Permintaan maaf leon

“Aku kesini mau minta maaf sekalian ngajak kalian buat pulang ke rumah.”

Santi mengangkat sebelah alisnya. Sebulan ini leon selalu menggunakan kata saya untuk dirinya sendiri bukan aku.

Santi melirik alesia yang terus tersenyum di samping leon. Alesia seolah langsung melupakan kesedihanya begitu leon datang menemuinya.

“Kami tidak mau.”

Kedua mata alesia langsung membulat sempurna mendengar penolakan santi. Alesia menatap santi dengan tatapan tidak percayanya. Alesia sudah sangat menunggu moment ini tapi kenapa santi malah bersikap seperti itu.

“Tante..”

“Diam alesia.” Sela santi tegas.

Alesia menelan ludahnya. Alesia menggelengkan kepalanya pelan. Santi sedikit keterlaluan kali ini.

Berbeda dengan leon yang hanya diam saja. Leon tau apa yang di ucapkanya mungkin sudah membuat santi marah. Tapi leon benar benar tidak bermaksud merendahkan wanitanya. Dan juga leon masih belum bisa mengingat siapa alesia kemarin.

“Aku tau aku salah tante. Dan aku sangat minta maaf.” Kata leon pelan.

Santi melipat kedua tanganya di bawah dada. Wanita itu menatap leon yang hanya menundukan kepalanya di samping alesia.

“Aku nggak mau disini. Aku mau pulang sama kak leon.”

Alesia melingkarkan tanganya di pinggang leon seolah tidak mau lagi berpisah dengan suaminya itu. Alesia bahkan menatap santi dengan bibir mengerucut seperti anak kecil.

Santi memutar kedua bola matanya jengah. Tidak heran jika alesia sangat manja pada leon. Tapi menurut santi bersikap manja pada leon saat ini bukanlah waktu yang tepat.

“Ya sudah kalau begitu sana kamu pulang. Saya juga tidak mau kamu berlama lama di rumah saya.”

Ekspresi alesia langsung berubah sendu. Alesia merasa tidak tega jika harus meninggalkan santi sendiri. Bagaimanapun juga santi sudah banyak membantu dan membelanya.

Leon terdiam. Tidak mungkin jika leon membiarkan tantenya sendiri di rumah itu. Meskipun di rumah itu ada 2 asisten rumah tangga namun tetap saja leon tidak tega.

Alesia berlahan melepaskan tanganya dari lengan kekar leon. Alesia bangkit dari duduknya mendekat dan duduk tepat di samping santi.

“Tante jangan begitu.. Kita pulang sama sama yah.. Kasihan kan kak leon udah capek capek datang kesini masa kita nggak mau ikut pulang..”

Santi melirik alesia sekilas kemudian melengos enggan menatap wajah memelas alesia.

Dia membujukku?

“Tante.. Kita pulang yah.. please banget..”

Melihat itu diam diam leon tersenyum. Baru kali ini leon melihat tante dan istrinya akur. Alesia bahkan sedang berusaha membujuk tantenya untuk ikut pulang. Itu artinya alesia juga merasa tidak tega jika harus membiarkan santi sendiri dirumah itu.

“Oke.. Saya mau pulang. Tapi dengan satu syarat.”

Leon tetap diam dengan tatapan datarnya. Leon harus pandai bersandiwara agar istri juga tantenya tetap menganggapnya belum sembuh dari ingatan sebagianya.

Santi menatap leon yang tetap saja diam di sofa tempatnya duduk.

“Leon..” Panggilnya.

Leon menegakan kepalanya membalas tatapan santi.

“Ya..” Sautnya pelan.

“Tante mau kamu meminta maaf pada alesia di depan tante sekarang juga. Dan tante juga mau kamu berjanji tidak akan berbicara kasar lagi pada alesia.”

Leon menelan ludahnya. Leon benar benar tidak menyangka jika kelupaanya membawa dampak yang sangat baik pada hubungan alesia dan tantenya. Santi bahkan terus memasang badan membela alesia yang selama leon menikahinya santi tidak pernah menyukainya.

“Tante..”

“Alesia kamu bisa diam tidak? Saya lagi ngomong sama leon bukan sama kamu.”

Alesia memejamkan rapat kedua matanya. Santi berbicara dengan nada sedikit tinggi padanya. Itu menandakan bahwa wanita itu sedang tidak ingin di bantah oleh siapapun.

Ya tuhan.. Tante galak sekali..

“Kamu tunggu apa lagi? Ayo cepetan minta maaf.” Desak santi pada leon.

“Em...Ya.” Angguk leon kemudian bangkit dari duduknya.

Leon melangkah mendekat pada alesia. Sesaat pria itu terdiam menatap wajah cantik alesia yang mendongak menatapnya yang berdiri menjulang di depanya.

Leon menghela nafas. Sebenarnya kesempatan itu juga bisa di manfaatkan leon untuk meminta maaf atas semua kesalahanya pada alesia tanpa harus di curigai oleh santi maupun alesia.

Leon berlahan menurunkan tubuh tegapnya hingga akhirnya berlutut tepat di depan alesia yang hanya diam saja duduk di sofa.

“Alesia..” Lirihnya memulai.

Alesia menatap tanganya yang di sentuh bahkan di genggam lembut oleh leon. Alesia sungguh sangat merindukan kehangatan suaminya. Alesia meneteskan air matanya menatap wajah tampan suaminya yang begitu dekat denganya.

“Aku minta maaf atas segala kesalahan aku sama kamu.. Aku juga minta maaf atas ucapan aku yang menyakiti hati kamu..” Lanjut leon.

Bahu alesia bergetar mendengarnya. Padahal biasanya dulu alesia selalu merasa senang dan bahagia jika leon meminta maaf padanya. Tapi sekarang entah kenapa alesia merasakan sesak di dadanya. Hatinya juga terasa teriris karna indra pendengaranya kembali terngiang ucapan leon yang sangat merendahkanya.

“Jangan menangis..”

Leon mengusap lembut pipi basah alesia. Hatinya ikut teriris melihat istrinya menangis. Leon bahkan ingin sekali menghukum dirinya sendiri karna sudah menyakiti istrinya yang sedang hamil meskipun itu leon lakukan tanpa sadar.

“Kakak.. Aku.. Hiks hiks hiks..”

Santi menghela nafas melihatnya. Santi percaya keponakanya adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Santi juga percaya leon tidak akan mengulangi kesalahanya lagi.

“Aku janji alesia.. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untuk kamu dan anak kita..”

Alesia menggelengkan kepalanya. Leon sudah menjadi suami yang sangat baik sebelum ingatanya hilang.

“Kalian tunggu saja di mobil. Tante mau ke atas sebentar.”

Leon menoleh pada santi dan menganggukan kepalanya. Setelah santi berlalu leon berpindah duduk di samping alesia. Dengan lembut leon meraih tubuh bergetar alesia. Leon mendekap penuh rasa kerinduan tubuh ramping yang kini sedikit berisi itu.

“Kita pulang yah..” Lirihnya mengajak alesia.

Alesia menganggukan kepalanya menjawab. Di balasnya dekapan hangat leon dengan melingkarkan kedua tanganya di pinggang suaminya.

Maaf.. Maaf karna aku harus berbohong sama kamu sayang.. Tapi aku melakukan ini demi kamu juga tante. Aku tidak akan bisa memilih atau membela salah satu dari kalian berdua selama ini.. Dengan begini aku yakin kalian tidak akan bertengkar lagi dan akan selalu saling perduli.

Leon membopong tubuh alesia berlalu dari ruang keluarga. Senyuman di bibirnya mengembang ketika merasakan berat badan istrinya bertambah. Itu artinya alesia tidak tertekan meski hanya tinggal seatap dengan santi tanpanya.

“Kita tunggu tante di mobil.”

Tidak lama menunggu, santi datang dan langsung masuk ke dalam mobil leon. Santi duduk sendiri di kursi belakang dengan paperbag berukuran besar di sampingnya.

“Itu apa tante?” Tanya alesia yang kebingungan melihat paperbag yang di bawa santi.

Wajar jika alesia bingung. Pasalnya baik santi maupun dirinya sama sekali tidak membawa apa apa saat keluar dari rumah.

“Kamu pikir apa lagi kalau bukan baju baju kamu? Harusnya kamu sangat berterimakasih sama saya karna sudah mau repot membawakan sampah ini.”

Terpopuler

Comments

Dwi Novritasari

Dwi Novritasari

akhirnya semoga hepi terus kedepannya

2021-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Pergi untuk kembali
2 Salam perpisahan
3 Perasaan tidak enak
4 Kejutan tak terduga
5 Kamu siapa?
6 Bagaimana mungkin?
7 Memulai kembali
8 Rencana alesia
9 Pembelaan santi
10 Susu hamil
11 Keraguan leon
12 Terbelenggu rindu
13 Tante menyebalkan
14 Kedatangan leon
15 Permintaan maaf leon
16 Ngidam?
17 Ngidam part 2
18 Cemburu
19 Rasa
20 Sebuket mawar merah
21 Sebuket mawar merah part 2
22 Kedatangan rico
23 Curiga
24 Mencoba jujur
25 Gaun yang tidak muat
26 Perasaan alesia
27 Andai saja
28 Dia milikku
29 Bimbang
30 Kembali seperti sedia kala
31 Apa salahku?
32 Apa salahku? part 2
33 Siapa pria itu?
34 Pembelaan leon
35 Rasa bahagia
36 Pacar pura pura
37 Nomor rico?
38 Janji temu dengan rico
39 Bertemu rico
40 Luka terpendam
41 Ketakutan leon
42 Kita pindah saja
43 Jangan menangis
44 Baiklah
45 Pesan lucu
46 Aku serius
47 Keputusan leon
48 Keputusan leon part 2
49 Satu kenyataan
50 Melihat santi dan rico
51 Manusia egois
52 Siapa bramono?
53 Kebohongan alesia
54 Ingatan masa lalu
55 Kasih sayang tak terlihat
56 Kasih sayang tak terlihat part 2
57 Tante galak
58 Motor milik rico
59 Paket misterius
60 Tanda maaf dari santi
61 Di hantui rasa takut
62 Rasa itu kembali
63 Berkunjung ke panti asuhan
64 Arti sebuah nama
65 Ingin terus melindungi.
66 Bertemu ibu le
67 Lagi dan lagi
68 Memulai misi
69 Hari bahagia
70 Bingkisan dari bramono
71 Masalah baru
72 Karna rico
73 Tak terduga
74 Petunjuk baru
75 Pulang terlambat
76 Permintaan maaf menakutkan
77 Nasi goreng untuk tante santi
78 Kesedihan santi
79 Mulai terkuak
80 Ungkapan rasa
81 Kembali berbohong
82 Putri le
83 Mengantar mobil alesia
84 Tentang kita
85 Asmara
86 Berbicara dengan bramono
87 Berbicara dengan bramono part 2
88 Tujuan rico
89 Ada apa dengan Leon?
90 Merasa bersalah
91 Seperti menunggu bom yang akan meledak
92 Gara gara rico
93 Gara gara rico part 2
94 Usaha rico
95 Masih terbayang
96 Tanda maaf
97 Datang lagi?
98 Datang lagi part 2
99 Mengalah
100 Diskusi
101 Diskusi 2
102 Tentang cinta dan rasa
103 Karena cinta
104 Bukan bramono
105 Kembali merasa ragu
106 Kata bunda yati
107 Tetap utuh
108 Tetap utuh part 2
109 Bertanya tanya
110 Bertanya tanya Part 2
111 Aku berbohong lagi
112 Semuanya terungkap
113 Semuanya terungkap Part 2
114 Akhir sebuah rasa (Happy Ending)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Pergi untuk kembali
2
Salam perpisahan
3
Perasaan tidak enak
4
Kejutan tak terduga
5
Kamu siapa?
6
Bagaimana mungkin?
7
Memulai kembali
8
Rencana alesia
9
Pembelaan santi
10
Susu hamil
11
Keraguan leon
12
Terbelenggu rindu
13
Tante menyebalkan
14
Kedatangan leon
15
Permintaan maaf leon
16
Ngidam?
17
Ngidam part 2
18
Cemburu
19
Rasa
20
Sebuket mawar merah
21
Sebuket mawar merah part 2
22
Kedatangan rico
23
Curiga
24
Mencoba jujur
25
Gaun yang tidak muat
26
Perasaan alesia
27
Andai saja
28
Dia milikku
29
Bimbang
30
Kembali seperti sedia kala
31
Apa salahku?
32
Apa salahku? part 2
33
Siapa pria itu?
34
Pembelaan leon
35
Rasa bahagia
36
Pacar pura pura
37
Nomor rico?
38
Janji temu dengan rico
39
Bertemu rico
40
Luka terpendam
41
Ketakutan leon
42
Kita pindah saja
43
Jangan menangis
44
Baiklah
45
Pesan lucu
46
Aku serius
47
Keputusan leon
48
Keputusan leon part 2
49
Satu kenyataan
50
Melihat santi dan rico
51
Manusia egois
52
Siapa bramono?
53
Kebohongan alesia
54
Ingatan masa lalu
55
Kasih sayang tak terlihat
56
Kasih sayang tak terlihat part 2
57
Tante galak
58
Motor milik rico
59
Paket misterius
60
Tanda maaf dari santi
61
Di hantui rasa takut
62
Rasa itu kembali
63
Berkunjung ke panti asuhan
64
Arti sebuah nama
65
Ingin terus melindungi.
66
Bertemu ibu le
67
Lagi dan lagi
68
Memulai misi
69
Hari bahagia
70
Bingkisan dari bramono
71
Masalah baru
72
Karna rico
73
Tak terduga
74
Petunjuk baru
75
Pulang terlambat
76
Permintaan maaf menakutkan
77
Nasi goreng untuk tante santi
78
Kesedihan santi
79
Mulai terkuak
80
Ungkapan rasa
81
Kembali berbohong
82
Putri le
83
Mengantar mobil alesia
84
Tentang kita
85
Asmara
86
Berbicara dengan bramono
87
Berbicara dengan bramono part 2
88
Tujuan rico
89
Ada apa dengan Leon?
90
Merasa bersalah
91
Seperti menunggu bom yang akan meledak
92
Gara gara rico
93
Gara gara rico part 2
94
Usaha rico
95
Masih terbayang
96
Tanda maaf
97
Datang lagi?
98
Datang lagi part 2
99
Mengalah
100
Diskusi
101
Diskusi 2
102
Tentang cinta dan rasa
103
Karena cinta
104
Bukan bramono
105
Kembali merasa ragu
106
Kata bunda yati
107
Tetap utuh
108
Tetap utuh part 2
109
Bertanya tanya
110
Bertanya tanya Part 2
111
Aku berbohong lagi
112
Semuanya terungkap
113
Semuanya terungkap Part 2
114
Akhir sebuah rasa (Happy Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!