Ajeng berjalan cepat menuju kamar Ars dengan menahan sesak di dadanya. Dia tidak terima bila putranya dihina seperti itu oleh Hany. Ajeng berfikir Jonathan akan membelanya dan putra mereka, namun dugaannya salah. Mungkin dirinya dan putranya tidaklah penting untuk Jonathan.
Lalu untuk apa Jonathan bersikeras ingin Ajeng dan Ars tinggal bersamanya?,terlebih lagi Jonathan mengatakan akan memberikan cinta untuk Ajeng. Entahlah, Ajeng benar-benar tidak ingin lagi memikirkan hal yang membuat dirinya semakin terjatuh dalam jurang cinta yang semu.
Walaupun begitu, Ajeng masih mengingat tadi Jonathan menekankan kata calon istriku kepada Ajeng, dan itu membuat hatinya semakin terluka. Hingga pemikiran itu pun buyar tatkala mendengar suara Ars yang memanggil manggil namanya.
"Mami, apa Mami baik-baik saja?," tanya Ars khawatir karena sedari tadi Maminya hanya diam tak bergeming.
"Mami...!."
"Eh ya sayang?,maaf Mami tidak mendengar mu."
Ars menunduk, dia merasa bersalah karena telah membuat rencana untuk menyatukan Mami dan papanya. Ars bisa melihat kesedihan yang Maminya rasakan saat ini.
"Maafkan Ars Mam!," ucap Ars masih menunduk.
Ajeng dibuat heran karenanya. "Mengapa kau minta maaf pada Mami sayang?, Mami tidak mengerti," ucap Ajeng bingung.
Ars mendongakkan kepalanya menatap mata Ajeng. "Sebenarnya Ars ingin Paman Jonathan menjadi Papa Ars.Tapi sepertinya Paman Jonathan tidak akan pernah menjadi Papa Ars," lirih Ars.
Ajeng menatap wajah putranya, terdapat guratan kekecewaan disana. Ajeng langsung memeluk tubuh mungil Ars, menumpahkan tangisannya di sana.
"Maafkan Mami yang tidak dapat memberikanmu kasih sayang seorang ayah, maafkan Mami," Isak Ajeng.
Ajeng tidak pernah tahu bahwa putranya ini sungguh-sungguh sangat menginginkan seorang ayah.
Ars merasa bersalah karena telah memaksakan kehendaknya agar Maminya bisa bersatu dengan Jonathan. Pun juga, Ars merasa kecewa dengan Jonathan. Dia pikir Jonathan bisa memilih dan menjadikan Maminya sebagai istrinya, tapi Jonathan malah akan mempercepat pernikahannya dengan wanita bernama Hany.
"Mami, semua bukan salah Mami, Ars akan ikut kemanapun Mami pergi."
Ajeng memandang putranya sendu, seharusnya Ars mendapatkan kasih sayang seorang ayah. Tapi sekarang Ajeng akan berusaha untuk memberikan kasih sayang sebagai seorang ibu sekaligus ayah untuk Ars.
Ajeng tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dia pun memeluk putranya merasa iba dengan nasibnya dan putranya.
Ajeng pun melepaskan pelukannya dan mengusap lembut rambut Ars. "Ars sayang, Mami ingin besok Ars bangun lebih pagi dari biasanya,bisa kan sayang?," tanya Ajeng, dan diangguki oleh Ars.
"Kita akan meninggalkan tempat ini, dan kita akan tinggal berdua saja nak, kamu mau kan sayang?," ucap Ajeng, namun air matanya mengalir seiring dengan kata yang diucapkannya. Hatinya tak sejalan dengan pikirannya. Hatinya ingin tinggal, namun ia tidak ingin sakit melihat orang yang dicintainya bersama wanita lain.
"Baik Mami, Ars sayang Mami," Ars kembali memeluk Maminya.
"Yasudah, kalau begitu Ars mandi dulu, Mami akan membuat makan malam sebentar," ucap Ajeng mencium kepala Ars, kemudian ia keluar dari kamar Ars dan menuju dapur untuk memasak makan malam. Mungkin ini akan menjadi masakan terakhir Ajeng untuk Jonathan.
Ajeng berkutat di dapur dengan dibantu oleh Alice. "Alice," panggil Ajeng setelah selesai menyajikan masakannya di meja makan.
"Ya,ada apa Je?."
"Aku sudah mencatat banyak resep dengan takaran yang sama saat aku memasak di dalam buku ini, aku ingin saat aku tidak ada nanti, kau bisa memasakkannya untuk Tuan Jonathan.
Alice mengerutkan keningnya," memangnya kau mau kemana Je?, "tanya Alice heran dengan perkataan Ajeng.
Ajeng tersenyum membalas pertanyaan Alice." Aku tidak kemana-mana Al, hanya saja nanti jika aku ada perlu mendadak dan tidak sempat untuk memasak untuk Tuan Jonathan, kau bisa menggantikannya karena aku sudah mencatat semua di buku ini, " ujar Ajeng seraya memberikan sebuah buku kecil untuk Alice.
"Baiklah kalau begitu, yasudah lebih baik kamu mandi dulu Je, istirahatlah kau pasti lelah," suruh Alice.
"Iya Al badanku rasanya juga sangat gerah, aku keatas dulu ya?."
Ajeng melangkah meninggalkan Alice
"Tapi Je tunggu, bagaimana tadi siang?, apa Tuan Jonathan menyukai cake dan masakan mu?!."
Pertanyaan Alice menghentikan langkah Ajeng. Ajeng kembali mengingat apa yang dia lihat tadi siang, dan hatinya kembali sakit. Namun dia berusaha untuk tersenyum. Ajeng membalikkan badannya dan tersenyum kepada Alice kemudian mempercepat langkahnya menuju kamarnya.
Alice yang melihat Ajeng tersenyum berfikir bahwa Tuannya menyukai masakan Ajeng. Tentu saja, karena semua makanan yang masuk ke mulut Jonathan, hampir semuanya masakan Ajeng.
Ajeng hendak membuka pintu kamarnya, namun samar-samar dia mendengar suara ******* dari kamar Jonathan. Tubuhnya mendadak lemas, otaknya tidak mampu untuk berfikir. Air matanya luruh.Ajeng tahu suara siapa yang mendesah dari kamar Jonathan, itu adalah suara Hany.
Tak ingin lebih lama mendengarnya, Ajeng segera masuk kedalam kamarnya. Tubuhnya merosot bersender pintu kamarnya. Dia terisak, dia menangis memegangi dadanya yang terasa sesak, seakan sangat sulit untuk bernafas. Ajeng pun menangis terisak dengan menundukkan kepalanya di atas lututnya.
Sedangkan dikamar Jonathan, Hany mendesah nikmat akibat permainan tangan Jonathan. Mereka memang tidak melakukan hubungan suami-istri. Entah mengapa Jonathan enggan melakukannya dengan Hany. Karena Hany terus merengek minta kepuasan dari Jonathan, akhirnya Jonathan mengabulkannya, namun hanya dengan menggunakan tangannya saja. Jonathan melakukannya karena Hany mengancam akan membatalkan pernikahannya kalau Jonathan menolaknya.
Hany tersenyum senang saat mendapat pelepasannya. Walaupun Jonathan hanya menggunakan jarinya untuk memuaskan Hany, Hany sangatlah puas dengan permainan jari Jonathan.
Sedangkan Jonathan saat ini ingin sekali melakukannya bersama dengan Ajeng.
"Sayang aku menginginkan hal yang lebih dari ini," rengek Hany setelah melihat Jonathan keluar dari kamar mandi.
"Aku akan melakukannya setelah kita menikah nanti," ucap Jonathan.
"Tapi, bukankah dulu kau dan perempuan kampung itu melakukannya tanpa menikah?!."
Mendengar ucapan Hany, Jonathan menatapnya tajam, sehingga membuat Hany beringsut.
"Baiklah sayang, aku akan menunggumu, karena pernikahan kita satu Minggu lagi. Dan aku benar-benar sudah tidak sabar untuk melakukannya bersamamu," ucap Hany yang kini sudah berada di belakang Jonathan dan memeluknya dengan tubuh polosnya.
Jonathan merasa risih, kemudian dia menggeser tubuhnya. "Mandilah, setelah itu kita makan malam bersama," ucapnya kemudian meninggalkan Hany sendirian. Dan itu membuat Hany kesal. Namun Sepersekian detik kemudian dia tersenyum. "Kau akan menjadi milikku satu Minggu lagi sayang," gumam Hany menyeringai.
Setelah makan malam Jonathan menuju ruang kerjanya. "Kau mau kemana sayang?!," tanya Hany.
"Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dulu, kau tidurlah duluan!," suruh Jonathan.
Hany mengerucutkan bibirnya,namun dia mengiyakan ucapan Jonathan. Hany pun berjalan memasuki kamar Jonathan. Tadi siang Hany merengek ingin satu kamar dengan Jonathan. Tadinya Jonathan menolaknya keras, namun Hany terus saja mengancamnya akan memutuskan hubungan mereka bila Jonathan tidak mengabulkannya.
Akhirnya dengan terpaksa Jonathan mengiyakannya, Jonathan berfikir akan berada diruang kerjanya sampai pagi setelah itu barulah dia akan ke kamarnya. Biarlah Hany terus menunggunya sampai dia lelah dan tertidur,pikir Jonathan.
Dan benar saja, sudah jam 11 malam Hany menunggu Jonathan, namun yang ditunggu pun tak kunjung datang. Akhirnya karena merasa mengantuk, Hany pun tertidur sendirian di kamar Jonathan.
Jonathan terus saja mondar-mandir di ruang kerjanya.Dia merasa bersalah karena telah membentak Ajeng tadi. Dan sepanjang sore hingga malam dirinya pun tidak melihat Batang hidung Ajeng, maupun Ars.
Jonathan pun memutuskan untuk ke kamar Ajeng. Dia sangat merindukan Ajeng. Dan dia ingin meminta maaf karena membuat Ajeng menitihkan air mata.
Jonathan membuka handle pintu kamar Ajeng perlahan. Dan ternyata pintunya terkunci. Jonathan menggeram kesal, karena Ajeng menguncinya dari dalam. Terpaksa Jonathan harus mengambil kunci cadangan yang berada di kamarnya. Dan ada Hany disana.
Jonathan membuka pintu kamarnya perlahan berharap Hany sudah tidur. Dan pintunya terbuka sepenuhnya, Jonathan bernafas lega karena Hany ternyata sudah tidur. Jonathan pun berjalan menuju laci dekat tempat tidurnya dengan perlahan. Dan... dapat!!, akhirnya Jonathan berhasil mendapatkan kunci cadangan kamar Ajeng.Jonathan kembali berjalan mengendap-endap kalau-kalau nanti Hany akan terbangun.
Jonathan membuka pintu kamar Ajeng dengan kunci cadangannya. Dan akhirnya dia pun masuk kedalam kamar Ajeng.Disana Jonathan melihat Ajeng yang telah terlelap, disekitar matanya terlihat sembab.Jonathan tahu pasti Ajeng menangis karena perkataannya tadi.
Jonathan mendekati tubuh Ajeng disana, dia pun ikut membaringkan tubuhnya di samping Ajeng. Tangannya mengusap lembut rambut Ajeng, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Ajeng.
Pandangan Jonathan teralihkan oleh bibir merah Ajeng,dia pun mendekat dan cup, sebuah kecupan lembut dia berikan untuk Ajeng. Namun Ajeng tak bergeming, Jonathan kembali mencium bibir Ajeng, namun kali ini lebih lama dan diiringi dengan *******-******* kecil. Hingga tubuh Jonathan serasa memanas karena tidak dapat menahan gairah yang membelenggunya.
Entah sejak kapan tubuh mereka sama-sama polos.Jonathan memang melepaskan pakaian Ajeng dengan perlahan. Dan sialnya Ajeng tidak terbangun karenanya, mungkin karena Ajeng terlalu lelah hari ini.
Jonathan terus saja merasakan bibir manis Ajeng, dan perlahan tangannya mulai menjalar kemana-mana.
Ajeng yang merasakan tubuhnya berat dan merasakan geli, perlahan membuka matanya. Samar-samar dia seperti melihat sosok Jonathan diatasnya. Kemudian ia mulai menajamkan penglihatannya, dan alangkah terkejutnya dia saat mendapati Jonathan yang berada diatasnya.
Ajeng hendak menolak, dia berusaha mendorong tubuh Jonathan, namun tubuhnya kalah kuat dengan Jonathan.
"Kau bangun sayang, aku sangat merindukanmu, dan aku sangat menginginkannya sayang," bisik Jonathan ditelinga Ajeng.
"Jangan lakukan ini padaku, pergi, aku membencimu!," ucap Ajeng marah, namun Jonathan langsung ******* bibir Ajeng dan memberikan sentuhan-sentuhan yang membuat tubuh Ajeng sangat menikmatinya.
Jonathan lekas melakukan aksinya, Ajeng pun hanya bisa pasrah dan menikmati permainan yang diberikan Jonathan padanya. Biarlah ini menjadi yang terakhir mereka melakukannya, pikir Ajeng.
Akhirnya mereka pun mendapatkan pelepasannya bersama dengan menyerukan nama masing-masing. Setelahnya mereka terlelap dalam keadaan saling berpelukan satu sama lain.
Pagi harinya, Jonathan terbangun karena mendengar suara kicauan burung dekat jendela kamar Ajeng.
Jonathan mulai mengerjapkan matanya, dia meraba di sampingnya.Tidak ada Ajeng disampingnya. Jonathan pun membuka matanya sempurna dan mengedarkan pandangannya. Sepi, hanya dirinya sendiri yang ada di kamar Ajeng.Jonathan pun membuka kamar mandi,dan disanapun kosong. Akhirnya Jonathan memakai pakaiannya yang berserakan di lantai dan keluar. Mungkin Ajeng sedang berada di dapur untuk membuatkan dirinya sarapan,pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Nursanti Ani
gatel Ajeng,,,maka'y mau/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2025-03-16
0
Rafanda 2018
jijik sama ajeng,,apa karakter ator jg gitu kali ..hanya beleain lngsg luluh,,ck..ck..ck
2023-12-02
3
botak
Ajeng jugaaa bgtu mudahnyaaa ngangkang cih..dri awal..gbada perlawanan 🤣🤣🤣
2022-10-11
1