen menatap Adam dengan ekspresi aneh.
Biasanya seseorang akan melatih burung cukup cerdas seperti beberapa jenis burung paruh bengkok. Bahkan ada yang melatih elang atau jenis burung yang kuat. Melatih seekor ayam seperti itu … mereka tidak pernah melihatnya.
“Pasangan itu terlihat aneh, mari tidak terlibat dengan mereka.”
Salah satu wanita dalam team itu berbisik pelan sambil menarik pakaian ketua mereka. Penampilannya sebenarnya cukup imut dan cantik. Hanya saja bedak yang begitu tebal membuatnya kurang alami dan … agak berlebihan.
Meski pelan, Adam yang sudah berlatih teknik pemurnian Qi menjadi lebih sensitif. Mendengar ucapan gadis itu, sudut bibirnya berkedut.
“Sebenarnya kami ingin mengajak kalian untuk ikut syuting. Namun kelihatannya kalian sibuk. Jadi … bagaimana kalau mengurus urusan masing-masing?”
“Tentu saja.”
Adam mengangguk santai. Seolah teringat sesuatu, dia kembali bertanya.
“Apakah kalian akan melakukan live streaming?”
“Iya. Begitulah rencananya. Memangnya ada apa, Kawan?”
“Baik itu membuat konten atau melakukan live streaming, jangan masuk ke dalambangunan sekolah. Cukup berkeliling di sekitar saja. Juga … kembali sebelum tengah malam.”
Setelah mengucapkan itu, Adam segera menarik Yui untuk pergi dari sana. Meninggalkan beberapa orang dengan ekspresi bingung di wajah mereka.
Setelah sosok Adam dan Yui pergi, mereka saling memandang.
“Tampan … tapi pengecut.” Salah satu pemuda yang sedari tadi diam mencibir.
“Menurutku, mungkin lelaki tampan itu menyembunyikan sesuatu?” ucap gadis dengan riasan tebal.
“Maksudmu …” Ketua kelompok itu mengernyitkan alisnya.
“Hehehe. Memalukan untuk mengatakannya. Mungkin saja … mereka menyembunyikan sesuatu di ruang tertentu. Berusaha menutupinya?” ucap gadis dengan riasan tebal.
“Mereka menyembunyikan mayat?” tanya kameramen gempal dengan ekspresi kaget.
“Tentu saja bukan, Bodoh! Maksudku mereka mencoba menutupi ruang yang sering mereka gunakan. Lelaki dan gadis cantik di malam hari, memilih tempat sepi seperti ini, bukankah jelas mereka akan melakukan apa?”
“Bukankah itu aneh? Kenapa mereka membawa bunga? Aku rasa mereka tidak bohong.” Kameramen gempal tampak ragu.
“Mungkin saja keduanya memiliki hobi aneh. Lihat wanita tadi, terlihat begitu suram dan pucat. Selain itu, meski tampan … lelaki itu juga membawa seekor ayam dan tampak aneh.”
“Tapi-”
“Sudah … sudah.” Ketua mereka menengahi. “Kalau begitu kita cek saja, okay? Lagipula, para penonton channel kita ingin melihat gedung sekolah. Kita periksa saja. Sebagai gantinya, kita akan kembali sebelum tengah malam.”
“Bukankah itu terlalu cepat, Ketua?” tanya gadis dengan riasan tebal. Ekspresi manja terlihat di wajahnya.
“Jimmy agak ketakutan. Jika dipaksakan, kualitas rekaman juga malah tidak bagus.”
“Aku tidak takut, hanya saja-”
“Hmmph! Pengecut.” Gadis dengan riasan tebal mendengus dingin.
“...” Jimmy si kameramen hanya diam.
“Apakah ada sesuatu, Clara?” Ketua kelompok melihat ke gadis satunya yang sedari tadi diam.
Gadis itu memiliki paras yang teramat cantik. Rambut pirang bergelombang, mata bulat dengan iris biru, dan wajah seperti boneka. Belum lagi bentuk tubuhnya … benar-benar idaman banyak lelaki.
Clara sebenarnya memang pendiam, tetapi biasanya akan sesekali bicara. Namun sekarang, gadis itu benar-benar diam.
Menatap ke arah Adam dan Yui pergi, gadis itu tampaknya merenungkan sesuatu. Mengalihkan pandangannya ke arah teman-temannya, dia berkata dengan santai.
“Tidak ada.”
“Baiklah kalau begitu.” Ketua kelompok mengangguk. “Mari kita mulai!”
Sementara kelompok itu mengabaikan peringatan Adam, pemuda itu berhenti di belakang gedung sekolah.
“Uhuk! Jadi … di mana kamu biasa mengirim bunga?”
Mendengar pertanyaan Adam, Yui tersadar dari lamunannya. Merasakan jaket hangat melilit tubuhnya lalu memandang pemuda tampan yang memegang tangannya, wajah gadis itu langsung merah seperti apel.
“L-Lepaskan tanganku, Penjahat.”
“Maaf …” Adam melepaskan tangannya dengan ekspresi agak canggung.
“Tempat di mana aku mengantar bunga adalah gedung olahraga.”
Setelah mengingat informasi dalam benaknya, Adam terlihat aneh.
“Gedung olahraga … jangan bilang-”
“Ya. Adik nenekku adalah seorang siswi yang bunuh diri.”
Adam langsung terdiam. Entah kenapa, dia merasa menyesal telah mengikuti gadis yang baru dia temui itu. Karena sudah terlanjur, akhirnya dia memilih untuk mengikuti gadis itu sampai akhir.
Keduanya kemudian pergi ke gedung olahraga. Sampai di sana, Adam melihat pemandangan aneh. Di depan pintu bangunan tua dan bobrok itu, terlihat sebuah vas bunga berwarna biru yang terlihat antik.
Di dalam vas bunga terlihat bunga mawar putih yang tampak segar. Hal itu membuat Adam semakin curiga.
“Biasanya … kamu datang ke tempat ini dalam jangka waktu berapa lama?”
“Satu bulan sekali. Pada malam di tanggal yang sama.”
“...”
Secara logika, bunga mawar harusnya telah layu. Adam sadar kalau itu bunga yang sama persis dengan yang Yui bawa. Awalnya dia berpikir kalau ada orang lain yang mengganti bunga. Namun pikiran itu segera Adam tepis dalam benaknya.
Telah berlatih teknik kultivasi, Adam bisa merasakan Qi. Vas bunga antik beserta mawar-mawar putih itu … benar-benar memancarkan energi Yin yang kental. Perasaan yang dingin dan mengerikan.
Pada saat itu, Adam juga langsung mengambil pedang kayu dari tasnya. Nix si ayam bodoh biasanya terlihat konyol. Namun sekarang tampak mengamati sekitar dengan serius. Berbeda dengan penampilan bodoh biasanya.
“Kenapa kamu mengeluarkan pedang kayu? Apa yang coba kamu lakukan?”
“Tidak ada apa-apa.” Adam dengan dingin berkata. “Kamu biasanya mengganti bunga dengan yang baru, kan? Segera ganti lalu kita pergi dari sini.”
Melihat penampilan Adam, Yui merasa lelaki tampan itu hanya ketakutan.
“Terserah.”
Setelah berkata singkat, Yui maju ke lalu duduk di depan vas bunga. Gadis itu mulai mengganti bunga yang lama dengan yang baru.
Sementara itu, Adam merasa semakin tidak nyaman. Rasa kritis entah kenapa membayangi hatinya. Dia mengamati sekitar dan merasakan keanehan tempat itu.
Biasanya, di tempat yang ditinggalkan seperti itu akan banyak serangga. Suara jangkrik juga akan menghiasi malam. Namun nyatanya sangat berbeda …
Tidak ada angin, tidak ada suara serangga, bahkan tidak ada bau aneh dari bangunan tua yang ditinggalkan.
Pada saat itu, Adam tidak bisa tidak mengurtuk dalam hati.
Omong kosong suci … suasana seperti ini benar-benar janggal!
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
KadalKocak
omong kosong suci...holy crap ya
2023-06-27
2
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😄💪👍👍👍
2023-04-07
1
Eros Hariyadi
Wuiihh... mulai serem juga euy...bulu romaku merinding disco neeehh...🤔🙄😫😝🙃💪👍👍
2023-04-07
1